Anda di halaman 1dari 16

“CRITICAL BOOK REVIEW”

Mata Kuliah

“Sistem Transmisi Tenaga Listrik”

Dosen Pengampu:

Drs. Jongga Manullang, M.Pd

Disusun Oleh:

Ristiani Aprilia Simanjuntak (5192431005)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Drs.
Jongga Manullang, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Sistem Transmisi Tenaga Listrik yang
telah memberikan tugas ini kepada saya.

       Saya sangat berharap Critical Book Report ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Critical
Book Report ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Critical Book Report yang telah
saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
Critical Book Report ini di waktu yang akan datang.

Medan, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Hal

Kata pengantar...........................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1
A. Rasional Pentingnya CBR....................................................................................1
B. Tujuan penulisan CBR.........................................................................................1
C. Manfaat CBR.......................................................................................................1
D. Identitas buku yang di review..............................................................................1
Bab II Ringkasan isi buku..........................................................................................2
Bab III Pembahasan ..................................................................................................14
A. Kekurangan dan kelebihin ...................................................................................14
Bab IV Penutup..........................................................................................................15
A. Kesimpuan............................................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................................15
Daftar Pustaka ...........................................................................................................16

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Rasionalisasi Pentingnya Critical Book Review

Critical Book Review adalah membandingkan satu buku dengan buku yang lain dengan
materi atau pembahasan yang sama. Hal ini bertujuan untuk menilai dan mengkritik
kelebihan dan kelemahan antara dua buku dan menarik kesimpulan sebagai hasil Critical
Book Review. Kemudian setelah kita bisa menemukan beberapa kekurangan tersebut
maka dapat memperoleh suatu informasi yang kompeten pada buku tersebut dengan cara
menggabungkan beberapa informasi dari buku pembandingnya.

Critical book Review melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang
diberikan oleh setiap pembahasan dari buku pertama dan kedua dan mampu mengulas isi
buku pertama dan kedua.

1.2 Tujuan Penulisan Critical Book Review

1. Memenuhi tagihan tugas dalam mata kuliah Sistem Transmisi Tenaga Listrik.
2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mereview sebuah buku
4. Menguatkan daya pemahaman dan pemikiran mahasiswa untuk rajin membaca
buku

1.3 Manfaat Penulisan Critical Book Review

Dalam pembuatan Critical Book Review, kegiatan bermanfaat untuk menambah


wawasan pada mahasiswa yang mengerjakan serta yang membaca hasil CBR tersebut. Di
samping itu, CBR juga mampu memberikan pengaruh agar mahasiswa selalu rajin untuk
selalu update mengenai informasi.

2
1.4 Identitas Buku

 Judul buku :  TRANSMISI DAYA LISTRIK


 Pengarang      :  Ir. T.S HUTAURUK M. Sc
 Penerbit            :  ERLANGGA
 Tahun terbit   :   1985
 Tebal buku      :  169 Halaman
 Ukuran buku : 13 x 23 cm
 Bahasa teks :  Bahasa Indonesia

3
BAB II

RINGKASAN BUKU

Bab Pertama
Pendahuluan
1. Umum
Tenaga listrik sangat berguna karena tenaga listrik itu dapat dengan mudah di
transportasikan dan juga mudah diatur.Tenaga listrik dibangkitkan di pusat-pusat listrik
tenaga (PLT), seperti : tenaga air (PLTA), tenaga uap (PLTU), tenaga panas bumi (PLTP),
tenaga gas (PLTG), tenaga diesel (PLTD), tenaga nuklir (PLTN) dan lain sebagainya.
Pusat-pusat listrik tenaga itu, terutama yang menggunakan tenaga air (PLTA),
umumnya terletak jauh dari tempat-tempat dimana tenaga listrik itu digunakan atau pusat-
pusat beban (load centres). Karena itu tenaga listrik yang dibangkitkan harus disalurkan
melalui kawat-kawat atau saluran trnasmisi. Karena tegangan generator pada umumnya
rendah, antara 6 kV sampai 24 kV, maka tegangan ini biasanya dinaikkan dengan
pertolongan transformator daya ke tingkat tegangan yang lebih tinggi antara 30 kV sampai
300 kV sampai 500 kV (di beberapa negara maju bahkan sudah sampai 1000 kV).
2. Saluran Transmisi AC atau DC
Menurut jenis arusnya dikenal sistem arus bolak-balik dan sistem arus searah. Didalam
sistem AC penaikan dan turunan tegangan mudah dilakukan yaitu dengan menggunakan
transformator. Itulah sebabnya maka dewasa ini saluran transmisi di dunia sebagian besar
adalah saluran AC. Di dalam sistem AC ada sistem satu fasa dan sistem tiga fasa. Sistem tiga
fasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan sistem satu fasa karena,
a. Daya yang disalurkan lebih besar
b. Nilai sesaatnya konstan
c. Mempunyai medan magnet putar

3. Tegangan Transmisi
Untuk daya yang sama, maka daya guna penyaluran akan naik oleh karena rugi-rugi
transmisi turun, apabila tegangan transmisi ditinggikan. Namun, peninggian tegangan
transmisi berarti juga penaikan isolasi dan biaya peralatan dan gardu induk.
Meskipun tidak jelas menyebutkan keperluanya sebagai tegangan transmisi, di Indonesia,
pemerintah telah meyeragamkan deretan tegangan tinggi sebagai berikut :
Tegangan Nominal (kV) : (30)-66-150-220-380-500
Tegangan Tertinggi untuk perlengkapan : (36)-72,5-170-245-420-525
Tegangan Nominal 30 kV hanya diperkenankan untuk daerh asuhan di mana tegangan
distribusi 20 kV tidak dipergunakan. Penentuan deretan tegangan di atsa disesuaikan dengan
rekomendasi International Electrotechnical Commission (IEC)

4
4. Komponen –Komponen Utama Dari Saluran Udara
Komponen-komponen utama dari saluran transmisi terdiri dari :
a. Menara transmisi atau tiang transmisi beserta fondasinya
b. Isolator-isolator
c. Kawat penghantar
d. Kawat tanah

Bab Kedua
Karakteristik Listrik Dari Saluran Transmisi
1. Tahanan
Tahanan dari suatu konduktor (kawat penghantar) diberikan oleh :
I
R=ρ
A
Dimana : ρ = Resistivitas
: I = Panjang kawat
: A = Luas penampang kawat
2. Induktansi Dan Rekatansi Induktif Dari Rangkaian Fasa Tunggal
Dalam penurunan rumus-rumus untuk induktansi dan reaktansi indukstif dari sesuatu
konduktor biasanya diabaikan dua faktor, yaitu :
a. Efek Kulit
b. Efek Sekitar

3. Induktansi Dan Reaktansi Induktif Dari Rangkaian Fasa-Tiga


a. Jarak-jarak antara Ketiga Kawat Sama (Simetris)
b. Jarak-jarak antara Ketiga Kawat Tidak Sama

4. Kapasintansi Dan Reaktansi Kapasistif


a. Rangkaian Fasa Tunggal
b. Rankaian Tiga Fasa

5. Konduktor Berkas
Pada saluran tegangan ekstra tinggi (E.H.V.), yaitu pada tegangan-tegangan yang
lebih tinggi dari 230 kV,rugi-rugi korona, terutama interferensi ddengan saluran komunikasi
sudah sangat besar bila saluran transmisi itu hanya mempunyai satu konduktor per fasa.
Untuk mengurangi gradien tegangan, dengan demikian mengurangi rugi-rugi korona dan
interferensi dengan saluran komunikasi, jumlah konduktor per-fasa dibuat 2,3,4 atau lebih.
Saluran yang demikian disebut saluran transmisi dengan konduktor berkas. Dengan
menggunakan dua atau lebih konduktor per fasa maka reaktansi saluran juga akan lebih kecil
dan kapasitas hantar bertambah besar.

5
6. Saluran Ganda Fasa-Tiga
a. Reaktansi Induktif saluran Ganda Fasa-Tiga
Suatu saluran ganda fasa tiga mempunyai dua konduktor paralel per fasa dan arus terbagi
rata antara kedua konduktor, baik karena susunan konduktor yang simetris maupun karena
transposisi.

Bab Ketiga
Representasi Saluran Transmisi, Relasi-Relasi Arus Dan Tegangan
1. Pendahuluan
Didalam saluran transmisi persoalan tegangan sangat penting. Baik dalam keadaan
operasi maupun dalam perancangan harus selalu diperhatikan tegangan pada setiap titik
dalam saluran. Besar perubahan tegangan yang diperbolehkan biasanya berkisar antara -10
persen sampai +5 persen.
Sebelum analisa dan perhitungan dapat dilakukan, terlebih dahulu saluran transmisi itu harus
direpresentasikan dengan diagram pengganti.

2. Reprensentase Saluran Transmisi

Gambar. Representase Saluran Transmisi Fasa Tiga

3. Klasifikasi Saluran Transmisi


a. Klasifikasi untuk keperluan diagram pengganti
b. Klasifikasi saluran transmisi menurut tegangan kerja
c. Klasifikasi berdasarkan fungsinya dalam operasi

4. Diagram Pengganti Saluran Transmisi


a. Saluran Pendek
b. Saluran Menengah

5. Saluran Transmisi Panjang Dan Daya Karakteristik ; Daya Natural (PN) atau Surge
Impedance Loading (SIL)
a. Definisi Daya Karakteristik
Daya karaktristik ialah daya maksimum yang dapat ditransmisikan bila tegangan ujung
beban dan tegangan ujung kirim sama dan dibebani dengan beban karakteristik.
Untuk kawat panjang :
V s =V R cosh γ I + I R . Z k sin γ I
VR
I S=I R cos h γ I + sin h γ I
Zk
b. Harga Maksimum β I

6
Dalam keadaan mantap harga maksimum teoritis dari β I = 90 Derajat.Tetapi dalam
praktek β I harus dibatasi antara 20 Derajat sampai 30 Derajat. Hal ini dilakukan untuk
menjaga stabilitas saluran.

c. Pemilihan Tegangan Kerja


 Penentuan tegangan kerja berdasarkan daya natural
KV 2 2
P N= =2,5 KV KW
Z0
Bila daya yang akan ditransmisikan 100 MW, maka :
100.000
KV =
√ 2,5
= √ 40.000=200 KV

 Rumus Empiris Alfred Still


KW maks 100.000
KV =5,5 1+
√ 100 √
=5,5 1+
100
Dimana I = Panjang kawat dalam mile = 100 mile (ditentukan) maka :
KV =5,5 √ 100+1.000=180 KV
d. Memperbesar Daya Natural
Untuk memperbesar daya natural dapat ditempuh dua cara :
1) KV dinaikkan : ini sudah jelas dari persamaan
2) Z 0 Diturunkan :
L
Z 0=
√ C
L : Diturunkan dengan kapasitor seri
C : Dinaikkan dengan kapasitor shunt
C Dinaikkan dipakai pada kawat transmisi menengah
L Diturunkan dipakai pada kawat transmisi panjang

Bab Keempat
Konstanta-Konstanta Umum Saluran Transmisi
1. Rangkaian Kutub Empat
Dalam banyak keperluan di dalam eknik transmisi daya listrik,misalnya diagram
diagram lingkaran, perencanaan saluran transmisi dan lain-lain, sering perlu menyatakan
konstanta-konstanta saluran transmisi ke dalam konstanta-konstanta umum saluran.
Karena saluran transmisi tersebut selalu dapat digambarkan sebagai kotak dengan dua
jepitan masuk dan dua jepitan keluar, dan karena memenuhi pesyaratan dari kutub empat,
maka saluran transmisi dapat dilayani sebagai kutub empat.
Suatu rangkaian listrik yang PASIP,LINIER dan BILATERAL, selalu dapat di
reprensentasekan sebagai kutub empat,Pasip berarti tidak ada sumber,linier berarti

7
impedansinya tidak tergantung dari besar arus, dan bilateral berarti impedansi sama dilihat
dari kedua pihak atau tidak tergantung dari arah arus.
Pada hakekatnya saluran transmisi itu tidak linier karena bagaimanapun juga
impedansinya tergantung dari temperatur, jadi tergantung dari arus. Tetapi karena di dalam
perhitungan kita selalu menentukan temperatur kerja tertentu, maka pada temperature itu
konstanta kawat adalah konstan.

2. Saluran Transmisi Sebagai Kuub Empat


a. Saluran Pendek
b. Saluran Menengah
c. Saluran Panjang

3. Sifat-Sifat Kutub Empat


a. Kutub Empat Simetris
b. Pada Kutub Berlaku Relasi

4. Dua Kutub Empat Dalam Seri Dan Paralel


a. Hubungan Seri
b. Hubungan Paralel

5. Menentukan Konstanta Umum A,B,C,D Dengan Pengukuran


Misalkan :
Z SO = Impedansi ujung kirim dengan ujung beban terbuka
Z SS = Impedansi ujung kirim dengan ujung beban hubung singkat
ZR0 = Impedansi ujung kirim dengan ujung kirim terbuka
Z RS = Impedansi ujung kirim dengan ujung kirim hubung singkat

Bab Kelima
Diagram Lingkaran Dan Aliran Daya Pada Saluran Transmisi
1. Pendahuluan
Dalam sistem tenaga listrik,khususnya dalam saluran transmisi,tegangan,arus dan daya
selalu berubah-ubah dari saat ke saat.Seperti telah lihat dalam perhitungan-perhitungan yang
menyangkut tegangan,arus dan daya sangat panjang dan memakan waktu.Oleh karena itu
untuk menghemat waktu sangat menolong bila pemecahan dilakukan secara grafik dengan
pertolongan diagram lingkaran.Diagram lingkaran juga sangat menolong dalam perencanaan
dan dalam bidang operasi.Disamping itu dengan pertolongan diagram lingkaran dapat
diterangkan hasil-hasil yang diperoleh.
Dalam teknik ttransmisi tenaga listrik dikenal berbagai diagram lingkaran, dan di sini
akan diberikan diagram lingkaran daya, diagram rugi-rugi konstan dan diagram efisiensi
konstan.

8
2. Persamaan Vektor Dari Lingkaran
Karena besaran-besaran listrik adalah vektor maka lebih baik pesamaan lingkaran itu
diberikan dalam bentuk vektor.Ada dua bentuk persamaan vektor dari lingkaran, yaitu benuk
linier dan bentuk kuadrat.
a. Persamaan Vektor Lingkaran Bentuk Linier
b. Persamaan Vektor Lingkaran Bentuk Kuadrat

3. Diagram Lingkaran Daya


Daya kompleks didefinisakan sebagai :
S=V Î =P+ jQ
Dengan pengertian :
+Q = Daya rekatif induktif
-Q = Daya reaktif kapasitif

4. Diagram Lingkaran Rugi-Rugi Konstan


Rugi-rugi daya kompleks adalah :
S L=S S−S R

5. Diagram Lingkaran Efisiensi Konstan


Efisiensi dinyatakan oleh,
PR
n=
PR+ PL

6. Aliran Daya Pada Saluran Transmisi


Pandanglah saluran transmisi dengan konstanta umum ABCD di bawah ini :

Gambar. Saluran Transmisi Dengan Konstanta umum ABCD


Daya pada ujung beban :
S R=P R + j QR =V R Î R

7. Koreksi Faktor Daya


Untuk memperbaiki faktor daya dari saluran maka untuk beban-beban yang mempunyai
faktor daya yang jelek, misalnya dibawah 0,8 perlu dipasang kapasitor statis yang terhubung
paralel dengan beban. Dengan pemasangan kapasitor tersebut, di samping memperbaiki
faktor daya akan sekaligus memperbaiki pengaturan tegangan dan menaikkan penyaluran
daya.

9
Bab Keenam
Kapasitas Hantar Arus (Current Carrying Capacity) Dan Korona
1. Kapasitas Penyaluran Kawat
Penaikan temperature suatu kawat sangat penting artinya, karena penaikan temperature
yang berlebihan akan mempengaruhi andongan (sag) dan juga kekuatan tarik dari kawat
tersebut. Jadi supaya penaikan temperature jangan melebihi harga yang di ijinkan maka arus
yang disalurkan oleh kawat itu dibatasi besarnya, dan ini dinamakan kapasitas hantar arus
atau “Current Carrying Capacity”.
Salah satu rumus yang dapat dipakai untuk menghitung kapasitas hantar arus ialah rumus
empiris dari SCHURIG dan FRICK.
Panas ang timbul, I 2 R = panas disipasi melalui konveksi di udara sekitar dan melalui
radiasi pada obyek-obyek sekitar, atau dengan singkat dituliskan sebagai :
I 2 R=( W c +W r ) A watt
Dalam rumus :
I = Arus Kawat (Ampere).
R = Tahanan Kawat (Ohm/foot).
Wc = Panas Disipasi Melalui Konveksi (Watt/inch kuadrat).
Wr = Panas Disipasi Melalui Radiasi (Watt/inch kuadrat).
A = Luas Permukaan Kawat (Inch kuadrat / foot panjan kawat).

2. Korona (Corona)
Bila tegangan arus bolak-balik pada suatu kawat dinaikkan terus-menerus, maka akan
dicapai suatu harga yang dikenal sebagai tegangan kritis visual Vv, pada tegangan mana
kelihatan cahaya violet yang disebut korona. Korona ini dibarengi dengan suara berdesis dan
menimbulkan bau ozon.
Pada tegangan Vo, sedikit di bawah tegangan Vv, tambahan rugi-rugi mulai terjadi dalam
saluran.Rugi-rugi ini disebut rugi-rugi korona dan besarnya adalah :
Pkor =K ¿
Dimana :
V0 = Tegangan kritis di mana korona mulai terjadi (KV)

Bab Ketujuh
Kompensasi Pada Saluran Transmisi
1. Pendahuluan

10
Dalam bab III telah disebut bahwa saluran transmisi jarak jauh dengan tegangan ekstra
tinggi atau tegangan ultra tinggi membutuhkan peralatan kompensasi. Hal ini terutama
dimaksudkan untuk mengontrol tegangan kerja di setiap titik sepanjang saluran,memperkecil
panjang elektrik dari saluran jadi menaikkan batas stabilitas statis saluran menaikkan
kapasitas penyaluran.
Alat-alat kompensasi pada saluran-saluran transmisi adalah reaktor shunt,kapasitor seri
atau kombinasi dari keduanya.Kompensasi dengan reaktro shunt biasanya digunakan pada
saluran transmisi jarak menengah dan kompensasi dengan kapasitor seri atau kombinasi
reaktor shunt dan kapasitor seri digunakan pada saluran yang lebih panjang.

2. Komponen Reaktor Shunt


Kompensasi reaktor shunt dilakukan dengan memasang reaktor shunt pada salah satu
ujung atau pada kedua ujung saluran. Bila saluran itu panjang sekali, maka saluran dibagi
dalam beberapa bagian dan setiap bagian dikompensasi.
Sebagaimana disebut dalam pasal 1 di atas tujuan dari kompensasi adalah untuk
mengontrol tegangan kerja di setiap titik sepanjang saluran dan untuk memperkecil panjang
elektrik saluran.

3. Kompensasi Seri
Kompensasi seri ini dilakukan dengan kapasitor seri.Kapasitor seri dipasang pada salah
satu ujung saluran dan bila saluran lebih panjang maka dipasang pada kedua ujinh saluran.
Pemasangan kapasitor seri di tengah-tengah saluran adalah lebih baik tetapi lebih mahal
karena harus menambah gardu khusus untuk instalasi kapasitor tersebut.
Kapasitor seri lebih efektif untuk mengkompensasi reaktansi seri, dengan demikian
menaikkan limit daya statis atau menaikkan stabilitas saluran.
Kapasitor seri ini dilengkapi dengan suatu “Spark Gap” untuk pelindungan terhadap arus
hubung singkat.

4. Saluran Panjang Tanpa Rugi-Rugi ; Konsepsi Panjang Gelombang


Konsepsi panjang gelombang, sekalipun sudah sangat populer dalam teknik
komunikasi,tetapi pada teknik transmisi daya sangat sedikit digunakan. Pada frekuensi 500
Herzt, panjang saluran udara tegangan tinggi yang sehubungan dengan frekuensi tersebut
adalah 3.600 mil. Ini berarti bila panjang saluran 900 mil adalah hampir sana dengan
seperempat panjang gelombang. Pada transmisi yang demikian panjangnya, kenaikan
tegangan dan kebutuhan daya rekatif sangat besar, dengan demikian dibutuhkan peralatan
kompensasi.
Bab Kedelapan
Perencanaan Saluran Udara Tegangan Tinggi
1. Pendahuluan
Perencanaan saluran udara tegangan tinggi terdiri dari : (a). Survey, pengukuran dan
pemetaan rute dari saluran; (b). Pengujian tanah tempat menara-menara, dan berdasarkan
keadaan tanah setempat direncanakan fondasi menara; (c). Perencanaan dari menara beserta
traversnya; (d) penentuan dari jarak-jarak antara kawat-kawat; (e). Pemilihan kawat

11
(konduktor) yang ekonomis; (f) penentuan jumlah isolator; (g). Perhitungan tegangan tarik
dan andongan dari kawat yang dibentang.
Disini hanya dibicarakan butir-butir d,e,f dan g.

2. Penentuan Jarak-Jarak Antara Kawat-Kawat


Dibawah ini diberikan rumus-rumus yang dapat dipergunakan untuk menentukan jarak-jarak
antara kawat-kawat
a. Rumus Percy H.Thomas
Percy H.Thomas memberikan rumus untuk menentukan jarak-jarak horizontal antara kawat-
kawat di tengah-tengah gawang sebagai berikut :
D L
δ =C d + A+ ft
w 2
b. Menurut Safety Code Formula
Menuru Safety Code Formula Jarak kawat itu adalah :
b
a=0,3 inc h per KV +8
√ 12
inc h

c. Menurut VDE
UN

a=k f + I k +
150
meter

d. Tinggi Kawat Di atas Tanah


Menurut Safety Code Formula,tinggi kawat minimum di atas tanah :
20 ft + ( KV −50 ) 0,5 } +0,75( {b} rsub {t , maks} - {b} rsub {t , kerja ¿

3. Jumlah Isolator
Tegangan Kerja Rata-rata jumlah BIL
KV Isolator Standard (!) KV
69 5 350
115 8 500
138 9 650
150 11 750
230 15 1.050

BAB III
PEMBAHASAN

12
3.1 Kelebihan Dan Kekurangan

Dalam buku yang ditulis oleh T.S HUTAURUK, terdapat beberapa bagian yang sulit
dimengerti karena dalam pembahasan tidak ada keterangan lebih jelas. Selain itu,  pembaca
melihat bahwa dibeberapa bagian, beliau tidak memberikan contoh yang jelas dan
disesuaikan dengan apa yang dimasukan ke dalam teori sebelum pembahasan. Dalam buku
ini juga tidak diperlihatkan secara detail bagaimana cara menangani Transmisi Daya LIstrik.

Menurut penulis Pada buku Transmisi Daya Listrik oleh T.S HUTAURUK dan Buku
Diktat Teknik Transmisi Arus Bolak Balik Jurusan Pendidikan teknik elektro tidak memiliki
Kesamaan yang signifikan pada buku Transmisi Daya Listrik oleh T.S HUTAURUK Banyak
membahasi tentang Daya Listrik, Sedangkan diktat fokusnya Daya Arus Bolak-Balik.

Pembahasan pada buku Transmisi Daya Listrik oleh T.S HUTAURUK ini sudah
mencapai sasaran, bisa kita lihat di Prakata. Pembahasan yang di sajikan sangat erat pada
Saluran Transmisi AC atau DC, Tegangan Transmisi dan Komponen –Komponen Utama
Dari Saluran Udara.

Tekanan isi buku ini adalah tekniknya, sehingga soal-soal teoritis yang dalam buku-
buku konvensional di utamakan, misalnya tentang Hubungan arus dan tegangan pada saluran
Transmisi, dan sebagainya, dalam buku ini tidak dibahas secara khusus, tetapi merupakan
bagian-bagian yang diselipkan dalam pengertian tekniknya. Namun, hal ini tidak berarti
bahwa matematikanya tidak penting dalam kuliah ini. Ilmu pasti tetap penting, tetapi ia
menjadi latar belakang atau alat pembantu yang sekali-kali tidak dapat di abaikan namun
disarankan untuk pembaca buku Transmisi Daya Listrik oleh T.S HUTAURUK sebelumnya
harus memahami Saluran Transmisi AC atau DC, Tegangan Transmisi dan Komponen –
Komponen Utama Dari Saluran Udara.

Demikianlah kritisi yang pembaca tulis dalam buku Transmisi Daya Listrik oleh T.S
HUTAURUK. Sebagian besar kritik yang dituangkan terkait dengan penjelasan yang kurang
banyak dan kurang jelas diberikan. Selanjutnya juga terdapat pada contoh-contoh yang
kurang diberikan, sedangkan contoh yang diambil tidak berdasarkan kasus yang ada/yang
pernah terjadi, sehingga memungkinkan untuk lebih mudah dipahami.

BAB IV
PENUTUP

13
4.1 KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil oleh penulis adalah buku yang diatas yaitu buku
yang berjudul “Transmisi Daya Listrik oleh T.S HUTAURUK” telah membahas Materi
Transmi Daya Listrik yang sangat berbeda dengan pembelajaran Matakuliah Teknik
Transmisi Arus Bolak-balik Pendidikan Teknik Elektro karena buku Tersebut sangat erat
kaitan nya dengan Saluran Transmisi AC atau DC, Tegangan Transmisi dan Komponen –
Komponen Utama Dari Saluran Udara. Sedangkan dalam Matakuliah Transmisi Arus Bolak-
balik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro yang menggunakan Diktat T Oleh Dosen
Matakuliah Transmisi Arus Bolak-balik pada Hubungan arus dan tegangan pada saluran
transmisi, Diagram Lingkaran dan Aliran Daya Pada saluran Transmisi

Dari Review yang dilakukan penulis pada Buku Transmisi Daya Listrik oleh T.S
HUTAURUK,yang diatas, Buku tersebut sangat cocok sebagai pedoman dalam melakukan
praktek Transmisi ini karena banyak materi yang tercantum pada buku tersebut dapat lebih
mudah di pahami jika melakukan praktek Transmisi Arus Bolak-balik

4.2 SARAN

Dalam Critical Book Review ini penulis memiliki harapan agar pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun. Karena penulis sadar dalam penulisan CBR ini terdapat
begitu banyak kekurangan. Berdasarkan pada kekurangan buku teks yang ditemukan selama
melakukan analisis, ada beberapa saran yang dapat diajukan adalah pelajari kriteria-kriteria
buku teks yang baik.

14

Anda mungkin juga menyukai