Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REPORT

MK. MANAJEMEN
LABORATORIUM
PRODI S1 PENDIDIKAN
TEKNIK ELEKTRO

Skor Nilai:

NAMA MAHASISWA : RISTIANI APRILIA SIMANJUNTAK

NIM : 5192431005

DOSEN PENGAMPU : Drs. JONGGA MANULLANG M.Pd.

MATA KULIAH : MANAJEMEN LABORATORIUM

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berka limpahan rahmat
dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan CBR (Critical Book Report) ini. Dalam CBR ini
saya membahas isi buku mengenai Manajemen Laboratorium.
CBR ini dibuat dengan semaksimal mungkin oleh saya dan pihak-pihak yang telah
membantu. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselesaikannya CBR ini.
Namun saya menyadari masih terdapat kesalahan di dalam pembuatan CBR ini. Untuk
itu, dengan sangat terbuka saya menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
kedepannya saya dapat membuat CBR yang lebih baik dengan harapan agar CBR ini dapat
bermanfaat untuk menambah wawasan dan menginspirasi pembaca.

Medan, 24 Mei 2022

Ristiani Aprilia Simanjuntak

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................................................i


Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan......................................................................................................................1
A. Pendahuluan....................................................................................................................1
B. Tujuan ............................................................................................................................1
C. Manfaat...........................................................................................................................1
D. Identitas Buku.................................................................................................................2
Bab II Isi Buku............................................................................................................................3
Ringkasan Buku Utama..............................................................................................................3
Ringkasan Buku Pembanding.....................................................................................................6
Kelebihan dan Kekurangan Buku..............................................................................................18
Bab III Penutup..........................................................................................................................19
A. Kesimpulan....................................................................................................................19
B. Saran..............................................................................................................................19
Daftar Pustaka............................................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Secara teknis SMK teknologi dan industry sebagai lembaga penyelenggara pendidikan,
dapat di indentikkan sama dengan sebuah industry. Keduanya mengahsilkan suatu produk
tertentu yang harus berkualitas. Di SMK bahan bakunya diolah melalui proses belajar
mengajar, terkait dengan pengembangan kompetensi teknik produksi. Industry maju dewasa
ini telah menggunakan standar manajemen perawatan kajian yang dilengkapi dengan just in
time,total preventive maintenance, JIT, TPM dan 5R. pengembangan system manajemen
perawatan dan penataan fasilitas ini menggunakan standar manajemen yang sama dengan di
industry kelas dunia. Organisasi suatu industry yang besar diperlukan pengaturan untuk
memperoleh efisiensi yang tinggi. Organisasi dikatakan berhasil jika mampu mengelola
sumber daya berupa manusia, dana, waktu, bahan baku, informasi, mesin, peralatan dan
tempat dengan efisien serta efektif tanpa mengurangi kepuasan pelanggan, sehingga mampu
bersaing dengan lembaga lain yang sejenis. SMK identic dengan industry dalam pemrosesan
bahan baku menjadi produk yang bermanfaat.

B. Tujuan Penulisan
Penulisan critical book report ini dimaksudkan untuk syarat penyelesaian tugas perkuliah
manajemen laboratorium. Dengan adanya penulisan CBR ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan. CBR ini juga bertujuan untuk mengulas isi sebuah buku, mencari dan
mengetahui informasi yang ada dalam buku dan melatih diri dan pembaca untuk berfikir
kritis dalam mencari informasi yang diberikan olwh setiap bab dari buku tersebut.

C. Manfaat
 Untuk memaparkan ringkasan materi buku manajemen laboratorium
 Memudahkan pembaca untuk dapat lebih memahami isi bacaan buku
 Menambah pengetahuan tentang manajamen laboratorium

1
D. Identitas Buku
Buku Utama
 Judul : Manajemen Laboratorium dan Bengkel
 Penulis : Tim vokasi B PTK-S2 UNY angkatan 2014, dkk
 Penerbit : PTK Konsentrasi Sipil
 Kota Terbit : UNY
 Tahun Terbit :2015

 ISBN :-
 Halaman :-

Buku Pembanding
 Judul : Manajemen Bengkel dan Laboratorium yang Sehat dan Selamat
Berbasis 5S
 Penulis : Drs. Ketut Ima Ismana,M.Pd,M.Kes
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si. M.Ak
Prof. Dr. Suwarna Dwijonagoro, M.Pd
 Penerbit : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
 Kota Terbit : Jakarta
 Tahun Terbit :2017

 ISBN :-
 Halaman : 336 Halaman

2
BAB II
ISI BUKU
Buku Utama
Bab I (Pengantar Manajemen Laboratorium dan Bengkel)
 Laboratorium dan Bengkel
Bengkel merupakan sarana pendidikan yang harus ada dalam penyelenggaraan
pendidikan vokasi demi tercapainya tujuan pendidikan vokasi. Sebagai pendidikan
kejuruna, model pembelajaran di sekolah disetting sedemikian rupa sehingga dalam
kegiatan pembelajaran, peserta didik seakan-akan merasa berada dalam lingkungan kerja
yang sebenarnya yang tentunya dilengkapi dengan prasaranan yang memenuhi standar.
Begitupun dengan laboratorium sebagai tempat melakukan pembelajaran yang tidak lepas
dari kegiatan eksperimen dari penelitian yang dilakukan oleh para peserta didik.
 Pengertian
Pengertian laboratoriun dalam KBBI adalah ruangan yang dilengkapi
dengan peralatan khusus untuk melakukan percobaan; penyelidikan dan
sebagainya. Sedangkan dalam Oxford English dictionary, laboratorium adalah
ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan
percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan obat-obatan
dan bahan-bahan kimia.
Dalam PERMENPAN No. 3 Tahun 2010, laboratorium didefinisikan
sebagai unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan
tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan\atau produksi dalam skala terbatas,
dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keiluan tertentu,
dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian dan/atau pengabdian kepada
masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium adalah
suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan
berdasarkan metode keilmuan tertentu atau ruang terbuka seperti kebun, dan lain-
lain untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek penbelajaran,
kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu. Laboratorium
biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut
secara terkendali.
 Jenis-jenis Laboratorium dan Bengkel.
- Laboratorium Tipe 1 adalah laboratorium ilmu dasara yang terdapat di sekolah
pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang
peralatan kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori
umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa
- Laboratorium Tipe 2 adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di
perguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II) atau unit pelaksana teknis

3
yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas
penunjang peralatan kategori 1 dan 2, dan bahan yang dikelola adalah bahan
kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa.
- Laboratorium Tipe 3 adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan
atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
oendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori 1,
2, dan 3, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus
untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.
- Laboratorium Tipe4 adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi
fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan
pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I,
II, dan III,dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus
untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,
mahasiswa dan dosen.
 Peran dan Fungsi Laboratorium dan Bengkel Dalam Pendidikan Vokasional.
Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau
melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran terdiri dari 3 ranah yaitu, ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah
keterampilan/afektif.
- Laboratorium sebagai metode pembelajaran. Di dalam laboratorium terdapat
dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode
pengamatan.
- Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran.
Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai
perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan,
khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

 Manajemen
 Pengertian.
Dalam KBBI, kata manajemen didefinisikan sebagai proses pemakaian
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan;
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan
manajer adalah orang yang memimpin dan mengatur pekerjaan dalam bidangnya
serta yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana dan
mengendalikan pelaksanaannya hingga mencapai target yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas, dapat dibuat sebuah pengertian bahwa manajemen
laboratorium dan bengkel adalah proses penggunaan laboratorium dan bengkel
secara efektif untuk mencapai sasaran. Dimana pengelolaan laboratorium dan
bengkel dipimpin oleh seorang manajer yang disebut kepala laboratorium atau
kepala bengkel.
 Lingkup Manajemen Laboratorium dan Bengkel.
Pengelolaan bengkel cakupannya cukup luas, mulai dari masalah-masalah
yang sifatnya rutin dan detail, contoh: kebersihan, ketertiban, keselamatan kerja,

4
mekanisme kerja, tanggung jawab dan lain-lain sampai pada masalah-masalah
penting dan strategis, missal: pengadaan fasilitas, M & R, pengembangan fasilitas,
dan lain-lain termasuk juga standar bahan ajar dan sebagainya.

 Pengelolaan Bengkel
- Pengelolaan Fasilitas.
Pengelolaan fasilitas dapat dibagi menjadi: pengelolaan ruang dan
pengelolaan peralatan. Pengelolaan fasilitas ruang yang harus diperhatikan adalah
berpedomana kepada perencanaan, pemanfaatan ruangan semaksimal mungkin,
pengaturan dengan memperhatikan factor efektifitas, keselamatan, dan keaman
kerja, penggolongan pekerjaan yang sejenis, udara, penerangan, dan limbah.
Pengelolaan fasilitas peralatan, yaitu: informasi tentang kebutuhan
peralatan dapat dilihat pada brosur, inventaris, system peminjaman (ruang alat,
dan alat), penggolongan peralatan (alat tangan, alat khusus/SST, alat ukur, alat-
alat bertenaga, peralatan bengkel).
- Pengelolaan Teach Ware (Teaching Aid dan Trainer) dibuat/diadakan untuk
mencapai kompetensi dan mempercepat/mempermudah pembelajaran. Oleh
karenanya, seorang guru supaya selalu memikirkan untuk menciptakan alat
banut mengajar (Teaching Aid) agar siswa lebih mudah/cepat mengerti.
Sedangkan Trainer adalah sarana latihan, diusahakan adalah benda asli yang
dimodifikasi sedemikian rupa sehingga siap untuk dijadikan sarana latihan.
- Pengembangan Bengkel Diklat
Pengembangan bengkel harus selalu mendapat perhatian agar bengkel selalu
berkembang secara dinamis. Pengembagan dapat berwujud: pengembangan
system, pengembangan fasilitas, pengembangan karena tuntutan, kompetensi
(pengembangan program).
- Pengembangan Sistem
Pengembangan system ini dapat diartikan sebagai usaha pengembangan
internal bengkel secara terus menerus, sehingga tetap dapat memenuhi
tuntutan dinamika bengkel.
- Pengembangan Fasilitas.
Pengembangan fasilitas harus dilakukan terus/secara periodic yang didasarkan
dan analisa kebutuhan, bisa berupa: mengganti alat yang rusak, melengkapi
alat yang kurang baik jumlah maupun jenisnya, pembelian alat-alat baru.
- Pengembangan Program
Menyadari akan teori Life Cycle Product suatu institusi yang ingin tetap eksis
sustainable maka harus membuat pengembangan/menciptakan program baru.
Sudah barang tentu pengembangan ini berkaitan dengan: visi dan misi,
kesiapan SDM, dana, fasilitas, waktu, perencanaan desiminasi (kapan
dikembangkan dan kapan disosialisasikan), dan lain-lain.

5
Buku Pembanding
Bab 1, Pengelolaan Laboratorium dan bengkel
 Manajemen Operasional
Menurut Tampubolon, Manajemen operasional merupakan manajemen proses konversi
dengan bantuan fasilitas seperti : tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan (input)
yang diubah menjadi keluaran , berupa barang atau jasa/layanan.
 Manajemen Perbaikan Berkelanjutan
Manajemen perbaikan berkelanjutan akan terasa efektif jika semua pihak terlibat di
dalamny. Semua pihak yang terlibat diikutkan untuk diskusi dalam memutuskan suatu masalah.
Pemecahan yang dilakukan bersifat menyeluruh dan tidak bersifat sementara. Berdasarkan
konsepnya manajemen perbaikan berkelanjutan dibagi menjadi 6 konsep utama yaitu :
1. Perbaikan, perawatan, inovasi
2. Orientasi proses atau hasil
3. Siklus PDCA/SDCA
4. Mengutamakan kualitas
5. Berbicara dengan data
6. Proses berikut adalah konsumen
Beberapa point penting dalam proses penerapan manajemen perbaikan berkelanjutan yaitu
(Dr. Deming dan Dr. Juran dari AS):
1. Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri) dlm istilas jepang
2. Gerakan 5R (Ringkasi, Rapi, Resik,Rawat dan rajin)
3. Konsep PDCA dalam manajemen perbaikan berkelanjutan
4. Konsep 5W + 1H

 Pendekatan JIT (Just in Time)


Konsep JIT adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk aktifitas
produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu.
 Total Produktive Maintenance (TPM)
Adalah sebuah system manajemen perawatan yang dalam prosesnya melibatkan orang
mulai dari manajer hingga ke operator dan teknisi di level paling bawah.

6
 Pengembangan Sistem Laboratorium dan Bengkel Berbasis Komputer
Metode yang digunakan dalam perancanga system ini dilakukan melalui pendekatakan
system dengan tahapan pra-analisis, analisis system, perancangan system, desain system dan
implenmentasi system.
 Pengembangan Model SIMAF
Penggunaan computer,didapat manfaat berupa kemudahan menyimpan, mengorganisasi,
mengolah, dan melakukan pengambilan (retrieval) serta distribusi real time terhadap berbagai
data karena didukung dengan perangkat lunak dan konfigurasi perangkat keras yang tepat.
 Manajemen Perawatan Fasilitas
Manajemen perawatan fasilitas dilakukan agar efisiensi dan keuntungan serta
penghematan yang diperoleh dari perawatan fasilitas menjadi kebutuhan yang sangat layak
untuk dipenuhi.
System informasi manajemen perawatan fasilitas yang dapat mengakomodasi berbagai
tuntutan kebutuhan SMK di masa akan datang sudah saatnya dibangun dengan mengacu
pada prinsip-prinsip :
1. Mengedepankan mutu
2. Keterlibatan stakeholder
3. Proses selanjutnya
4. Data sebagai basis kegiatan
 Manajemen Penataan Fasilitas Laboratorium dan Bengkel
Produktivitas kerja praktek sangat ditentukan oleh kualitas dukungan fasilitas yang dalam
hal ini adalah bahan baku, mesin, peralatan, perkakas, dan lingkungan kerja praktik (ismara,
2007).
1. Elemen penentu dalam manajemen fasilitas
Secara lengkap elemen pendukung peningkatan kualitas kerja praktik harus
dilengkapi dengan media, dana, pasar, waktu, dan tempat atau lingkungan kerja praktik
(media, money, market, minute, place or work environment).
2. Penataan fasilitas (mesin, alat, perkakas, dan lingkungan tempat kerja praktik)
Standart industry yang digunakan dalam manajemen penataan, seperti kajian pustaka
sebelumnya adalah dengan pendekatan manajemen perbaikan berkelanjutan khususnya
5R yaitu ringkas,rapi,resik, rawat, dan rajin. Disini penenliti dalam meranvang desain
ventisali lingkungan yang ada, memberikan bebrapa alternative rancangan yaitu:

7
 Menggunakan ventilasi dorong dan Tarik dengan memasang inhause fan atau
exhause fan dengan benar,karena kalau hanya memanfaatkan kipas penghisap saja
kemampuannya sangat terbatas.
 Memanfaatkan aliran udara alami.
 Membuat lokalisasi ventilasi dengan cerobong asap
Bab II (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Laboratorium Dan Bengkel )
 Kesehatan dan keselamatan kerja
Kesehatan kerja (occupational health) merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang
berkaitan dengan semua pekerjaan instansi di ruang bengkel yang memepengaruhi kesehatan
pekerja. Sasaran kesehatan kerja tersebut, dapat memebrikan kenyamanan bagi praktikan dan
peralatan kerja di lingkungan bengkel instalasi listrik. Tujuan kesehatan kerja adalah :
1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja di bengkel/laboratotium
ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun kesehatan social.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pekerja yang diakibatkan oleh
tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
3. Memberikan perlindungan bagi praktikan dalam pekerjaannya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh factor-faktor yang membahayakan kesehatan.
4. Menempatkan dan memelihara praktikan di bengkel instalasi listrik sesuai dengan
kememapuan fisik dan psikis praktikan.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh laboratorium adalah :
1. Tempat kerja, peralatan tetap dan perabotannya maupun peralatan dari sistemnya yang
terintegrasi atau tambahan harus: terawatt dengan baik, tetap bersih, dalam keadaan
efisien, dalam urutan kerja yang efisien, dan dalam kondisi baik.
2. Atmosfer laboratorium meliputi beberapa persyaratan, yaitu: kondisi sekeliling
laboratorium harus terpelihara dengan cara membuka jendela, memasang kipas angin,.
3. Sistemnya harus dipasangi alaram pendeteksi kegagalan, mampu memasok udara
bersih 5-8 liter/detik/pekerja, dirawat, dibersihkan dan kinerjanya diperiksa secara
rutin.
4. Temperature tempat kerja selama jam kerja, harus memenuhi persyaratan, seperti:
untuk pekerjaan normal: 16 derajat
5. Pencahayaan: harus memadai dan mencukupi
6. Perawatan (house keeping): tempat kerja, perabotan, dan fitting harus tetap bersih
7. Workstation : harus nyaman untuk semua yang bekerja disana, memiliki pintu darurat
yang ditandai dengan jelas, lantai harus tetap bersih dan tidak licin, bahaya sandungan
disingkirkan.
8. Tempat duduk : dimanapun pekerjaan dilakukan, tempat duduk harus tersedia
9. Lantai harus : tidak diberi beban berlebih, rata dan mulus, tidak berlubang,
bergelombang atau rusak yang mungkin menyebabkan bahaya sandungan
10. Pemasangan kaca harus: material transparan yang digunakan pada pintu, jendela,
dindin.

8
11. Jendela atap (skylight) dan ventilator, harus dapat dibuka dengan mudah dan aman
12. Toilet harus: memiliki identifikasi yang jelas dan mudah diakses,dipisahkan antara
pria dan wanita, mengutamakan privasi.
13. Fasilitas pencucian : ditempatkan di dalam atau dekat toilet dan atau kamar ganti.
14. Pasokan air minum: mencukupi, dapat diminum, mudah terjangkau dan selalu tersedia.
15. Kamar ganti: disiapkan antara wanita dan pria, dilengkapi dengan bangku panjang,
fasilitas lemari penyimpanan,dan fasilitas pencucian jika memungkinkan.

9
 Penyebab Kecelakaan Kerja
1. Penyebab dasar kecelakaan kerja :
a. Kurangnya prosedur /aturan
b. Kurangnya sarana
c. Kurangnya kesadaran
d. Kurangnya kepatuhan
2. Penyebab tidak langsung
a. Factor pekerjaan
b. Factor personal
3. Penyebab langsung
a. Tindakan tidak aman
b. Kondisi tidak aman
4. Kecelakaan kerja terjadi
a. Kontak dengan sumber bahaya
b. Kegagalan fungsi
5. Kerugian
a. Manusia (cedera, keracunan, cacat, kematian,PAK)
b. Mesin/alat (kerusakan mesin/alat)
c. Material/bahan (tercemar,rusak,produk gagal)
d. Lingkungan (tercemar, rusak, bencana alam)

 Potensi Bahaya Laboratorium Dan Bengkel


Bengkel instalasi listrik, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh
:
1. Beban kerja berupa beban fisik, mental dan social sehingga upaya penempatan
pekerja yang sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan,
2. Kapasitas kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, ketrampilan, kesegaran
jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya
3. Lingkungan kerja sebagai beban tambahan, baik berupa factor fisik, kimia, biologic,
ergonomik, maupun aspek psikososial.
Ketiga komponen tersebut serasi maka akan tercapai suatu kesehatan dan keselamatan
kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya
akan menurunkan produktivitas kerja.
 Pengendalian Sumber Bahaya Di Lingkunga Kerja
Identifikasi bahaya kerja yang meliputi hal berikut:
1. Sumber bahaya (hazard)
Adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan baik terhadap para
pekerja, mesin dan hal lain yang bersangkutan dengan proses produksi.

10
a. Bahaya keselamatan kerja (safety hazard)
Jenis bahaya keselamatan antara lain :
 Bahaya mekanik, disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik seperti terjatuh,
tertindih, dan terpleset.
 Bahaya elektrik disebabkan peralatan yang mengandung listrik
 Bahaya kebakaran disebabkan oleh subtansi kimia yang bersifat mudah terbakar
 Bahaya peledakan disebabkan oleh subtansi kimia yang bersifat explosive

b. Bahaya kesehatan kerja (helath hazard)


Jenis bahaya kesehatan antara lain :
 Bahaya fisik antara lain kebisingan, getaran, suhu ekstrim, dan pencahayaan
 Bahaya kimia antara lain yang berkaitan dengan material seperti aerosol, dust dan
fumes.
 Bahaya ergonomic antara lain gerakan berulang, manual handing
 Bahaya biologi antara lain berkaitan dengan makhluk hidup yang berasal dari
lingkungan kerja seperti virus, bakteri, dan jamur.
 Bahaya psikologi antara lain yang berkaitan dengan beban kerja yang begitu berat
dan hubungan kondisi kerja yang tidak nyaman.

2. Resiko (risk)
Berbagai contoh resiko antara lain :
a. Variasi individu yang berhubungan dengan kerentanan
b. Jumlah manusia yang terpajan
c. Frekuensi pemajanan
d. Derajat resiko individu
e. Kemungkinan pengendalian bahaya
f. Kemungkinan untuk mencapai tingkat yang aman
g. Aspek finansial individu
h. Pendapat masyarakat
i. Tanggung jawab social

3. Pencahayaan di lingkungan kerja


a. System pencahayaan langsung ( direct lightning)
b. Pencahayaan semi langsung (semi direct lightning)
c. System pencahayaan difus (general diffuse lightning)
d. System pencahayaan semi tidak langsung (semi indirect lightning)
e. Sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lightning)
4. System ventilasi di lingkungan kerja
5. System peringatan diri terhadap kebakaran
System peringatan dini terhadap bahaya kebakaran adalah system peringatan yang
akan memberikan tanda apabila terdapat kebakaran.

11
System peringatan dini ini dapat berupa alat alat pengaman bahaya kebakaran,
diantaranya:
a. Smoke detector
b. Fire alarm
c. APAR
d. Pencegahan kecelakaan kerja
e. Penerapan k3
f. Human error
g. Petunjuk keselamatan jika terjadi kebakaran
h. Pembudayan perawatan dan keselamatan kerja
 Upaya upaya yang berkaitan dengan keselamatan kerja
Upaya yang dilakukan untuk mencegah bahaya dalam lingkungan kerja tentu banyak
macamnnya. Keselamatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja
dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal
cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi lingkungan.

Bab III (Teori 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin)


a. 5R
Tujuan 5R adalah untuk meningkatkan efisien dan kualitas tempat kerja sedangkan
manfaatnya:
1. Meningkatkan produktivitas karena pengaturan tempat kerja yang lebih efisien.
2. Meningkatkan kenyamanan karena tempat kerja selalu bersih dan luas
3. Menguarangi bahaya di tempat kerja karena kualitas tempat kerja yang bagus/baik
4. Menambah penghematan karena menghilangkan pemborosan-prmborosan di tempat
kerja.
Teori 5R merupakan suatu metode penataan dan pemberdayaan area kerja, pemrakarsa.
Sedangkan 5S adalah suatu metode penaataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif
yang berasal dari jepang. Isi dari 5S : Seiri (pemilahan), seiton (penataan), seiso (pembersihan),
seiketsu (pemantapan), dan shitsuke (pembiasaan).

b. Prinsip-prinsip 5R
1. Ringkas
Merupakan prinsip kerja pemilahan barang.
Menurut Hiroyuki Hirano (1995: 13-23) proses dalam ringkas yaitu :

12
a. Menemukan barang yang tidak diperlukan
b. Strategi label merag untuk barang yang tidak digunakan.

2. Rapi
Manfaat yang diperoleh dari prinsip yang kedua adalah :
a. Mempermudah pencarian barang karena barang-barang sudah terletak pada tempatnya
b. Mempermudah stock counting karena barang barang sudah dirapikan sesuai dengan
standart penyimpanan.
c. Kondisi kerja akan terlihat lebih rapid an sedap dipandang mata.

3. Resik
Keuntungan yang diperoleh :
a. Lingkungan kerja menjadi lebih bersih
b. Meningkatkan mood untuk bekerja karena lingkungan lebih bersih
c. Kualitas barang akan lebih bagus karena tidak kotor
d. Meningkatkan image instansi dimata orang lain

4. Rawat
Menurut Maasaki (2001:220) seiketu atau rawat adalah kebersihan pribadi, yang dapat
diartikan lain yaitu membuat atau menjadikan kebiasaan yang bersih dan rapi dengan
memulainya dari diri sendirinya.

5. Rajin
Yaitu disiplin dengan menaati prosedur ditempat kerja.

 Langkah-langkah penerapan Ringkas , Rapi, Resik, dan Rawat dan Rajin


Pendekatan 5R dibagi menjadi 3 langkah yaitu :
1. Persiapan
a. Persiapan proses ringkas
b. Persiapan proses rapi
c. Persiapan proses resik
d. Persiapan proses rawat
e. Persiapan proses rajin
2. Pembudayaan 5R
3. Pencegahan

13
 Pedoman pembudayaan penataan fasilitas laboratorium dan bengkel dengan pendekatan
5R
1. Melakukan proses 1 :ringkas
a. Membuang barang yang tidak diperlukan
b. Strategi label merah : ringkas visual
c. Menentukan standar untuk label merah
d. Membuat label merah
e. Menempel label merah
f. Tindak lanjut dan evaluasi
2. Melakukan proses ke 2 rapi
a. Membenahi tempat penyimpanan
b. Menambahkan warna pada tempat kerja praktik
c. Membuat garis pemisah
d. Menerapkan papan petunjuk dan strategi pelabelan :rapi visual
e. Tiga kunci dalam merapikan
f. Menempatkan posisi
g. Barang barang tetap
h. Penentuan jumlah
i. Tanda untuk penyimpanan siswa praktikan yang sedang berlangsung
3. Melakukan proses ke 3 resik
a. Mengatur prosedur kebersihan harian
b. Sasaran resik
c. Tamggumg jawab resik
d. Menentukan metode resik
e. Persiapan untuk membersihkan alat
4. Melakukan proses ke 4 : rawat
a. Mempertahan tempat kerja praktik yang resik
b. Daftar periksa untuk barang yang tidak diperlukan
c. Daftar barang barang sisa
d. Memriksa tempat penyimpanan
e. Memeriksa debu dan kotoran
5. Melakukan proses ke 5 : rajin
a. Pengendalian visual
b. Pameran foto 5R
c. Slogan foto 5R
d. Langkah audit atau evaluasi berkelanjutan

14
Bab IV (Standart Laboratorium dan Bengkel)
 Laboratorium
KKBI menyatakan bahwa laboratorium merupakan suatu tempat tertentu yang
dilengkapi untuk mengadakan percobaan atau penyelidikan.
Persyaratan manajemen dibagi menjadi 15 syarat (Anwar Hadi, 2007), yaitu :
1. Persyaratan organisasi
2. Persyaratan manajemen
3. Pengendalian manajemen
4. Pengendalian dokumen
5. Kaji ulang permintaan tender
6. Subkontrak pengujian dan kalibrasi
7. Pelayanan customer
8. Pengaduan
9. Pengendalian pekerjaan pengujian dan atau kalibrasi yang tidak sesuai
10. Peningkatan
11. Tindakan perbaikan
12. Tindakan pencegahan
13. Pengendalian rekaman
14. Audit internal
15. Kaji ulang manajemen

A. Struktur Organisasi
Struktur organisasi harus ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, apabila organisasi
laboratorium merupakan bagian dari organisasi yang lebih tinggi.
B. Personel Inti Laboratorium
Personel laboratorium harus mampu mengidentifikasikan kejadian penyimpangan
dari system manajemen atau dari prosedur untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi
serta memulai tindakan untuk pencegahan atau meminimalkan penyimpangan tersebut.
C. Independensi Laboratorium
Artinya laboratorium harus memiliki pengaturan untuk memastikan manajemen dan
personelnya bebas dari pengaruh tekanan komersial, keuangan, tekananinternal, dan
tekanan eksternal yang dapat mempengaruhi terhadap mutu kerja mereka.

 Manajemen Laboratorium
1. System Manajemen
System manajemen mutu digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan
organisasi dalam hal mutu.

15
2. Pengendalian Dokumen
Laboratorium harus menetapkan dan memlihara prosedur untuk mengendalikan
semua dokumen yang merupakan bagian dari system manajemen ,seperti peraturan,
standtar, atau dokumen normative lain, metode pengujian atau kalibrasi.
3. Kaji ulang permintaan tender dan kontak
Menurut Anwar Hadi, kaji ulang permintaan tender dan kontrak harus dilakukan
oleh laboratorium untuk memastikan bahwa kegiatan laboratorium untuk memastikan
bahwa kegiatan laboratorium sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau pihak lain
yang berkepntingan.
4. Subkontrak Pengujian atau kalibrasi
Hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan persetujuan dengan
subkontraktor adalah laboratorium harus membuat perjanjian secara tertulis dengan
subkontraktor, jika perjanjian dilakukan secara lisan maka laboratorium harus
merekam persetujuan dengan subkontraktor tersebut.
5. Pembelian jasa dan perbekalan
Prosedur yang digunakan dalam manajemen pembelian jasa dan perbekalan,
antara lain: prosedur pembelian, prosedur penerimaan, dan prosedur penyimpangan
bahan yang digunakan dalam pengujian di dalam laboratorium.
6. Pengendalian pekerjaan laboratorium yang tidak sesuai
Hasil evaluasi jika menunjukkan bahwa pekerjaan pengujian atau kalibrasu yang
tidak sesuai benar-benar terjadi, maka manajer teknis harus mengantisipasi
keterlambatan laporan pengujian atau sertifikat kalibrasu maka laboratorium harus
memberitahu kepada pelanggan.
7. Peningkatan berkelanjutan
Siklus peningkatan berkelanjutan meliputi 4 tahapan yaitu: merencanakan,
mengerjakan, memeriksa, dan melakukan tindakan.
8. Tindakan perbaikan
System manajemen laboratorium ISO/IEC 17025:2005 menerangkan bahwa
tindakan perbaikan dilakukan karena adanya ketidaksesuain yang tedapat dalam
laboratorium.
9. Tindakan pencegahan
Tindakan mencegahan merupaka suatu proses proaktif untuk mengidentifikasi
kesempatan melakukan peningkatan daripada suatu reaksi untuk mengidentifikasi
masalah atau pengaduan.

 Bengkel
Bengkel adalah sarana dan tempay pendukung kegiatan pelatihan dan tempat
peningkatan keterampilan, dalam rangka pengembangan pemahaman dan keterampilan
sesuai dengan bidang keahlian.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh bengkel :
1. Tempat kerja, peralatan tetap dan perabotnya,maupun peralatan dan sistemnya
yang terintegrasi atau tambahan: terawatt dengan baik, tetap bersih.

16
2. Atmosfer bengkel meliputi bebrapa persyaratan, yaitu: kondisi sekeliling
bengkel harus terpelihara dengan cara membuka jendela
3. Temperature tempat kerja selama jam kerja
4. Pencahayaan

Bab V (Aplikasi K3 dan 5R pada Bengkel Mesin dan Instalasi Listrik)


 Penempatan barang yang tidak tertata dengan baik dan tidak sesuai tempatnya
1. Gelas kaca yang diletakkan di samping trainer
2. Kardus yang diletakkan di samping trainer
3. Alat pemadam kebakaran, kardus kosong, dan tutup tempat sampah yang diletakkan
di atas meja
4. Tempat sampah yang diletakkan di lorong bengkel instalasi
5. Tempat sampah dan alat kebersihan yang tergeletak di pojok ruangan dan dekat
dengan pintu sehinnga mengganggu akses lalu lintas praktikan.
6. Papan tulis yang berada di lorong bengkel mengganggu lalu lintas praktika
 Permasalahan (sumber bahaya)
 Alat pelindung kerja, dan penempatan alat kerja
a. Aspek K3
1. Praktikan tidak memakai helm pelidung
2. Praktikan memakai sandal/tidak menggunakan sepatu
3. Tidak mengenakan pakaian kerja bengkel
4. Tidak memakai sarung tangan
5. Tidak menggunakan kaca mata pelindung
 Saran (solusi)
a. Praktikan melengkapi diri dengan alat pelindung diri yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan
b. Menggunakan safety shoes yang nyaman dan terhindar dari tertancap benda tajam
c. Memakai pakaian kerja bengkel
d. Merapikan tools box dan menempatkannya di tempat yang mudah dijangkau
e. Mengganti desain meja sehingga lebih efisien dan multi fungsi

Bab VI (Aplikasi K3 dan 5R pada Laboratorium Komputer)


 Lab Komputer Dasar
Merupakan salah satu lab yang ada di jurusan teknik elektronika. Barang yang akan
digunakan sebaiknya disingkirkan dari area kerja dan dijadikan satu sesuai jenisnya. Hal
ini bertujuan untuk menjaga area produksi tetap bersih, nyaman, dan kesehatan akan lenih
terjaga. Selain itu, kondisi yang seperti ini akan mempermudah dalam proses evakuasi

17
apabila terjadi bencaba, karena tidak ada barang yang mengahalangi jalur akses evakuasi.
Tidak adanya yang menghambat saat proses evakuase tentu akan membuat pekerja lebih
nyaman dalam bekerja.

Bab VII ( aplikasi K3 dan 5R Laboratorium Boga dan Kimia)


 Penggunaan alat angkut pindah pada laboratorium boga
1. Analisis
a. K3 : Beban kerja terlalu berat dan pengaturan beban yang sembarang akan
menyebabkan benda mudah jatuh
b. 5S : penataan barang tidak rapi atau tidak ringkas karena saling bertumpukan
2. Akibat : Ergonomik Hazard yang ditimbulkam yaitu jari menahan beban lebih akibat
minimnya pegangan tangan. Kecelakaan akibat kerja yaitu jari cidera atau bahkan
berdarah, kaki kejatuhan benda sehingga berdarah atau memar.
3. Solusi :
a. K3: barang barang berat diletakkan pad arak ber pembatas sehingga
meminimalisir benda jatuh
b. 5S penempatan alat dan bahan sesuai dengan jenisnya sehingga lebih optimal
membawa barang.

18
Kelebihan dan Kekurangan Buku

Kelebihan
A. Buku Utama:
- Buku ini memberikan pengetahuan yang cukup baik serta mudah dipahami.
- Buku ini dilengkapi dengan berbagai pengetahuan tentang manajemen
laboratorium dan bengkel
- Ide yang terdapat dalam buku ini dikemukakan dengan pendapat dari pakar-
pakar atau para ahli yang berkaitan dengan manajemen laboratorium
- Buku ini dilengkapi dengan contoh-contoh serta gambar yang berkaitan
dengan manajemen laboratorium.
B. Buku Pembanding:
- Buku ini dilengkapi dengan pengetahuan tentag pengantar sarana laboratorium
dan bengkel pendidikan vokasional
- Buku ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh beserta gambar

Kekurangan
A. Buku Utama:
- Dalam buku ini terdapat sebagian kalimat yang sulit dipahami dan dimengerti
B. Buku Pembanding:
- Kurangnya identitas dalam buku ini.
- Dalam buku ini terdapat salah penulisan dalam beberapa kalimat.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian laboratoriun dalam KBBI adalah ruangan yang dilengkapi dengan peralatan
khusus untuk melakukan percobaan; penyelidikan dan sebagainya. Sedangkan dalam Oxford
English dictionary, laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan
peralatan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau
pembuatan obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Dalam PERMENPAN No. 3 Tahun 2010, laboratorium didefinisikan sebagai unit
penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan\
atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan
metode keiluan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian dan/atau
pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium adalah suatu
bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan
metode keilmuan tertentu atau ruang terbuka seperti kebun, dan lain-lain untuk melakukan
percobaan ilmiah, penelitian, praktek penbelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi bahan tertentu. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya
kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.

B. Saran
Saya mengetahui bahwa dalam penyelesaian tugas CBR ini masih jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang saya miliki, oleh karena itu
saya mengharapkan saran ataupun kritik yang sifatnya membangun guna untuk
menyempurnakan tugas saya ini agar dalam pembuatan tugas yang sama kedepannya jauh
lebih baik. Terimakasih

20
DAFTAR PUSTAKA

Ismana, Ketut Isma. 2017. Manajemen Bengkel dan Laboratorium yang Sehat dan Selamat
Berbasis 5S. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Ariansyah, Dodi. 2015. Manajemen Laboratorium dan Bengkel. Yogyakarta: PTK Konsentrasi
Sipil.

21

Anda mungkin juga menyukai