Anda di halaman 1dari 11

Analisis Standarisasi Halal Pada Produk Garam Madura

Jurnal ini diajukan untuk memenuhi tugas UAS mata kuliah Kapita Selekta Ekonomi Islam

Dosen Pengampu : Muhammad Ersya Faraby, S.EI., M.SEI

Disusun Oleh :

Moh. Rifqi Firdaus (160721100038)

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS KEISLAMAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

2019
ANALISIS STANDARISASI HALAL PADA PRODUK GARAM MADURA

Moh. Rifqi Firdaus (160721100038)


Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Keislaman, Universitas
Trunojoyo Madura
Email: rifqifirdaus26@gmail.com

Abstrak

Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui standarisasi kehalalalan produk pada produksi
garam yang ada di Madura. Studi penelitian ini meliputi standarisasi halal dari pra
produksi, proses produksi, dan pasca produksi garam madura serta mengetahui
kendala-kendala dalam penjaminan kehalalan produknya. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. Peneliti akan mengambil
sample di suatu wilayah dan melakukan observasi, dokumentasi, serta wawancara
langsung terhadap narasumber. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, maka dapat
menunjang pemahaman serta urgensi kehalalan produk khususnya pada produk garam
Madura.

Kata Kunci: Garam, Madura, Produk Halal

A. PENDAHULUAN
Madura sebagai salah satu suku 1,7 juta ton dipenuhi dari impor
di Indonesia juga kaya dengan (Kompas, 2015)2. Garam merupakan
khasanah budaya salah satunya adalah komoditi yang penting karena banyak
garam. Pulau Madura identik dengan industri yang menggunakan garam
produksi garam dalam skala regional sebagai bahan aditif, mulai industri
Jawa Timur maupun secara Nasional. makanan dan minuman hingga industri
Madura merupakan produsen garam kimia klor dan alkali (CAP).
terbesar se jawa timur dan nasional.
Sehingga saat ini pun, Pulau Madura Mayoritas masyarakat suku
identik sebagai Pulau Garam. Madura hampir 100 % beragama
Islam, bahkan suku Madura yang
Komoditas garam, selain untuk tinggal di Madura bisa dikatakan
memenuhi kebutuhan konsumsi juga 100 % muslim. suku Madura terkenal
digunakan untuk memenuhi kebutuhan sangat taat dalam beragama Islam,
industri. Tercatat kebutuhan garam seperti halnya suku Melayu atau suku
nasional pada 2015 untuk konsumsi Bugis yang juga sangat menjunjung
dan industri sebesar 3,8 juta ton yang agama Islam dalam kehidupan sehari-
terdiri atas 1,7 juta ton untuk keperluan hari3. Termasuk yang paling
konsumsi dan 2,1 juta ton untuk diperhatikan adalah budaya makanan
keperluan industri1. Produksi garam halal (Halal Food).
nasional yang dilakukan oleh petani
garam dan PT. Garam sebagai satu- Halal dapat didefinisikan
satunya BUMN yang memproduksi sebagai standar kualitas yang sesuai
garam hanya sebesar 2,1 juta ton. dengan hukum Shariah Islamiah dan
Pemenuhan kekurangan garam sebesar
2
Ibid
1
Wiwin Puspita Hadi , Mochammad Ahied, Jurnal 3
www.wikipedia.com/suku-madura. diakses pada 30
Pembelajaran Kimia J-PEK (2017), hlm 2(2-8) September 2019, pukul 20.35

1
digunakan pada setiap aktivitas yang mekanisme sertifikasi halal itu sendiri5.
dilakukan oleh umat Muslim (Bohari, Dengan demikian, diperlukan adanya
Cheng, & Fuad, 2013). Produk dan suatu standard dan sistem yang dapat
jasa halal dipilih oleh umat Muslim menjamin kebenaran hasil sertifikasi
sebagai bentuk ketaatan terhadap halal.
hukum Shariah Islam. Meskipun halal
sangat berkaitan dengan umat Muslim, Menurut Lembaga Pengkajian
bukan berarti konsumen produk halal Pangan Obat-obatan dan Kosmetika
hanya berasal dari umat Islam saja. Majelis Permusyawaratan Ulama
Konsumen produk halal yang berasal (LPPOM MPU) Aceh pada tahun
dari negara dengan penduduk muslim 2017, sebagian garam tradisional yang
minoritas mengalami peningkatan yang diproduksi di Aceh belum tentu halal,
cukup signifikan dalam beberapa tahun karena proses produksinya yang belum
belakangan. Salah satunya adalah higienis dan tak 100% bebas najis,
Rusia yang berada di peringkat 9 sehingga tidak terjamin kehalalannya6.
sebagai konsumen makanan halal di Itu sebab, pelaku usaha yang
dunia dengan capaian $ 37 Miliar pada memproduksi garam tradisional di
tahun 2015 (State of The Global Aceh belum seluruhnya mendapat
Islamic Economy, 2016/2017)4. sertifikat halal. Lalu bagaimana dengan
Kualitas produk halal, atau biasa garam madura? Di Madura sendiri
dikenal dengan Halalan Thoyyiban, sudah ada badan sertifikasi makanan
menjadi alasan umat non Muslim halal yang dinaungi langsung oleh
untuk menggunakan produk-produk MUI. Namun apakah dengan adanya
halal (Samori, Salleh, & Khalid, 2016) badan tersebut, garam madura sudah
karena terdapat jaminan kebersihan, terjamin kehalalannya atau justru sama
keamanan, dan kualitas produk untuk seperti kasus yang terjadi di Aceh.
keseluruhan rantai produksi (from farm Maka dari itu penulis sangat tertarik
to plate). untuk meneliti tentang Analisis
Jaminan kehalalan suatu Standarisasi Halal Pada Produk
produk makanan dapat diwujudkan Garam Madura.
diantaranya dalam bentuk sertifikat
halal yang menyertai suatu produk B. PEMBAHASAN
makanan, yang dengan sertifikat Potensi Garam Madura
tersebut produsen dapat Garam merupakan satu
mencantumkan logo halal pada komoditas produksi unggulan di pulau
kemasannya Masalahnya, bagaimana madura, madura bernilai strategis
menjamin bahwa sertifikat halal dalam produksi garam nasional, namun
tersebut telah memenuhi kaidah kenyataannya kondisi petani garam
syari’ah yang ditetapkan dalam masih hidup di bawah garis
penetapan kehalalan suatu produk kemiskinan7.
makanan, dalam hal ini akan berkaitan
dengan kompetensi lembaga yang Komoditas garam, selain untuk
mengeluarkan sertifikat, standar halal memenuhi kebutuhan konsumsi juga
yang digunakan, personil yang terlibat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dalam sertifikasi dan auditing, dan
yang tak kalah pentingnya adalah5 Ibid, hlm 4
6
https://aceh.tribunnews.com/2017/07/04/garam-
tradisional-belum-tentu-halal. diakses pada 30,
4
Faqiatul MW & Anissa HP, Model Pengembangan september 2019, pukul 22.32
Industri Halal Food di Indonesia Journal UMM 7
Ihsannudin, dkk / Economics Development Analysis
(2018)hlm. 2 Journal UNNES 5 (4) (2016) hlm. 396

2
industri. Tercatat kebutuhan garam Perikanan (KKP) Republik Indonesia
nasional pada 2015 untuk konsumsi pada 2015.
dan industri sebesar 3,8 juta ton yang
terdiri atas 1,7 juta ton untuk keperluan Dalam data itu diperlihatkan
konsumsi dan 2,1 juta ton untuk antara lain jumlah produksi tambak
keperluan industri. Produksi garam garam rakyat, peta lokasi produksi
nasional yang dilakukan oleh petani garam rakyat (kabupaten/kota), hingga
garam dan PT. Garam sebagai satu- tertera pula luas lahan serta jumlah
satunya BUMN yang memproduksi produksi yang dihasilkan oleh lahan
garam hanya sebesar 2,1 juta ton. tambak garam rakyat (di
Pemenuhan kekurangan garam sebesar kabupaten/kota) di Indonesia. Dapat
1,7 juta ton dipenuhi dari impor disarikan dari data tersebut bila semua
(Kompas, 2015)8. kabupaten di Pulau Madura memiliki
lahan tambak garam rakyat dan
Kondisi ini menunjukkan suatu menghasilkan garam rakyat dalam
ironi dimana Indonesia merupakan jumlah yang besar. Lantas mengapa
negara yang kaya akan potensi semua kabupaten di Pulau Madura
sumberdaya laut namun belum mampu (Bangkalan, Sampang, Pamekasan,
memenuhi kebutuhan garam nasional. Sumenep) bisa memiliki lahan tambak
Dari data tersebut, maka dapat diambil garam rakyat dan menghasilkan garam
kesimpulan bahwa produksi garam rakyat dalam jumlah besar? Adakah
nasional masih belum bisa mencukupi faktor yang mendukungnya?
permintaan pasar, sehingga masih
diharuskan untuk impor garam dari Rupanya keunikan alam
negara lain. Menurut Menteri Riset Madura jarang dijumpai di pulau-pulau
Teknologi dan Pendidikan Tinggi lain di Indonesia. Sumatra dan
(Menristekdikti) Mohammad Nasir Kalimantan yang memiliki sungai dan
mengungkapkan, dari Aceh tercatat muara, di mana garam sulit dibuat di
yang hanya memiliki lahan garam sana karena air lautnya tak begitu
11.000, Jawa Tengah 6.000 hektar pekat, walau ada ladang garam di
hingga Papua. Namun ada satu sejumlah titik di Sumatra, seperti di
kabupaten yang memiliki lahan garam Aceh.
terbesar di Indonesia yakni Madura9.
Pulau Madura memang dikenal
Pulau Madura sering disebut bermusim kering lebih panjang, tak
sebagai pulau garam! Benarkah banyak sungai dan sumber air tawar.
julukan tersebut? Nah, bila Anda Daratan Madura relatif datar di sisi
masih belum yakin, ada sejumlah fakta selatan, dengan dataran tinggi di
serta data yang memperkuat tengah, dan pantai utara yang berbeda
penahbisan Pulau Madura sebagai ketinggian. Suhu rata-rata Pulau
salah satu daerah penghasil garam Madura 26,9 derajat celsius, dengan
terbesar di Indonesia. Salah satunya kemarau panjang antara 4 sampai 5
bisa dilihat dari data Analisis Produksi bulan (rata-rata bulan kering 2 sampai
Garam Indonesia 2011-2014 yang 4 bulan). Meski garam hanya
dirilis oleh Kementerian Kelautan dan dihasilkan di sepanjang pantai Selatan
Madura. Sedikitnya sungai dan muara
8
Ibid membuat kawasan Selatan memiliki air
9
“Lahan Garam Terbesar Ada Di Madura” laut berkadar garam tinggi. Proses
https://risbang.ristekdikti.go.id/publikasi/berita- pembuatan garam rakyat di Pulau
media/lahan-garam-terbesar-indonesia-ada-di- Madura kerap disebut cara 'Madurese'
madura/ diakses pada 1 April 2019

3
atau cara orang Madura, di mana thayyib berarti (lezat,baik,sehat dan
pembuatan garam dengan kristalisasi menentramkan) dan paling utama,
air laut secara total, garam diambil dalam konteks makanan thayyib berarti
mulai dari lapisan terbawah hingga makanan yang tidak kotor dari segi
paling atas.10. zatnya atau rusak (kadaluarsa), atau
tercampur benda najis. Ada juga yang
Standarisasi Halal Menurut MUI mengartikan sebagai makanan yang
mengandung selera bagi yang akan
Islam menghendaki agar mengkonsumsinya yang tidak
produk-produk yang akan dikonsumsi membahayakan fisik serta akalnya.
tersebut dijamin kehalalan dan Juga ada yang mengartikan sebagai
kesuciannya. Menurut ajaran Islam, makanan yang sehat, proporsional dan
mengkonsumsi yang halal, suci dan aman.12
baik merupakan perintah agama dan
hukumnya adalah wajib. Cukup Makanan dinyatakan halal
banyak ayat dan hadis menjelaskan hal apabila tidak dinyatakan secara jelas
ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur‟an atau hadits bahwa
sebagai berikut:11 makanan tersebut dilarang. Larangan
tersebut bertujuan agar umat Islam
‫مِم‬
ً‫ض َحلَال‬ ْ ‫َّاس ُكلُواْ َّا ىِف‬
ِ ‫اَأْلر‬ ُ ‫َي َُّأي َها الن‬ tidak memakan makanan yang akan
membawa dampak yang tidak baik
ِ ‫طَيِّبا واَل تَ َّتبعوا خطُو‬
‫ات الشَّْيطَ ِن ِإنَّهُ لَ ُك ْم‬ َ ُ ُْ َ ً bagi perkembangan fisik dan jiwa.
Dengan kata lain, Islam mengatur
)168( ‫ني‬ٌ ِ‫َع ُد ٌّو ُّمب‬ masalah makanan dengan maksud
Artinya:“Hai sekalian manusia, untuk kemaslahatan umat manusia.Hal
makanlah yang halal lagi baik dari ini sesuai firman Allah SWT sebagai
apa yang terdapat di bumi, dan berikut: 13
janganlah kamu mengikuti langkah-
langkah syaitan; karena Sesungguhnya ‫يََأيُّ َها ا الَّ ِذيْ َن ََأمُن ْوااَل تَْأ ُكلُ ْوا َْأم َولَ ُك ْم‬
syaitan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.”(QS Al-Baqarah : 168) ٍ ‫َبْينَ ُك ْم بِالبَ ِط ِل ِإاَّل َأن تَ ُكو َن جِت ََر ًة َعن َتَر‬
‫اض‬
Kata halalan dalam bahasa ‫ِمْن ُك ْم َواَل َت ْقُتلُواَأن ُف َس ُك ْم ِإ َّن اللَهَ َكا َن بِ ُك ْم‬
Arab, berasal dari kata halla, yang
berarti “lepas” atau “tidak terikat” )29(‫حيما‬ ً ‫َر‬
secara etimologi kata halalan berarti
hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan Artinya: “Hai orang-orang
karena bebas atau tidak terikat dengan yang beriman, janganlah kamu saling
ketentuan-ketentuan yang memakan harta sesamamu dengan
melarangnya. Atau diartikan sebagai jalan yang batil, kecuali dengan jalan
segala sesuatu yang bebas dari bahaya perniagaan yang berlaku dengan suka
duniawi dan ukhrawi. Sedang kata samasuka di antara kamu.” (QS An-
nisa: 29).
10
“Pulau Madura: Pulau Garam Indonesia”
https://indonesiabaik.id/infografis/pulau-madura-
pulau-garam-indonesia, diakses pada 5 April 2019
Pukul 23.12 12
Rozalinda, ekonomi islam (teori dan aplikasinya
11
AbdulAsis Sani, Metode Penetapan Standarisasi tehadap pada aktivistas ekonomi),( Jakarta: PT.
Produk Makanan Halal,(Studi Perbandingan Majelis RajaGrafindo Persada, 2016), 104
Permusyawaratan Ulama Aceh Dan Majelis Agama 13
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam
Islam Patani), (Skripsi: Universitas Islam Negeri AR- (P3EI) UUI Yoqyakarta, Ekonomi Islam, ( Jakarta:
Raniry Darussalam – Banda Aceh, 2017), 18. Rajawali Pers, 2014), 127.

4
Dari ayat diatas, dapat kehalalan produk garam yang
diketahui bahwa Allah SWT terjadi di Aceh. Berdasarkan hasil
menganjurkan kepada umat Islam observasi dan klaim dari pihak
untuk memakan segala sesuatu Lembaga Pengkajian Pangan,
(makanan) yang halal, yang Obat-obatan, dan Kosmetika
perolehannya dengan cara yang halal (LPPOM) Majelis
bukan dengan cara yang bathil, salah Permusyawaratan Ulama (MPU)
satu cara untuk mendapatkannya yaitu Aceh, ternyata banyak pemilik
dengan cara berdagang atau ladang garam yang tidak
perniagaan. Adapun konsep thayyib memagari ladangnya dengan pagar
dalam ajaran Islam sesuai dengan hasil yang memadai, sehingga berbagai
penemuan dan penelitian para ahli ilmu hewan leluasa masuk dan buang
gizi adalah sebagai berikut:14 hajat (kotoran) di lahan tersebut.
1. Sehat, makanan sehat adalah Itulah penyebab LPPOM-MPU
makanan yang mempunyai zat Aceh tidak bersedia mengeluarkan
gizi yang cukup, lengkap dan sertifikat halal bagi garam rakyat
seimbang. yang proses pengolahannya tidak
2. Proporsional yaitu memenuhi standar kehalalan
mengkonsumsi makanan yang produk. Di Aceh terdapat 200 unit
bergizi, lengkap dan seimbang usaha garam yang diproduksi
bagi manusia yang berada secara tradisional. Dari sekian
dalam masa banyak unit usaha garam di Aceh,
pertumbuhan.Misalnya janin namun hanya satu yang mendapat
dan bayi atau balita serta sertifikat halal dari Lembaga
remaja perlu diberikan Pengkajian Pangan, Obat-obatan,
makanan yang mengandung zat Kosmetik (LPPOM) Majelis
pembangun (protein). Permusyawaratan Ulama (MPU)
3. Aman, makanan yang Aceh, yakni usaha garam UD
dikonsumsi oleh manusia akan Milhy Jaya di Kecamatan Jangka,
berpengaruh terhadap kesehatan Kabupaten Bireuen. Rahasia
dan ketahanan fisiknya. Apabila dibalik itu hanyalah soal pagar.
makanan itu sehat, lengkap dan Pemilik UD Milhy Jaya, dengan
seimbang, maka kondisi fisik sengaja memagar sekeliling ladang
orang yang mengkonsumsinya garam karena tidak ingin ladang
akan selalu sehat dan terhindar garam yang tanahnya sudah
dari berbagai macam penyakit. digemburkan itu dimasuki
Tetapi sebaliknya, apabila berbagai hewan pada siang,
makanan itu tidak sehat atau terutama malam hari. Di sisi lain
tidak cocok dengan kondisi pemerintah Aceh terkesan
fisiknya, maka makanan akan membiarkan persoalan ini terjadi
menjadi penyebab timbulnya tanpa ada upaya untuk
berbagai penyakit dan akan memberikan solusi atas
menyebabkan kematian. permasalahan ini. Jika
permasalahan sertifikat halal ini
Standar Kehalalan Produk dipikirkan sendiri oleh para petani
Garam Madura tentu mereka akan kesulitan.
Pemahaman petani garam masih
Akhir-akhir ini beredar berita
minim dalam hal pengetahuan
yang mengejutkan terkait
tentang tata cara pengurusan
14
Ibid., 129

5
sertifikat halal, mereka juga garam. Proses perebusan ini bisa
kesulitan untuk menyediakan dana sampai 6-7 jam lamanya atau sampai
pengurusan sertifikat karena kering sehingga menjadi kistal-kristal
pendapatan mereka yang rendah. garam.
Selain itu mereka juga terhambat
oleh keterbatasan akses dalam hal Kemudian garam hasil
kepengurusan sehingga perebusan ini masih kurang bagus
menghambat pengembangan untuk dikonsumsi, garam ini harus
usaha. Adanya isu garam bernajis ditiriskan terlebih dahulu sampai
ini, berdampak pada rusaknya kering dan warnanya menjadi putih.
pasar garam lokal hingga nasional, Kemudian setelah menjadi garam lalu
dan bahkan malah dapat merusak disimpan di dalam gudang yang
citra Aceh sebagai wilayah yang dilapisi terpal dan kemudian ditutupi
bersyariat Islam tetapi menggunakan terpal agar garamnya
memproduksi garam yang terjaga dari najis, bersih, serta layak
bernajis. dikonsumsi. Bahan campuran seperti
pasir, air laut, air sumur, kayu bakar
Di madura sendiri, menurut dan sebagainya yang digunakan dalam
salah seorang produsen garam di proses produksi tidak terbuat dari
daerah Pesanggrahan, Kecamatan barang-barang atau bahan yang haram
Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, turunannya. Air yang digunakan bersih
proses produksi garam diawali dengan dan tidak bernajis karena
menjemur pasir di sebuah lahan menggunakan air sumur dan ditutupi
terbuka. Mereka juga menyiramkan air dengan penutup sumur (seng), begitu
laut kehamparan pasir sebagai cara juga dengan tempat penampungan air
untuk meningkatkan kadar garam. tua dan tempat pemasakan garam yang
Berselang dua hari, pasir-pasir di berada di dalam gubuk garam.
kumpulkan kembali dan di simpan di Sehingga tidak bisa dimasuki oleh
dalam gudang atau biasanya mereka hewan dan tidak bersentuhan dengan
langsung memasukkan ke meja najis15.
saringan, kemudian tanah disiramkan Dalam aspek produksi dapat
air yang langsung dari sumurnya dikatakan bahwa petani garam cukup
selama beberapa kali supaya kualitas baik dalam memperhatikan aspek
garamnya baik dan asin. Kemudian kebersihan dan kesuciannya, mulai dari
dari meja saringan air asinnya itu bahan campuran yang digunakan
dialiri atau turun ke tempat dalam proses produksi tidak terbuat
penampungan air atau bak tempat dari barang yang bernajis, serta dalam
penampungan air tua. Disebut air tua proses pembuatan garam, bahan baku,
karena air laut hasil penyaringan ini bahan pembantu serta efek yang di
memiliki kadar garam yang lebih asin. timbulkan dalam mengonsumsi garam
Air tua ini diambil dengan harus terjamin kehalalannya. Sejauh ini
menggunakan ember kemudian petani garam di Pesanggrahan,
dimasukkan kedalam bak Bangkalan sudah menjaga syarat-
penampungan. Air ini tidak langsung syarat tersebut dengan cukup baik agar
dimasak, namun harus didiamkan garam mereka layak dikonsumsi oleh
selama 1-2 hari agar debu-debu yang konsumen tanpa timbul efek buruk
terdapat dalam air mengendap. Air tua bagi kesehatan, bahkan air yang
yang sudah didiamkan ini kemudian
dimasak di dapur menggunakan kayu 15 Wawancara Dengan Bpk Toni, Desa Pesanggrahan
bakar sampai menjadi butiran-butiran Kec. Kwanyar, Kab. Bangkalan. Pada Tanggal 25 Juli
2019

6
digunakan untuk membersihkan bahan pemasaran hasil produksi garam
produksi garam adalah air yang bersih, biasanya para petani garam menjual
hingga dalam proses produksi tidak sendiri dengan membawa garam ke
tercampur atau berdekatan dengan pasar atau menawarkan ke rumah-
bahan yang bernajis. Namun dalam rumah, selain itu mereka juga menjual
proses produksi masih ada kekurangan ke pengepul dengan harga Rp.
yaitu tidak adanya pemagaran lahan 5.000/kg sedangkan penjualan ke
yang efektif. Dengan demikian, para tengkulak dengan harga Rp.
petani garam harus lebih menjaga dan 43.000/ton .
16

menyempurnakan dalam proses


produksi, sehingga tidak dicurigai oleh Pemerintah serta pihak
masyarakat yang nantinya juga tidak LPPOM-MUI maupun elemen-elemen
dirugikan lagi setelah mengantongi yang terkait harus bertanggung jawab
sertifikat halal dari LPPOM-MUI. membantu para petani garam
tradisional dalam memberdayakan
Setelah garam selesai usaha garam mereka. Mulai dari proses
diproduksi maka butiran garam pengemasan yang menarik minat
disimpan di dalam gubuk yang di pembeli, pengurusan SNI sebagai
bawahnya dilapisi terpal dan ditutupi standar kualitas garam konsumsi serta
dengan terpal sehingga garamnya tidak sertifikat halal yang memang wajib
tersentuh dengan tanah atau kotoran dimiliki sebuah produk kemasan.
lainnya sehingga dapat terpenuhi aspek Sebenarnya yang dibutuhkan petani
kehalalan suatu produk. Setelah kita adalah sebuah solusi untuk
disimpan sehari sehingga butiran menjadikan hasil produksi garam lebih
garam menjadi putih kemudian garam baik sehingga nantinya garam
dikemas seadanya ke dalam kantong tradisional kita bisa dipasarkan di
plastik atau ke dalam karung beras jika supermaket tidak hanya di toko-toko
dijual ke pengepul atau tengkulak. kelontong.

Petani garam di daerah Dalam aspek pasca produksi


Kwanyar, Bangkalan umumnya belum dapat dikatakan bahwa petani garam
memakai logo halal pada kemasannya sudah baik memperhatikan kehalalan
karena belum adanya izin sertifikat produk tersebut, terbukti ketika garam
halal dari LPPOM-MUI. Mereka para sudah siap diproduksi kemudian para
petani garam tidak boleh sembarang petani garam menyimpan butiran
menggunakan logo tersebut. Petani garam di dalam gudang yang di
garam di Kwanyar, Bangkalan dalam bawahnya dilapisi dengan terpal yang
hal kemasan masih menggunakan kemudian ditutupi dengan terpal juga
kantong plastik dan karung beras yang sembari menunggu garamnya kering
masih baru, bersih, dan tidak bernajis. hingga berwarna putih agar hasilnya
Mereka benar-benar menjaga dalam bagus dan siap untuk dijual.
hal kemasan agar konsumen tidak ragu
dalam membeli dan mengonsumsi Kendala Petani Garam Dalam
garam tersebut. Penjaminan Kehalalan Produk

Para petani garam belum bisa Ada beberapa hal yang


menggunakan logo halal dikemasannya mungkin bisa dijadikan alasan kenapa
karena belum ada surat izin atau
sertifikat halal dari pihak LPPOM- Observasi & Wawancara Dengan Bpk Toni, Desa
16

MUI Jawa Timur. Kemudian dari segi Pesanggrahan Kec. Kwanyar, Kab. Bangkalan. Pada
tanggal 25 Juli 2019

7
para petani garam Madura belum karena membutuhkan biaya untuk
mengurus sertifikat halal untuk memagari lahannya. Sedangkan
produksi mereka. Keterbatasan biaya pendapatan perhari petani garam hanya
dan rumitnya dalam pengurusan serta 50-100 ribu itu pun belum tentu cukup
keterbatasan waktu menjadikan mereka untuk sehari-hari dalam menafkahi
enggan untuk mengurus sertifikat keluarga dan untuk membeli bahan
tersebut, namun bukan berarti mereka untuk proses pengolahan garam. Di sisi
tidak berniat untuk mengurusnya. lain para petani garam terkendala pada
modal usaha untuk proses pengolahan
Kurangnya pengetahuan serta garam karena kebanyakan dari mereka
kesadaran akan pentingnya label halal, tidak mempunyai modal pribadi
serta rumitnya proses pengurusan melainkan dari hasil mengutang dari
sertifikasi halal tersebut yang membuat tengkulak dengan pembayaran seperti
petani garam enggan untuk mengurus yang telah di sepakati bersama atau
sertifikat halal ke LPPOM-MUI. pembayaran berbunga. Dengan
Faktor yang kedua adalah kecilnya minimnya modal para petani garam
skala produksi garam yang selama ini maka mereka terkendala dalam hal
mereka tekuni membuat mereka harus pembelian bahan baku, seperti kayu
berpikir ulang dalam pengurusan bakar, pasir dan juga pemagaran lahan
tersebut karena biaya yang dikeluarkan garam dan lain sebagainya. Dengan
untuk pengurusan administrasi demikan di sini perlu adanya perhatian
tersebut masih belum terjangkau oleh dari pemerintah serta LPPOM MUI
pendapatan mereka selama ini. Jawa Timur untuk membantu petani
garam serta perlu adanya turun tangan
Banyaknya proses atau tahapan dari pihak pemerintah untuk melihat
untuk pengurusan sertifikat halal dan secara langsung kondisi di tempat
harus memenuhi standar kehalalan pertanian garam agar bisa
produk, mulai dari mengisi formulir mengevaluasi serta membuat suatu
secara online, membayar biaya regulasi yang memungkinkan para
pendaftaran berjumlah Rp. 200.000, petani garam memperoleh modal untuk
pemeriksaan kecukupan dokumen serta memagari lahannya.
pembayaran akad sertifikasi. Setelah
itu perlu adanya observasi oleh pihak Sebagian para petani garam
audit LPPOM MUI Jawa Timur untuk ada yang lahannya bukan milik pribadi
melihat secara langsung keadaan di tetapi hasil sewaan sehingga tidak bisa
lapangan serta melihat proses produksi memagari lahannya secara
garam sudah layak atau belum untuk sembarangan tetapi harus ada izin
dikeluarkan sertifikat halal. Dari hasil terlebih dahulu dari pemilik lahan
observasi jika sudah memenuhi standar tersebut17.
kehalalan produk maka akan
diterbitkan sertifikat halal. Mereka
juga terkendala dari segi ekonomi C. PENUTUP
untuk mengurus sertifikat halal karena
butuh biaya untuk membayar Sebagai kesimpulan dapat
administrasi dan memakan waktu yang dijelaskan bahwa: Pertama, Proses
agak lama dalam proses produksi garam di Madura belum
pengurusannya. sepenuhnya bisa dikatakan halal,

Petani garam juga terkendala Observasi & Wawancara Dengan Bpk Toni, Desa
17

dalam hal pemagaran lahan garamPesanggrahan Kec. Kwanyar, Kab. Bangkalan. Pada
tanggal 25 Juli 2019

8
karena ada sebagian petani garam yang Rozalinda. Ekonomi Islam
belum memagari lahan garamnya, oleh (teori dan aplikasinya tehadap pada
sebab itu belum bisa memenuhi standar aktivistas ekonomi). Jakarta: PT.
kehalalan produk. Namun pemahaman RajaGrafindo Persada. 2016
petani garam dari segi pra produksi,
saat produksi, dan paska produksi Pusat Pengkajian dan
sudah baik. Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UII
Yogyakarta. Ekonomi Islam. Jakarta:
Kedua, Kendala petani garam Rajawali Pers. 2014
berkaitan dengan penjaminan
kehalalan produk yaitu dalam hal Puspita Hadi, Wiwin & ,
pendapatan masih rendah sehingga Ahied, Mochammad. Jurnal
tidak cukup untuk memenuhi proses Pembelajaran Kimia J-PEK. 2017.
pegurusan label halal, seperti
pemagaran lahan garam dan MW, Faqiatul & HP, Anissa,
pembayaran biaya administrasi Model Pengembangan Industri Halal
sertifikat halal. Dari beberapa Food di Indonesia Journal UMM.
kesimpulan di atas, maka petani garam 2018.
agar lebih memperhatikan dalam hal
pra produksi, proses produksi, dan Ihsannudin, dkk / Economics
paska produksi, supaya garam yang Development Analysis Journal
dihasilkan berkualitas dan terjamin UNNES 5 (4) (2016)
kehalalannya dan petani garam harus
segera memagari lahan garam agar Mustofa, Arif. 2016. Strategi
dapat memenuhi standar kehalalan Pengembangan Usaha Garam Rakyat
produk dan dapat dikeluarkan sertifikat Madura. Jurnal Disprotek Fakultas
halal oleh pihak LPPOM-MUI Jawa Pertanian Bogor, Vol 7 No. 2.
Timur. Dalam hal modal sebaiknya
petani garam tidak berhutang lagi Arifin, Zainal. 2014. Analisis
kepada tengkulak, lebih baik Persaingan Produksi Garam Lokal
mengambil kredit dari Bank Syariah dan Asing, ditinjau dari Analisis
atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah SWOT (Studi kasus Kec. Banyusangka,
(BPRS). Kab. Bangkalan). Skripsi Institut
Petani sebaiknya lebih Pertanian Bogor.
meningkatkan upaya untuk
memperbaiki diri dengan ilmu Sani, Abdul Asis. Metode
pengetahuan terutama fiqh Penetapan Standarisasi Produk
(pemahaman ajaran Islam). Di samping Makanan Halal,(Studi Perbandingan
itu perlu adanya perhatian dari Majelis Permusyawaratan Ulama
pemerintah serta pihak LPPOM-MUI Aceh Dan Majelis Agama Islam
Jawa Timur terhadap petani garam di Patani), .Skripsi: Universitas Islam
Madura karena mereka butuh masukan Negeri AR-Raniry Darussalam –
dan bimbingan agar mereka lebih Banda Aceh, 2017.
paham dalam hal memproduksi garam
Observasi & Wawancara Dengan
dengan baik sehingga dapat memenuhi
Bpk Toni, Desa Pesanggrahan Kec.
standar kehalalan produk. Kwanyar, Kab. Bangkalan. Pada tanggal
25 Juli 2019
D. PUSTAKA ACUAN
“Pulau Madura: Pulau Garam
Indonesia”

9
https://indonesiabaik.id/infografis/pulau- https://aceh.tribunnews.com/
madura-pulau-garam-indonesia 2017/07/04/garam-tradisional-belum-
tentu-halal.
“Lahan Garam Terbesar Ada Di
Madura” www.wikipedia.com/suku-
https://risbang.ristekdikti.go.id/publikasi/ madura
berita-media/lahan-garam-terbesar-
indonesia-ada-di-madura/

10

Anda mungkin juga menyukai