Anda di halaman 1dari 10

UJI MIKROBIOLOGIS PANGAN

PERAN CODEX DAN ICMSF

OLEH:
MUH. SYAHRUL ALFIAN J1A021079
MUHAMAD AWALUDIN J1A021080
MUHAMMAD ADITYA PRAYOGA J1A021081

PRODI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 15 Maret 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2

BAB III KESIMPULAN................................................................................................................. 4

DAFTAR PUSATAKA ................................................................................................................... 5

LEMBAR TUGAS .......................................................................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki beberapa instansi yang lingkup tugas dan kewenangannya
terkait dengan pangan, mulai dari budidaya, pangan segar, pangan olahan, pangan
khusus, pangan siap saji, distribusi pangan, ritel pangan, ekspor/impor dan standarisasi
pangan.
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan, tugas dan kewenangan di bidang pangan tersebut melibatkan Menteri
yang bertanggung di bidang pertanian, perikanan, kehutanan, Kesehatan, Perindustrian,
perdagangan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan serta Badan Standarisasi Nasional.
Codex dibentuk dengan tujuan antara lain untuk melindungi Kesehatan
konsumen, menjamin praktek yang jujur (fair) dalam perdagangan pangan internasional
serta mempromosikan koordinasi pekerjaan standardisasi pangan yang dilakukan oleh
organisasi internasional lain. Codex menetapkan teks-teks yang terdiri dari standar,
pedoman, code of practice dan rekomendasi lainnya yang mencakup bidang komoditi
pangan, kententuan bahan tambahan dan kontaminan pangan, batas maksimum residu
pestisida dan residu obat hewan, prosedur sertifikasi dan inspeksi serta metoda analisa
dan sampling.Beberapa komoditi pangan yang saat ini dicakup oleh Codex adalah
minyak dan lemak, ikan dan produk perikanan, buah dan sayuran segar, buah dan sayuran
olahan, jus buah dan sayuran, susu dan produk susu, gula, produk kakao dan cokelat,
produk turunan dari sereal, dan lain-lain.

1
BAB II
PEMBAHASAN

Ikan dan produk perikanan merupakan salah satu sumber pangan yangsangat penting bagi
masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global di masa yang akan datang akan
makin meningkat karena beberapa faktor, diantaranya meningkatnya jumlah penduduk serta
pendapatan masyarakat dunia;meningkatnya apresiasi terhadap makanan sehat atau healthy food
(di antarannya ditandai dengan rendahnnya kandungan kolesterol dan tingginya asam lemak tak
jenuh ganda omega-3 serta komposisi asam amino yang lebih lengkap), sehingga mendorong
perubahan pola konsumsi daging dari red meat ke white meat;adanya globalisasi yang adanya
makanan yang bersifat universal semisal ikan. Sebelum ikan menjadi produk makanan yang
bersifat universal, maka produk perikanan harus melalui persyaratan jaminan mutu yang ketat
juga bersifat universal atau berlaku di seluruh dunia.
Produksi perikanan budidaya semakin penting sebagai sumber pasokan ikan dunia.
Sedangkan hasil perikanan tangkap Sebagian besar tetap statis selama dua decade terakhir.
Produksi perikanan budidaya telah berkembang pesat dalam periode yang sama.
Sebagai produk pangan, ikan tetap dapat menyebabkan permasalahan Kesehatan. Ikan
dan produk perikanan dapat terkontaminasi sejak dari proses penangkapan/pembudidayaan
sampai dengan sesaat sebelum dimakan. Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada produk
perikana telah mendorong setiap negara untuk melindungi konsumen dengan mengeluarkan
kenijakan berupa peraturan-peraturan dan stnadar mutu di negara tujuan ekspor. Demikian pula
sebaliknya, produk perikanan asing yang masuk ke Indonesia harus juga bisa memenuhi
peratuean-peraturan dan sstandar mutu profuk di Indonesia.
Komite Internasional untuk keamanan yang bertanggung jawab dalam penetapan standar
batas mikroba dalam makanan yang biasa disebut ICMF muncul pada tahun 1962 bertepatan
dengan munculnya organisasi standar Codex Alimentarius yang merupakan komite tetap dari
Asosiasi Internasional Masyarakat (International Association of Microbiological
Sosieties/IAMS). Codex Committee on Food Hygiene (CCFH) yaitu seperangkat standar
keamanan dan mutu pangan internasional yang dirancang untuk menjamin keamanan dan mutu
produk pangan dan berfungsi sebagai alat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan
mempromosikan praktik perdagangan yang adil dalam industri pangan. Sedangkan The

2
International Commission on Microbiological Specification for Foods (ICMSF) adalah
kelompok pakar yang didirikan pada tahun 1962 untuk menghasilkan panduan berbasis ilmiah
yang sesuai bagi pemerintah maupun industri dalam menilai dan mengendalikan keamanan
mikrobiologi pangan.

3
BAB III
KESIMPULAN

Ikan dan produk perikanan merupakan salah satu sumber pangan yangsangat penting bagi
masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global di masa yang akan datang akan
makin meningkat karena beberapa faktor, diantaranya meningkatnya jumlah penduduk. .
Sebelum ikan menjadi produk makanan yang bersifat universal, maka produk perikanan harus
melalui persyaratan jaminan mutu yang ketat juga bersifat universal atau berlaku di seluruh
dunia. Komite Internasional untuk keamanan yang bertanggung jawab dalam penetapan standar
batas mikroba dalam makanan yang biasa disebut ICMF muncul pada tahun 1962 bertepatan
dengan munculnya organisasi standar Codex Alimentarius yang merupakan komite tetap dari
Asosiasi Internasional Masyarakat (International Association of Microbiological
Sosieties/IAMS). Sedangkan The International Commission on Microbiological Specification for
Foods (ICMSF) adalah kelompok pakar yang didirikan pada tahun 1962 untuk menghasilkan
panduan berbasis ilmiah yang sesuai bagi pemerintah maupun industri dalam menilai dan
mengendalikan keamanan mikrobiologi pangan.

4
DAFTAR PUSATAKA

Atmosumarsono., S. Ismawati. Seminar Hasil Penelitian Perikanan Budidaya Pantai; Maros, 16-
19 Juli. Maros.
Sugita. H. K. Shibuga. 1996. Antibacterial Capabilies of Instinal Bacteria I FreshWater Cultured
Fish
. Aquaculture: 145: 195-203.Tjahjadi, M.R. 1994. Bakteri Penghambat Vibrio harveyii untuk
Menanggulangi Penyakit Berpendar pada Larva Udang Windu (Penaeus monodon Fabr.).
Bogor: Institut Pertanian Bogor.

5
LEMBAR TUGAS

NO NO SNI DAN TAHUN TERBITAN ISI TENTANG

Standar nasional ikan segar mengikuti • Menetapkan syarat mutu dan keamanan
SNI 2729:203 sementara standarisasi pangan ikan segar, bahan baku, bahan
1
ikan ikan beku adalah SNI 4220:2014 penolong dan penanganan ikan segar.

• Standar ini berlaku untuk ikan segar jenis


ikan bersirip (pisces) dan tidak berlaku
pada ikan segar untuk sashimi serta
produk yang mengalami pengolahan lebih
lanjut.

• Sesuai dengan SNI ikan segar, ikan yang


dimaksud di sini adalah ikan yang belum
mengalami tindakan pengawetan kecuali
didinginkan atau dimasukkan chiller.
Supaya bisa mendapatkan SNI, maka
produk ikan segar harus memenuhi
standar.

• Standar ini akan diberikan kepada semua


jenis ikan yang bersirip dan merupakan
hasil tangkapan atau budidaya dari
perairan yang tidak tercemar apapun. Ikan
juga harus memiliki bentuk yang utuh
dengan mata cerah dan bau segar. Selain
itu ikan juga memiliki tekstur yang elastis
dan padat.

6
• Standar ikan segar juga akan diberikan
kepada ikan yang ditangkap dengan
peralatan yang memadai. Peralatannya
beragam mulai dari alat pemotong, kotak
insulasi, keranjang, dan lain sebagainya.
Semua peralatan harus dalam kondisi
bersih dan tidak tercemar.

Anda mungkin juga menyukai