ABSTRACT
Halal products are one form of protection and security guarantees for consumers. Products
that already have a halal label will have a higher selling value compared to products that do
not yet have a halal label, both in local and international markets. Important things in the halal
certification process include raw materials, production processes and equipment used.
Crackers are very popular snacks and are widely consumed by the people of Indonesia. This
study aims to determine the potential for contamination and determine the critical point of
prohibition in the production process of fish crackers and shrimp crackers. Data collection is
done by observation, interviews and documentation, then adjustments to the rules and
guidelines related to halalism. The results showed the critical point of the raw material lies in
the use of tapioca flour and cooking oil while the production process lies in the process of
refining the garlic while the equipment lies in the use of a brush in oil application on the
cracker cutter.
Keywords: haram, crackers, industry
ABSTRAK
Produk halal merupakan salah satu bentuk perlindungan dan jaminan keamanan bagi
konsumen. Produk yang telah memiliki label halal akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan produk yang belum memiliki label halal, baik dipasar lokal maupun
internasioal. Hal penting dalam proses sertifikasi halal diantaranya adalah bahan baku, proses
produksi dan peralatan yang digunakan. Kerupuk merupakan makanan ringan yang sangat
popular dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Penelitian ini bertujuan mengetahui
potensi terjadinya cemaran dan menentukan titik kritis keharaman pada proses produksi
produk kerupuk ikan dan kerupuk udang. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi, kemudian dilakukan penyesuaian terhadap kaidah dan
pedoman terkait kehalalan. Hasil penelitian menunjukkan titik kritis bahan baku terletak pada
penggunaan tepung tapioca dan minyak goreng sedangkan dari proses produksi terletak pada
proses penghalusan bawang putih sedangkan dari peralatan terletak pada penggunaan alat
kuas dalam pengolesan minyak pada alat pemotong krupuk.
Kata Kunci: haram, Kerupuk, industri
Jannah, Miftakhul, Mohamad Fuad Fauzul Mu’tamar, Asfan. 2020. Analisis Titik Keharaman Produk
pada UMKM Kerupuk. Jurnal Agroindustri Halal 6(2): 205 – 216.
206 | Jannah et al. Analisis Titik Kritis Keharaman Produk
Pencampuran/pembuatan adonan
Pencetakan
Penataan
Pengukusan
Pengeringan
Pengangkatan Pengangkatan
Pendinginan Penimbangan
Penataan Pengemasan
Pemotongan
Langkah awal dalam proses pembuatan diangkat untuk didinginkan dan diangin-
kerupuk ikan ini adalah menyiapkan bahan- angikan supaya adonan sedikit keras dan
bahan yaitu: tepung tapioka, terigu, rebusan nantinya mudah untuk dipotong-potong.
ikan dan terasi, msg, bahan tambahan Setelah didinginkan kemudian ditata untuk
pangan, minyak goreng, bawang halus dan dilakukan pemotongan. Proses pemotongan
air. Kemudian semua bahan baku dan bahan dilakukan dengan menggunakan mesin
tambahan dicampur untuk dijadikan adonan pemotong dengan kapasitas 1 kwintal
kerupuk. Setelah adonan tercampur sesuai adonan dapat dipotong dalam waktu 1 jam.
dengan tekstur yang diharapkan, selanjutnya Setelah adonan lonjong-lonjong terpotong,
kerupuk dibentuk lonjong-lonjong besar kemudian dilakukan penataan di atas besek
sesuai dengan ukuran alat pengukukusan. bambu kemudian dilanjutkan proses
Kemudian adonan yang telah dibentuk penjemuran untuk pengeringan. Setelah
dimasukkan ke dandang yang berukuran kerupuk menjadi kering, lalu dilakukan
besar, lalu di lakukan pengukusan kurang proses pengangkatan dari penjemuran untuk
lebih 4-5 jam. Setelah adonan matang, adonan
208 | Saadah & Tulandi Skrining Fitokimia dan Analisis Total Fenolik
hewan halal dan penyembelihannya sesuai Titik kritis keharaman dari kuas adalah
dengan syariat islam maka dapat dikatakan apabila dari bulu babi dan anjing jelas akan
halal, akan tetapi jika tulang hewan ini keharamannya. Akan tetapi jika terbuat dari
berasal dari hewan non halal dan disembelih bulu kambing dan lainnya dilihat terlebih
tidak sesuai dengan syariat islam maka dahulu apakah proses penyembelihannya
nantinya produk yang dihasilkan akan sesuai dengan syariat apa tidak, jika tidak
menjadi haram. memenuhi syariat islam maka bulu tersebut
Titik kritis keharaman pada minyak juga akan menjadi haram.
goreng juga terdapat adanya penambahan zat Bahan Tambahan
pestabil dan proses penjernihan yang bahan Pada proses produksi kerupuk ikan dan
dan proses tersebut bisa berasal dari tulang udang yang bahan yang ditambahkan adalah
hewan dan gelatin babi. tepung terigu, MSG (monosodium glutamate),
b. Air pemanis buatan, bawang putih, ikan dan
Air digunakan sebagai pencampur terasi, dan pemutih makanan. Berikut titik
adonan dan perebusan adonan. Air yang kritis keharaman dari masing-masing bahan
bersih, tidak berasa, tidak berwarna, tidak tambahan makanan:
berbau maka air ini dikatakan air suci, a. Tepung Terigu
sedangkan air yang bersih belum tentu suci. Tepung terigu memiliki kandungan
Sehingga air yang bersih dan memperolehnya karbohidrat yang sangat banyak, akan tetapi
dengan proses yang halal, maka air ini dapat kadungan mineral dan vitaminnya sangat
dikatakan halal. Apabila air yang didapatkan sedikit. Oleh karena itu terdapat peraturan
melewati proses atau bersinggungan atau pemerintah menurut Keputusan Menteri
tercemar dengan barang/bahan non halal Kesehatan Rep. Indonesia No.
maka air ini dikategorikan haram. 962/Menkes/SK/VII/2003 tentang
c. Kuas “Fortifikasi Tepung Terigu” menyebutkan
Kuas digunakan untuk membantu bahwa terigu yang diproduksi, diimpor atau
mengoleskan minyak goreng pada alat diedarkan di Indonesia harus mengandung
pemotongan kerupuk. Kuas yang saat ini fortifikan, yang meliputi: zat besi (Fe), seng
beredar menurut Founder Halal Corner (Zn), vitamin B1, vitamin B2, serta asam folat.
(Aisha Maharani) kuas memiliki titik kritis Menurut Halal MUI tepung terigu relative
pada bahanya, kuas terbuat dari dua bahan. tidak ada masalah terkait kehalalannya, akan
Terdapat kuas yang terbuat dari bulu hewan tetapi dengan adanya berbagai bahan
dan ada yang terbuat dari bahan sintesis. tambahan untuk memenuhi standart yang
Biasanya kuas yang memililki bulu lembut telah ditentukan menjadikan tepung terigu
dan halus adalah kuas yang terbuat dari bulu rentang akan tercemarnya bahan non halal.
hewan yaitu bulu babi, bulu ekor kuda, Jika vitamin-vitamin tersebut diproduksi
musang, kambing, tupai bahkan anjing. Aisha secara mikrobiologis dengan menggunakan
juga menyampaikan guna mengetahui media yang tidak halal, maka vitamin-vitamin
apakah kuas yang digunakan itu halal apa tersebut akan berubah menjadi tidak halal.
tidak dapat dibuktikan dengan cara melihat Tepung terigu dapat berstatus syubhat jika
karakteristik bulunya. Dari segi warna bulu, ditambahkan dengan asam amino L-sistein
babi sendiri kebanyakan memiliki waran (L-cysteine hydrochloride). Bahan tambahan
bulu putih, merah muda dan coklat. yang digunakan ini dapat menghasilkan
Kemudian jika bulu dibakkar apabila bulu tepung terigu yang memiliki volume lebih
yang dibakar timbul bau bulu terbakar, besar dan lebih halus, sering digunakan
sedangkan untuk kuas yang terbuat dari ijuk untuk melunakkan gluten gandum. Sumber L-
atau sabut ketika dibakar pasti akan langsung sistein lah yang menjadikan syubhat. Fatwa
terbaar dan tidak mengeluarkan aroma Ulama memutuskan bahwa L-sistein yang
spesifik. dihasilakn dari ekstraksi rambut manusia
hukumnya haram.
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 2, Oktober 2020 | 211
laut itu halal, akan tetapi menjadi haram pada proses penyediaan bahan-bahan ini
apabila proses yang dilakukan menjadi proses yang memiliki titik kritis
bersinggungan dengan bahan atau produk keharaman.
non halal. Selain non halal, sesuatu dapat b. Penghalusan Bawang Putih
berubah menjadi haram apabila alat yang Proses penghalusan bawang putih
digunakan tidak bersih atau kotor. menjadi titik kritis keharaman, karena
Berdasarkan Firman Allah Q.S Al-A’raf ayat bawang putih dihaluskan di toko penghalus
157 yang artinya “Dia menghalalkan kepada umum (bahasa jawa: selepan) yang
mereka segala yang baik dan mengharamkan konsumennya tidak pernah tau apakah
kepada mereka segala yang kotor”. Jadi yang selepan tersebut benar-benar bersih dan
menjadi titik kritis pada ikan dan terasi ini tidak tercemar oleh produk non halal lainnya.
adalah proses dan peralatan yang digunakan. Sehingga proses penghalusan menjadi salah
f. Pemutih makanan satu proses yang menjadi titik kritis
Bahan pewaran (coloring) yang biasa keharaman.
dipakai dalam makanan olahan terdiri dari 2 c. Perebusan Ikan dan Terasi
jenis, yaitu: pewarna sintesis (buatan) dan Pada proses perebusan ikan dan terasi
pewarna alami (natural) pewarna yang yang digunakan sebagai perasa ini alat yang
ditambahkan adalah pemutih makanan.
diguankan tidak bersih. Meskipun ikan dan
Menurut (Danar 2017) jika komposisinya terasi merupakan produk yang halal, akan
merupakan E170 (Kalsium karbonat/kapur) tetapi setiap proses yang dilakukan harus
maka bahan pemutih ini halal jika berasal bersih. Alat perebusan yang digunakan tidak
dari karang (bahan tambang), namun akan bersih. Namun perebusan ikan dan terasi
menjadi haram jika diambil dari tulang tidak menjadi titik kritis keharaman, karena
binatang haram atau dari tulang hewan yang sesuatu yang tidak bersih belum tentu haram.
halal akan tetapi tidak disembelih secara
syar’i. Merk pemutih yang ditambahkan d. Pembuatan Adonan
sebagai pemutih makanan adalah R & W Pada proses pembuatan adonan
dengan komposisinya adalah Titanium kerupuk, semua bahan dicampur menjadi
Dioksida (CI77891). satu dengan proses manual oleh tangan
Analisis Proses Produksi manusia. Proses ini menjadi titik kritis
keharaman karena pada saat proses
Proses produksi merupakan tahapan pengolahan menggunakan tangan manusia
yang penting dalam menerapakan sistem yang tidak memakai sarung tangan dan tutup
jaminan halal. Salah satu tahapan yang dapat kepala, tidak selalu melakukan pencucian
diidentifikasi titik kritisnya. Analisis proses saat akan melakukan proses nguleni
produksi dapat dilihat pada Tabel 2. adoanan, hanya awalnya saja untuk proses
Proses produksi menjadi tahapan yang selanjutnya tidak melakukan pencucian
harus benar-benar diperhatikan. Berikut kembali. Selain itu ditakutkan terdapat organ
merupakan penentuan titik kritis keharaman tubuh seperti rambut yang jatuh pada
hasil identifikasi hasil dari Tabel 2. mengenai adonan.
proses produksi kerupuk: e. Pembentukan Adonan menjadi
a. Penyediaan Bahan-bahan Lonjong-lonjong
Pada tahap awal yaitu penyediaan Proses pembentukan adonan menjadi
bahan-bahan, bahan-bahan harus jelas lonjong-lonjong besar ini dilakukan secara
kehalalannya dengan tersertifikasi dan telah manual oleh tangan tanpa menggunakan
memiliki label halal pada bahan yang sarung tangan dan tutup kepala. Ditakutkan
digunakan, namun terdapat dua bahan yang terdapat organ manusia yang jatuh seperti
belum memiliki sertifikasi halal. Bahan yang rambut. Sehingga proses ini menjadi titik
digunakan belum tersertifkasi halal adalah kritis keharaman.
tepung tapioka dan minyak goreng, sehingga
Jurnal Agroindustri Halal ISSN 2442-3548 Volume 6 Nomor 2, Oktober 2020 | 213