Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

KEGIATAN PRAKTIKUM PENJAMINAN MUTU PERTANIAN


DI KELOMPOK WANITA TANI (KWT) “TUNAS HARAPAN”
DESA PULAU HARAPAN KABUPATEN BANYUASIN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Oleh:

Reska Lestari
02.01.18.042

Dosen Pengampuh:
Dr. Noor Roufiq Ahmadi, S.TP., MP
Anna Sulistyaningrum, S.TP, MP

PROGRAM STUDI PENYULUH PERTANIAN BERKELANJUTAN


POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA


MANUSIA PERTANIAN

2020
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................2
C. Manfaat..................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................3
BAB III..............................................................................................................................5
KEGIATAN PRAKTIKUM..............................................................................................5
A. Pengendalian Mutu On Farm Budidaya Tanaman Pakcoy.....................................5
B. Pengendalian Mutu Panen dan Pascapanen Tanaman Pakcoy................................8
C. Diversifikasi Mutu Produk Olahan Pakcoy (Smoothie Pakcoy)...........................11
BAB IV............................................................................................................................14
KESIMPULAN................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jaminan mutu dan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan


persyaratan konsumen, Keamanan pangan merupakan persyaratan utama dan
terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai
gizi suatu bahan pangan atau makanan, penampilannya baik , juga lezat rasanya,
tetapi bila tidak aman, maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.

Hal ini membawa dampak perubahan mulai dari bisnis pangan tanpa adanya
pengawasan, pengawasan produk akhir, hingga pengawasan proses produksi bagi
jaminan mutu secara total. Pada tahun-tahun terakhir, konsumen menyadari bahwa
mutu pangan khususnya keamanan pangan tidak dapat hanya dijamin dengan hasil
uji produk akhir dari laboratorium. Mereka berkeyakinan bahwa produk yang
aman didapat dari bahan baku yang ditangani dengan baik, diolah dan
didistribusikan dengan baik akan menghasilkan produk akhir yang baik.

Merebaknya pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, tidak hanya  membawa
masalah kesehatan masyarakat, tetapi juga berimplikasi luas, seperti kelancaran
distribusi pangan, terbatasnya akses fisik dan ekonomi terhadap pangan, dan
lainnya yang dapat menganggu ketahanan pangan individu, keluarga  maupun
nasional. Melalui kegiatan praktikum pada mata kuliah Penjaminan Mutu
Pertanian untuk mengidentifikasi program P2L yaitu program yang diharapkan
dapat menjadi salah satu solusi dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga
dengan memanfaatkan pekarangan dan menanam aneka tanaman.

Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh


kelompok masyarakat yang secara bersama-sama mengusahakan lahan
pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan
ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan, serta pendapatan. lahan pekarangan

1
merupakan lahan yang ada di sekitar rumah/bangunan tempat tinggal/fasilitas
publik dengan batas kepemilikan yang jelas dan merupakan lahan yang tidak
produktif. Lahan tersebut dapat ditanam berbagai macam komoditas seperti sayur,
buah, tanaman obat-obatan, dan perkebunan.

Mutu produk hortikultura akan terbentuk pada saat panen dan penentuan
mutu tersebut akan terbentuk di pasar. Pasar akan menentukan persyaratan standar
mutu komoditas, yang harus mampu dicapai oleh proses budidaya, kegiatan
pascapanen demi mempertahankan mutu yang telah dicapai agar dapat diterima di
pasar.
Kelompok Wanita Tani (KWT) “Tunas Harapan” merupakan salah satu
kelompok tani wanita yang berada di Desa Pulau Harapan dalam binaan Balai
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan.

B. Tujuan

Tujuan dari kegiatan praktikum penjaminan mutu pertanian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan menganalisa terkait pengendalian mutu on farm apakah


sudah menerapkan budidaya ramah lingkungan atau belum.
2. Untuk mengetahui karakteristik mutu hasil panen dari komoditas segar
dibandingkan dengan standar mutu serta penanganan pascapanennya.
3. Untuk melakukan pengendalian mutu pengolahan produk dan melakukan
pengujian mutu secara kualitatif melalui uji organoleptik.

C. Manfaat
1. Mahasiswa telah dapat mengetahui dan menganalisa terkait pengendalian
mutu on farm apakah sudah menerapkan budidaya ramah lingkungan atau
belum.

2
2. Mahasiswa telah dapat mengetahui karakteristik mutu hasil panen dari
komoditas segar dibandingkan dengan standar mutu serta penanganan
pascapanennya.
3. Mahasiswa telah dapat melakukan pengendalian mutu pengolahan produk dan
melakukan pengujian mutu secara kualitatif melalui uji organoleptik.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

Pengendalian Mutu Dan Proses Produksi Penerapan kosep mutu di bidang


pangan dalam arti luas menggunakan penafsiran yang beragam. Kramer dan
Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu merupakan gabungan atribut produk yang
dinilai secara organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini digunakan
konsumen untuk memilih produk secara total.

Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa mutu dianggap


sebagai derajat penerimaan konsumen terhadap produk yang dikonsumsi berulang
(seragam atau konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat
organoleptiknya. Juran (1974) dalam Hubeis (1994) menilai mutu sebagai
kepuasan (kebutuhan dan harga) yang didapatkan konsumen dari integritas produk
yang dihasilkan produsen.

Menurut Fardiaz (1997), mutu berdasarkan ISO/DIS didefinsilkan sebagai


karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses,
organisasi atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi
kebutuhan yang telah ditentukan (Sussi, 2002).

Secara umum pengertian produksi adalah suatu proses dimana barang (jasa)
diciptakan. Proses produksi terjadi karena adanya interaksi antara berbagai faktor
produksi seperti input (berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan sebagainya)
bersatu padu untuk menciptakan barang (jasa) yang mempunyai nilai tambah dan
nilai guna yang lebih tinggi yang diperlukan oleh konsumen.

Produksi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan barang (jasa)


lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar berdasarkan prinsip ekonomi
manajerial atau a ekonomi perusahaan. Prinsip ekonomi manajerial adalah prinsip
produksi harus dijalankan dengan cara meminimumkan biaya dan
memaksimumkan keuntungan. Pengeluaran biaya untuk proses harus efisien dan
barang (jasa) dapat dipasarkan dengan perolehan optimum (Wirakartakusumah,
1997).

4
Tujuan pokok dari pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana proses dan hasil produk (jasa) yang dibuat sesuai dengan standar
yang ditetapkan perusahaan. Pengendalian mutu merupakan upaya untuk
mencapai dan mempertahankan standar bentuk, kegunaan, dan warna.

Dalam melaksanakan fungsi pemantauan (monitoring), pengendalian mutu


harus ditentukan jumlah dan jenis pemantauan dalam proses pengendalian mutu
suatu produk, terlebih dahulu harus dibuat suatu Diagram Alur Produksi (DAP)
produksi. Berdasarkan DAP produksi tersebut, dapat ditentukan jenis dan
banyaknya titik pemantauan yang efektif (Tunggal, 1996).

Penerapan pengendalian mutu pada suatu perusahaan dimaksudkan untuk


memperoleh gambaran pasti tentang produk akhir. Apakah komposisi, desain,
maupun spesifikasi telah sama dengan standar yang telah ditetapkan. Jadi,
pengendalian mutu hanya dapat dilakukan bila sebelumnya telah ditetapkan suatu
standar ukuran. Tanpa standar tersebut perusahaan tidak mempunyai dasar ukuran
untuk mengawasi apakah proses produksi telah berjalan dengan semestinya
(Hubeis, 1997).

Pengendalianan mutu merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan


teknologi, serta manajerial dalam hal penanganan mutu pada proses produksi,
perdagangan dan distribusi komoditas. Oleh karena itu, pengawasan mutu bukan
semata-mata masalah penerapan ilmu dan teknologi, melainkan juga terkait
dengan bidang-bidang ilmu sosial dan aspek-aspek lain, yaitu kebijaksanaan
pemerintah, kehidupan kemasyarakatan, kehidupan ekonomi serta aspek hukum
dan perundang-undangan (Wirakartakusumah, 1997). Menurut Suhardjo (1997),
fungsi pengendalian mutu, bukan saja untuk memperoleh mutu produk yang
sesuai dengan standar, tetapi juga untuk mengetahui tingkat efisiensi.

5
BAB III
KEGIATAN PRAKTIKUM

A. Pengendalian Mutu On Farm Budidaya Tanaman Pakcoy

1. Alur Proses Budidaya


a. Persiapan Lahan
Dalam pengamatan kegiatan persiapan lahan yang dilakukan di KWT Tunas
Harapan mendapatkan hasil bahwa Persiapan lahan dimulai dengan menentukan
lahan yang sesuai untuk dilakukan budidaya pakcoy yaitu yang tidak jauh dari
sumber mata air karena tanaman pakcoy merupakan tanaman yang sangat
membutuhkan air sepanjang waktu terlebih pada saat musim kemarau. Setelah
menentukan lahan yang sesuai dengan kriteria, tahap selanjutnya yaitu melakukan
sanitasi pada lahan seperti membersihkan gulma dan menghilangkan bekas-bekas
tanaman sebelumnya sehingga lahan yang akan digunakan terbebas dari inang
untuk hama yang dapat menyerang tanaman pakcoy nantinya.
Kegiatan selanjutnya yaitu membuat bedengan yang merupakan kegiatan
inti pada proses persiapan lahan untuk dilakukan budidaya pakcoy. Bedengan
yang dibuat berukuran lebar 2 meter dan panjang bedengannya menyesuaikan
ukuran lahan keseluruhan yang ada. Dalam proses pembuatan bedengan disini
dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota KWT termasuk juga PPL
yang mendampingi kegiatan tersebut. Kegiatan budidaya dilakukan secara santai
dan akrab tanpa adanya keterpaksaan. Setiap antar bedengan diberi jarak 50 cm
yang digunakan sebagai jalan dan juga sebagai saluran air ketika musim hujan
tiba agar tanaman tidak terendam oleh air dan menjadi busuk.

6
Setelah bedengan selesai, kegiatan selanjutnya yaitu melakukan perataan
permukaan bedengan dan memberikan pupuk kompos dengan dosis 10 Kg untuk
setiap panjang bedengan sekitar 10 m. Setelah dilakukan perataan dan pemupukan
pada bedengan, tahap terakhir dalam proses persiapan lahan yaitu penyiraman
bedengan yang bertujuan untuk memadatkan kompos.
b. Pembibitan
Dalam pengamatan kegiatan pembibitan yang dilakukan di KWT Tunas
Harapan mendapatkan hasil bahwa Pembibitan yang dilakukan menggunakan
bedengan yang terpisah dari bedengan utama. Kegiatan pembibitan dilakukan
dengan menaburkan benih pada permukaan bedengan dan kemudian bedengan
ditutup dengan tanah yang sudah digemburkan setebal kurang lebih 2 cm.
Selanjutnya, bedengan pembibitan dilakukan penyiraman menggunakan gembor.
Estimasi benih akan tumbuh yaitu pada hari ke 3 sampai 4 setelah sebar. Setelah
benih pakcoy tumbuh dan telah memiliki 3 sampai 5 helai daun maka pakcoy siap
untuk dipindahkan dari bedengan pembibitan ke bedengan utama.

c. Penanaman  

Dalam pengamatan kegiatan penanaman yang dilakukan di KWT Tunas


Harapan mendapatkan hasil bahwa bibit pakcoy yang dipindahkan ke bedengan
utama yaitu bibit yang sehat dengan ciri-ciri batangnya tumbuh dengan tegak,
daunnya berwarna hijau segar, serta tidak terserang penyakit atau hama. Sebelum
ditanam, bedengan dibuat lubang tanam yang berukuran sekitar 4 x 6 cm dan jika
bibit sudah cukup besar lubang tanam dapat disesuaikan. Penanaman bibit pakcoy
dilakukan dengan sangat hati-hati agar bibit tetap segar dan tidak rusak atau cacat.

d. Pemeliharaan
Hal lain yang harus dilakukan dalam bercocok tanam pakcoy adalah
pemeliharaan. Pemeliharaan yang dilakukan oleh KWT Tunas Harapan yaitu
berupa penyiraman secara teratur terutama pada saat musim kemarau. Hal tersebut
dikarenakan pakcoy adalah jenis tanaman yang sangat bergantung pada air.
Penjarangan atau pengurangan tanaman pakcoy agar dapat tumbuh dengan

7
optimal dapat dilakukan pada usia 2 minggu setelah penanaman. Sementara
penyiangan tanaman pakcoy dapat dilakukan sebanyak 2 sampai 4 kali selama
masa tanam.
Pemupukan juga merupakan hal yang sangat penting dalam proses budidaya
pakcoy. Kegiatan budidaya tanaman pakcoy ini merupakan salah satu perwujudan
program budidaya tanaman secara organik yang diselenggarakan oleh Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) dan didampingi oleh Penyuluh sehingga proses
pemupukan juga menggunakan pupuk organik. Pupuk yang digunakan oleh KWT
Tunas Harapan yaitu Pupuk Kandang yang berasal dari kotoran ayam dan diambil
lansung dari peternakan ayam yang berada di Desa Pulau Harapan Kecamatan
Sembawa yang juga berada tidak jauh dari tempat budidaya pakcoy.

e. Pencegahan Hama dan Penyakit

Pencegahan hama juga merupakan hal penting yang harus dilakukan


untuk memelihara kualitas pakcoy agar tetap sehat dan memiliki kualitas yang
bagus. Hama yang sering menyerang tanaman pakcoy KWT Tunas Harapan
antara lain adalah ulat, siput, tritip, dan cacing bulu. Sementara jenis penyakit
yang biasa menyerang tanaman pakcoy ini antara lain adalah serangan jamur dan
bakteri.

Untuk memberantas hama dan penyakit tanaman pakcoy ibu-ibu KWT


Tunas Harapan biasanya membuat pestisida nabati secara bersama-sama dari
berbagai jenis tanaman seperti pestisida nabati dari daun pepaya, daun sambiloto,
bawang putih dan lainnya. Penggunaan pestisida nabati memiliki manfaat yang
sangat luar biasa, disamping karena tanaman yang dibudidayakan memang
merupakan tanaman organik juga hama yang menyerang tidak akan resistan serta
tidak membahayakan konsumen ketika sayuran ini dikonsumsi.

2. Aplikasi Bahan Kimia yang Digunakan

8
Pengaplikasian bahan kimia baik untuk pemupukan atau pengendalian hama
dan penyakit pada proses budidaya tanaman pakcoy di KWT Tunas Harapan tidak
dilakukan sama sekali, hal tersebut karena budidaya yang dilakukan merupakan
program budidaya sayuran secara sehat dan organik. KWT Tunas Harapan
merupakan satu-satunya Kelompok Wanita Tani yang dianggap sudah maju dari
beberapa Kelompok Wanita Tani yang ada di Kecamatan Sembawa sehingga
mendapatkan program pertanian budidaya sayuran secara sehat dan organik.
Produk yang dihasilkan nantinya akan diuji cobakan masuk pada mini dan super
market setempat guna memenuhi kebutuhan pasar menengah keatas. Hal tersebut
disampaikan langsnung oleh Penyuluh yang mendampingi kegiatan tersebut.
3. Penerapan Sanitasi
Pada saat melakukan proses penyemprotan maupun pemupukan, semua
anggota menggunakan APD yang lengkap karena KWT Tunas Harapan telah
mendapatkan materi penyuluhan tentang pentingnya perlindungan diri pada saat
kegiatan di lapangan terutama pada saat kegiatan penyemprotan dan pemupukan.
APD yang wajib digunakan di lapangan yaitu sepatu boot, sarung tangan, masker
serta topi. Sebagian besar anggota KWT telah mengetahui dampak yang akan
ditimbulkan jika tidak mematuhi standar Operasional Prosedur kegiatan di
lapangan baik sengaja ataupun tidak. Dampak yang ditimbulkan aapabila tidak
mematuhi SOP yaitu petani dapat mengalami keracunan, gangguan pernafasan,,
kaki dan tangan dapat terluka akibat terkena cangkul atau senjata lainnya yang
digunakan pada saat proses budidaya. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan
kegiatan biasanya dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh ketua kelompok
apakah para anggotanya sudah sesuai SOP atau belum.

B. Pengendalian Mutu Panen dan Pascapanen Tanaman Pakcoy

1. Tahapan Proses Panen

Tahapan dalam proses pemanenan tanaman pakcoy diawali dengan


persiapan panen baik dari mempersiapakan operator atau persiapan alat yang akan
digunakan dalam proses pemanenan. Pada umumnya tanaman sayuran daun

9
pakcoy dapat dipanen sekitar 30-45 hari setelah tanam atau sekitar 2 bulan setelah
semai.  Ciri- ciri fisik fisiologis kematangan tanaman pakcoy adalah daun
dewasanya berbentuk oval melebar, tangkai daun berwarna hijau cerah dan
bentuknya relative pendek sangat berbeda dengan tanaman sawi yang daunnya
berukuran panjang. Pakcoy dapat kita panen dengan cara mencabut seluruh
tanamn atau memotong batangya satu persatu. Pemanenan dengan memotong
batang pakcoy biasanya digunakan jika pakcoy yang telah ditanam dapat kita
panen berulang kali.

Alat yang digunakan dalam proses pemanenan ini yaitu seperti pisau catter,
keranjang atau bakul untuk dijadikan tempat penampungan hasil panen, serta
angkong atau alat pengangkut hasil panen yang digunakan untuk memindahkan
hasil panen ke tempat bangsal pemanenan. Waktu panen yang baik yaitu pada
pagi hari sebelum matahari terasa panas atau sekitas pukul 05.00 – 10.00 WIB dan
waktu ini juga diterapkan pada proses pemanenan pakcoy di KWT Tunas
Harapan.

Proses pemanenan pakcoy yaitu dengan memotong bagian bawah tanaman


pakcoy sehingga terpisah dari akarnya atau dapat juga dilakukan dengan
mencabut tanaman bersama dengan akarnya terlebih dahulu agar lebih aman
dalam pemotongan lalu kemudian dapat memisahkan bagian akar dan bagian
batangnya. Setelah dipanen dengan cara tersebut, pakcoy dimasukkan kedalam
keranjang sayur yang telah disiapkan dengan posisi tanaman tergeletak dan rapi
yaitu semua batang pakcoy menghadap posisi yang sama. Hal tersebut dilakukan
untuk memudahkan kegiatan selanjutnya yaitu pengangkutan dan penyortiran
yang akan dilakukan di bangsal pascapanen.

2. Tahapan Proses Pascapanen


a. Proses Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan dan membuang bagian-bagian
tanaman pakcoy yang tidak diinginkan seperti bagian yang rusak, busuk, dan
benda-benda asing yang mungkin terbawa pada saat proses pemanenan.

10
Penyortiran dilakukan sesaat setelah seluruh hasil panen dibawa ke dalam bangsal
pascapanen dan dilakukan oleh seluruh anggota KWT Tunas Harapan secara
bersama-sama. Tujuan dari secepatnya dilakukan penyortiran yaitu agar
mengurangi kerusakan mutu hasil panen karena tanaman sayuran seperti pakcoy
merupakan produk pertanian yang mudah rusak dan menurun kualitas mutunya
apabila terlalu lama dibiarkan diluar ruangan tanpa adanya perlakuan setelah
proses pemanenan.
b. Pembersihan atau Pencucian

Setelah dilakukannya proses sortasi tahap selanjutnya yaitu pencucian.


Pembersihan pakcoy yang dilakukan oleh KWT Tunas Harapan yaitu dengan
mencuci menggunakan air bersih mengalir. Tujuan dari pencucian menggunakan
air bersih yang mengalir agar kotoran dan apabila masih terdapat hama yang
menempel di tanaman dapat langsung terbawa oleh air yang mengalir sehingga
tidak mencemari tanaman yang lainnya.

c. Gradding

Setelah semua sayuran pakcoy sudah bersih, tahap selanjutnya yaitu


pengelompokkan pakcoy sesuai dengan bentuk, ukuran, dan kesesuaian produk
dengan kriteria permintaan konsumen. Seperti pada supermarket, mereka
menginginkan produk yang seragam bentuk dan ukurannya karena untuk pasar
menengah keatas ini lebih mementingkan kualitas fisik dan mutu produknya.
Sayuran pakcoy yang seragam bentuk dan ukurannya akan dipisahkan untuk
melewati tahap selanjutnya, sedangkan pakcoy yang tidak memiliki keseragaman
ukuran tersebut tetap diamankan guna dijual pada pedagang sayur atau kepada
pedagang di pasar tradisional karena kualitasnya masih bagus dan memiliki
kegunaan yang sama dengan pakcoy yang sudah di gradding sebelumnya.

d. Pengemasan
Pakcoy dari hasil budidaya KWT Tunas Harapan dikemas menggunakan
plastik bening khusus untuk mengemas sayuran serta perekat listrik yang biasa

11
digunakan dalam berbagai kegiatan pengemasan produk apapun. Pengemasan
dilakukan terhadap pakcoy yang sudah melalui proses gradding dan artinya
sayuran pakcoy yang sesuai kriteria saja yang dilakukan pengemasan.
Pengemasan dilakukan oleh 2-3 orang saja karena anggota kelompok yang lainnya
memegang kendali pada kegiatan lain.

e. Penyimpanan

Penyimpanan biasanya dilakukan pada sayuran pakcoy yang terlepas dari


proses gradding, yaitu pakcoy yang akan dijual ke penjual sayuran, pasar, atau
yang akan dikonsumsi oleh anggota-anggota kelompok. Pakcoy yang akan dijual
pada supermarket tidak membutuhkan penyimpanan oleh KWT karena biasanya
ihak mimarket/supermarket akan langsung mengambil pakcoy dan merekaakan
melakukan penyimpanan sendiri. Penyimpanan dilakukan di lemari pendingin
khusus sayuran yang di dalamnya tidak terdapat produk lain selain dari sayuran
karena jika terjadi, hal tersebut akan merusak sayuran karena adanya berbedaan
sifat pada produk tertentu.

3. Penerapan Sanitasi
Proses panen dan pascapanen tanaman pakcoy di KWT Tunas Harapan
sudah sangat baik, kondisi ruangan pascapanen juga cukup baik karena tidak
lembab, bersih dan pencahayaan yang sangat cukup. Pada setiap kegiatan proses
panen dan pascapanen ibu-ibu petani selalu menggunakan sarung tangan dan
masker juga tidak meludah pada areal tempat panen dan pascapanen berlangsung
sehingga sayuran pakcoy kemungkinan besar akan tetap terjaga keaslian dan
kesegarannya sampai ke tangan konsumen.
4. Kriteria Mutu Hasil Panen

Tanaman pakcoy yang memiliki kualitas baik maka daunnya akan


berbentuk oval, berwarna hijau segar dan mengkilat. Penampakan tanaman
pakcoy tidak membentuk kepala dan tumbuh tegak dengan sedikit mendatar serta
daunnya tersusun dalam spiral rapat. Daun-daun pakcoy harus melekat pada

12
batang yang tertekan, tangkai daun berwarna putih atau hijau muda dengan bentuk
gemuk berdaging serta tanaman pakcoy mencapai tinggi maksimum 15-30 cm.

Sayuran pakcoy merupakan komoditas yang mudah mengalami kemunduran


mutu atau kerusakan (perishable) yang menyebabkan masa simpannya tidak tahan
lama (2-4 hari). Kerusakan dapat terjadi karena faktor fisiologis, fisik, kimia,
parasitik maupun mikrobiologis. Pakcoy yang diproduksi oleh KWT Tunas
Harapan sering terjadi kerusakan fisik. Kerusakan terbesar terjadi pada proses
pengangkutan dari tempat panen ke tempat pascapanen karena kondisi jalan yang
kurang bagus.
C. Diversifikasi Mutu Produk Olahan Pakcoy (Smoothie Pakcoy)

Pada dasarnya strategi diversifikasi produk merupakan salah satu strategi


yang penting di dalam meningkatkan volume penjualan. Menurut Fandy Tjiptono
strategi diversifikasi adalah suatu upaya mencari dan mengembangkan produk
atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan,
peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas.

1. Bahan

Bahan yang digunakan untuk pembuatan smoothy pakcoy yaitu 1 rumpun


pakcoy segar, 4 potong tape singkong, 100 ml yoghurt, Susu Kental Manis (SKM)
sesuai selera, dan es batu secukupnya.

2. Cara membuat :

Langkah pertama untuk membuat smoothy pakcoy yaitu mencampurkan


semua bahan ke dalam blender, kemudian memblender pakcoy dengan semua
bahan tersebut sampai halus dan mengental, setelah itu pakcoy siap untuk
dinikmati.

13
3. Manfaat smoothie pakcoy

Pakcoy merupakan sayuran yang kaya akan manfaat bagi tubuh ketika
dikonsumsi. Manfaat dari smoothie pakcoy diantaranya yaitu menyehatkan
pencernaan, menurunkan tekanan darah, menurunkan resiko penyakit jantung dan
diabetes, menyehatkan mata, serta melawan kanker.

4. Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dengan memberikan sampel smoothy


pakcoy beserta kuisioner pengujian organoleptik terhadap 5 orang anggota KWT
Tunas Harapan mendapatkan hasil sebagai berikut :

a. Kriteria Penilaian :

1 = Tidak Suka

2 = Agak Suka

3 = Suka

4 = Sangat Suka

b. Hasil penilaian :
Penilaian
Penilai Warna Aroma Tekstur Rasa
1 4 3 4 3

14
2 4 3 4 4
3 4 4 4 4
4 3 2 4 3
5 4 4 4 4
Jumlah 19 16 20 18
Rata-rata 3,8 3,2 4 3,6

Dari 5 orang anggota KWT Tunas Harapan, rata-rata penilaian


menghasilkan 3,8 yang artinya hanya 1 orang yang menilainya suka saja dan
anggota yang lain memberikan penilaian yang sangat suka dengan warna smoothy
pakcoy karena menurut pendapat mereka warnanya sangat segar dan cantik
dipandang oleh mata sehingga ingin segera merasakannya.

Untuk aroma smoothy pakcoy mendapatkan rata-rata nilai 3,2. Terdapat 1


orang anggota KWT yang agak suka dan 2 orang suka kemudian sisanya menilai
dengan sangat suka. Menurut alasan anggota yang agak suka bahwa aromanya
sangat mengengat dan identik dengan aroma sayur.

Untuk tekstur smoothy pakcoy sendiri mendapatkan penilaian rata-rata yang


sempurna yaitu 4,0 dimana semua anggota yang berkesempatan mencoba
memberikan nilai yang sangat suka terhadap produk smoothy pakcoy. Menurut
pendapat mereka bahwa teksturnya sangat pas yaitu tidak terlalu mengental dan
tidak terlalu cair.

Penilaian terhadap rasa mendapatkan rata-rata 3,6 dimana terdapat 2 orang


anaggota KWT yang memberikan nilai suka saja. Hal tersebut dikarenakan kedua
orang tersebut tidak terlalu suka dengan rasa sayuran mentah tanpa melalui proses
pemasakan.

Selain dari tabel penilaian smoothy pakcoy dapat juga dilihat dengan
diagram dibawah ini :

15
4.5
4
3.5
3
Warna
2.5
Aroma
2
Tekstur
1.5 Rasa
1
0.5
0
1 2 3 4 5

BAB IV
KESIMPULAN

Kegiatan praktikum Mata Kuliah Penjaminan Mutu Pertanian pada KWT


Tunas Harapan di Desa Pulau Harapan Kecamatan Sembawa mendapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengendalian mutu on farm pada tanaman pakcoy yang berupa alur proses
budidaya seperti persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan,

16
serta pencegahan hama dan penyakit berjalan sesuai dengan standar budidaya.
Hal ini dikarenakan kegiatan budidaya sepenuhnya didampingi oleh penyuluh
pertanian yang berwenang untuk mengarahkan dan membimbing kelompok
tersebut.
2. Pengendalian mutu panen dan pascapanen tanaman pakcoy yang berupa
tahapan proses panen serta tahapan proses pascapanen seperti sortasi,
pencucian, gradding, pengemasan, serta penyimpanan telah sesuai dengan
SOP kegiatan panen dan pascapanen.
3. Diversifikasi produk mutu olahan pakcoy mendapatkan respon yang sebagian
besar baik dan menurut para anggota KWT Tuas Harapan kegiatan tersebut
telah menambah wawasan dan pengetahuan karena sebelumnya mereka tidak
pernah membuat olahan dari sayuran yang diproduksi seperti pakcoy.

DAFTAR PUSTAKA

Informasi Seputar Pertanian tahun 2016.


bukupetani.blogspot.com/2016/02/penjaminan-mutu-pertanian-tentang.html.
Diakses pada tanggal 22 Januari 2021 pukul 20.30 WIB.

Modul Praktikum Penjaminan Mutu Pertanian 2021. Politeknik


Pembangunan Pertanian Bogor. Dilihat pada tanggal 22 Januari 2021 pukul 21.21
WIB.

17
Tinjauan Pustaka. Pengendalian Mutu dan Proses Produksi.
https://docplayer.info/88685684-Tinjauan-pustaka-pengendalian-mutu-dan-
proses-produksi.html. Diakses pada tanggal 25 Januari 2021 pukul 09.00 WIB.

Budidaya Pakcoy.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/86916/Budidaya-Pakcoy/. Diakses
pada tanggal 25 Januari 2021 pukul 11.00 WIB.

Penanganan Pasca Panen Sayuran Pakcoy.


blog.umy.ac.id/mutiahfahrurroziana/2017/12/12/penanganan-pasca-panen-
sayuran-pakcoy/. Diakses pada tanggal 25 Januari 2021 pukul 21.10 WIB.

Waryat dan Yosi Handayani. Implementasi Jenis Kemasan Untuk


Memperpanjang Umur Simpan Sayuran Pakcoy.
file:///C:/Users/User/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8wekyb
3d8bbwe/TempState/Downloads/847-2974-1-PB%20(1).pdf. Diakses pada
tanggal 25 Januari 2021 pukul 21.00 WIB.

Strategi Diversifikasi Produk dan Penjualan.


http://digilib.uinsby.ac.id/1134/3/Bab%202.pdf. Diakses pada tanggal 26 Januari
2021 pukul 08.19 WIB.

18
Lampiran. Dokumentasi kegiatan praktikum

19
20

Anda mungkin juga menyukai