Anda di halaman 1dari 10

Potensi Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Garam Konsumsi Beryodium

dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing


(Ari Wibowo)

POTENSI PENGEMBANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)


PRODUK GARAM KONSUMSI BERYODIUM DALAM RANGKA
MENINGKATKAN DAYA SAING

POTENTIAL OF DEVELOPING INDONESIAN NATIONAL STANDARDS (SNI) FOR


YODIUM SALT PRODUCTS TO INCREASE COMPETITIVENESS

Ari Wibowo
Pusat Riset dan Pengembangan - Badan Standardisasi Nasional
Kompleks PUSPIPTEK Gedung 420, Kota Tangerang Selatan, Banten 15314
E-mail: ari@bsn.go.id

Abstrak

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 69 tahun 1994 tentang pengadaan garam beryodium dan Keputusan
Menteri Perindustrian No. 29/M/SK/2/1995 tentang Penggunaan tanda SNI secara wajib terhadap 10 macam
produk industri, garam yang beredar di pasaran harus memenuhi SNI, artinya semua produk garam konsumsi
yang beredar di Indonesia harus memenuhi persyaratan mutu SNI. Tahun 2020 kebutuhan garam
diperkirakan sebanyak 4,2 juta ton sedangkan produksi garam nasional baru sebanyak 2,3 juta ton, disisi lain
kualitas garam yang diproduksi petani umumnya rendah dan harus diolah kembali untuk dijadikan garam
konsumsi maupun garam industri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan
SNI produk garam sehingga penerapan SNI untuk meningkatkan daya saing industri dapat terwujud. Data
sekunder diperoleh melalui desk study, review Sistem Informasi SNI, sedangkan data primer diperoleh melalui
diskusi, wawancara dengan produsen garam, praktisi di bidang Standardisasi. Hasil yang diperoleh seiring
bertambah jumlah penduduk dan pertumbuhan industri, kebutuhan garam nasional selalu meningkat. Hingga
Desember 2019 terdapat 39 SNI terkait dengan garam, SNI 3556:2016 menetapkan persyaratan kadar natrium
klorida (NaCl) minimal 94% dan kadar yodium sebagai KIO3 minimal 30 mg/kg. Tinjauan Pemerintah terhadap
industri pengolahan garam menyatakan kadar NaCl garam rakyat sebesar 81,1 – 86,91%. Peran
mengembangkan SNI terkait tata cara pemenuhan garam konsumsi, pemeliharaan tambak garam sangat
bermanfaat yang dapat digunakan petani/UMKM sebagai acuan memproduksi garam.
Kata Kunci: Standar Nasional Indonesia, Garam, Konsumsi, Yodium

Abstrak

Based on Presidential Decree No.69/1994 on iodized salt procurement and Decree Industry Minister
No.29/M/SK/2/1995 concerning SNI marks for 10 kinds of products, salt must comply with SNI, meaning
consumption salt products circulating in Indonesia must meet SNI quality requirements. In 2020, need for salt is
estimated at 4.2 million tons, while national production is only 2.3 million tons, on other hand, salt quality
produced by farmers is generally low and must be reprocessed into consumption or industrial salt. Research
purpose is to identify SNI development need for salt products so that SNI application to improve industrial
competitiveness can be realized. Secondary data were obtained through desk studies, SNI Information System,
primary data were obtained through discussions, interviews, practitioners in Standardization field. Results
obtained with increasing population and industrial growth, need for national salt always increases. Until December
2019 there are 39 SNIs related to salt, SNI 3556: 2016 stipulates requirements for NaCl at least 94% and iodine
levels as KIO3 minimal 30 mg/kg. Government's review states that people's salt NaCl levels are 81.1-86.91%.
Role of developing SNI related to procedure for fulfilling consumption salt, maintaining salt ponds is very useful
which can be used by farmers/MSMEs as reference for producing.
Keywords: Indonesian National Standard, Salt, Consumption, Iodine

1. PENDAHULUAN satu dari sembilan jenis bahan kebutuhan pokok


masyarakat menurut keputusan Menteri
Garam merupakan salah satu kebutuhan Perindustrian dan Perdagangan No.
pelengkap untuk pangan dan sumber elektrolit 15/MPP/KEP/2/ 1998. Secara fisik, garam
bagi tubuh manusia, garam adalah senyawa adalah benda padatan berwarna putih berbentuk
yang terbentuk dari reaksi asam dan basa, kristal yang merupakan kumpulan senyawa
menurut Marihati dan Muryati (2008) garam di dengan bagian terbesar NaCl (>80%) serta
definisikan sebagai suatu kumpulan senyawa senyawa lainnya seperti magnesium klorida,
kimia yang bagian utamanya adalah NaCl magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lain.
dengan zat-zat pengotor terdiri dari CaSO4, Garam diklasifikasikan sebagai garam konsumsi
MgSO4, MgCl2 dan lain-lain. Garam merupakan dan garam industri, hal ini didasarkan pada
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 79-88

kandungan zat kimia yang terdapat dalam produk dengan standar tertentu yang hanya
garam. Garam konsumsi memiliki NaCl minimal bisa dihasilkan jika proses produksinya
94% dan harus memenuhi persyaratan kualitas memenuhi kriteria tertentu. Berdasarkan UU
garam konsumsi, Garam industri memiliki NaCl SPK No.20 Tahun 2014, penilaian kesesuaian
minimal 97%. Khusus untuk industri pangan, bertujuan a. Meningkatkan jaminan mutu,
kadar Ca dan Mg < 600 ppm (Purbani, 2000). efisiensi produksi, daya saing nasional,
Berdasarkan Keputusan Presiden persaingan usaha yang sehat dan transparan
Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1994 dalam perdagangan, kepastian usaha, dan
tentang pengadaan garam beryodium dan kemampuan Pelaku Usaha, serta kemampuan,
Keputusan Menteri Perindustrian No. inovasi teknologi; b. Meningkatkan perlindungan
29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan SNI dan kepada konsumen, Pelaku Usaha, tenaga kerja,
Penggunaan tanda SNI secara wajib terhadap dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari
10 macam produk industri, garam yang beredar aspek keselamatan, keamanan, kesehatan,
di pasaran harus memenuhi SNI, ini artinya maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
semua garam yang beredar di Indonesia c. Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan
harus mengandung yodium yaitu garam efisiensi transaksi perdagangan Barang dan/atau
yang telah diperkaya dengan kalium iodat Jasa di dalam negeri dan luar negeri.
(KIO3). Pada tahun 1995, Biro Pusat Statistik Dalam pengambilan keputusan untuk
(BPS) dan UNICEF melakukan survei nasional membeli suatu barang atau produk, masyarakat
tentang gangguan akibat kekurangan yodium memiliki suatu pertimbangan tertentu sesuai
(GAKY), data yang diperoleh menunjukkan dengan motivasi dan kebutuhan masing-masing
bahwa semua propinsi di Indonesia kecuali (DiClemente & Hantula, 2003). SNI garam
Kalimantan Timur, rata rata penduduknya mendorong terciptanya suatu produk dengan
mengalami kekurangan yodium. Yodium standar tertentu yang hanya bisa dihasilkan
merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh jika proses produksinya memenuhi kriteria
dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi tertentu, SNI dapat digunakan untuk menilai dan
mempunyai peranan yang sangat penting untuk menguji suatu produk yang dimiliki oleh pelaku
pembentukan hormon tiroksin. Yodium selain usaha atau produsen. Kesesuaian terhadap
dapat diperoleh dari garam beryodium, juga persyaratan SNI dilakukan melalui mekanisme
dapat diperoleh dari air minum, sayuran dan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI
bahan makanan dari laut (Hena Sugiani dkk, (SPPT SNI), sertifikat dikeluarkan oleh Lembaga
2015). Perlunya penambahan yodium ini Sertifikasi Produk (LSPro) yang telah diakreditasi
(ditambahkan dalam bentuk KIO3 kalium iodat) oleh Komite Akreditasi Nasional. Hingga tahun
dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan tubuh 2020 BSN telah menetapkan SNI sebanyak
manusia akan zat yodium, gangguan akibat 11.000 standar mencakup standar Barang, Jasa,
kekurangan yodium dapat mengakibatkan Sistem, Proses, atau Personal. Penerapan SNI
gondok, kretin , menurunnya kecerdasan dan produk dibuktikan melalui pemilikan sertifikat
untuk tingkat yang lebih berat dapat dan/atau pembubuhan Tanda SNI dan/atau
mengakibatkan gangguan otak dan pendengaran Tanda Kesesuaian. Sebagai tanda jaminan
serta kematian bayi. Harga garam konsumsi bahwa produk tersebut telah memenuhi
beryodium yang relatif murah dan terjangkau persyaratan dalam SNI adalah produsen berhak
oleh semua lapisan masyarakat membuat mencantumkan tanda SNI sesuai dengan
pemerintah memilih garam dapur menjadi media ketentuan yang berlaku (Badan Standardisasi,
penyampaian yodium ke dalam tubuh (Hena 2011). Oleh karena itu, produk yang bertanda
Sugiani dkk, 2015). Usaha produksi garam SNI telah dijamin memberikan kenyamanan,
rakyat merupakan salah satu roda penggerak keamanan, dan keselamatan bagi masyarakat
perekonomian karena menyediakan lapangan sebagai konsumen.
kerja terutama bagi masyarakat di kawasan Penelitian ini bertujuan untuk untuk
pesisir Indonesia dan menjadi sarana untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan SNI
mengentaskan kemiskinan. produk garam sehingga tujuan penerapan SNI
Standardisasi merupakan salah satu alat yang salah satunya merupakan kebijakan dan
(tools) kebijakan pemerintah dalam menata strategi penting Pemerintah untuk meningkatkan
struktur ekonomi secara lebih baik dan daya saing industri dapat terwujud.
memberikan perlindungan kepada masyarakat,
SNI membantu masyarakat memilih produk 2. TINJAUAN PUSTAKA
yang berkualitas dan membantu konsumen
terbebas dari produk yang berbahaya bagi 2.1 Sumber Garam
keselamatan hidup, kesehatan, ataupun Indonesia merupakan negara kepulauan dengan
lingkungan. SNI mendorong terciptanya suatu panjang pesisir pantainya yang mencapai 81.000

80
Potensi Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Garam Konsumsi Beryodium
dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing
(Ari Wibowo)

km, ditambah Indonesia memiliki 30 sentra garam yaitu garam konsumsi dan garam industri
produksi garam yang tersebar di tujuh provinsi, berdasarka Peraturan Menteri Perindustrian No.
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, 88/M-IND/PER/10/2014 tentang perubahan atas
Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Peraturan Menteri Perindustrian No. 134/M-
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan. Luas lahan IND/PER/10/2009 tentang peta panduan
mencapai 19.600 hektar (ha). Menurut (roadmap) pengembangan klaster industri
Burhanuddin (2001), secara umum, terdapat tiga garam. Garam konsumsi adalah garam yang
sumber utama garam, antara lain: digunakan untuk konsumsi atau dapat diolah
a. Air Laut dan Air Danau Asin Sebesar 40% menjadi garam rumah tangga dan garam diet
produksi garam dunia berasal dari air laut. untuk konsumsi masyarakat. Garam konsumsi
Beberapa negara produsen garam yang terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:
berasal dari air laut antara lain Australia, - Garam rumah tangga, adalah garam
Brazil, RRT India, Kanada dan Indonesia. konsumsi beryodium dengan kandungan
Sementara itu, produksi garam dunia yang NaCl minimal 94% atas dasar basis kering
berasal dari air danau asin (adbk) air maksimal 7%, bagian yang tidak
menyumbangsebesar 20% dari total produksi larut dalam air maksimal 0,5 mg/kg (adbk),
dunia. Negara produsen garam yang berasal Kadmium (Cd) maksimal 0,5 mg/kg, Timbal
dari air danau asin antara lain: Yordania (Laut
(Pb) maksimal 10,0 mg/kg, Raksa (Hg)
Mati), Amerika Serikat (Great Salt Lake), RRT
maksimal 0,1 mg/kg dan cemaran Arsen (As)
dan terdapat beberapa daerah di Australia.
b. Tambang Garam Produksi garam dunia yang maksimal 0,1 mg/kg serta Kalium Iodate
berasal dari dalam tanah (tambang garam) (KIO3) minimal 30 mg/kg yang berbentuk
memiliki pangsa sebesar kurang lebih 40% padat dan dapat dikonsumsi langsung oleh
dari total produksi garam dunia. Tambang- masyarakat.
tambang garam terutama berada di Negara - Garam diet, adalah garam konsumsi
Amerika Serikat, Belanda, RRT dan Thailand. beryodium berbentuk cairan/padat dengan
c. Air Dalam Tanah Garam yang berasal dari air kadar NaCl maksimal 60% (adbk) serta KIO3
dalam tanah memiliki pangsa yang amat kecil minimal 30 mg/kg yang dapat di konsumsi
dari total produksi garam dunia. Kecilnya langsung oleh masyarakat.
produksi garam yang berasal dari air tanah Garam industri adalah garam yang
disebabkan biaya yang harus dikeluarkan digunakan sebagai bahan baku/penolong pada
untuk memproduksi garam tersebut dinilai proses produksi, garam industri digunakan
tidak efisien (tidak ekonomis). untuk: industri kimia, industri aneka pangan,
Hampir keseluruhan garam Indonesia industri pharmasi, industri perminyakan, industri
diproduksi dengan menggunakan teknologi penyamakan kulit, water treatment.
penguapan air laut dengan tenaga sinar
matahari (solar evaporation). Secara umum, 2.3 Teknologi Pembuatan Garam di
pembuatan garam air laut dengan metode Indonesia
tersebut dilakukan melalui proses pemekatan
Tercapainya swasembada garam nasional
dan proses pemisahan garam (kristalisasi)
secara berkelanjutan merupakan kondisi ideal
(Assadad dan Utomo, 2011). Proses pemekatan
bagi Indonesia yang memiliki potensi alamiah
dilakukan dengan menguapkan airnya dengan
sebagai produsen garam (Dharmayanti, S. dkk,
panas matahari. Setelah garam melalui proses
2013). Pembuatan garam di Indonesia umumnya
kristalisasi maka garam akan mengandung
diproduksi dengan menggunakan teknologi
berbagai macam unsur mineral lainnya yang
penguapan air laut dengan tenaga sinar
disebut dengan impurities yaitu sulfat,
matahari (solar evaporation). yaitu penguapan
magnesium dan kalsium
dengan tenaga sinar matahari di ladang
pembuatan garam, penguapan dengan tenaga
2.2 Pengertian Garam Beryodium
panas bahan bakar dalam suatu evaporator dan
Garam beryodium adalah garam konsumsi kristalisasi garamnya dalam suatu crystallizer,
yang mengandung komponen-komponen utama pemisahan elektrokimia larutan garam dengan
NaCI minimal 94,7%, air laut maksimal 5% dan proses elektrolisa kemudian kristalisasi dengan
K1O3 sebanyak 30-80 ppm (mg/kg) serta crystallizer (Agustina dll, 2013). Metode yang
senyawa-senyawa lainnya. Berdasarkan SNI umum dilakukan di negara tropis, termasuk
3556:2016, garam konsumsi beryodium adalah Indonesia, yaitu sistem kristalisasi total air laut.
produk bahan makanan yang berbentuk padat Prinsip utama metode ini adalah kristalisasi
dengan komponen utamanya NaCl dengan garam dari air laut dengan menggunakan sinar
penambahan / fortifikasi KIO3. Klasifikasi garam matahari untuk menguapkan air laut (L. Assadad
nasional dikelompokkan menjadi dua jenis

81
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 79-88

dan B. S. B. Utomo, 2011). Proses solar prinsipnya didasarkan atas kebutuhan dan hasil
evaporation secara lebih detail dilakukan melalui konsensus para pemangku kepentingan untuk
tahapan-tahapan berikut (Puska PDN, 2011): mencapai keteraturan dalam berbagai aspek
1. Air laut dimasukkan ke dalam waduk ekonomi, sosial, lingkungan guna menunjang
penampungan pada saat pasang melalui pembangunan berkelanjutan. SNI adalah standar
saluran induk; yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku secara
2. Dari waduk penampungan garam dipompa ke nasional (PP 102, 2000). Standardisasi secara
areal penguapan pada level yang tertinggi; umum merupakan rangkaian proses mulai dari
3. Dari areal penguapan yang mempunyai level pengembangan standar (pemrograman,
paling tinggi air dialirkan secara gravitasi ke perumusan, penetapan dan pemeliharaan
petak penguapan lainnya. Dalam standar) dan penerapan standar yang
perjalanannya air laut dipetak penguapan ini dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama
mendapatkan pemanasan sinar matahari dan dengan para pemangku kepentingan (UU SPK
hembusan angin sehingga terjadilah No.20 Tahun 2014). SNI pada dasarnya adalah
penguapan, hingga air laut menjadi jenuh bersifat voluntary (sukarela), namun apabila
(konsentrasi air garam tinggi atau pekat); standar tersebut menyangkut kepentingan
4. Air laut yang jenuh dialirkan ke petak keselamatan, keamanan, kesehatan dan
kristalisasi untuk mengkristalkan garam; kelestarian fungsi lingkungan hidup, maka
5. Di petak kristalisasi ini, garam dibiarkan penerapannya diberlakukan secara wajib oleh
mengendap dengan jangka waktu: instansi teknis (PP 102 Tahun 2000).
• Pegaraman Rakyat tiap umur garam 4-6 Produk garam konsumsi beryodium
hari lalu dipanen berdasarkan kepada Keputusan Presiden
• Pegaraman PT. Garam tiap umur +/- 10 Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1994
hari lalu dipanen tentang pengadaan garam beryodium dan
6. Garam yang sudah dipungut lalu diangkut ke Keputusan Menteri Perindustrian No.
gudang untuk diproses lebih lanjut. Langsung 29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan SNI dan
dikarungi dan dijual sebagai garam bahan Penggunaan tanda SNI secara wajib terhadap
baku Dicuci (washing), dikeringkan (drying) 10 macam produk industry, garam yang beredar
dan digiling (crushing) menjadi garam meja di pasaran harus memenuhi SNI, ini artinya
(halus). semua garam yang beredar di Indonesia
Walaupun reaksi asam dengan basa harus mengandung yodium yaitu garam
disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi yang telah diperkaya dengan KIO3.
(garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam Penerapan produk bertanda SNI dibuktikan
basa dari larutan garam bergantung pada melalui pemilikan sertifikat dan/atau
kekuatan asam dan basa penyusunnya. Garam pembubuhan Tanda SNI dan/atau Tanda
yang berasal dari asam kuat dan basa kuat Kesesuaian (Isharyadi, 2015). Sebagai tanda
bersifat netral, disebut garam normal, contohnya jaminan bahwa produk tersebut telah memenuhi
NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam persyaratan dalam SNI adalah produsen berhak
kuat dan basa lemah bersifat asam dan mencantumkan tanda SNI sesuai dengan
disebut garam asam, contohnya adalah NH4Cl. ketentuan yang berlaku (Komite Akreditasi
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa Nasional, 2016). Logo produk bertanda SNI
kuat bersifat basa dan disebut garam basa, diperlihatkan pada Gambar 1.
contohnya adalah CH3COONa. Contoh asam
kuat adalah HCl, HNO3,H2SO4. Adapun KOH,
NaOH, Ca(OH)2 termasuk basa kuat. Umumnya
zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti
asam dan basa cenderung bereaksi satu sama
lain. Reaksi asam dan basa merupakan pusat
kimiawi sistem kehidupan, lingkungan, dan
proses-proses industri yang penting. Reaksi
antara asam dan basa akan menghasilkan
garam dan air. Gambar 1. Tanda SNI pada produk
2.4 Produk SNI Wajib Tanda SNI pada produk yang belum wajib
Pengertian standar adalah dokumen SNI berfungsi sebagai tanda bahwa produk
tertulis yang berisi aturan, pedoman, atau tersebut memiliki keunggulan (value added)
karakteristik suatu barang dan/jasa atau proses karena telah disertifikasi. Setidaknya ada tiga
dan metode yang berlaku umum dan digunakan pihak yang memperoleh manfaat langsung atas
secara berulang. Penyusunan standar pada penerapan SNI suatu produk. Pihak yang

82
Potensi Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Garam Konsumsi Beryodium
dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing
(Ari Wibowo)

pertama adalah produsen. SNI mendorong transformasi data kasar yang muncul di
terciptanya suatu produk dengan standar lapangan.
tertentu, yang hanya bisa dihasilkan jika proses c. Penyajian data
produksinya memenuhi kriteria tertentu. Untuk Data yang telah direduksi disajikan dalam
mencapai itu, produsen akan berusaha untuk bentuk teks naratif guna mempermudah
mencari proses yang efisien dan efektif, mulai pemahaman, penafsiran data dan penarikan
dari pemilihan bahan baku, proses produksi, kesimpulan. Penarikan kesimpulan atau
sampai dengan pengemasan dan distribusi. verifikasi merupakan langkah terakhir dari
Dengan kata lain, produsen akan terus analisis.
melakukan inovasi sehingga produk yang
dihasilkannya memiliki daya saing di pasar. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pihak berikutnya tentu saja adalah konsumen.
Adanya SNI akan membantu konsumen untuk 4.1 Data Produksi dan Impor Produk Garam
memilih produk yang berkualitas. Adanya SNI Kebutuhan garam setiap tahun selalu meningkat
akan membantu konsumen terbebas dari produk seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
yang berbahaya bagi keselamatan hidup, dan pertumbuhan industri. Pada 2019 kebutuhan
kesehatan, ataupun lingkungan. SNI juga garam nasional diperkirakan naik 5,98% menjadi
membuat konsumen dapat menikmati barang 4,2 juta ton. Oleh karena itu, pemerintah
yang sesuai antara harga dan kualitasnya. mengalokasikan impor garam pada 2019 naik
Kemudahan menentukan pilihan produk yang 0,2% menjadi 2,72 juta ton dibandingkan 2018
baik dan tidak dapat dilakukan salah satunya yang sebesar 2,71 juta ton. Kenaikan tertinggi
dengan memeriksa, apakah produk-produk impor garam terjadi pada 2017, yaitu sebesar
tersebut memiliki SNI atau tidak. Terutama untuk 19,% dari 2,1 juta ton menjadi 2,6 juta ton. Total
produk-produk yang SNI-nya masih bersifat produksi garam nasional pada 2019 diperkirakan
sukarela. Pihak terakhir yang mendapatkan menurun 14,4% menjadi 2,3 juta ton. Padahal,
manfaat langsung adalah pemerintah sendiri. produksi garam pada 2017-2018
Adanya SNI membuat pasar di dalam negeri meningkat masing-masing sebesar 561,3% dan
memiliki mekanisme perlindungan dari serbuan 144,7% menjadi 1,1 juta dan 2,7 juta ton.
barang-barang asing yang tidak diketahui Penurunan terbesar produksi garam nasional
kualitasnya. Manfaat yang lain,dengan terjadi pada 2016, yaitu mencapai 93,23% dari
penerapan SNI yang lebih luas, maka akan 2,5 juta ton menjadi 168 ribu ton (Kementerian
tumbuh dinamika ekonomi baru, di mana para Koordinator Bidang Perekonomian, 2019).
produsen akan berusaha untuk mendapatkan
SNI atas produk mereka, sedangkan di
masyarakat akan tumbuh lebih banyak lembaga
sertifikasi produk yang juga kredibel untuk
menilai dan menguji suatu produk.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini mengolah data primer dan data


sekunder dengan metode kualitatif deskriptif.
Data sekunder diperoleh dari studi literatur,
identifikasi SNI, dan Regulasi yang terkait
dengan industri garam konsumsi beryodium,
sedangkan data primer diperoleh melalui
wawancara dengan pelaku usaha (produsen)
garam, diskusi dengan praktisi di bidang
standardiasi. Menurut Hardiansyah, Haris. 2012,
teknik analisis kualitatif yang digunakan dalam
Gambar 2 Kebutuhan Impor dan Produksi
penelitian ini menggunakan langkah-langkah
Garam nasional
analisis sebagai berikut :
a. Pengumpulan data
4.2 Standar Nasional Indonesia terkait
b. Reduksi data
Reduksi data dilakukan melalui proses Garam
pemilihan data dan dilakukan secara terus Hingga Desember 2019 BSN telah
menerus. Pemusatan perhatian pada menetapkan sebanyak 39 SNI terkait dengan
penyederhanaan, pengabstraksian, dan garam yang ditetapkan dari tahun 1987 s.d 2019,

83
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 79-88

dari 39 SNI tersebut terdapat 29 SNI yang masih No No SNI Judul Status
berlaku dan 10 SNI yang statusnya sudah tidak 19 SNI 02- Cara uji kerja mesin Berlaku
berlaku (Tabel 2). 4505-1998 iodisasi garam tipe
piring putar
Tabel 1 SNI Terkait Garam Penetapan
20 SNI 01- Garam bahan baku tidak
Tahun 1987 s.d 2019 4435-1998 untuk garam berlaku
No No SNI Judul Status konsumsi
1 SNI Ketentuan gudang Berlaku 21 SNI 01- Garam bahan baku tidak
8446:2017 komoditas garam 4435-2000 untuk industri berlaku
2 SNI Garam konsumsi Berlaku garam beryodium
3556:2016 beryodium 22 SNI 01- Garam meja tidak
3 SNI Garam industri Berlaku 3556.2-1999 berlaku
8207:2016 aneka pangan 23 SNI 01- Garam gurih tidak
4 SNI Garam konsumsi Berlaku 3556.1-1999 berlaku
8209:2016 cair beryodium 24 SNI 01- Garam konsumsi tidak
5 SNI Garam diet Berlaku 3556-2000 beryodium berlaku
8208:2016 25 SNI 01- Garam dapur tidak
6 SNI Garam bahan baku Berlaku 3556-1999 berlaku
4435:2017 untuk garam 26 SNI 01- Garam konsumsi tidak
konsumsi 3556-1994 berlaku
beryodium
27 SNI 01- Garam meja dan tidak
7 SNI Metode uji standar Berlaku 2899-1992 konsumsi, Cara uji berlaku
8041:2015 untuk menentukan
28 SNI 01- Cara uji anti kempal Berlaku
ketahanan ritsleting
2899.1-2000 dalam garam meja
terhadap
semprotan garam 29 SNI 01- Cara uji garam Berlaku
(Kabut) (ASTM 2899-2000 meja dan garam
D2059/D2059M-03 konsumsi
(Reapproved 2009), 30 SNI 09- Cara uji ketahanan Berlaku
IDT) 2663-1992 terhadap air,
8 SNI Garam untuk Berlaku larutan garam,
0303:2012 industri soda minyak pelumas
kaustik dan cairan rem
untuk kampas rem
9 SNI Garam konsumsi tidak
kendaraan
3556:2010 beryodium berlaku
bermotor
10 SNI 05- Cara uji unjuk kerja Berlaku
31 SNI 06- Garam dalapon Berlaku
6042-1999 mesin iodisasi
2561-1992 teknis, Mutu dan
garam tipe bintang
cara uji
(star feeder)
32 SNI 01- Produk perikanan, Berlaku
14 SNI 04- Pengujian korosi Berlaku
2359-1991 Penentuan kadar
6298-2000 akibat kabut garam
garam
air laut pada modul
fotovoltaik 33 SNI 07- Ketahanan korosi Berlaku
0479-1989 dipercepat dengan
15 SNI 02- Cara uji unjuk kerja Masih
semprot kabut
4875-1998 mesin iodisasi Berlaku
garam asam asetat
garam tipe sabuk
- garam tembaga,
dan ulir
Cara uji
16 SNI 06- Kulit buaya mentah Berlaku
34 SNI 07- Tahan korosi Berlaku
4577-1998 awetan garam
0478-1989 dipercepat dengan
basah
semprot kabut
17 SNI 04- Pengujian Berlaku garam asam asetat,
4519.2-1998 lingkungan - Bagian Cara uji
2 : Pengujian - Uji
35 SNI 07- Cara uji ketahanan Berlaku
kabut : Kabut
0413-1989 korosi dengan
garam
semprot kabut
18 SNI 02- Cara uji untuk kerja Berlaku garam
4506-1998 mesin iodisasi
36 SNI 06- Garam untuk tidak
garam tipe sabuk
0303-1989 industri soda berlaku
(belt conveyor)
elektrolitis

84
Potensi Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Garam Konsumsi Beryodium
dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing
(Ari Wibowo)

No No SNI Judul Status No Jenis uji Satuan Persyaratan


37 SNI 07- Alat uji korosi Berlaku 4 Yodium dihitung mg/kg min. 30
0414-1989 dengan semprot sebagai kalium iodat
kabut garam (KIO3) adbk
38 SNI 01- Garam beryodium Berlaku 5 Cemaran logam :
0223-1987 5.1 Kadmium (Cd) mg/kg maks. 0,5
39 SNI 01- Iodisasi garam Berlaku 5.2 Timbal (Pb) mg/kg maks. 10,0
0221-1987 konsumsi
5.3 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,1
4.3 Syarat Mutu Garam Konsumsi 6 Cemaran Arsen (As) mg/kg maks. 0,1
Beryodium berdasarkan SNI CATATAN 1 b/b adalah bobot/bobot
Hasil identifikasi terkait SNI garam CATATAN 2 adbk adalah atas dasar bahan kering
konsumsi beryodium didapat bahwa penetapan
SNI garam konsumsi beryodium pertama kali Tabel 4 Syarat mutu Garam konsumsi
ditetapkan SNI 01-3556-2000 Garam konsumsi beryodium (SNI 3556:2016)
beryodium, selanjutnya kemudian di revisi No Parameter Uji Satuan Persyaratan
menjadi SNI 3556:2010 Garam konsumsi
1 Kadar air Fraksi maks. 7
beryodium dan terakhir direvisi menjadi SNI massa %
3556:2016 Garam konsumsi beryodium. Adapun
perbedaan antara SNI Garam konsumsi 2 Kadar natrium Fraksi min 94
klorida (NaCl) adbk massa %
beryodium terletak pada persyaratan mutu
seperti yang disajikan di Tabel 2, Tabel 3 dan 3 Bagian yang tidak Fraksi maks. 0,5
Tabel 4. larut dalam air (b/b) massa %
adbk
Tabel 2 Syarat mutu Garam konsumsi 4 Kadar yodium mg/kg min. 30
beryodium (SNI 3556:2000) sebagai KIO3
No Jenis uji Satuan Persyaratan 5 Cemaran logam :
1 Kadar air (H2O) % maks. 7 5.1 Kadmium (Cd) mg/kg maks. 0,5
(b/b) 5.2 Timbal (Pb) mg/kg maks. 10,0
2 Kadar NaCl %min 94,7 5.3 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,1
(natrium klorida)
dihitung dari jumlah 6 Arsen (As) mg/kg maks. 0,1
klorida (Cl-) CATATAN 1 fraksi massa adalah bobot/bobot
3 Yodium dihitung mg/kg min. 30 CATATAN 2 adbk adalah atas dasar bahan kering
sebagai kalium
iodat (KIO3) Dari table diatas terlihat bahwa perbedaan
4 Cemaran logam : parameter uji untuk Kadar NaCl (natrium klorida)
4.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 10,0 dihitung dari jumlah klorida (Cl-) awalnya
dipersyaratkan maks 94,7% kemudian direvisi
4.2 Tembaga (Cu) mg/kg maks. 10,0
pada tahun 2010 dan 2016 menjadi maks. 94%.
4.3 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,1 Bagian yang tidak larut dalam air (b/b) adbk yang
6 Arsen (As) mg/kg maks. 0,1 awalnya tidak dipersyaratkan kemudian direvisi
CATATAN 1 b/b adalah bobot/bobot pada tahun 2010 dan 2016 menjadi maks. 0,5%.
CATATAN 2 adbk adalah atas dasar bahan kering Sedangkan cemaran logam kadmium yang
awalnya tidak dipersyaratkan kemudian direvisi
pada tahun 2010 dan 2016 menjadi maks. 0,5%.
Tabel 3 Syarat mutu Garam konsumsi
Faktor yang mempengaruhi kualitas
beryodium (SNI 3556:2010)
garam yang kemudian menjadi kendala dalam
No Jenis uji Satuan Persyaratan proses produksi menurut Puska PDN, 2011
1 Kadar air (H2O) (b/b) % maks. 7 adalah:
2 Kadar NaCl (natrium % min 94 a. Air laut yang bercampur dengan polutan dan
klorida) dihitung dari air tawar, sehingga tentu berpengaruh pada
jumlah klorida (Cl-) produksi.
(b/b) adbk b. Curah hujan yang cukup tinggi di areal
3 Bagian yang tidak % maks. 0,5 produksi, di beberapa tempat khususnya
larut dalam air (b/b) areal produksi garam musim kemarau yang
adbk berlangsung masih diselingi oleh hujan.

85
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 79-88

Curah hujan di areal produksi garam serta standar kandungan mineral lainnya yang
Indonesia pada musim kemarau berkisar 100 terkandung di dalamnya serta dalam kuantitas
– 300 mm per musim dengan tingkat yang juga cukup besar.
kelembaban 60% - 80%, sementara curah
hujan pada musim kemarau di negara 4.4. Peran Pemangku Kepentingan
produsen garam dunia seperti Australia Hingga saat ini banyak upaya dilakukan
hanya berkisar 10 – 100 mm per musim agar kualitas produksi garam petani meningkat,
dengan tingkat kelembaban 30% - 40%. secara umum identifikasi permasalahan garam
Selain itu, musim kemarau di Indonesia juga adalah: rendahnya kuantitas produksi garam
berlangsung relatif lebih pendek jika dalam negeri, rendahnya kualitas garam yang
dibandingkan dengan Australia dimana diproduksi, ketersediaan lahan dan kurangnya
musim kemaraunya berlangsung selama 9 pembinaan petani garam, daya
hingga 10 bulan. Dengan memperhatikan tampung industri garam, perlunya
faktor tersebut, tingkat kecepatan penguapan pengembangan teknologi, Potensi
di Indonesia relatif lebih lama. pengembangan Standar Nasional Indonesia.
c. Kualitas produk yang belum bisa memenuhi Peran Pemerintah dalam membantu
kebutuhan garam industri, konsekuensi yang menyelesaikan permasalahan rendahnya
ditimbulkan dari pembuatan garam dengan kualitas dan kuantitas produksi garam dengan
solar evaporation pada areal (petak) yang melakukan:
kecil adalah ketidak seragaman dari sisi a. Pengembangan daerah-daerah potensial
kualitas. Garam rakyat memiliki kandungan sentra industri garam ke wilayah Indonesia
NaCl berkisar 81% - 96%, sementara kadar Timur untuk memperluas area tambak garam
NaCl yang dibutuhkan industri adalah rata- dengan mendorong intensifikasi lahan garam
rata di atas 95%, meskipun ada beberapa untuk meningkatkan jumlah produksi garam
yang di bawah 95%. lokal. Musim kemarau di Pulau Jawa sekitar 4
Beberapa uji yang pernah dilakukan untuk bulan yang artinya masa produksi juga hanya
mengetahui kualitas garam rakyat antara lain 4 bulan, sementara di wilayah Indonesia
(Kementerian Kelautan Perikanan, 2014): Timur seperti di NTT musim kemarau dapat
a. Hasil analisis uji sampel garam dari 42 mencapai 8 bulan tidak turun hujan, dengan
Kabupaten/ Kotamadya kepada para waktu kemarau yang panjang diharapkan
penerima program PUGAR yang dilakukan bisa memproduksi garam 2 kali lipat yang ada
oleh Universitas Diponegoro (UNDIP) pada di Pulau Jawa.
tanggal 3 Juni 2013 menyatakan bahwa b. Program resi gudang untuk meminimalisair
garam tersebut memiliki rata-rata kandungan perbedaan persepsi pasokan garam lokal.
NaCl 92,69%, Kadar Air 2,24%, Pb 8,9 ppm, c. Pembinaan petani garam, dimana dalam
Cu 3,23 ppm, Arsen 0 ppm; pembinaan diperlukan tool antara lain SNI,
b. Hasil pengujian laboratorium beberapa sedangkan SNI yang belum tersedia adalah
Industri Pengolahan Garam pada tahun 2014 SNI terkait tata cara pemenuhan garam
menyatakan bahwa garam rakyat memiliki konsumsi, pemeliharaan tambak garam
kandungan NaCl sebesar 81,1 – 86,91%; sangat bermanfaat yang dapat digunakan
kadar air = 9,68 – 9,77%; Ca = 0,15 – 2,02%; petani/UMKM sebagai acuan memproduksi
Mg = 0,89 – 2,31%, dimana hasil sampel garam.
diambil langsung dari tambak garam (Hasil d. Pengembangan Sistem Teknologi Ulir Filter
Peninjauan Kemenko Perekonomian, (TUF) Geomembran yang dapat
Kemenperin, KKP dan Kemendag); meningkatkan kualitas garam lokal sehingga
c. Hasil pengujian laboratorium garam bahan bisa bersaing dengan garam impor (industri).
baku premium PT. Garam (2014) TUF Geomembran adalah sebuah sistem, air
menyatakan bahwa garam tersebut memiliki laut yang dialirkan ke dalam kolam
kandungan NaCL (adbk) 95,47% – 96,45%, penampungan terlebih dahulu dilakukan
H2O: 0,24 – 6,23%, Ca 0,22 – 0,58. filterisasi dengan menggunakan ijug sapu,
Perbedaan hasil yang cukup signifikan batok kelapa dan batu zeolit. Menurut
dari beberapa hasil uji tersebut terutama Triastuti S, 2010, kadar NaCl garam dapur
disebabkan oleh perbedaan sampel yang dapat ditingkatkan secara efektif dengan
digunakan oleh masing-masing institusi. Dengan pemurnian secara kristalisasi air tua
demikian, garam rakyat hingga saat ini masih menggunakan bahan pengikat pengotor,
belum mampu untuk memenuhi kebutuhan Na2C2O4 dan Na2CO3 dibandingkan
garam industri di dalam negeri yang dengan Na2C2O4 dan NaHCO3. Kadar NaCl
mensyaratkan kualitas garam memiliki sebelum dimurnikan sebesar 80,117%
kandungan NaCl sebesar 85% hingga 99,8% meningkat menjadi 96,460 %. Produksi

86
Potensi Pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI) Produk Garam Konsumsi Beryodium
dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing
(Ari Wibowo)

garam aneka pangan dapat dilakukan Pendekatan Model Dinamik). Jurnal Sosial
menggunakan bahan baku larutan brine sisa Ekonomi. Vol.8 (1).
produksi garam farmasi dan bahan baku Hena Sugiani, Popy Previanti, Sukrido& Uji
garam dengan NaCl berkualitas tinggi > 94% Pratomo. (2015). Penentuan Pengaruh
serta kandungan Ca dan Mg < 3000 ppm Pemanasan Dan Waktu Penyimpanan
serta dilakukan proses rekristalisasi secara Garam Beryodium Terhadap Kalium Iodat.
sistem batch dengan maksimum penguapan Jurnal Chimica et Natura Acta Vol .3 No.2,
33% (Rismana dan Nizar, 2014). Agustus 2015:66-69.
Hardiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian
5 KESIMPULAN Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Marihati dan Muryati. (2008). Pemisahan dan
Kebutuhan garam setiap tahun selalu meningkat Pemanfaatan Bitern Sebagai Salah Satu
seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Upaya Peningkatan Pendapatan Petani
dan pertumbuhan industri. Hingga Desember Garam. Buletin Penelitian dan
2019 BSN telah menetapkan sebanyak 39 SNI Pengembangan Industri No.2 Volume II
terkait dengan garam. Berdasarkan SNI Tahun 2008. Semarang
3556:2016 Garam konsumsi beryodium, Keputusan Presiden 69 Tahun 1994 tentang
persyaratan kadar NaCl adbk minimal 94% yang Pengadaan Garam Beryodium. Diunduh
masih belum dapat dicapai oleh banyak petani tanggal 20 Februari 2020.
garam. Peran mengembangkan SNI terkait tata Keputusan Menteri Perindustrian No.
cara pemenuhan garam konsumsi, pemeliharaan 29/M/SK/2/1995 tentang Penggunaan
tambak garam sangat bermanfaat yang dapat tanda SNI secara wajib terhadap 10
digunakan petani/UMKM sebagai acuan macam produk industri. Diunduh tanggal
memproduksi garam. 20 Februari 2020.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian,
2019, Laporan Tahunan 2019
UCAPAN TERIMA KASIH Luthfi Assadad dan Bagus Sediadi Bandol
Utomo. (2011). Pemanfaatan Garam
Penulis mengucapkan terima kasih yang Dalam Industri Pengolahan Produk
sedalam-dalamnya kepada Allah SWT, Badan Perikanan. Jurnal Squalen Vol. 6 No.1,
Standardisasi Nasional (BSN) yang telah Mei 2011
memfasilitasi pelaksanaan penelitian, Komite Peraturan Menteri Perindustrian No. 88/M-
Teknis Perumus SNI, rekan-rekan Staf yang IND/PER/10/2014 tentang perubahan
telah membantu secara langsung maupun tidak atas Peraturan Menteri Perindustrian No.
dalam penyusunan KTI ini. 134/M-IND/ PER/10/2009 tentang peta
panduan (road map) pengembangan
DAFTAR PUSTAKA klaster industrigaram.
Rismana, E., Nizar. (2014). Kajian Proses
Agustina L.R, Citra Taslim, Danny. (2013). Produksi Garam Aneka Pangan.
Rekristalisasi Garam Rakyat Dari Daerah Chemistry Progress, Vol. 7 (1), pp. 25-28.
Demak Untuk Mencapai SNI Garam Republik Indonesia. (2014), Undang-Undang
Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Standardisasi dan Penilaiian Kesesuaian
Industri Volume 2 No.4 Tahun 2013. Hal: No.20 Tahun 2014.
217-225.UNDIP. Republik Indonesia. (2000), Peraturan
Assadad, L., Utomo, B. S. (2011). Pemanfaatan Pemerintah No.102 Tahun 2002 tentang
Garam Dalam Industri Pengolahan. Standardisasi Nasional.
Buletin Pascapanen dan Bioteknologi R.Djoko Mulyanto. Efek Defi siensi Yodium Pada
Kelautan dan Perikanan, Vol. 6 (1), pp. 26 Masyarakat, Fakultas Kedokteran-UNDIP,
- 37. Semarang 1986.
Badan Standardisasi Nasional. (2016). Sistem Triastuti S, Warlan S, S Mantini RS. (2010).
Informasi Standar Nasional Indonesia Pemurnian Garam Dapur Melalui Metode
(SISNI) 2020. Kristalisasi Air Tua Dengan Bahan
BPS-UNICEF Report. (1995). National Survey on Pengikat Pengotor NA2C2O4 – NAHCO3
the status of Iodine Defi ciency Disorder DAN NA2C2O4 – NA2CO3.
(IDD) in Indonesia. Jurnal Sains dan Teknologi (Sainteknol).
Dharmayanti, S., Suharno & A. Rifin. (2013). Vol. 8 No. 1 Juni 2010. Hal: 26-33.
Analisis Ketersediaan Garam Menuju Universitas Negeri Semarang.
Pencapaian Swasembada Garam
Nasional yang Berkelanjutan (Suatu

87
Prosiding PPIS 2020 – Tangerang Selatan, 5 November 2020: Hal 79-88

88

Anda mungkin juga menyukai