Anda di halaman 1dari 30

Pengawasan Produk Pangan

Fortifikasi di Daerah
Disampaikan pada Kegiatan Advokasi Keamanan Pangan Wilayah Tengah dan Timur

Direktorat Pengawasan Produksi Pangan Olahan


Badan Pengawas Obat dan Makanan
27 Juli 2022
1. Kebijakan Pangan
Fortifikasi
2. Peran Pemda dalam
Pengawasan Pangan
Fortifikasi sesuai Definisi
Operasional
3. Potret Data Hasil
Pengawasan Pangan
Fortifikasi oleh BPOM
4. Penutup
Kebijakan Pangan Fortifikasi
Definisi Pangan Fortifikasi
Pangan Fortifikasi adalah pangan tertentu yang diedarkan berdasarkan penetapan pemerintah dilakukan
perbaikan atau pengayaan gizi dalam upaya untuk mencapai perbaikan gizi masyarakat melalui
penambahan jenis dan komposisi zat gizi dan/atau pemberlakuan persyaratan khusus
(disarikan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Ketahanan Pangan Dan Gizi)
Dasar Hukum Fortifikasi Pangan Olahan

Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah
Undang-Undang No. 18 Republik Indonesia
No. 86 Tahun 2019 No. 69 Tahun 1999
Tahun 2012 tentang Nomor 17 Tahun 2015
tentang Keamanan tentang Label dan Iklan
Pangan tentang Ketahanan
Pangan Pangan
Pangan dan Gizi

SNI Wajib (SNI 7709:2019)


SNI Wajib (SNI 01-3556-2010) SNI Wajib (SNI 01.3751-2000) melalui Pemberlakuan Standar
melalui Peraturan Menteri
melalui Keputusan Keputusan Menperindag No. Nasional Indonesia Tepung
153/MPP/Kep/5/2001 tentang Penerapan Perindustrian No. 46 Tahun
Menperindag Terigu Sebagai Bahan Makanan
Secara Wajib SNI Tepung Terigu Sebagai 2019 tentang Pemberlakuan
No.29/M/SK/2/1995 tentang Bahan Makanan, yang kemudian SNI nya Secara Wajib melalui
Standar Nasional Indonesia
Penerapan Secara Wajib SNI direvisi menjadi SNI 3751:2009 tentang PERMENPRIN NO. 1 TAHUN
Tepung Terigu sebagai Bahan Makanan Minyak Goreng Sawit Secara
Garam Konsumsi Beryodium 2021
Wajib.
Penanganan stunting penjaminan keamanan dan mutu pangan yang
memerlukan peran aktif dikonsumsi di level rumah tangga harus
semua sektor dan perubahan dilakukan dengan pendekatan penjaminan From
perilaku masyarakat. Farm to Table
PENGAWASAN PANGAN OLAHAN WAJIB FORTIFIKASI OLEH BPOM
Fokus Sampling dan Pengujian Produk :
Fokus Registrasi Produk: ▪ Mutu dan Keamanan produk
▪ Hasil penerapan CPPOB dan ketertelusuran ▪ Kesesuaian fortifikan (jenis dan jumlah)
▪ Kesesuaian Fortifikan (jenis dan jumlah) ▪ Legalitas produk
▪ Informasi pada label ▪ Informasi pada label

Pre
Market Post Market

Fokus Pemeriksaan Sarana Produksi:


▪ Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik
(termasuk QC, konsistensi implementasi
CPPOB, ketertelusuran)
▪ Kesesuaian Fortifikan (jenis dan jumlah)
KEBIJAKAN PANGAN FORTIFIKASI MASA PANDEMI
Surat Edaran No. 5 Tahun 2020 Surat Edaran No. 6 Tahun 2020
tentang Pengecualian
tentang Pengecualian
Sementara Kandungan Vitamin
Sementara Penambahan Zat A dan/atau Provitamin A pada
Fortifikan pada Tepung Terigu Minyak Goreng Sawit

Diterbitkan pada tanggal 7 April 2020


Berlaku hingga tanggal 31 Desember 2020

Pangan Fortifikasi Produksi tahun 2020 masih


beredar dan tersampling di tahun 2021
PERMENDAG NO 72 TAHUN 2021
TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERMENDAG NO 36/2020 TENTANG
MINYAK GORENG SAWIT WAJIB
KEMASAN

SIARAN PERS – 10 Desember 2021


Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan

Pemerintah mencabut kebijakan minyak goreng


dalam kemasan yang akan mulai diberlakukan
pada 1 Januari 2022
Permendag No. 41 Tahun 2022 tentang Tata Kelola Minyak Goreng Kemasan Rakyat
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN RI TENTANG
PERCEPATAN PEMBANGUNAN PERGARAMAN NASIONAL

Peran BPOM
Evaluasi garam pre-market dan pengawasan post-market, meliputi:
• Kesesuaian kualitas garam konsumsi beriodium
• Pengendalian peredaran garam konsumsi noniodium dari
indikasi geografis

Garam yang termasuk dalam pengawasan BPOM


GARAM KONSUMSI
a. Garam konsumsi beriodium Kebutuhan garam
b. Garam industri aneka pangan harus dipenuhi paling
c. Garam konsumsi noniodium bersertifikat Indikasi lambat tahun 2024
Geografis dari Garam produksi
Petambak Garam dan
GARAM NONKONSUMSI badan usaha dalam
a. Garam untuk spa dan estetika negeri
b. Garam untuk industri farmasi dan kosmetik.

Status garam indikasi geografis per Februari 2022 telah terdapat 3


produsen garam indikasi geografis yang memiliki sertifikat IG:
Garam Amed Bali, Garam Gunung Krayan, Garam Kusamba Bali
TANTANGAN PENGAWASAN PANGAN FORTIFIKASI

Variasi Skala Industri Kebijakan Lintas Pemahaman dan


Pangan Fortifikasi Sektor Sumber Daya PEMDA Jejaring Keamanan
Pangan Nasional
(JKPN) dan Jejaring
Keamanan Pangan
Daerah (JKPD)
yang bersifat
terpadu dan
berbasis analisis
risiko sebagai salah
satu opsi menjawab
Ketersediaan dan Ketersediaan, Bahan tantangan
Pemberlakuan
Kontinuitas Pasokan Metode Uji dan Alat Uji
Kebijakan Baru Cepat yang Sesuai dan
Fortifikan dan Bahan
Pangan Fortifikasi Tervalidasi
Baku Sesuai SNI
BPOM sebagai K/L/Pihak Pendukung pada Perpres 72 tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting

Pilar ke-3

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA PANGAN OLAHAN

Pilar ke-4

DIREKTORAT PENGAWASAN PRODUKSI PANGAN OLAHAN


Peran Pemda dalam
Pengawasan Pangan Fortifikasi
Kode Nomenklatur yang Terkait dengan Pemda
Definisi Operasional (DO)
Persentase Pengawasan Produk Pangan Fortifikasi yang
Ditindaklanjuti oleh Pelaku Usaha

• Persentase pengawasan produk pangan fortifikasi yang ditindaklanjuti oleh


pelaku usaha adalah cakupan tindak lanjut hasil pengawasan produk
pangan fortifikasi oleh pelaku usaha; terhadap keseluruhan pelaku
usaha pangan fortifikasi yang direkomendasikan oleh Pemda
• Cara perhitungan DO

𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐟𝐨𝐫𝐭𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐢 𝐫𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐝𝐚
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐟𝐨𝐫𝐭𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐫𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐝𝐚
Penjelasan DO (1)

1 2 3
Pengawasan produk pangan fortifikasi Hasil pengawasan Bentuk pengawasan oleh
berdasarkan Perpres 72/2021 berupa BPOM merupakan Pemda kab/kota berupa:
pengawasan oleh Pemda kab/kota yang
terkait urusan: bagian dari yang • Pembinaan dan/atau
ditindaklanjuti • Fasilitasi kepada pelaku usaha
• Bidang Kelautan dan Perikanan, dalam pemenuhan
• Bidang Perindustrian
oleh Pemda persyaratan produk pangan
• Bidang KUKM. wajib fortifikasi.
1) Berdasarkan hasil Pengawasan pangan fortifikasi BPOM maka
terdapat 3 klasifikasi pemda kab/kota:
1) Pemda kab/kota yang memiliki pelaku usaha pangan
fortifikasi yang perlu ditindaklanjuti,
Penjelasan 2) Pemda kab/kota yang memiliki pelaku usaha yang sudah
DO (3) memenuhi ketentuan dan persyaratan sehingga tidak perlu
ditindaklanjuti
3) Pemda kab/kota yang tidak memiliki pelaku usaha pangan
fortifikasi di lokasinya
2) Apabila Pemda kabupaten/kota tidak memiliki pelaku usaha
yang perlu ditindaklanjuti maka pengisian pada pelaporan di
Dashboard Monitoring 8 Aksi Konvergensi adalah N.A.
3) Apabila di kabupaten/kota tidak ada pelaku usaha yang
memproduksi pangan fortifikasi yang perlu dilakukan
pembinaan (pelaku usaha sudah patuh dan produk memenuhi
persyaratan regulasi) maka realisasinya adalah 100%.
Potret Data Hasil Pengawasan
Pangan Fortifikasi oleh BPOM
PEMETAAN DATA PENYEBARAN SARANA PANGAN OLAHAN
2
WAJIB FORTIFIKASI DI INDONESIA*
* Berdasarkan data Pendaftaran Pangan Olahan sd Bulan Mei 2022

16 21
Aceh 4
Sumut

9
Kaltim 3
3 Maluku
1 1 Gorontalo 1
Utara
Riau Kalimantan
1 1 Kepri Sulut
Barat 3
2
6 Papua Barat
Sumbar
3 2 3 Sulteng 1
3 Sulbar
Kep. Babel 1
Jambi 10 1 1
3
4 Kalteng
7 Papua
Bengkulu 2
Sultra
10 1
Sumsel Sulsel 31 Maluku
28 14 Kalsel
5 4 2 87 2 2
Lampung 30
2
11 Jawa 93
8 8 DKI 48
Tengah 9
Jakarta
Banten 2 2
Jawa Barat
Jawa
Keterangan
29 DIY 1 6 5
18 Timur Bali
: Sarana Garam Konsumsi
2 1
: Sarana Minyak Goreng Sawit
NTT
NTB : Sarana Tepung Terigu
PERSENTASE PANGAN FORTIFIKASI MEMENUHI SYARAT TAHUN 2017-2021
Kriteria fortifikan
Persentase Pangan Fortifikasi Memenuhi Syarat
Garam • Iodium (KIO3) 90% 87% 88%
Konsumsi
85%
82% 82%
• Fe, Zn, Vit B1, Vit B2, 79%
Tepung Terigu Asam Folat 80%

75% n = 2823 n = 2982 n = 3036 n = 2125 n = 2900


Minyak 2017 2018 2019 2020 2021
Goreng Sawit • Vitamin A

Tren Pangan Fortifikasi Memenuhi Syarat Per Komoditi Tahun 2017 – 2021
120,00%
97% 94% 94% 97%
100,00% 92% 90%
84% 84% 85% 88%
80% 81% 83% 82%
77% 2017
80,00%
2018
60,00%
2019
40,00% 2020
2021
20,00%

0,00%
Garam Konsumsi Minyak Goreng Sawit Tepung Terigu

Keputusan hasil uji Minyak Goreng Sawit dan Tepung Terigu mempertimbangkan kebijakan relaksasi, serta SNI 7709:2019 untuk Minyak Goreng Sawit dan SNI
3751:2018 untuk Tepung Terigu
Hasil Sampling dan Uji Pangan Fortifikasi Tahun 2021
HASIL PENGAWASAN SARANA PRODUKSI PANGAN OLAHAN WAJIB FORTIFIKASI TAHUN 2021

HASIL PENGAWASAN SARANA PRODUKSI


Sarana Yang Tidak Memenuhi Ketentuan Paling
PANGAN FORTIFIKASI TAHUN 2021 Banyak Disebabkan Oleh:
100
Tidak adanya program sanitasi yang efektif di sarana,
termasuk tindak-tanduk karwayan yang masih kurang dalam
75 hal hygiene dan sanitasi

50
Rancang bangun, kontruksi, lantai dan penempatan peralatan
MK
serta wadah tidak menjamin sanitasi dan tidak dapat
dibersihkan secara efektif
TMK
25 TDP, dll
Penempatan bahan baku, produk akhir dan barang tidak
terpakai yang tidak dipisahkan atau tidak teratur
0
Industri Minyak Industri Tepung
Industri Garam
Goreng Sawit Terigu Tidak ada fasilitas pencucian tangan
MK 65 64 15
TMK 91 23 0
TDP, dll 5 3 1 Pengendalian hama yang tidak efektif
Data per 15 Desember 2021
Tidak dilakukannya monitoring penambahan fortifikan, serta
Pengawasan sarana produksi dilakukan oleh UPT Badan POM dan pemastian kadar fortifikan memenuhi syarat sebelum
Direktorat Pengawasan Produksi Pangan Olahan. Pengawasan diedarkan
melihat penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik pada Ketidaksesuaian label antara yang disetujui dengan yang
sarana. digunakan
Contoh Data Pelaku Usaha yang Ditindaklanjuti oleh
Pemda *

No Kab/Kota Jumlah Pelaku Usaha yang


Ditindaklanjuti
1 Kabupaten Pati 39
2 Kota Semarang 1
3 Kabupaten Rembang 2
Mekanisme Data
Collecting dan
Data Sharing
Pelaksanaan Desk antara BPOM dan Pemda

BPOM Pusat menyediakan UPT BPOM Membantu Pemda


data penanggung jawab dan dalam merencanakan kegiatan
alamat sarana Produksi sosialisasi/pembinaan dan BPOM Pusat Menyediakan
pangan fortifikasi yang akan atau fasilitasi sesuai dengan bahan sosialisasi/pembinaan
ditindaklanjuti oleh Pemda kondisi kab/kota masing-
Kab/Kota masing
Menemukan
Pangan Olahan
Wajib Fortifikasi
yang Belum
Terdaftar?

Ayo Laporkan
melalui BPOM
Mobile
Penutup
Badan POM memiliki tugas dan fungsi melakukan
kegiatan pengawasan pre-market dan post market
produk pangan olahan wajib fortifikasi serta memiliki
kewenangan untuk mengkoordinasikan Pengawasan
keamanan pangan dengan lintas sektor.

Sinergisme antara pemerintah pusat, pemerintah


daerah, dan pelaku usaha pangan fortifikasi
diharapkan dapat mendukung implementasi Perpres
No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
Stunting.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai