Fortifikasi di Daerah
Disampaikan pada Kegiatan Advokasi Keamanan Pangan Wilayah Tengah dan Timur
Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah
Undang-Undang No. 18 Republik Indonesia
No. 86 Tahun 2019 No. 69 Tahun 1999
Tahun 2012 tentang Nomor 17 Tahun 2015
tentang Keamanan tentang Label dan Iklan
Pangan tentang Ketahanan
Pangan Pangan
Pangan dan Gizi
Pre
Market Post Market
Peran BPOM
Evaluasi garam pre-market dan pengawasan post-market, meliputi:
• Kesesuaian kualitas garam konsumsi beriodium
• Pengendalian peredaran garam konsumsi noniodium dari
indikasi geografis
Pilar ke-3
Pilar ke-4
𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐟𝐨𝐫𝐭𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐢 𝐫𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐝𝐚
× 𝟏𝟎𝟎%
𝐭𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮 𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐟𝐨𝐫𝐭𝐢𝐟𝐢𝐤𝐚𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐫𝐞𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐦𝐝𝐚
Penjelasan DO (1)
1 2 3
Pengawasan produk pangan fortifikasi Hasil pengawasan Bentuk pengawasan oleh
berdasarkan Perpres 72/2021 berupa BPOM merupakan Pemda kab/kota berupa:
pengawasan oleh Pemda kab/kota yang
terkait urusan: bagian dari yang • Pembinaan dan/atau
ditindaklanjuti • Fasilitasi kepada pelaku usaha
• Bidang Kelautan dan Perikanan, dalam pemenuhan
• Bidang Perindustrian
oleh Pemda persyaratan produk pangan
• Bidang KUKM. wajib fortifikasi.
1) Berdasarkan hasil Pengawasan pangan fortifikasi BPOM maka
terdapat 3 klasifikasi pemda kab/kota:
1) Pemda kab/kota yang memiliki pelaku usaha pangan
fortifikasi yang perlu ditindaklanjuti,
Penjelasan 2) Pemda kab/kota yang memiliki pelaku usaha yang sudah
DO (3) memenuhi ketentuan dan persyaratan sehingga tidak perlu
ditindaklanjuti
3) Pemda kab/kota yang tidak memiliki pelaku usaha pangan
fortifikasi di lokasinya
2) Apabila Pemda kabupaten/kota tidak memiliki pelaku usaha
yang perlu ditindaklanjuti maka pengisian pada pelaporan di
Dashboard Monitoring 8 Aksi Konvergensi adalah N.A.
3) Apabila di kabupaten/kota tidak ada pelaku usaha yang
memproduksi pangan fortifikasi yang perlu dilakukan
pembinaan (pelaku usaha sudah patuh dan produk memenuhi
persyaratan regulasi) maka realisasinya adalah 100%.
Potret Data Hasil Pengawasan
Pangan Fortifikasi oleh BPOM
PEMETAAN DATA PENYEBARAN SARANA PANGAN OLAHAN
2
WAJIB FORTIFIKASI DI INDONESIA*
* Berdasarkan data Pendaftaran Pangan Olahan sd Bulan Mei 2022
16 21
Aceh 4
Sumut
9
Kaltim 3
3 Maluku
1 1 Gorontalo 1
Utara
Riau Kalimantan
1 1 Kepri Sulut
Barat 3
2
6 Papua Barat
Sumbar
3 2 3 Sulteng 1
3 Sulbar
Kep. Babel 1
Jambi 10 1 1
3
4 Kalteng
7 Papua
Bengkulu 2
Sultra
10 1
Sumsel Sulsel 31 Maluku
28 14 Kalsel
5 4 2 87 2 2
Lampung 30
2
11 Jawa 93
8 8 DKI 48
Tengah 9
Jakarta
Banten 2 2
Jawa Barat
Jawa
Keterangan
29 DIY 1 6 5
18 Timur Bali
: Sarana Garam Konsumsi
2 1
: Sarana Minyak Goreng Sawit
NTT
NTB : Sarana Tepung Terigu
PERSENTASE PANGAN FORTIFIKASI MEMENUHI SYARAT TAHUN 2017-2021
Kriteria fortifikan
Persentase Pangan Fortifikasi Memenuhi Syarat
Garam • Iodium (KIO3) 90% 87% 88%
Konsumsi
85%
82% 82%
• Fe, Zn, Vit B1, Vit B2, 79%
Tepung Terigu Asam Folat 80%
Tren Pangan Fortifikasi Memenuhi Syarat Per Komoditi Tahun 2017 – 2021
120,00%
97% 94% 94% 97%
100,00% 92% 90%
84% 84% 85% 88%
80% 81% 83% 82%
77% 2017
80,00%
2018
60,00%
2019
40,00% 2020
2021
20,00%
0,00%
Garam Konsumsi Minyak Goreng Sawit Tepung Terigu
Keputusan hasil uji Minyak Goreng Sawit dan Tepung Terigu mempertimbangkan kebijakan relaksasi, serta SNI 7709:2019 untuk Minyak Goreng Sawit dan SNI
3751:2018 untuk Tepung Terigu
Hasil Sampling dan Uji Pangan Fortifikasi Tahun 2021
HASIL PENGAWASAN SARANA PRODUKSI PANGAN OLAHAN WAJIB FORTIFIKASI TAHUN 2021
50
Rancang bangun, kontruksi, lantai dan penempatan peralatan
MK
serta wadah tidak menjamin sanitasi dan tidak dapat
dibersihkan secara efektif
TMK
25 TDP, dll
Penempatan bahan baku, produk akhir dan barang tidak
terpakai yang tidak dipisahkan atau tidak teratur
0
Industri Minyak Industri Tepung
Industri Garam
Goreng Sawit Terigu Tidak ada fasilitas pencucian tangan
MK 65 64 15
TMK 91 23 0
TDP, dll 5 3 1 Pengendalian hama yang tidak efektif
Data per 15 Desember 2021
Tidak dilakukannya monitoring penambahan fortifikan, serta
Pengawasan sarana produksi dilakukan oleh UPT Badan POM dan pemastian kadar fortifikan memenuhi syarat sebelum
Direktorat Pengawasan Produksi Pangan Olahan. Pengawasan diedarkan
melihat penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik pada Ketidaksesuaian label antara yang disetujui dengan yang
sarana. digunakan
Contoh Data Pelaku Usaha yang Ditindaklanjuti oleh
Pemda *
Ayo Laporkan
melalui BPOM
Mobile
Penutup
Badan POM memiliki tugas dan fungsi melakukan
kegiatan pengawasan pre-market dan post market
produk pangan olahan wajib fortifikasi serta memiliki
kewenangan untuk mengkoordinasikan Pengawasan
keamanan pangan dengan lintas sektor.