Anda di halaman 1dari 47

PENGENALAN BAHAN

TAMBAHAN PANGAN (BTP)

BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


DI SAMARINDA
2018

1
OUTLINE
PENDAHULUAN
1

PENGENALAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP)


2
PENGGUNAAN BTP
3

4 BTP PERISA

PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP DENGAN


5 SENDOK TAKAR

PELABELAN BTP PADA PANGAN OLAHAN


6

PENUTUP
65
2
1. PENDAHULUAN

Pangan :
Bahan Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari
BTP
Baku sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan,
Bahan
Lain dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah
(Termasu
k Bahan
yang diperuntukkan sebagai makanan atau
Penolong) minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan Pangan, bahan baku Pangan,
dan bahan lainnya yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan/atau
Pangan pembuatan makanan atau minuman.
(UU Pangan No. 18 Tahun 2012)

3
2. PENGENALAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN
Definisi: Bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan
• Mengawetkan pangan
Tujuan penggunaan

• Membentuk pangan
• Memberikan warna
• Meningkatkan kualitas pangan
• Menghemat biaya
• Memperbaiki tekstur
• Meningkatkan cita rasa
• Meningkatkan stabilitas

Ruang Lingkup BTP

 Tidak dikonsumsi secara langsung


 Tidak diperlakukan sebagai bahan pangan. Untuk menghasilkan
 Dapat mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi. suatu komponen atau
 Sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan mempengaruhi sifat
teknologis pada pembuatan, pengolahan, perlakuan, pangan tersebut, baik
pengepakan, pengemasan, penyimpanan, pengangkutan secara langsung atau
 Tidak termasuk cemaran atau bahan yang ditambahkan ke
tidak langsung.
dalam pangan untuk mempertahankan atau
meningkatkan nilai gizi
MENGAPA BAHAN TAMBAHAN
PANGAN (BTP) DIPERLUKAN ?

1. Perubahan pola hidup konsumen berdampak pada perubahan pola


konsumsi.
2. Memenuhi Keinginan Konsumen:
– Menarik konsumen
– Mudah dan tahan/stabil selama distribusi
3. Inovasi industri untuk memenuhi kebutuhan konsumen
– Teknologi pengolahan
– Bentuk komposisi dan unsur-unsur visual dan organoleptis yang mudah
diterima berbagai target konsumen
– Menghasilkan convenience products
4. BTP diperlukan untuk :
– Mempengaruhi mutu pangan

5
Kajian Keamanan BTP di Indonesia

Acuan: Pertimbangan:
1. Kajian keamanan JECFA (Joint 1. Keamanan BTP
Expert Committee on Food 2. ADI (Acceptable Daily Intake)
Additive)
3. Estimasi paparan dari semua
2. Standar Codex Alimentarius produk pangan yang akan
Commission (Keluaran CCFA) menggunakan BTP (dihitung
3. Peraturan Negara Lain seperti terhadap ADI)
Eropa, negara ASEAN, Australia, 4. Kesesuaian fungsi teknologi
New Zealand, Jepang, Amerika
5. Penggunaan BTP oleh
dll
produsen pangan di
4. Pertimbangan tim Pakar (antara Indonesia
lain: UI, IPB, ITB, UGM)
BAGAIMANA BPOM MENETAPKAN BATAS MAKSIMUM BTP?

Melalui kajian risiko


“Dose – Response (ADI)”
Data
Kajian paparan menjadi bagian Konsumsi
penting dalam penetapan Batas Maksium (Indonesia)

RISK: HAZARD x EXPOSURE

KONSENTRASI
MAKSIMUM BTP PADA PANGAN DIBATASI AGAR
PEMERINTA PAPARAN / ASUPAN BTP AMAN YAITU TIDAK
H MELEBIHI NILAI ADI

 Batas natrium benzoat pada kembang gula adalah 500 mg/kg


Maksimum
(ADI Na. Benzoat=0-5 mg/kg BB, Berat badan=50 kg)
 Contoh : Seseorang akan sampai kepada batas maksimum ADI apabila mengkonsumsi kembang gula
sebanyak 1/2 kg kembang gula. Perhitungan:
 250 : 500 = ½ kg. Jadi seseorang akan sampai batas ADI jika mengkonsumsi ½ kg kembang gula
setiap hari
Estimasi Paparan terhadap ADI/MTDI/PTWI

Paparan perhari (%) =


BM (mg/kg) x konsumsi (kg) X 100%
ADI (mg/kg) x BB (kg)
• ADI (Acceptable daily intake) adalah jumlah maksimum BTP yang dapat dikonsumsi setiap
hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan

• Asupan maksimum harian yang dapat ditoleransi atau Maximum Tolerable Daily Intake
(MTDI) adalah jumlah maksimum suatu zat dalam mg/kg BB yang dapat dikonsumsi dalam
sehari tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.

• Asupan mingguan sementara yang dapat ditoleransi atau Provisional Tolerable Weekly
Intake (PTWI) adalah jumlah maksimum sementara suatu zat dalam mg/kg BB yang dapat
dikonsumsi dalam seminggu tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan.
REGULASI BTP DI INDONESIA
 Perlu penetapan penggunaan BTP untuk :
 perlindungan konsumen dan;
 fair trade.
 Peraturan Terkait BTP :
 Undang - Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
 PP No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu & Gizi
Pangan
 PP No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 033 Tahun 2012 tentang
Bahan Tambahan Pangan
 Peraturan Kepala Badan POM tentang Batas Maksimum
Penggunaan BTP (27 Peraturan)
 BTP baru, tujuan penggunaan selain yang diatur,
dilakukan pengkajian sebelum disetujui digunakan di
Indonesia 9
Peraturan Kepala Badan POM terkait Batas
Maksimum Penggunaan BTP
(Terdapat 27 golongan)
1. Bahan Pengkarbonasi (No.4/2013 ) 14. Gas untuk Kemasan (No.17/2013)
2. Humektan (No.5/2013) 15. Sekuestran (No.18/2013)
3. Pembawa (No.6/2013) 16. Pembentuk Gel (No.19/2013)
4. Perlakuan Tepung (No.7/2013) 17. Pengemulsi (No.20/2013)
5. Pengatur Keasaman (No.8/2013) 18. Peretensi Warna (No.21/2013)
6. Pengeras (No.9/2013) 19. Pembuih (No.22/2013)
7. Antikempal (No.10/2013) 20. Penguat Rasa* (No.23/2013)
8.Pengembang (No.11/2013) 9. 21. Penstabil (No.24/2013)
Pelapis (No.12/2013) 22. Peningkat Volume (No.25/2013)
10. Antibuih (No.13/2013) 23. Pengawet* (No. 36/2013)
11. Propelan (No.14/2013) 24. Pewarna* (No.37/2013)
12. Pengental (No. 15/2013) 25. Antioksidan* (No.38/2013)
13. Garam Pengemulsi 26. Pemanis* (No. 4/2014)
(No.16/2013) 27. Perisa (No. 22/2016)

*) PP 69/1999 : Pangan yang mengandung BTP ini harus Semua peraturan tersebut dapat diunduh di
mencantumkan pula nama BTP, dan nomor indeks khusus untuk
pewarna : http://jdih.pom.go.id/
Definisi
Golongan Definisi Jumlah
BTP Jenis
BTP
Bahan Untuk membentuk karbonasi di dalam pangan. Cnth: CO2 1
Pengkarbonasi dalam minuman ringan
Humektan Untuk mempertahankan kelembaban pangan. Cnth: gliserol 7
dalam permen
Pembawa Untuk memfasilitasi penanganan, aplikasi atau 4
penggunaan BTP lain atau zat gizi di dalam pangan
dengan cara melarutkan, mengencerkan, mendispersikan
atau memodifikasi secara fisik BTP lain atau zat gizi tanpa
mengubah fungsinya dan tidak mempunyai efek teknologi
pada pangan. Cnth: PG digunakan dalam perisa dan perisa
tersebut digunakan untuk kembang gula

Perlakuan Untuk memperbaiki warna, mutu adonan dan atau 14


Tepung pemanggangan, termasuk bahan pengembang adonan,
pemucat dan pematang tepung. Cnth: Natrium stearoil-2-
laktilat dalam kue
Definisi (lanjtn)
Golongan … Definisi Jumlah
BTP Jenis
BTP
Pengeras Untuk memperkeras, atau mempertahankan jaringan buah 6
dan sayuran, atau berinteraksi dengan bahan pembentuk
gel untuk memperkuat gel. Cnth: kalsium sulfat dalam
manisan buah
Antikempal Untuk mencegah mengempalnya produk pangan. 16
Cnth: kalsium silikat dalam bumbu
Pengembang BTP berupa senyawa tunggal atau campuran untuk 9
melepaskan gas sehingga meningkatkan volume
adonan. Cnth: Na hidrogen karbonat dalam produk kue
Pelapis Untuk melapisi permukaan pangan sehingga memberikan 5
efek perlindungan dan atau penampakan mengkilap. Cnth:
syelak pada buah
Antibuih Untuk mencegah atau mengurangi pembentukan buih. Cnth: 2
mono dan digliserida dalam minuman
Propelan berupa gas untuk mendorong pangan keluar dari kemasan. 3
Cnth: Nitrogen dalam topping
Definisi (lanjtn)
Golongan … Definisi Jumlah
BTP Jenis BTP
Pengental Untuk meningkatkan viskositas pangan. Cnth: pektin dalam 59
susu kental manis
Garam Untuk mendispersikan protein dalam keju sehingga 25
Pengemulsi mencegah pemisahan lemak. Cnth: Dinatrium fosfat dalam
keju
Gas untuk berupa gas, yang dimasukkan kedalam kemasan pangan 2
Kemasan sebelum, saat maupun setelah kemasan diisi dengan pangan
untuk mempertahankan mutu pangan dan melindunginya
dari kerusakan. Cnth: N2 dalam makanan ringan
Sekuestran Untuk mengikat logam polivalen untuk membentuk 4
kompleks sehingga meningkatkan stabilitas dan kualitas
pangan. Cnth: Ca diNa EDTA dalam margarin
Pembentuk untuk membentuk gel. Cnth: gelatin dalam permen 10
Gel
Pengemulsi Untuk membantu terbentuknya campuran yang homogen 80
dari dua atau lebih fase yang tidak tercampur seperti
minyak dan air. Cnth: polisorbat 60 dalam es krim
Definisi (lanjtn)
Golongan … Definisi Jumlah
BTP Jenis BTP
Peretensi Untuk mempertahankan, menstabilkan, atau memperkuat 2
Warna intensitas warna pangan tanpa menimbulkan warna baru.
Cnth: Magnesium karbonat dalam asinan sayur
Pembuih Untuk membentuk atau memelihara homogenitas dispersi 3
fase gas dalam pangan berbentuk cair atau padat. Cnth: gom
xanthan dalam minuman
Penguat Untuk memperkuat atau memodifikasi rasa dan/atau aroma 4
Rasa yang telah ada dalam bahan pangan tersebut tanpa
memberikan rasa dan/atau aroma tertentu. Cnth: MSG untuk
makanan ringan
Penstabil Untuk menstabilkan sistem dispersi yang homogen 104
pada pangan. Cnth: dipati fosfat dalam susu kental manis
Peningkat Untuk meningkatkan volume pangan. Cnth: Karagen dalam es 32
Volume krim.
Pengawet Untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau 10
penguraian dan perusakan lainnya terhadap pangan yang
disebabkan oleh mikroorganisme. Cnth: asam benzoat dalam saus
Definisi (lanjtn)
Golongan BTP … Definisi Jumlah Jenis BTP

Pewarna Pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika 26


ditambahkan atau diaplikasikan pada pangan, mampu 15 Pewarna alami,
11 Pewarna
memberi atau memperbaiki warna. Cnth: klorofil untuk es Sintetik
buah, merah allura untuk permen
Antioksidan Untuk mencegah atau menghambat kerusakan 13
pangan akibat oksidasi. Cnth: kalsium askorbat dalam sari
buah
Pemanis BTP berupa pemanis alami dan pemanis buatan yang 14
memberikan rasa manis pada produk pangan. Cnth: 8 Pemanis Alam,
6 Pemanis Buatan
aspartam dalam minuman
Perisa Berupa preparat konsentrat dengan atau tanpa ajudan 2016 senyawa
perisa
perisa (flavouring adjunct) yang digunakan untuk
memberi flavour dengan pengecualian rasa asin, manis
dan asam. Cnth: vanilin dalam susu bubuk.
3. PENGGUNAAN BTP
PRINSIP PENGGUNAAN BTP

1. BTP hanya digunakan


pada produk pangan jika
benar-benar diperlukan
secara teknologi.

Misal: Produk yang habis


dikonsumsi dalam satu hari
tidak perlu menggunakan BTP
pengawet

16
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
2. BTP tidak boleh digunakan untuk:
• menyembunyikan penggunaan
bahan*) yang tidak memenuhi
persyaratan
• menyembunyikan cara kerja yang
bertentangan dengan cara produksi
yang baik
• Menyembunyikan kerusakan
pangan
*) dapat berupa bahan baku, BTP ataupun bahan penolong

17
PRINSIP PENGGUNAAN BTP
3. Gunakan BTP yang diizinkan sesuai dengan
peraturan
4. Penggunaan BTP tidak boleh melebihi
batas maksimum yang ditetapkan
5. Gunakan sediaan BTP yang telah memiliki
nomor Izin edar (MD/ML)
6. Baca takaran penggunaannya dan gunakan
sesuai petunjuk label sediaan BTP

18
Penggunaan BTP
Contoh penggunaan BTP Pengawet Natrium Sorbat
No. Kategori Pangan Jenis Produk Pangan Batas Maksimum (mg/kg)
dihit. sbg asam sorbat

01.1.1 Susu Pasteurisasi 1000


08.2 Abon Daging 1000

Dalam menakar BTP seharusnya menggunakan


timbangan analitik
Contoh penggunaan BTP Pewarna Ponceau 4R
No. Kategori Pangan Jenis Produk Pangan Batas Maksimum (mg/kg)

01.7 Permen Susu 70


08.2 Keripik Paru 30

19
BTP Ikutan (Carry over)
Adalah BTP yang berasal dari bahan baku baik yang dicampurkan
maupun yang dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan
satu kesatuan produk

Contoh : Naget Ayam

Komposisi:
Daging ayam, Tepun Batter
Tepung roti g(mengandung,
pewarna Kuning FCF
15985), Tepung CI.
Garam, Gula, Bumbu, Penguat
Terigu,
Rasa MononatriumAir,Glutamat,
Pengemulsi Fosfat
PERHITUNGAN RASIO 1

Contoh:
Minuman Yogurt BTP Batas Penggunaan
Maksimu pada produk
Rasio
Berperisa Jeruk m (mg/kg) (mg/kg)
Antosianin 200 X x/200
Komposisi:
Air, Yogurt, Gula, Maltodekstrin,
Konsentrat Jeruk, Penstabil Nabati,
Garam, Bubuk Stroberi(0,05%), Perisa Kuning FCF 70 y y/70

KETENTUAN:
Identik Jeruk, Pewarna Alami Antosianin,  Rasio (hasil bagi) masing-masing jenis BTP+
(x/200)
Pewarna Kuning FCF CI. 15985
tidak boleh lebih dari satu (>1) (y/70) ≤
 Perhitungan rasio tidak berlaku untuk1jenis
BTP yang memiliki batas maksimum
“secukupnya”. 21
Bahan yang Dilarang Digunakan sebagai BTP
☺ Asam borat dan senyawanya (Boric acid) ☺Sinamil antranilat (Cinamyl
→boraks anthranilate)
☺Asam Salisilat dan garamnya ☺ Dihirosafrol
(Salicylic acid and its salt) (Dihydrosafrole)
☺ Dietilpirokarbonat ☺ Biji tonka (Tonka bean)
(Diethylpyrocarbonate, ☺ Minyak kalamus (Calamus
DEPC) oil)
☺ Dulsin ☺ Minyak tansi (Tansi oil)
(Dulcin) ☺ Minyak sasafras (Sasafras
☺ Kalium oil)
klorat
(Potassium
chlorate)

Kloramfenik
ol
(Chloramph

X
enicol)
→ Salah 22
satu
Contoh
Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP
No Fungsi BTP Contoh bahan dengan fungsi serupa BTP Contoh jenis
pangan antara lain
1 Pemanis Gula pasir, gula merah, gula semut, gula batu, madu Es , minuman, keik,
dodol, jenang
2 Pewarna Daun suji, umbi bit, ubi ungu, daun jambu biji, Es , minuman, dodol,
kunyit, bubuk cokelat, gula karamel, tomat, wortel, wajik, makanan
buah stroberi, buah mangga, buah jeruk dan buah ringan (krupuk,
lainnya . keripik)
3 Perisa Rempah-rempah, daun pandan, vanili, bubuk Es , minuman, kue
cokelat, kopi, daun jeruk purut, daun kemangi, basah
wortel, buah stroberi, buah mangga dan buah
lainnya
4 Pengeras Air kapur (kalsium hidroksida food grade) Asinan buah, lontong
Putih telur Rempeyek
Tapioka, pati sagu, pati aren Bakso, siomay, cireng,
batagor
5 Pengemulsi Telur Bakso, siomay, keik
6 Pengawet Kunyit Tahu
Gula Manisan buah, selai
buah, dodol, lempok

23
BAHAN TAMBAHAN PANGAN CAMPURAN
Definisi: BTP Campuran adalah BTP yang mengandung dua atau lebih jenis BTP baik dari golongan
BTP yang sama atau pun berbeda dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.
Persyaratan BTP Campuran:
• BTP Campuran harus memiliki spesifikasi masing-masing BTP sebagai bahan penyusun
• Spesifikasi BTP sebagai bahan penyusun harus memenuhi persyaratan dalam Kodeks Makanan
Indonesia (KMI) atau standar dan persyaratan lain (SNI, JECFA)
• Selain harus memenuhi spesifikasi, BTP Campuran harus memenuhi persyaratan Cemaran Mikroba
dan Kimia
• Khusus untuk BTP Campuran yang mengandung pewarna, jenis BTP Pewarna harus dibuktikan
dengan hasil uji kualitatif identitas pewarna tersebut
• Khusus untuk BTP Campuran yang mengandung BTP Pemanis Buatan dan/atau glikosida steviol
hanya
dapat dalam bentuk table top sweetener
• Produk BTP Campuran harus memenuhi persyaratan seperti tercantum pada Lampiran
peraturan ini
• BTP Campuran dilarang menggunakan campuran: Senyawa nitrat, Senyawa nitrit, dan Senyawa
sulfit
• BTP Campuran harus memenuhi persyaratan label pangan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan
• BTP Campuran, wajib mencantumkan:
- tulisan “Bahan Tambahan Pangan Campuran”;
- nama golongan BTP yang mempunyai fungsi utama; dan
5. PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
DENGAN SENDOK TAKAR

38
PENAKARAN BTP
DALAM UKURAN SENDOK TAKAR

Konversi ukuran sendok takar untuk Menakar BTP

Bobot BTP dalam Ukuran Sendok Takar


No Golongan BTP
Sendok Takar

1 Pengawet 1,25 g
2 Pewarna 1,25 g

Tabel ini hanya berlaku untuk jenis BTP yang berbentuk bubuk (serbuk,
butiran, granul, kristal)

39
Sendok takar

Sendok takar
Peres

40
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Pada Geplak

Contoh 1:
• Contoh pewarna yang diizinkan adalah
Ponceau 4R CI. No. 16255 (INS. 124)
• Batas maksimum yang diizinkan 70
mg/kg. Akan digunakan dalam 25 kg
adonan sehingga perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250


mg
• = (70/1250) x (25 kg)
• = 1.4 sendok takar peres dibulatkan
ke
bawah menjadi 1 sendok takar peres

• Sehingga Ponceau 4R yang


ditambahkan pada 25 kg adonan
41
maksimal 1 sendok takar peres
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Pada Bakso Daging Sapi

Contoh 2:
• Contoh pengawet yang diizinkan
adalah Natrium Sorbat (INS. 201)
• Batas maksimum yang diizinkan
1000 mg/kg. Akan digunakan dalam
10 kg adonan sehingga
perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250


mg
• = (1000/1250) x (10 kg)
• = 8 sendok takar peres.

• Sehingga Natrium Sorbat yang


ditambahkan pada 10 kg
adonan maksimal 8 sendok
42
takar peres
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Pada Minuman Susu Rasa Vanila

Contoh 3:
• Contoh pengawet yang diizinkan adalah
Natrium Propionat (INS. 281)
• Batas maksimum yang diizinkan
2500 mg/kg. Akan digunakan dalam
5 kg larutan sehingga
perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250


mg
• = (2500/1250) x (5 kg)
• Sehingga
= 10 sendok natrium
takar peres yang
propionat
ditambahkan pada 5 kg larutan
maksimal 10 sendok takar
peres

43
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Pada Produk Wingko Babat

Contoh 4:
• Contoh pengawet yang diizinkan
adalah Natrium Sorbat (INS. 201)

• Batas maksimum yang diizinkan 1000


mg/kg. Akan digunakan dalam 10 kg adonan
sehingga perhitungannya:
• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250 mg
• = (1000/1250) x (10 kg)
• = 8 sendok takar peres

Sehingga Natrium Sorbat yang ditambahkan


pada 10 kg adonan maksimal 8 sendok takar
peres

44
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Pada Produk Sirup Buah

Contoh 5:
• Contoh pengawet yang diizinkan adalah
Natrium benzoat (INS. 211)
• Batas maksimum yang diizinkan
600 mg/kg. Akan digunakan dalam
10 kg adonan sehingga
perhitungannya:

• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250


mg
• = (600/1250) x (10 kg)
• Sehingga
= 4.8 sendoknatrium
takar peres yang
benzoat
ditambahkan pada 10 kg adonan
maksimal 4.5 sendok takar
peres

45
PERHITUNGAN PENGGUNAAN BTP
Contoh Pada Produk Bika Ambon

Contoh 6:
• Contoh pewarna yang diizinkan
adalah Kuning FCF (INS. 110)

• Batas maksimum yang diizinkan 70


mg/kg. Akan digunakan dalam 25
kg adonan sehingga
perhitungannya
• 1 sendok takar = 1,25 gram = 1250
mg
• = (70/1250) x (25 kg)
• = 1.4 sendok takar peres dibulatkan
Sehingga
ke kuning
bawah menjadi FCFtakar yang
1 sendok
ditambahkan
peres pada 25 kg
maksimal 1 sendok takar peres
adonan

46
Cara Menakar Menggunakan
Sendok Takar
Untuk penakaran 1 sendok takar:
- Ambil BTP menggunakan sendok takar,
kemudian peres menggunakan sumpit
yang bersih
- Peres hanya boleh dilakukan 1 kali saja,
tidak boleh berulang-ulang

47
Lanjutan menakar…

B. Untuk penakaran 0.5 sendok takar:


- Ambil BTP 1 sendok takar, kemudian peres
menggunakan sumpit bersih 1 kali
- Tuangkan BTP dari sendok tersebut diatas
kertas putih, ratakan dengan alat seperti pisau
- Kemudian dibagi menjadi 2 bagian
- Gunakan 1 bagiannya saja

VIDEO
48
6. PELABELAN BTP PADA
PANGAN OLAHAN

49
(1) Untuk pangan yang mengandung BTP, pada label wajib
dicantumkan golongan BTP.
(2) Pada label pangan yang mengandung BTP golongan
antioksidan, pemanis buatan, pengawet, pewarna, dan
penguat rasa, wajib dicantumkan pula nama jenis BTP, dan
nomor indeks khusus untuk pewarna.
(3) Pada label pangan yang mengandung pemanis buatan,
wajib dicantumkan tulisan ”Mengandung pemanis buatan,
disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di bawah 5 (lima)
tahun, ibu hamil, dan ibumenyusui”.
(4) Pada label pangan untuk penderita diabetes dan/atau
makanan berkalori rendah yang menggunakan pemanis
buatan wajib dicantumkan tulisan "Untuk penderita diabetes
dan/atau orang yang membutuhkan makanan berkalori
rendah”.

50
5) Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis buatan
aspartam, wajib dicantumkan peringatan “Mengandung fenilalanin,
tidak cocok untuk penderita fenilketonurik”.
6) Pada label pangan olahan yang menggunakan pemanis poliol,
wajib dicantumkan peringatan “Konsumsi berlebihan mempunyai
efek laksatif”.
7) Pada label pangan olahan yang menggunakan gula dan pemanis
buatan wajib dicantumkan tulisan ”Mengandung gula dan pemanis
buatan”.
8) Pada label pangan olahan yang mengandung perisa, wajib
dicantumkan
nama kelompok perisa dalam daftar bahan atau ingredient.
9) Pada label pangan olahan yang mengandung BTP ikutan (carry
over) wajib dicantumkan BTP ikutan (carry over) setelah bahan yang
mengandung BTP tersebut.

Pencantuman nama asal bahan


Bahan tertentu seperti lemak/minyak, protein, ekstrak dan bahan yang berasal dari
nabati atau hewani, harus dicantumkan nama jenis dan asal komponen tersebut.
Contoh: “pengemulsi lesitin kedelai”, “pemantap nabati”, “minyak babi”, “minyak
Contoh label pangan
mengandung BTP

Komposisi :
Gula, air, sari buah melon,
pengatur keasaman,
pengawet asam benzoat,
pewarna
Klorofil CI. No. 75810

52
PELABELAN PERISA

• Label BTP Perisa atau pangan mengandung


BTP Perisa harus memenuhi ketentuan
Peraturan Perundangundangan.
• Dalam Pencantuman komposisi pada label wajib
menuliskan: Kelompok Perisa dan Ajudan
perisa. (misal: Perisa alami (mengandung BTP
penstabil))
PENCANTUMAN INFORMASI TANPA BTP PADA LABEL
Acuan Peraturan : Peraturan Kepala Badan POM No. 23 Tahun 2016

Informasi tanpa BTP p a d a Label d a n Iklan Pa n ga n h a nya da pat dicantumkan


jika p a d a produk akhir Pa n ga n Ol a ha n ti dak m e n g a n d u n g jenis BTP tersebut

Pa n ga n Ol a ha n y a n g m e nca nt um ka n informasi tanpa BTP harus memenuhi


ketentuan peraturan per-UU di b i d a n g label d a n
iklan p a n ga n .

Pencantuman informasi tanpa BTP p a d a Label


Pa n ga n h a nya da pat berupa keterangan:
a. Tanpa Pemanis Buatan;
b. Tanpa Pengawet;
c. Tanpa Pewarna Sintetis;
d. Tanpa Anti oksidan; dan/atau
e. Tanpa Penguat Rasa.
7. PENUTUP

Peraturan yang telah ditetapkan diharapkan


diimplementasikan
dapat baik dalam rangka
menjamin
dengan keamanan, mutu, dan pangan
memberi perlindungan gizi masyarakat untuk
bagi
peningkatan serta
daya saing pelaku usaha (termasuk UMKM
Mikro), khususnya untuk Bahan Tambahan Pangan (BTP)

55
DOWNLOAD •JENIS PENCARIAN
 JENIS BTP
 GOLONGAN BTP
 KATEGORI PANGAN
 INS
 JENIS PANGAN (NEW)

•FITUR APLIKASI
 KAMUS ISTILAH
 PERHITUNGAN RASIO 1
(NEW)

AYO CEK BTP BERBASIS ANROID


• Aplikasi android berbasis online untuk mempermudah dan mempercepat
pengawas, produsen, dan konsumen dalam membaca peraturan tentang
Bahan Tambahan Pangan.

26 REGULASI BTP DALAM 1


56
APLIKASI
CONTOH CARA MENGGUNAKAN APLIKASI AYO CEK BTP
UNTUK PRODUK PANGAN BAKSO DAGING

PILIH MENU: KETIK: PILIH:


JENIS PANGAN BAKSO DAGING PENGATUR KEASAMAN

57
PILIH BTP:
HASIL PENCARIAN
NATRIUM KARBONAT

58
Contoh
Bahan yang dapat digunakan dengan fungsi serupa BTP
No Fungsi BTP Contoh bahan dengan fungsi serupa BTP Contoh jenis
pangan antara lain
1 Pemanis Gula pasir, gula merah, gula semut, gula batu, madu Es , minuman, keik,
dodol, jenang
2 Pewarna Daun suji, umbi bit, ubi ungu, daun jambu biji, Es ,
minuman, dodol, kunyit, bubuk cokelat, gula karamel, tomat, wortel,
wajik, makanan buah stroberi, buah mangga, buah jeruk dan
buah ringan (krupuk, lainnya . keripik)
3 Perisa Rempah-rempah, daun pandan, vanili, bubuk Es ,
minuman, kue cokelat, kopi, daun jeruk purut, daun kemangi, basah
wortel, buah stroberi, buah mangga dan buah
lainnya
4 Pengeras Air kapur (kalsium hidroksida food grade) Asinan buah,
lontong Putih telur Rempeyek
Tapioka, pati sagu, pati aren Bakso, siomay,
cireng, batagor
5 Pengemulsi Telur Bakso, siomay, keik
6 Pengawet Kunyit Tahu
Gula

Manisan buah, selai


buah, dodol, lempok

Anda mungkin juga menyukai