2
Pangan Menjadi Tidak Aman Karena :
Pertumbuhan mikroba
dapat dihambat den-
gan pengawetan, den-
gan catatan telah men-
erapkan higiene sani-
tasi dlm pengolahan
pangan
Perlu diperhatikan:
-Sifat dan jenis bahan makanan yang
diawetkan
-Cara pengawetan
TUJUAN PENGAWETAN PANGAN
1. Pemanasan
2. Pengeringan
3. Pengasapan
4. Pengalengan
5. Pengemasan hampa udara
6. Iradiasi
7. Pendinginan/ Pembekuan
8. Penggunaan bahan kimia
1. Pemanasan
3. Pengasapan
mengeluarkan kandungan air den-
gan bantuan asap, biasanya dipadukan
dengan pengasinan (contoh: ikan asap)
* Pangan dengan kandungan air rendah akan meminimalkan per-
tumbuhan mikroba
4. Pengalengan
teknologi pengemasan pangan dalam kaleng
melibatkan proses sterilisasi komersial untuk mem-
bunuh mikroba patogen dan pembusuk, terutama
Clostridium botulinum (pemanasan pada suhu tertentu,
tekanan tertentu selama waktu tertentu, dengan alat
retort)
7. Pendinginan/ Pembekuan
penyimpanan pangan pada suhu rendah dapat
menghambat pertumbuhan mikroba.
Pada frozen food perlu diperhatikan untuk menjaga
“cold chain” (pangan tetap beku selama rantai dis-
tribusi).
8. Penggunaan Bahan Kimia
Bahan kimia yang biasa ditambahkan adalah bahan
pengawet yang bisa menghambat pertumbuhan
mikroba. Penggunaan bahan pengawet harus sesuai
peraturan tentang bahan tambahan pangan pengawet.
Bahan Tambahan Pangan
(BTP)
Definisi :
Bahan yang ditambahkan ke dalam
pangan untuk mempengaruhi sifat
atau bentuk pangan
•Mengawetkan pangan
•Memberikan warna
•Mencegah ketengikan
•Meningkatkan cita rasa
http://jdih.pom.go.id
REGULASI BTP
(1) Kewajiban Pemerintah memeriksa keamanan BTP.
(2) Pemeriksaan keamanan BTP dilakukan untuk mendap-
atkan izin peredaran.
Larangan:
a.Menggunakan BTP melampaui ambang batas maksimal
yang ditetapkan;
b.Menggunakan bahan yang dilarang sebagai BTP
15
REGULASI BTP
Definisi :
Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan
yang ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan
16
REGULASI BTP
17
Bahan yang Dilarang Digunakan se-
bagai BTP
☺ Asam borat dan senyawanya ☺Sinamil antranilat (Cinamyl
(Boric acid) anthranilate)
boraks ☺ Dihirosafrol (Dihydrosaf-
☺Asam Salisilat dan garamnya (Sali- role)
cylic acid and its salt) ☺ Biji tonka (Tonka bean)
☺ Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocar- ☺ Minyak kalamus (Calamus
bonate, oil)
DEPC) ☺ Minyak tansi (Tansi oil)
☺ Dulsin (Dulcin) ☺ Minyak sasafras (Sasafras
☺ Kalium klorat (Potassium chlorate) oil)
☺ Kloramfenikol (Chloramphenicol)
Salah satu antibiotik
☺ Minyak nabati yang dibrominasi
(Brominated vegetable oils)
☺ Nitrofurazon (Nitrofurazone)
☺ Formalin
☺ Kalium Bromat (Potassium bro-
mate)
☺ Dulkamara (Dulcamara) 12
☺ Kokain (Cocaine)
Zat Warna tertentu yang dinyatakan se-
bagai Bahan Berbahaya
21
PRINSIP PENGGUNAAN
BTP
2. BTP tidak boleh digunakan untuk:
•Menyembunyikan penggunaan bahan*)
yang tidak memenuhi persyaratan
•menyembunyikan cara kerja yang
bertentangan dengan cara produksi yang
baik
•Menyembunyikan kerusakan pangan
7
Prinsip Penggunaan
BTP
3. Gunakan BTP yang diizinkan sesuai dengan
peraturan
4. Penggunaan BTP tidak boleh melebihi batas
maksimum yang ditetapkan
5. Spesifikasi BTP yang digunakan harus food
grade dan memenuhi ketentuan dalam
Kodeks Makanan Indonesia.
6. Gunakan sediaan BTP yang telah memiliki
nomor Izin edar (MD/ML)
7. Baca takaran penggunaannya dan gunakan
sesuai petunjuk label sediaan BTP
23
BTP Ikutan (Carry
over)
BTP Ikutan (Carry
over)
BTP yang berasal dari semua
bahan baku baik yang dicampurkan
maupun yang dikemas secara
terpisah tetapi masih merupakan
satu kesatuan produk
BTP Ikutan (Carry over)
Contoh 1: Naget
Ayam
Komposisi:
Daging ayam, Tepung Batter,
Tepung roti (mengan-
pewarna dung
Kuning FCF
15985), Tepung CI.
Garam, Gula, Bumbu, Terigu,
Penguat
Rasa Monona- Glutamat,
Air,
Pengemulsi
trium Fosfat
BTP Ikutan (Carry over)
Komposisi:
Gula, Susu Bubuk (25%),
KalsiumKarbonat, Jus
Bubuk, Antikempal Magnesium
Melon
Stearat, Maltodekstrin, Perisa
identik alami melon
(mengandung antioksidan
tokoferol), pewarna makanan
Tartrazin CI. 19140, Biru Berlian
CI. 42090
11
Penggunaan BTP
Contoh penggunaan BTP Pengawet Natrium
Sorbat
No. Kategori Pangan Jenis Produk Pangan Batas Maksimum (mg/kg)
dihit. sbg asam sorbat
13
Cara Menentukan Penggu-
naan BTP
Jenis BTP yang dapat digunakan terdapat dalam Permenkes 033/2012
tentang BTP
Hanya ditambahkan apabila benar-benar diperlukan
Apabila ingin memperbaiki warna pada pangan, memberikan iden-
titas pada produk, dan memberi kesan menarik bagi konsumen ,
maka gunakan :
BTP Pewarna (alami atau sintetis), seperti ;
• kurkumin CI. No. 75300
• kuning FCF CI. No. 15985
• ponceau 4R CI. No. 16255
Apabila ingin membuat produk pangan yang mempunyai sifat mudah
rusak, bersifat asam, mudah basi, mudah busuk dan ingin agar produk
lebih tahan lama; atau agar proses fermentasi, penguraian atau pen-
gasaman oleh mikroba dapat terhambat, serta produk mempunyai
masa simpan lebih panjang, maka dapat digunakan BTP Pengawet,
seperti :
• benzoate dan garamnya
• sorbat dan garam- 1
6
Aplikasi Peraturan BTP
Penambahan
langsung
• Tentukan Jenis dan Golongan BTP Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 033 Tahun
2012 tentang BTP
• Tentukan kategori pangan produk yang
diajukan berdasarkan PerKa BPOM No.21
Tahun 2016 tentang Kategori Pangan
• Lihat Peraturan Kepala Badan POM terkait
Batas Maksimum sesuai dengan Jenis dan
Golongan BTP beserta kategori Pangannya
(Lampiran 1)
Contoh Penerapan :
Berapakah Batas Maksimum BTP Karamel 1 pada Keripik singkong?
36
Pangan Olahan yang mencantumkan informasi tanpa BTP
harus memenuhi ketentuan peraturan perundangan di
bidang label dan iklan pangan
38
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Surabaya
www.pom.go.id
ulpk_sby@yahoo.co.id
bpom_surabaya@pom.go.id
031 – 5048833, 5022815 ext. 132
0877-1150-0533
BBPOM Surabaya
@BPOM_Surabaya