Mengawetkan pangan
Membentuk pangan
Memberikan warna
Meningkatkan kualitas pangan
Menghemat biaya
Memperbaiki tekstur
Meningkatkan cita rasa
Meningkatkan stabilitas
Penggolongkan BTP
Permenkes RI No. 033 Tahun 2012
( BTP yg digunakan dalam pangan Ada 27 Golongan : )
1. Antibuih
2. Antikempal
3. Antioksidan
4. Bahan Pengkarbonasi
5. Garam Pengemulsi
6. Gas untuk kemasan
7. Humektan
8. Pelapis
9. Pemanis
10. Pembawa
11. Pembentuk gel
12. Pembuih
Penggolongkan BTP
Permenkes RI No. 033 Tahun 2012
( BTP yg digunakan dlm pangan ada 27 golongan : )
13. Pengatur keasaman 26. Propelan
14. Pengawet 27 Sekuestran
15. Pengembang
16. Pengemulsi
17. Pengental
18. Pengeras
19. Penguat rasa
20. Peningkat volume
21. Penstabil
22. Peretensi warna
23. Perisa
24. Perlakuan tepung
25. Pewarna
BAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN
TAMBAHAN PANGAN (BTP) PERMENKES No 033 TH 2013
1. Asam Borat dan senyawanya (Boric acid/Boraks)
2. Asam Salisilat dan garamnya
3. Dietilpirokarbonat
4. Dulsin
5. Formalin
6. Kalium bromat
7. Kalium klorat
8. Kloramfenikol
9. Minyak nabati yang dibrominasi
10. Nitrofurazon
11. Dulkamara
12. Kokain
13. Nitrobenzen
14. Sinamil antranilat
15. Dihidrosafrol
16. Biji tonka
17. Minyak kalamus
18. Minyak tansi
19. Minyak sasafras
JENIS & BATAS MAKSIMUM BTP YG DIIZINKAN
PERMENKES No 033 TH 2013
Contoh :
Pada label pangan yg mgd pemanis buatan,
wajib dicantumkan tulisan ‘Mengandung pemanis
buatan’ disarankan tidak dikonsumsi oleh anak di
bawah 5 (lima) tahun, ibu hamil, dan ibu
menyusui.
PELANGGARAN THD PERMENKES No 033 TH 2013
SANKSI ADMINISTRATIF (Pasal 17)
Pengawet :
Bahan tambahan pangan untuk mencegah atau
menghambat fermentasi, penguraian, dan
pengrusakan lainnya terhadap pangan yg disebabkan
mikroorganisme.
Pengawet yang diizinkan
Permenkes RI No. 033 Tahun 2012 (BTP)
Batas Maksimum
(Per BPOM No. 36 Th 2013 ttg Batas Maksimum Peng
gunaan
BTP Pengawet
Asam sorbat dan garamnya
Asam benzoat dan garamnya
Etil para-hidroksibenzoat
Metil para-hidroksibenzoat
Sulfit
Nisin
Nitrit
Nitrat
Asam propionat dan garamnya
Lisozim hidroklorida
Selain diatas dilarang menggunakan bahan
berbahaya sebagai BTP
PENGAWET
Mengawetkan pangan yang mudah rusak
FORMALIN
tahu & mie basah
mengawetkan mayat & organ tubuh
Formalin :
Formalin/Formaldehid adalah gas yang biasanya tersedia
dalam bentuk cairan 40%
Jernih, tidak berwarna, bau busuk Uapnya
merangsanagselaput lendir hidung, tenggorokan dan
saluran Cerna.
Konsentrasi 0,5 – 1 bpj di udara dapat terdeteksi dari
baunya
Formoform Trioxane
Penggunaan Formalin
• Pembunuh kuman pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian
• Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain
• Bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan
bahan peledak
• Pengeras lapisan gelatin dan kertas (fotografi)
• Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
• Bahan pembuatan parfum
• Bahan pengawet kosmetika pengeras kuku
• Pencegah korosi untuk sumur minyak
• Bahan untuk insulasi busa
• Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood)
• Dalam konsentrasi yg sangat kecil (<1 %) digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih
rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu,
shampoo mobil, lilin dan karpet.
• Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai
kulit dan tertelan.
Akibat yang ditimbulkan dapat berupa :
- Luka bakar pada kulit
- Iritasi pada saluran pernafasan
- Reaksi alergi dan
- Bahaya kanker pada manusia
• Bahaya jangka pendek (akut)
• Bahaya jangka panjang (kronis)
Bahaya jangka pendek (akut)
Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa
terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare,
kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat,
sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang,
tidak sadar hingga koma.
Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak,
limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
TAHU :
• Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25oC) dan
bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10oC)
• Tahu terlampau keras, namun tidak padat
• Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan
formalin 0.5-1ppm)
BASO :
• Tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar (25oC)
• Teksturnya sangat kenyal
IKAN SEGAR :
• Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25oC)
• Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan
merah segar dan warna daging ikan putih bersih
• Bau menyengat, bau formalin
IKAN ASIN :
• Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu
kamar (25oC)
• Bersih cerah
• Tidak berbau khas ikan asin
• Terhadap produk pangan olahan yang mengandung
formalin, maka produsen yang bersangkutan harus
melakukan hal-hal sebagai berikut :
• Penarikan produk berformalin tersebut dari peredaran
untuk diamankan
• Terhadap produk yang telah diamankan dilakukan
pemusnahan
• Terhadap produsen mie basah telah ditindaklanjuti
dengan tindakan pro justisia (proses pengadilan) dan
hukuman yang diberikan adalah denda 350-500 ribu
subs 4 hari-1 bulan kurungan.
• Untuk produk pangan olahan hasil industri rumah tangga
pangan (IRTP/home industri) :
• Dinas Kesehatan setempat melakukan pembinaan dan
produknya dimusnahkan
• Audit terhadap industrinya sehingga proses
pengolahan pangan dan produk pangan yang
dihasilkan dapat dipantau keamanannya.
• Untuk ikan segar dan hasil laut, Badan POM RI mengirim
surat kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
setempat, dengan tembusan kepada Dirjen PK2P serta
Dirjen Perikanan Tangkap, Departemen Kelautan dan
Perikanan Jakarta. Dengan demikian tindak lanjutnya
dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Setempat.
• Perlu mengatur secara rinci peredaran dan tata niaga
khusus untuk bahan berbahaya formalin agar tidak
disalahgunakan.
• Audit terhadap IRTP mulai proses pengolahan pangan
hingga dihasilkan produk pangan
• Pendidikan terhadap industri pangan dan konsumen.
Kegiatan ini berupa penyuluhan, seminar, penyebaran
leaflet, talk show di TV & radio dan penulisan artikel pada
koran/majalah.
• Pencarian bahan pengawet alternatif pengganti formalin
untuk mie basah telah diupayakan oleh Departemen Ilmu
dan Teknologi Pangan IPB bekerjasama dengan produsen
terigu dan Australian Wheat Board.
• Konsumen pangan sebaiknya :
• Meneliti setiap pangan yang akan dikonsumsi.
• Pembacaan label pangan yang terdapat pada pangan
olahan.
• Konsumen harus mempunyai keberdayaan dari segi
pengetahuan maupun sosial-ekonomi.
• Konsumen harus lebih berani menanyakan kepada
penjual mengenai keamanan produk-produk yang akan
dibelinya
Pengemulsi, Pengental
Agar Karagen
Alginat Pektin
Gelatin Pati
asetat
Gum Dekstrin
Lesitin
ANTIOKSIDAN
Mencegahketengikan kerena oksidasi lemak
dan produk mengandung lemak.
Ketidaktahuan?
Ketidakpedulian?
a n
k
al g
g
g ya n
in
n ne
e
it a m higie
n a k tek ik?
m a rak ba
i
a ga ek-p idak
B akt t
p r
MASYARAKAT
ILEGAL
PEMERINTAH
PRODUSEN LEGAL
Badan POM
LARANGAN
1.Setiap orang dan atau pelaku usaha pangan dilarang
menggunakan BTP yg melampaui ambang batas yg ditetapkan
2.Setiap orang dan atau pelaku usaha pangan dilarang
memproduksi, menjual, mempromosikan dan atau
mengedarkan pangan yg mgd BTP berbahaya
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB
Setiap pimpinan lembaga dan atau badan bertanggung jawab
untuk mengawasi penggunaan dan peredaran pangan yg
mengandung BTP berbahaya di lingkungannya
1.Masyarakat berperan serta dalam mengawasi produksi,
penggunaan, promosi dan peredaran BTP berbahaya.
Pasal 10
KETENTUAN PIDANA
Setiap orang dan atau pelaku usaha pangan yg melanggar
ketentuan sebagaimana pasal 5, diancam dengan pidana
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling
banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
Pasal 11
SANKSI ADMINISTRATIF