ORIENTASI MENTOR
PROGRAM HIV AIDS DAN PIMS
KELAS PERAWAT
18 – 22 OKTOBER 2021
POKOK BAHASAN
1. Notifikasi Pasangan
2. Algoritma Tes HIV
3. Community-based Screening/Skrining HIV Berbasis
Komunitas dan HIV Self-testing/Tes HIV Mandiri
1. Notifikasi Pasangan
LATAR BELAKANG
Notifikasi Pasangan (NP) merupakan strategi yang efektif untuk menentukan kasus HIV
Definisi, Prinsip, dan Metode
1 NOTIFIKASI PASANGAN DAN ANAK
DEFINISI OPERASIONAL
Notifikasi pasangan: suatu proses yang dilakukan secara
sukarela dimana petugas kesehatan menggali mengenai
suami/istri, pasangan seks, teman berbagi jarum suntik, dan/atau
anak biologis dari ODHA, lalu atas persetujuannya, meminta
suami/istri, pasangan seks, teman berbagi jarum suntik, dan/atau
anak biologisnya untuk tes HIV.
Pasien indeks mengajak Petugas kesehatan atau Pasien indeks bersama Pasien indeks mengajak tes indeks
petugas dengan/tanpa untuk tes HIV dalam jangka waktu
teks indeks untuk tes HIV petugas komunitas yang disepakati dan jika tidak
mengajak teks indeks petugas komunitas berhasil setelah batas waktu
untuk tes HIV mengajak tes indeks tersebut, petugas kesehatan yang
untuk tes HIV akan mengontak tes indeks
Pelaksanaan
2 NOTIFIKASI PASANGAN DAN ANAK
Semua ODHA diatas 18 tahun, baik yang baru masuk
1 perawatan ataupun pasien lanjutan ART. Atas indikasi
medis, petugas kesehatan berhak menawarkan PN
kepada ODHA (termasuk yang berusia dibawah 18 tahun)
Setiap tes indeks dengan hasil tes HIV positif akan menjadi pasien
3 indeks baru dan dilakukan notifikasi pasangan serta di rujuk untuk
pengobatan
Prioritas temuan kasus notifikasi pasangan dan anak
Di layanan Di komunitas
kesehatan
Tidak hanya
Ditawarkan
ditawakan sekali,
ulang setiap
tetapi ditawarkan
ada perubahan
ulang apabila
status
pasien belum
hubungan
menerima
Siapa yang menyediakan layanan notifikasi pasangan dan anak
di layanan kesehatan?
Keterangan:
Petugas pelaksana
telah menerima
orientasi atau
lokakarya terkait
notifikasi pasangan
Minta pasien indeks untuk menyebutkan nama-nama dan informasi masing-masing tes indeks
Petugas mulai Jika petugas tidak berhasil Apabila tes indeks yang
menghubungi tes menghubungi tes indeks dikontak menolak secara
beberapa kali di waktu terang-terangan atau
indeks melalui yang berbeda, laporkan menutup telepon, marah-
telepon, SMS, ataupun sebagai ‘tidak dapat marah, dan lainnya, catat
kunjungan rumah dihubungi’ sebagai “menolak tes”
LANGKAH 4 DAN 5
Pilih Metode Notifikasi Pasangan dan mulai
Hubungi Pasangan
Pilih dan sepakati tanggal untuk memberitahu dan merujuk tes indeks tes HIV
• Ingatkan pasien indeks jika tes indeks tidak datang pada tanggal tersebut, maka petugas
akan menghubungi pasien indeks untuk mencari tahu penyebab pasangan tidak datang.
• Jika pasien indeks menyetujui, petugas kesehatan akan menghubungi langsung tes
indeks sesuai dengan prosedur rujukan petugas.
• Jika pasien indeks tidak menyetujui maka dapat ditawarkan perpanjangan kontrak untuk
kurun waktu berikutnya.
Catat Hasil Layanan Tes Pasangan
Pencatatan Notifikasi Pasangan dilakukan pada formulir notifikasi pasangan dengan mengikuti
langkah-langkah berikut:
Catat metode rujukan, tanggal notifikasi, cara kontak, dan hasil kontak.
Apabila notifikasi pasangan melibatkan komunitas, pilih “ya” pada kolom rujukan
komunitas.
Jika tes indeks dapat dikontak dan setuju untuk melakukan tes HIV catat hasil
rujukan dan hasil tes (apabila tes telah dilakukan)
Jika hasil tes HIV dari tes indeks adalah positif, catat apakah tes indeks telah
memulai ART.
LANGKAH 7
Berikan layanan untuk pasangan
serokonkordan/serodiskordan
“ Darimana dapat informasi tentang “Mohon maaf saya tidak bisa memberikan informasi tersebut. Silakan datang ke
saya” puskesmas untuk penatalaksanaan lebih lanjut”.
Atau
“Salah satu pasien di puskesmas ini mempunyai masalah kesehatan, dan ini
berhubungan dengan bapak/ibu. Untuk jelasnya bapak/ibu agar datang ke
puskesmas untuk memeriksakan diri”.
“Saya sakit apa?” “Mohon maaf saya tidak bisa mendiskusikan masalah kesehatan lewat telepon,
SMS/WA. Ini penting, dan Anda perlu datang ke Puskesmas.”
“Bagaimana suami saya bisa tertular “Mari kita fokuskan pada rencana ke depan. Bagaimana agar ibu dan suami bisa
HIV?” minum ARV dan tetap sehat. Ibarat ular yang masuk ke rumah, kita tentunya tidak
mencari lagi dari mana asal masuknya, tetapi kita akan fokus untuk menyingkirkan
ular dari rumah”
“Bagaimana kalau istri saya minta “itu suatu kemungkinan, tetapi kemungkinan juga bisa sebaliknya, yaitu ia memberi
bercerai” dukungan. Sangat penting bagi istri bapak untuk bisa mengetahui status HIVnya,
agar jika positif ia dapat tetap sehat dengan minum ARV. Atau, jika hamil agar anak
bapak dan ibu bisa terlindungi dari HIV”
2. Algoritma Tes HIV
Latar Belakang
• Perubahan algoritma testing dan diagnosis HIV berdasarkan bukti
terbaru untuk menerapkan layanan tes HIV yang efektif dan efisien
sesuai dengan pendekatan kesehatan masyarakat berdasarkan WHO
Consolidated Guidelines on HIV Prevention, Testing, Treatment, Service
Delivery and Monitoring: Recommendations for a Public Health
Approach, Juli 2021
https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1357089/retrieve
• Permenkes terakhir terkait algoritma testing tertuang pada Permenkes
15 Tahun 2015.
• Update algoritma testing surat edaran test and treat tahun 2018,
Nomor HK.02.02/1/ l564 / 2018 tanggal 10 Juli 2018.
• Makin berkembangnya jenis tes HIV serta pendekatan yang digunakan
untuk meningkatkan cakupan tes.
Peraturan yang ada saat ini
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
15 TAHUN 2015 – 25 Maret 2015 SE HK.02.02/I/1564/2018 – 10 Juli 2018
Penggunaan Dual Rapid Tes HIV & Sifilis
Lakukan Pemeriksaan R1
• R1 : Dual Rapid tes HIV
(HIV&TP) dan Sifilis
• R2 dan R3 : HIV Rapid test
HIV – TP – HIV- TP+
HIV+ TP- HIV+ TP+ atau EIA
Laporkan HIV Negatif dan
Laporkan HIV Negatif
dan Syphilis Positif
Lanjut ke
R2 HIV TP+ Laporkan Sifilis • Ketika ada hasil yang
Syphilis Negatif
R2 HIV + R2 HIV -
Positif
berbeda dan semua hasil
Lanjut ke R3 Ulangi R1
TP Reaktif harus segera
R1 HIV + TP + atau
(HIV&TP)
diobati sesuai dengan
R1 HIV + TP-, R2 +, R3 R1 HIV+ TP-, R2 +, R3 -
HIV + TP- R1 HIV – TP –atau HIV – TP + pedoman nasional sifilis.
Laporkan
HIV Positif &
Laporkan
HIV Inkonklusif
Laporkan
Syphilis Negatif
Laporkan
HIV inkonklusif
TP – Laporkan Sifilis
Negatif Laporkan HIV TP – Laporkan Sifilis
Negatif
• Ketika ada hasil yang
Syphilis Negatif dan ulang
pemeriksaan 14
dan ulang
pemeriksaan 14 hari
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
Negatif
TP+ Laporkan Sifilis
Positif
berbeda dan semua hasil
hari lagi lagi
TP Non Reaktif dilaporkan
“Sifilis Negatif”
Petunjuk Teknis Sentinel Surveilans Senitinel HIV, Sifilis, Hepatitis B pada Ibu Hamil, Kementerian Kesehatan, 2021
Strategi Tes Diagnosis HIV untuk usia ≥ 18 tahun
Lakukan Pemeriksaan R1
• R1:Reagen 1 (Pemeriksaan 1);
R1 (+) Reaktif R1 (-) Non Reaktif R2: Reagen 2 (Pemeriksaan 2);
(LAPORKAN HIV • R3: Reagen 3 (Pemeriksaan 3)
Lakukan Pemeriksaan NEGATIF) • Reagen HIV Rapid atau EIA
R2 • Reagensia yang digunakan
• Nilai prediksi positif 99 %
R1 + R2 + R1 + R2 - • Sensitivitas 99%
• Spesifisitas 98%.
Lakukan R3 Ulangi R1 • Reagen 1 harus memiliki
sensitivitas tertinggi, diikuti
R1+, R2+, R3- R1 – oleh Reagen kedua dan
R1+, R2+, R3+ R1 +
(LAPORKAN HIV ketiga dengan spesifisitas
INKONKLUSIF, (LAPORKAN (LAPORKAN HIV (LAPORKAN HIV tertinggi.
pemeriksaan ulang 14 HIV POSITIF) INKONKLUSIF, NEGATIF)
hari) pemeriksaan ulang 14
hari)
3. Community-Based Screening/Skrining
Berbasis Komunitas dan HIV Self-
testing/Tes HIV Mandiri
Latar Belakang
• Hingga tahun 2020, 66% ODHIV hidup, mengetahui status HIV nya
• Hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) pada tahun 2018-19 mengindikasikan proporsi populasi kunci yang
melakukan tes HIV berkisar antara 15% pada klien Wanita Pekerja Seks (WPS), 72% pada waria (transpuan), LSL
(59%), Penasun (67%), WPS (42%).
• Di sisi lain, saat ini pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi cakupan tes HIV, baik karena kekhawatiran dari pasien
untuk tertular COVID-19 jika datang ke layanan, maupun karena banyak petugas kesehatan yang menangani HIV kini
juga harus membantu menangani COVID-19 di fasyankesnya.
• Hasil penelitian tes HIV berbasis cairan oral (OFT/Oral Fluid Test) yang dilakukan pada LSL di Bali menunjukkan
peningkatan cakupan testing di Denpasar Bali dari 98 tes per bulan menjadi 152 tes per bulan. Studi menunjukkan
81% (813) orang yang ditawarkan OFT menerima tes, 10% (83) hasil tes reaktif, 63% (52) dari orang dengan hasil
reaktif datang ke klinik untuk tes konfirmasi. Sebanyak 5.78% (47) dari total skrining terkonfirmasi positif, 83% (39)
dari mereka mulai ARV.
• Hasil Penelitian pada klien pekerja seks di 7 lokalisasi di Bali, 65% (188) pria yang berpartisipasi dalam tes itu
menerima tes HIV mandiri, hanya 13,3% di antaranya sudah pernah melakukan tes HIV. Hampir semua pria (98.9%)
yang menerima tes HIV mandiri memilih tes HIV mandiri dengan pendampingan. Sebagian besar pria menyatakan
mereka menyukai tes HIV mandiri karena mereka dapat melakukan tes pada diri mereka sendiri (89.8%), mudah
digunakan (99%) dan mereka dapat mengulang tes (89%), melakukan tes pada pasangan mereka (63.5%), dan
merekomendasikannya pada pria lain (91%).
Definisi
• Skrining HIV berbasis komunitas adalah deteksi dini HIV yang dilakukan di luar fasyankes atau di
komunitas/masyarakat, misalnya saat melakukan penjangkauan, di LSM, di tempat kerja, di klub malam, atau
bar atau posyandu yang dilakukan oleh kader. Skrining berbasis komunitas dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan dan atau non-petugas kesehatan yang terlatih. Termasuk di dalam non-petugas kesehatan adalah
kader, petugas penjangkau dari LSM, pendidik sebaya, petugas keselamatan dan kesehatan kerja (K3) atau
petugas di tempat kerja. Untuk selanjutnya, non-petugas kesehatan disebut sebagai pendamping.
• Skrining HIV Mandiri dapat ditawarkan pada klien, atau pasangannya, dengan cara melakukan sendiri dan
menginterpretasi hasilnya dalam situasi personal. Untuk konfirmasi hasil tetap harus dilakukan di layanan
kesehatan.
• Skrining HIV mandiri dapat dilakukan dengan atau tanpa pendampingan:
• Skrining HIV mandiri dengan pendampingan dilakukan oleh klien dengan disaksikan oleh pendamping. Pendamping
sebelumnya melakukan demo dan memberikan petunjuk cara melakukan skrining HIV mandiri dan interpretasi hasilnya.
Pendampingan ini dapat dilakukan secara tatap muka atau dengan cara daring (dalam jaringan/online) atau lewat panggilan
video.
• Skrining HIV Mandiri tanpa pendampingan yaitu skrining yang dilakukan tanpa adanya bantuan (langkah-langkah cara
melakukan skrining HIV mandiri dan interpretasi hasil) atau pemantauan dari pendamping.
Tes untuk triage, termasuk self testing
• Tes HIV mandiri (self testing) adalah tes untuk triase
Lakukan Self testing (R0) dan tidak memberikan diagnosis konfirmasi HIV-
positif
• Semua hasil tes HIV mandiri reaktif perlu diikuti
dengan tes lebih lanjut oleh layanan kesehatan
untuk untuk memastikan status HIV.
• Hasil tes HIV mandiri non reaktif, artinya HIV-negatif,
tanpa perlu dites ulang.
R0 Reaktif (+) R0 Non Reaktif (-)
• Untuk hasil yang INVALID harus diulang dengan
reagensia yang baru.
• Tes HIV mandiri tidak dianjurkan untuk ODHIV yang
sudah ART, karena hasil tes HIV negatif palsu dapat
terjadi.
HIV Negatif • Tes ulang pada hasil Negatif hanya untuk individu
Rujuk ke layanan kesehatan rujuk ke layanan pencegahan yang berpotensi terpajanan HIV dalam 12 minggu
untuk konfirmasi status HIV HIV Tes ulang bila tetap
sebelumnya.
berisiko HIV atau pajanan baru
TERIMAKASIH