Anda di halaman 1dari 10

Alur Notifikasi

Pasangan
Notifikasi pasangan adalah pemberitahuan pada pasangan atau menotifikasi
pasangan merupakan sebuah pendekatan yang memiliki potensi untuk
meningkatkan cakupan sekaligus mengidentifikasi ODHA yang belum
terdiagnosis.
Langkah – Langkah Notifikasi Pasangan
Langkah 1 : Menentukan Target Sasaran
Tahapan ini PS melakukan identifikasi ODHA yang memiliki pasangan,
kegiatan ini membutuhkan koordinasi dengan KPS dan staff Monev untuk
membuat list ODHA yang telah didukung dan memiliki pasangan/anak,
setelah proses listing dilakukan, lakukan langkah berikutnya.
Langkah 2 : mengidentifikasi ODHA yang akan di notifikasi
Setelah proses listing, perlu dilakukan screening/penapisan ODHA yang akan dinotifikasi, adalah

•Pasangan ODHA dan anak ODHA yang belum mengetahui status HIV-nya.
•Pasangan dari ODHA yang akan di notifikasi, terbagi dalam 2 (dua) prioritas yaitu:
•Prioritas I
•Pasangan dari ODHA baru tahu status dan belum ARV
•Pasangan dari ODHA sudah tahu status dan belum ARV
•Pasangan dari ODHA baru ARV 0-6 bulan
•Pasangan dari ODHA LTFU
•Pasangan dari ODHA VL terdeteksi
•Pasangan dari ODHA Meninggal
•Pasangan dari ODHA dengan IO termasuk IMS, TB
•Mempunyai anak biologis dari ibu HIV+ yang diutamakan berusia dibawah 5 tahun dan atau gangguan tumbuh kembang
(<18 tahun) serta belum mengetahui status.
•Prioritas II
•Adalah pasangan dari ODHA yang sudah memakai ARV diatas 6 bulan
•Pasangan ODHA dengan virus undetectable dalam 6 bulan terakhir
Langkah 3 : Membuat Prioritas notifikasi
• Pada tahap ini, dari list yang dimiliki masing-masing PS, pendukung sebaya bersama KPS dan tim membuat skala
prioritas, Siapa yang akan dinotifikasi terlebih dahulu dengan mempertimbangkan :

A. Faktor risiko
B. Visibilitas
- klien tidak sedang di luar kota
- klien tidak sedang dalam kondisi gangguan kejiwaan
C. Klien yang bukan dari Populasi LSL, TG, PWID
 Pendukung sebaya dapat melakukan langkah berikutnya secara mandiri
D. Klien yang berasal dari Populasi kunci LSL, TG, PWID
Jika klien yang didukung memiliki latar belakan risikonya LSL, TG dan PWID, maka pendukung sebaya perlu
berkoordinasi dengan petugas lapangan untuk berdiskusi dan membagi peran dalam melakukan langkah berikutnya
untuk meminimalisir penolakan dari klien.
Langkah 4 : Melakukan screening faktor risiko dan screening risiko kekerasan

• Factor Risiko:
• Apakah anda memiliki pasangan seksual tetap? (jawaban YA atau TIDAK)
• Jika jawaban YA, lanjutkan pertanyaan jika TIDAK, Hentikan
• Siapakah pasangan tetap anda? Berapa jumlahnya?
• (lakukan probing, apakah pasangan lebih dari 1? Isteri, Pacar, pekerja seks, one night stand dll).
• Kapan terakhir kali anda berhubungan seks? (lakukan probing, dengan siapa saja)
• Saat melakukan hubungan seks dalam 1 tahun terakhir, apakah anda/pasangan seks anda selalu menggunakan
kondom?
• Apakah pasangan anda sudah mengetahui status anda?
• Apakah Pasangan anda telah melakukan tes HIV?
• Apakah anda Mempunyai anak biologis dari ibu HIV+ yang diutamakan berusia dibawah 5 tahun dan belum
mengetahui status?
Lanjutan Langkah 4 :
Risiko Kekerasan
Pada tahapan ini pendukung sebaya melakukan skrining kekerasan dengan mengajukan
pertanyaan dasar yaitu :
• Apakah (nama pasangan) pernah memukul, menendang, menampar anda ?
• Apakah (nama pasangan) pernah mengancam anda ?
• Apakah (nama pasangan) pernah melakukan kekerasan seksual?

Jika salah satu pertanyaan tersebut diatas menjawab ‘YA” maka langkah PS selanjutnya
adalah :
Merujuk ODHA konseling lanjutan ke layanan penyedia kekerasan atas seizin klien dan,
Mempertimbangkan untuk tidak dilakukan notifikasi pasangan.
Jika dari ketiga pertanyaan tersebut diatas menjawab “TIDAK” maka PS melanjutkan ke
langkah selanjutnya yaitu melakukan notifikasi pasangan.
Jika klien baru ditemui (ODHA Baru), maka screening
(langkah 4) bisa dilakukan terlebih dahulu.
Langkah 5 : Melakukan Notifikasi
Pasangan
• Lakukan kegiatan notifikasi pasangan sesuai dengan pedoman program. Catatan:
• Notifikasi pasangan akan diberikan pada semua fasyankes yang dapat
memberikan layanan HIV atau pengobatan ARV serta dalam konteks
pendampingan di dukungan sebaya.
• Notifikasi pasangan tidak hanya dilakukan sekali tetapi dapat ditawarkan ulang
(apabila pasien indeks belum menyetujui) pada setiap pendampingan sebaya.
Selin itu notifikasi pasangan dapat dilakukan kembali setiap ada perubahan
dalam status hubungan (misalnya memiliki pasangan baru)
Capaian Dukungan Semester 1
Januari 2021 – Januari 2022
Maturnuwun

Anda mungkin juga menyukai