Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Litbang Vol. XIII, No.

1 Juni 2017: 3-12

MENGENALI BAHAN TAMBAHAN PANGAN BERBAHAYA : ULASAN

IDENTIFYING HAZARDOUS MATERIALS FOR FOOD ADDITIVE: A REVIEW

Jatmiko Wahyudi
Badan Perencaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pati
Email: jatmiko_tkuns@yahoo.com

Naskah Masuk : 15 Maret 2017 Naskah Revisi : 4 April 2017 Naskah Diterima : 10 April 2017

ABSTRACT
Several studies founded the usage of hazardous materials for food additives in many parts of
Indonesia. Stakeholders especially The Government already implemented policies to against the
abuse of hazardous food additives like the enactment of food regulations and food safety
promotions. Many factors cause many people still using and distributing hazardous food additives
(e.g. economic factors, knowledge and law enforcement). This paper provides an overview of types
hazardous food additives and the negative impacts of consuming the additives on health
emphasizing in the most popular of hazardous food additives namely formalin, borax and
rhodamine B. In general, consuming the additives causes long-term health problems like cancer.
However, consuming the additives in high dosage will make the consumers experiencing chronic
poisoning and even causing death. Campaigns regarding food safety followed by law enforcement
are very important actions to be done to eliminate the abuse of hazardous food additives.
Keywords: hazardous food additive, borax, formalin, rhodamine B

ABSTRAK
Beberapa studi menunjukkan banyaknya penggunaan bahan yang berbahaya dan dilarang untuk
digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Pihak terkait khususnya pemerintah telah
mengimplementasikan kebijakan untuk menekan penyalahgunaan BTP antara lain dengan
pemberlakuan peraturan dan sosialisasi mengenai BTP. Beberapa faktor menjadi penyebab masih
maraknya penggunaan BTP berbahaya antara lain faktor ekonomi, pengetahuan dan penegakan
hukum. Ulasan ini akan memaparkan mengenai jenis BTP berbahaya yang sering digunakan dan
dampak yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi BTP tersebut bagi kesehatan dengan menekankan
pada 3 jenis bahan terlarang yang paling sering digunakan sebagai BTP yaitu formalin, boraks dan
Rhodamin B. Secara umum, mengkonsumsi BTP berbahaya akan memberikan dampak buruk bagi
kesehatan dalam jangka panjang misalnya kanker. Namun, konsumsi BTP berbahaya dengan dosis
yang tinggi dapat menyebabkan efek negatif langsung pada kesehatan misalnya keracunan bahkan
kematian. Sosialisasi diikuti dengan penegakan hukum perlu terus dilakukan untuk mengatasi
penyalahgunaan BTP berbahaya.
Kata kunci : bahan tambahan pangan, boraks, formalin, rhodamin B

3
Mengenali Bahan Tambahan...... Jatmiko W.

PENDAHULUAN keracunan dengan mengkonsumsi


tambahan zat tersebut yang dikenal
Dalam Undang-Undang Nomor 18
dengan istilah ambang penggunaan.
Tahun 2012 tentang pangan dinyatakan
Sementara untuk kategori BTP yang
bahwa pemerintah berkewajiban untuk
dilarang, penggunaan dengan dosis
menjamin terwujudnya penyelenggaraan
sekecil apapun tetap tidak diperbolehkan.
keamanan pangan yang salah satunya
Beberapa penelitian menunjukkan
dilaksanakan melalui pengaturan
masih masifnya penggunaan BTP
penggunaan bahan tambahan pangan
berbahaya pada berbagai jenis makanan
(BTP) untuk menjaga pangan yang
di beberapa daerah di Indonesia. Studi-
dikonsumsi masyarakat tetap aman dan
studi tersebut antara lain dilakukan oleh
higienis. Menurut Peraturan Pemerintah
Suntaka dkk (2015) tentang penggunaan
Nomor 28 tahun 2004, yang dimaksud
formalin dan boraks pada pembuatan
bahan tambahan pangan (BTP) adalah
bakso di Kota Bitung; Lestari (2009),
bahan yang ditambahkan ke dalam
tentang penggunaan boraks pada
makanan untuk mempengaruhi sifat atau
pembuatan kerupuk gendar di Kabupaten
bentuk pangan atau produk makanan.
Demak; dan Matondang dkk (2015)
Penambahan zat-zat tertentu ke tentang penggunaan formalin pada ikan
dalam makanan sudah dikenal sejak asin di Kota Bandung. Dalam studi
ratusan tahun yang lalu oleh manusia. literaturnya, Matondang dkk (2015)
Sebagai contoh, masyarakat Mesir kuno bahkan menemukan bahwa penggunaan
menggunakan garam dan rempah-rempah formalin pada ikan tidak hanya terdeteksi
untuk mengawetkan pangan. Menurut pada ikan yang dijual di pasar-pasar
Saparinto & Hidayati (2006), tujuan tradisional namun juga ditemukan pada
penambahan BTP secara umum adalah ikan yang dijual di pasar-pasar modern.
untuk meningkatkan nilai gizi makanan, Salah satu golongan pangan yang
memperbaiki nilai estetika dan sensori rentan terkontaminasi BTP berbahaya
makanan dan memperpanjang umur adalah golongan pangan jajanan anak
simpan (shelf life) makanan. Berdasarkan sekolah (PJAS). Dari pengujian sampel
Peraturan Menteri Kesehatan jajanan anak sekolah di 538 Sekolah
(Permenkes) Nomor 033 Tahun 2012 Dasar di 26 kota di Indonesia, 45%
tentang bahan tambahan pangan, terdapat sampel jajanan dinyatakan tidak
27 golongan BTP yang digunakan dalam memenuhi syarat keamanan pangan
pangan (Tabel 1). karena terdeteksi mengandung cemaran
Berdasarkan Permenkes Nomor mikroba dan BTP yang dilarang (Gartini,
033 Tahun 2012, BTP dibedakan menjadi 2009). Masih banyaknya masyarakat
BTP yang diizinkan dan BTP yang terutama para pedagang atau pengolah
dilarang/berbahaya untuk digunakan. pangan menggunakan BTP berbahaya
Untuk BTP yang diizinkan, antara lain disebabkan bahan tersebut
penggunaannya harus diberikan dalam harganya murah, lebih efektif dan efisien
batasan dimana konsumen tidak menjadi bila digunakan, mudah digunakan dan

4
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 3-12

didapatkan, rendahnya kesadaran garam, formalin memiliki harga yang


masyarakat tentang bahaya zat tersebut relatif lebih murah, memiliki efek
serta lemahnya pengawasan dan pengawetan lebih cepat dan kuat
penegakan hukum dari aparat terkait meskipun digunakan dalam jumlah/dosis
(Nurkholidah dkk, 2012). yang lebih kecil. Formalin lebih mudah
Sebagai contoh adalah digunakan karena berbentuk larutan
keberadaaan formalin yang masih sering sehingga hanya perlu diencerkan dan
digunakan sebagai pengawet pangan di langsung bisa dipakai. Selain itu,
masyarakat. Dibandingkan dengan bahan formalin sangat mudah dibeli di toko-
pengawet pangan lain seperti asam toko bahan kimia disebabkan lemahnya
benzoat, natrium sorbat atau bahkan pengawasan dari instansi terkait.

Tabel 1.
Golongan BTP yang digunakan dalam pangan
No Golongan BTP Contoh senyawa
1. Antibuih Kalsium alginat, Mono dan digliserida asam lemak
2. Antikempal Kalsium karbonat, Trikalsium fosfat, Natrium karbonat
3. Antioksidan Asam/Natrium/Kalsium/Kalium askorbat
4. Bahan Pengkarbonasi Karbon dioksida
5. Garam Pengemulsi Natrium dihidrogen sitrat, Dinatrium fosfat
6. Gas Untuk Kemasan Karbon dioksida, Nitrogen
7. Humektan Natrium/Kalium laktat
8. Pelapis Malam, Lilin karnauba, Lilin mikrokristalin
9. Pemanis Sorbitol, Silitol, Sakarin, Aspartam
10. Pembawa Trietil sitrat, Propilen glikol, Polietilen glikol
11. Pembentuk Gel Asam/Natrium/Kalsium/Kalium alginat, Agar-agar
12. Pembuih Selulosa mikrokristalin, Etil metil selulosa
13. Pengatur Keasaman Asam/Natrium/Kalsium asetat
14. Pengawet Asam/Natrium/Kalsium/Kalium benzoat
15. Pengembang Dekstrin, Pati asetat, Natrium karbonat
16. Pengemulsi Lesitin, Agar-agar, Karagen
17. Pengental Asam/Natrium/Kalsium/Kalium alginat, Kalsium asetat
18. Pengeras Kalsium laktat, Trikalsium sitrat, Kalium klorida
19. Penguat rasa Monosodium L-glutamate (MSG), Asam guanilat dan garamnya
20 Peningkat volume Natrium laktat, Agar-agar, Karagen
21. Penstabil Lesitin, Kalsium karbonat/asetat/laktat
22. Peretensi Warna Magnesium karbonat, Magnesium hidroksida
23. Perisa rempah-rempah, paprika oleoresin, bubuk keju, ekstrak ragi
24. Perlakuan Tepung Amonium klorida, Kalsium sulfat, Kalsium oksida
25. Pewarna Kurkumin, Antosianin, Riboflavin, Tartrazin
26. Propelan Nitrogen, Propana, Dinitrogen monooksida
27. Sekuestran Natrium/Kalium glukonat, Isopropil sitrat
Sumber : Permenkes Nomor 033 Tahun 2012

5
Mengenali Bahan Tambahan...... Jatmiko W.

Ulasan ini bertujuan untuk sebagai BTP seperti disajikan pada Tabel
memberikan gambaran mengenai jenis 2. Beberapa bahan yang dilarang
BTP berbahaya dan dampak yang digunakan sebagai BTP memiliki fungsi
ditimbulkan akibat mengkonsumsi BTP sama seperti bahan yang diizinkan
tersebut bagi kesehatan. Tulisan ini sebagai BTP antara lain sebagai
mengulas lebih mendalam pada 3 jenis pengawet (formalin, asam salisilat dan
bahan terlarang yang paling sering dietilpirokarbonat), pemanis (dulsin) dan
digunakan sebagai BTP yaitu formalin, memperbaiki tekstur (kalium bromat dan
boraks dan Rhodamin B. asam borat/boraks). Selain bahan-bahan
yang tercantum dalam Tabel 1, beberapa
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
peraturan dari instansi terkait juga
BERBAHAYA
melarang penggunaan BTP lain seperti
Berdasarkan Permenkes Nomor misalnya pewarna tekstil Rhodamin B,
033 Tahun 2012, pemerintah telah hidrogen peroksida (pemutih) dan obat-
melarang 19 jenis bahan untuk digunakan obatan jenis psikotropika.

Tabel 2.
Bahan yang dilarang digunakan sebagai Bahan Tambahan Pangan
No Bahan
1. Asam borat dan senyawanya (Boric acid)
2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic acid and its salt)
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC)
4. Dulsin (Dulcin)
5. Formalin (Formaldehyde)
6. Kalium bromat (Potassium bromate)
7. Kalium klorat (Potassium chlorate)
8. Kloramfenikol (Chloramphenicol)
9. Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)
10. Nitrofu razon (Nitrofurazone)
11. Dulkamara (Dulcamara)
12. Kokain (Cocaine)
13. Nitrobenzen (Nitrobenzene)
14. Sinamil antranilat (Cinnamyl anthranilate)
15. Dihidrosafrol (Dihydrosafrole)
16. Biji tonka (Tonka bean)
17. Minyak kalamus (Calamus oil)
18. Minyak tansi (Tansy oil)
19. Minyak sasafras (Sasafras oil)
Sumber : Permenkes Nomor 033 Tahun 2012

Sebagian besar bahan yang baru dirasakan dalam jangka panjang.


dilarang digunakan sebagai BTP (Tabel Dulsin, DEPC dan Kalium Bromate
1) tidak memberikan dampak negatif merupakan senyawa karsinogen yang
secara langsung terhadap kesehatan dalam jangka panjang dapat
namun efek konsumsi bahan tersebut menyebabkan penyakit kanker. Namun

6
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 3-12

beberapa bahan kimia akan memberikan Balai Pengawas Obat dan Makanan
dampak negatif secara langsung terhadap (POM) menunjukkan 51% sampel mie
tubuh terutama apabila dikonsumsi basah dan 22% sampel tahu mengandung
adalam dosis berlebih misalnya asam formalin (Tabel 3).
salisilat dan formalin. Studi yang dilakukan oleh
FORMALIN Paratmanitya & Aprilia (2016)
menunjukkan 25,5% sampel jajanan anak
Formalin adalah larutan 30-50%
Sekolah Dasar di Bantul mengandung
gas formaldehid (CH2O) yang sering
formalin dengan proporsi terbesar berasal
dipakai dalam pengawetan mayat,
dari sampel jajanan jenis sosis dan diikuti
desinfektan, antiseptik serta digunakan
sampel jajanan bakso (bulat, goreng dan
dalam industri plastik, anti busa, kertas,
tusuk). Sedangkan studi yang dilakukan
karpet, tekstil, bahan konstruksi, cat dan
mebel (BPOM, 2004). Walaupun Matondang dkk (2015), menunjukkan
dilarang, formalin banyak bahwa sampel ikan kembung yang
disalahgunakan untuk pengawet pangan diperoleh di 5 Pasar di Kota Bandung
seperti untuk pengawetan ikan, tahu, mie (Pasar Gedebage, Pasar Caringin, Pasar
dan bakso. Ujung Berung, Pasar Cicaheum dan
Hasil pengujian sampel yang Pasar Ciroyom) terdeteksi positif
dikirimkan oleh beberapa laboratorium mengandung formalin.

Tabel 3.
Kandungan Formalin Berdasarkan Jenis Pangan
Jenis Pangan Jumlah sampel Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
Mie Basah 103 50 (49%) 53 (51%)
Tahu 120 94 (78%) 26 (22%)
Lainnya 19 18 (99%) 1 (1%)
Total 242 162 (67%) 80 (33%)
Sumber : BPOM (2004)

Mengkonsumsi formalin dalam mengkonsumsi formalin walaupun dalam


dosis yang cukup tinggi dapat dosis yang rendah dapat mengakibatkan
menyebabkan efek langsung pada gangguan pada pencernaan, hati, ginjal
kesehatan terutama pada sistem pankreas, sistem saraf pusat, dan
pencernaan dan sistem syaraf dengan menyebabkan kanker (BPOM, 2004;
gejala kejang-kejang, muntah dan diare. Yuliarti, 2007).
Hal ini disebabkan sifat formalin yang BORAKS
sangat reaktif terhadap lapisan lendir
Boraks (Na2B4O7.10H2O) dan
pada saluran pernafasan dan pencernaan.
asam borat (H3BO3) berupa serbuk kristal
Konsumsi formalin dengan dosis putih, tidak berbau dan larut dalam air.
lebih dari 30 ml akan mengakibatkan Boraks digunakan untuk deterjen,
kematian. Dalam jangka panjang, mengurangi kesadahan, dan antiseptik

7
Mengenali Bahan Tambahan...... Jatmiko W.

lemah. Boraks sangat beracun dan dilakukan oleh Suntaka, dkk (2015) pada
dilarang digunakan untuk pangan. Boraks produk bakso dari pedagang bakso
banyak disalahgunakan untuk keliling dan warung bakso di Bitung
ditambahkan pada makanan misalnya menunjukkan 22% sampel pedagang
pada mie, kerupuk, makanan ringan, bakso yang diteliti menjual bakso yang
bakso, lontong, makaroni dengan tujuan mengandung formalin. Sedangkan studi
memperbaiki warna, tekstur dan flavor yang dilakukan oleh Paratmanitya &
(BPOM, 2004). Aprilia (2016) menunjukkan 15,3%
Hasil pengujian beberapa sampel sampel jajanan anak Sekolah Dasar di
produk pangan yang dikirimkan oleh Bantul mengandung boraks. Secara
beberapa Balai POM menunjukkan persentase, bakso merupakan jenis
secara persentase, jenis pangan yang makanan yang paling banyak
paling banyak mengandung boraks mengandung boraks (29%) yang berarti
adalah mie basah (31%) diikuti bakso hampir sepertiga jajanan bakso yang
(22%), makanan ringan (13%) dan dijual di lingkungan Sekolah Dasar
kerupuk (12%) (Tabel 4). Studi yang terdeteksi mengandung boraks.

Tabel 4.
Kandungan Boraks Berdasarkan Jenis Pangan
Jenis Pangan Jumlah sampel Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
Mie Basah 117 81 (69%) 36 (31%)
Bakso 77 60 (78%) 17 (22%)
Makanan Ringan 61 53 (87%) 8 (13%)
Kerupuk 450 361 (88%) 49 (12%)
Mie Kering 315 314 (>99%) 1 (<1%)
Lainnya 242 224 (93%) 18 (7%)
Total 1.222 1.093 (89%) 129 (11%)
Sumber : BPOM (2004)

Mengkonsumsi makanan yang muntah, mencret dan kram perut. Bahkan


mengandung boraks baik dengan dosis boraks dapat menyebabkan kematian
rendah maupun tinggi membahayakan apabila dikonsumsi dengan dosis 5 gram
bagi kesehatan. Konsumsi boraks pada oleh anak kecil dan dosis 10-20 gram
dosis rendah tidak menimbulkan dampak oleh orang dewasa. (Nurkholidah dkk,
secara langsung terhadap kesehatan 2012).
namun menimbulkan dampak negatif
RHODAMIN B
bagi kesehatan dalam jangka panjang
sebab boraks akan terakumulasi di organ Rhodamin B memiliki rumus
hati, otak dan testis (Amir dkk, 2014). molekul C28H31N2O3Cl dan berbentuk
Konsumsi boraks dengan dosis tinggi serbuk kristal berwarna kehijauan.
akan memberikan dampak langsung Apabila terlarut pada konsentrasi tinggi,
terhadap tubuh dengan gejala pusing, Rhodamin B berwarna merah keunguan

8
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 3-12

sedangkan apabila terlarut pada Hasil pengujian beberapa sampel


konsentrasi rendah, Rhodamin B produk pangan yang dikirimkan oleh
berwarna merah terang. Rhodamin B beberapa Balai POM menunjukkan
adalah pewarna sintetis yang dibuat dari secara persentase, jenis pangan yang
metanlinilat dan dipanel alanin. paling banyak mengandung Rhodamin B
Rhodamin B tersedia di pasar untuk yaitu kerupuk (58%) diikuti oleh terasi
industri tekstil dan plastik, namun bahan (51%) (Tabel 5). Studi yang dilakukan
ini banyak disalahgunakan pada pangan oleh Paratmanitya & Aprilia (2016)
dan kosmetik. Rhodamin B sering menunjukkan dari 15 sampel jajanan
anak yang diduga mengandung
dipakai untuk mewarnai produk pangan
Rhodamin B, 7 sampel (46,7%)
seperti kerupuk, terasi, makanan ringan,
terdeteksi mengandung Rhodamin B.
manisan, kembang gula, sirup, cendol,
Secara persentase, jenis jajanan yang
minuman ringan, saos dan lain lain.
positif mengandung Rhodamin B berupa
Makanan yang diberi zat pewarna jajanan Jelly. Sementara penelitian yang
Rhodamin B biasanya lebih terang atau dilakukan oleh Dawile dkk (2013),
mencolok warnanya dan memiliki rasa menemukan penggunaan Rhodamin B
agak pahit (Wirasto, 2008). sebagai pewarna kerupuk di Manado.

Tabel 5.
Kandungan Rhodamin B Berdasarkan Jenis Pangan
Jenis Pangan Jumlah sampel Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat
Kerupuk 71 30 (42%) 41 (58%)
Terasi 80 29 (48%) 41 (51%)
Makanan Ringan 36 21 (58%) 15 (42%)
Lainnya 128 70 (55%) 58 (45%)
Total 315 160 (51%) 155 (49%)
Sumber : BPOM (2004)

Mengkonsumsi produk pangan Sebagai pewarna tekstil, Rhodamin


yang mengandung Rhodamin B sangat B mengandung logam berat yang
berbahaya bagi kesehatan baik jangka bertujuan agar efek pewarnaan pada
pendek maupun jangka panjang. produk tekstil menjadi lebih kuat dan
Mengkonsumsi Rhodamin B pada awet. Namun pabila Rhodamin B
konsentrasi tertentu akan menyebabkan dikonsumsi oleh manusia, residu logam
keracunan dengan gejala terjadinya iritasi berat akan terakumulasi dalam tubuh dan
saluran pernafasan, kulit, mata, saluran membahayakan bagi kesehatan.
pencernaan. Dalam jangka panjang, Rhodamin B juga termasuk
mengkonsumsi Rhodamin B senyawa yang tidak stabil (radikal)
menyebabkan gangguan fungsi hati dan disebabkan adanya kandungan klorin
menyebabkan kanker (Lestina dkk, (senyawa halogen), sifat halogen adalah
2013). mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas

9
Mengenali Bahan Tambahan...... Jatmiko W.

yang tinggi maka dengan demikian bahan kimia, industri pangan dan
senyawa tersebut karena merupakan toko-toko makanan.
senyawa yang radikal akan berusaha 3. Perlunya dilakukan penelitian
mencapai kestabilan dalam tubuh dengan terhadap sampel pangan yang dijual di
berikatan dengan senyawa-senyawa lokasi-lokasi yang rentan terjadi
dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya penyalahgunaan BTP terlarang
akan memicu kanker pada manusia misalnya di sekolah dan pasar
(Purnamasari, 2013) tradisional.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan
Amir, S., Sirajuddin, S., Zakaria. (2014).
1. Melalui instansi terkait misalnya Analisis Kandungan Boraks Pada
Kementrian Kesehatan dan Badan Pangan Jajanan Anak di SDN
POM, pemerintah telah mengeluarkan Kompleks Lariangbangi Kota
peraturan yang mengatur penggunaan Makassar. Skripsi. Program Studi
BTP termasuk memaparkan bahan- Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan
bahan yang diizinkan maupun Masyarakat. Makassar :
dilarang digunakan sebagai BTP. Universitas Hasanuddin.
2. Mengkonsumsi BTP berbahaya
memberikan dampak negatif terhadap Badan Pengawas Obat dan Makanan
kesehatan manusia baik dalam jangka Republik Indonesia. (2004). Bahan
pendek maupun jangka panjang. Tambahan Ilegal - Boraks,
3. Penyalahgunaan BTP berbahaya Formalin dan Rhodamin B. Badan
khususnya formalin, boraks dan POM RI bekerjasama dengan
rhodamin B masih banyak terjadi di Balai Besar Industri Agro,
berbagai tempat di Indonesia. Oleh Departemen Pertanian, Institut
karena itu perlu tindakan yang serius Pertanian Bogor dan World Health
untuk mengatasi penyalahgunaan Organization.
tersebut. Dawile, S., Fatimawali., Wehantouw, F.
Saran (2013). Analisis Zat Pewarna
Rhodamin B Pada Kerupuk Yang
1. Perlunya dilakukan sosialisasi melalui
Beredar di Kota Manado.
berbagai media mengenai bahaya
PHARMACON. Vol 2 (3) : 86-90.
penggunaan BTP terlarang, cara
mendeteksinya serta alternatif BTP Gartini, T. (2009). Monitoring dan
alami dan aman untuk dikonsumsi. Verifikasi Profil Keamanan
2. Pengawasan dan penegakan hukum Pangan Jajanan Anak Sekolah
terhadap penyalahgunaan bahan yang (PJAS) Nasional Tahun 2008.
dilarang sebagai BTP harus terus Prosiding Lokakarya Jejaring
dilakukan baik terhadap toko-toko Intelijen Pangan (hal. 1-10).

10
Jurnal Litbang Vol. XIII, No. 1 Juni 2017: 3-12

Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Purnamasari, D. S. (2013). Pengaruh


Makanan Republik Indonesia. Rhodamine B Peroral Dosis
Lestari, S. T. (2009). Studi Kadungan Bertingkat Selama 12 Minggu
Boraks Pada Kerupuk Gendar Terhadap Gambaran
Yang Dijual di Pasar Mranggen Histomorfometri Limpa: Studi
Kabupaten Demak Tahun 2008. Pada Diameter Folikel Pulpa
Karya Tulis Ilmiah. Jurusan Putih, Diameter dan Jarak Zona
Kesehatan Lingkungan. Semarang Marginalis Limpa Tikus Wistar.
: Politeknik Kesehatan. Karya Tulis Ilmiah. Program
Pendidikan Sarjana Kedokteran.
Lestina, I. B., Chahaya, I., Marsaulina, I.
Semarang : Fakultas Kedokteran
(2013). Analisis Kandungan
Universitas Diponegoro.
Rhodamin B dan Pemanis Buatan
(Sakarin) Pada Buah Semangka Saparinto, C. Hidayati, D. (2006). Bahan
(Citrullus Lanatus) Yang Dijual di Tambahan Pangan. Yogyakarta:
Pasar Tradisional dan Pasar Kanisius.
Moderen Kota Medan Tahun 2013. Suntaka, D. F., Joseph, W. B., Sondakh,
Lingkungan & Kesehatan Kerja. R. C. (2015). Analisis Kandungan
Vol 2(3) : 1-7.
Formalin dan Boraks Pada Bakso
Matondang, R. A., Rochima E., Yang Disajikan Kios Bakso
Kurniawati, N. (2015). Studi Permanen Pada Beberapa Tempat
Kandungan Formalin dan Zat di Kota Bitung Tahun 2014.
Pemutih Pada Ikan asin di KESMAS : 39-45.
Beberapa Pasar Kota Bandung.
Wirasto. (2008). Analisis Rhodamin B
Jurnal Perikanan Kelautan. Vol 6
dan Metanil Yellow dalam
No 2(1) : 70-77.
Minuman Jajanan Anak SD di
Nurkholidah, M., Ilza & Jose, C. (2012). Kecamatan Laweyan Kotamadya
Analisis Kandu) ngan Boraks pada Surakarta dengan Metode
Jajanan Bakso Tusuk di Sekolah Kromatografi Lapis Tipis. Skripsi.
Dasar di Kecamatan Bangkinang Fakultas Farmasi. Surakarta :
Kabupaten Kampar. Jurnal Ilmu Universitas Muhammadiyah
Lingkungan. Vol 6 (2) : 134-145. Surakarta.
Paratmanitya, Y., Aprilia, V. (2016). Yuliarti, N. (2007). Awas! Bahaya di
Kandungan Bahan Tambahan
Balik Lezatnya Makanan.
Pangan Berbahaya Pada Makanan
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Jajanan Anak Sekolah Dasar di
Kabupaten Bantul. Jurnal Gizi dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Dietetik Indonesia. Vol 4(1) : 49- Indonesia Nomor 033 Tahun 2012
55. tentang Bahan Tambahan Pangan.

11
Mengenali Bahan Tambahan...... Jatmiko W.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Teknik (ST) diperoleh dari Jurusan


Nomor 28 Tahun 2004 tentang Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret
Keamanan, Mutu dan Gizi Surakarta. Pendidikan S2 diperoleh
Pangan. melalui program dobel degree di jurusan
Undang-Undang Republik Indonesia Ilmu Lingkungan Universitas
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Padjadjaran, Bandung dan Jurusan
Pangan. Environmental and Energy Management,
The University of Twente, Belanda. Saat
BIODATA PENULIS ini bekerja sebagai peneliti di Badan
Jatmiko Wahyudi, lahir 5 Oktober 1979 Perencanaan Pembangunan Daerah
di kota Pati, Jawa Tengah. Gelar Sarjana (BAPPEDA) Kabupaten Pati.

12

Anda mungkin juga menyukai