Oleh: Kelompok 7B
1. Ni Luh Nia Lestariasih
2. Yudhi Pratama
3. Ni Kadek Dwi Antari
(P07131013007)
(P07131013009)
(P07131013011)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
DENPASAR
2015
Hari/Tanggal
: Senin , 28 September 2015
Tujuan Praktikum
:
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui metode identifikasi formalin dalam
makanan.
b. Tujuan Khusus
- Mahasiswa dapat melakukan identifikasi formalin dengan larutan
-
jenuh asam kromatopat pada makanan yaitu sosis ayam tanpa merk.
Mahasiswa dapat mengetahui perubahan warna pada sampel sosis
ayam tanpa merk dengan metode identifikasi larutan jenuh asam
kromatopat.
Mahasiswa dapat menentukan secara kualitatif ada tidaknya
kandungan formalin pada bahan makanan yaitu sosis ayam tanpa
merk dengan metode identifikasi larutan jenuh asam kromatopat.
III.
Prinsip Praktikum
:
Sampel yang telah dihomogenkan dan ditambahkan dengan larutan asam
kromatopat serta dipanaskan akan menunjukkan perubahan warna jika
mengandung/adanya formaldehyde. Formalin bereaksi dengan asam kromatopat
menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna ungu terang sampai ungu tua.
IV.
Dasar Teori
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin
banyak jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi dalam bentuk
yang lebih awet dan lebih praktis dibandingkan dengan bentuk segarnya.
Berkembangnya produk pangan awet tersebut hanya mungkin terjadi karena semakin
tingginya kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap berbagai jenis makanan yang
praktis dan awet. Produksi dan suplai produk jadi yang awet biasanya dilakukan
secara sentral dalam pabrik pengolahan dan pengawetan makanan. Kebanyakan
makanan yang dikemas mengandung bahan tambahan, yaitu suatu bahan yang dapat
mengawetkan makanan atau merubahnya dengan berbagai teknik dan cara. Bahan
dibuat dari daging yang digiling (dihaluskan), diberi bumbu lalu dimasukan kedalam
selonsong (casing) berbentuk bulat panjang simetris yang kemudian diolah lebih
lanjut. Menurut Standar Nasional Indonesia, sosis yang baik harus mengandung
protein minimal 13%, lemak maksimal 25% dan karbohidrat maksimal 8%. Jika
standar ini terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa sosis merupakan makanan sumber
protein. Hanya saja, karena kadar lemak dan kolesterol sosis yang cukup tinggi, sosis
sebaiknya tidak dijadikan menu rutin bagi anak-anak guna mencegah masalah
obesitas dan penyakit-penyakit yang mengikutinya, dikemudian hari. Cara Memilih
Sosis Yang Baik :
-
Pilih yang masa kadaluwarsanya masih lama dan dipajang di suhu dingin
(refrigerator).
Pilih sosis yang bebas pewarna atau yang mengandung pewarna yang aman untuk
pangan (food grade). Jika anda membeli sosis ternyata daging sosisnya berwarna
merah terang, hindari membeli kembali merk tersebut karena bisa jadi produsen
menggunakan pewarna dalam jumlah berlebihan atau menggunakan pewarna non
pangan.
Amati penampakan sosis yang dikemas. Jika terlihat selaput atau lendir tipis
seperti susu disekitar sosis, sebaiknya jangan membeli sosis tersebut karena
bahan yang bukan untuk makanan. Misalnya, pemakaian pijer atau borax, pewarna
pakaian dan formalin. Pemakaian bahan aditif yang tidak untuk makanan tentunya
sangat berbahaya bagi kesehatan. Akibat yang serius bisa memicu munculnya sel
kanker hingga gangguan fungsi ginjal. Jika dilihat dari penampilannya, sosis jenis ini
terlihat menarik karena warnanya yang mencolok dan agak sulit dibedakan dengan
sosis berbahan alami. Saat membeli sosis, kenali ciri-cirinya agar terhindar dari
produk sosis yang berbahan aditif berbahaya. Aditif makanan atau bahan tambahan
makanan adalah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam makanan guna untuk
MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG
merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah
bunga cengkeh.
Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam
pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Bahan pewarna makanan alami
digunakan sesuai dosis, apalagi bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa
timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah
kanker, kerusakan ginjal, dan lain-lain. maka dari itu, dalam praktikum kali ini kami
akan melakukan penelitian tentang identifikasi formalin pada bahan makanan yaitu
pada sosis ayam yang tidak mempunyai merk dengan larutan jenuh asam kromatopat.
V.
Nama Alat
Tabung sentrifius
:
Foto Alat
Nama Alat
Pipet Tetes
Foto Alat
Tabung reaksi
Gelas ukur 10 ml
Beker gelas
Timbangan
kualitatif
Kaca arloji
Sentrifius
Penangas
air/panci
Kompor
No.
1
VI.
Nama Bahan
Sosis ayam tanpa merk
Foto Bahan
Prosedur Kerja
:
1. Prosedur pembuatan Larutan Kromatopat 1%
a. Menyiapkan alat seperti beker glass
b. Menimbang 3 gram kromatopat, lalu ditambahkan dengan 300 ml asam
sulfat
c. Homogenkan, kemudian disimpan di lemari asam.
2. Prosedur identifikasi formalin pada sampel standar.
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu dengan bahan 2
ml formalin.
Hasil Pengamatan
:
1. Hasil Perubahan Warna dari Identifikasi Formalin Sampel Standard dan
Sosis Ayam.
Sampel
Warna setelah
Sampel standar
pemanasan
Cokelat tua
dipanaskan
Ungu tua
Hasil
+
Cokelat tua
Ungu tua
Cokelat tua
Ungu tua
2. Hasil Identifikasi Formalin dari berbagai jenis bahan makanan, yaitu sebagai
berikut :
Kelompok
1B
2B
3B
4B
5B
6B
7B
8B
VIII.
Sampel
Mie instan bermerk
Sosis ayam non merk
Bakso ikan bermerk
Tahu non merk
Bakso sapi non merk
Mie basah non merk
Sosis ayam non merk
Tahu isi goreng
Hasil Identifikasi
Ulangan I
Ulangan II
+
+
+
+
+
+
-
Pembahasan
:
Dari hasil pengamatan yang kami dapatkan, dapat dibahas sebagai berikut :
Formalin merupakan bahan beracun bagi kesehatan manusia. Jika kandungan
dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat didalam sel
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
keracunan pada tubuh. Selain itu kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh, dapat
menyebabkan iritasi pada lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan bersifat
muntagen, serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah,
kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan
peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna,
dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan dan
mata.
Sosis berbahan alami kini banyak dijual sosis dengan beraneka tambahan bahan
yang bukan untuk makanan. Misalnya, pemakaian pijer atau borax, pewarna pakaian
dan formalin. Pemakaian bahan aditif yang tidak untuk makanan tentunya sangat
berbahaya bagi kesehatan. Pada saat ini untuk mengetahui adanya formalin dalam
makanan, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Identifikasi formalin pada
bahan makanan dilakukan secara kualitatif yaitu dengan tujuan untuk mengetahui ada
atau tidaknya formalin pada bahan makanan, tidak sampai menentukan kadar
formalin tersebut, karena formalin bukan merupakan bahan makanan tambahan oleh
karena itu formalin diisyaratkan tidak boleh ada pada makanan.
Metode yang digunakan dalam identifikasi formalin pada kali ini untuk
mengidentifikasi formalin pada makanan sosis ayam tanpa merk ini yaitu test dengan
larutan jenuh sam kromatopat. Jenis test ini digunakan karena metode ini lebih mudah
digunakan untuk melihat ada atau tidaknya formalin di dalam suatu bahan makanan
dengan cara melihat perubahan warna yang terjadi walaupun metode ini hanya
sampai identifikasi, tidak sampai mengetahui kadar formalin yang terdapat pada suatu
bahan makanan.
Pada praktikum kali ini, sosis yang digunakan sebagai sampel yaitu sosis ayam
yang tidak memiliki merk. Sampel ini diuji supaya mengetahui sosis ayam yang tidak
mempunyai merk apakah berbahaya atau tidak jika dikonsumsi atau bisa dibilang
apakah teridentifikasi formalin atau tidak dalam sosis ayam tersebut. Yang pertama
dilakukan pada saat identifikasi formalin dengan larutan jenuh asam kromatopat di
sampel sosis ayam tanpa merk yaitu mencampur 10 gram sampel dengan 100 ml
aquadest dengan cara menggeruskan dalam lumping/mortal dan alu yang
dimaksudkan supaya sampel menjadi halus sebelum disentrifius. Kemudian sampel
disentrifius
dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit yang dimasukdkan supaya sebelum
dilakukannya pemanasan sampel tersebut tidak mempunyai endapan di bawah tabung
sentrifius tersebut. Setelah disentrifius, sampel atau distilatnya diambil sebanyak 2 ml
lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 ml larutan asam
kromatopat 1% yang dibuat segar yang dimaksudkan karena formalin bereaksi
dengan asam kromatopat
dipanaskan di penangas air selama 15 menit dan jika dalam waktu tersebut sampel
memiliki perubahan warna dari coklat tua menjadi ungu terang sampai ungu tua
berarti dalam bahan makanan tersebut teridentifikasi formalin.
Pada sampel sosis ayam tanpa merk ini sebelum dilakukannya pemanasan
berwarna coklat tua dan setelah mengalami pemanasan selama 15 menit, terdapat
perubahan warna menjadi ungu tua antara sampel sosis merk I ataupun II. Begitu pula
pada sampel standar yang telah dibuat oleh kelompok lain mengalami perubahan
warna dari coklat tua menjadi ungu tua. Sehingga hasil identifikasi dari sosis ayam
tanpa merk dan sampel standar yaitu (+)/positif. Selain sosis ayam tanpa merk,
kelompok lain juga mengidentifikasi terhadap berbagai jenis bahan makanan, yang
teridentifikasi memiliki formalin (+) yaitu Tahu non merk yang setelah melakukan
pemanansan berubah warna menjad ungu terang.
Larutan jenuh Asam kromatofat digunakan untuk menentukan kadar
formaldehid. Selain itu, asam kromatofat juga dapat digunakan untuk menentukan
fenol, etanol, alkohol tingkat tinggi, olefin, hidrokarbon aromatik, dan sikloheksanon.
Campuran asam kromatofat, asam posfat, dan hidrogen peroksida akan dapat
mempercepat reaksi penentuan formalin dalam suatu bahan yang mengandung
formalin. Formalin yang bereaksi dengan asam kromatofat akan menghasilkan
senyawa kompleks yang berwarna merah keunguan dalam suatu bahan yang
mengandung formalin. Asam kromatofat dapat memberi warna merah keunguan
karena asam kromatofat digunakan untuk mengikat formalin agar terlepas dari bahan.
Reaksinya dapat dipercepat dengan cara menambahkan asam sulfat, asam fosfat dan
hidrogen peroksida.
Pemakaian bahan aditif yang tidak untuk makanan tentunya sangat berbahaya
bagi kesehatan. Akibat yang serius bisa memicu munculnya sel kanker hingga
gangguan fungsi ginjal. Jika dilihat dari penampilannya, sosis jenis ini terlihat
menarik karena warnanya yang mencolok dan agak sulit dibedakan dengan sosis
berbahan alami. Saat membeli sosis, kenali ciri-cirinya agar terhindar dari produk
sosis yang berbahan aditif berbahaya. Aditif makanan atau bahan tambahan makanan
adalah semua bahan kimia yang dimasukkan dalam makanan guna untuk
meningkatkan kualitas, keenakan, keunikan makanan, dan lain-lain.
IX.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://sittiassambo.
co.id/2013/04/uji-kandungan-boraks-dan-
Utami.
2013.
Inilah
Sosis.
Tersedia
pada
XI.
Dokumentasi
Tahap
Tahap
persiapan
sentrifius
Tahap
Tahap
memasukka
memasukka
n 5 ml asam
ml
distilat
kromatopat
Tahap
Hasil uji
pemanasan
Mengetahui Dosen
Penanggung Jawab