“Uji Organoleptik”
Oleh :
Kelompok 6
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI D IV A
2017
Judul : Uji Organoleptik
Tujuan :
Umum :
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan mempraktekkan uji organoleptik
pada bahan makanan.
Khusus :
- Agar mahasiswa mengetahui uji duo-trio pada makanan
- Agar mahasiswa mengetahui uji triangle pada makanan
- Agar mahasiswa mengetahui uji hedonik pada makanan
- Agar mahasiswa mengetahui uji mutu hedonik pada makanan
Dasar Teori :
Prinsip uji duo-trio adalah berdasarkan sensitivitas panelis dalam membedakan antara
dua sampel yang tingkat perbedaannnya sangat kecil.
2. UJI TRIANGEL
Prinsip dari pengujian ini didasarkan pada sensitivitas panelis dalam membedakan dua
sampel dimana digunakan perbedaan yang sangat kecil dan sifatnya terarah (Koswara,
2009).
3. UJI HEDONIK
Panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu, kemudian setelah itu panelis
diminta untuk memberikan tanggapan dan penilaian atas produk yang baru dicoba
tersebut tanpa membandingkannya dengan yang lain.
Prinsip percobaan mutu hedonic adalah berdasarkan penilaian panelis terhadap sifat
organoleptik dengan penganalisaan tingkat kesan ( skala mutu hedonik ).
Alat
- Nampan
- Sloki
- Gelas beker
- Piring kertas
- Batang penganduk
- Label
- Pisau
- Tissue
- Wajan
- Sendok sutil
Bahan
Prosedure kerja :
UJI HEDONIK
keterangan :
amat sangat suka 7
sangat suka 6
suka 5
agak suka 4
agak tidak suka 3
tidak suka 2
sangat tidak suka 1
f tabel
sk bd jk kt f hitung 5% 1%
perlakuan 3 28.16964 9.389881 0.000876 3.01 4.72
eror 24 257244.3 10718.51
total 27 257272.4
keterangan
sangat empuk 5
empuk 4
agak empuk 3
keras 2
sangat keras 1
f tabel
sk bd jk kt f hitung 5% 1%
perlakuan 3 15.17857143 5.05952 0.00158 3.01 4.72
eror 24 76896.5 3204.02
total 27 76911.67857
Pembahasan :
Setelah dilakukan pengujian organoleptik dan diambil hasil dapat dibahas pada
metode Duo – Trio, 28 orang panelis memilih sirup dengan kode 321 dan 0 panelis memilih
sirup dengan kode 331, sedangkan kode yang identik dengan R ( contoh baku sirup ) adalah
kode 321. Berdasarkan standar penilaian uji pembedaan dengan metode duo trio. Jika jumlah
panelis ≥ 15 memilih kode sirup yang identik dengan R maka dapat dikatakan terdapat
perbedaan yang nyata antara sirup pada kode 321 dengan sirup kode 331. Sedangkan pada uji
organoleptik dengan metode Triangel test, panelis yang memlih kode 451 sebanyak 2 orang,
kode 482 sebanyak 26 orang dan tidak ada panelis yg memilih kode 476. Seharusnya panelis
memilih kode 482 karena sampel kode 482 adalah susu dengan merk yang berbeda dengan
kedua kode lainnya. Artinya merk susu pada sampel kode 451 dan kode 476 adalah sama.
Kesalahan tersebut dapat terjadi karena panca indra pada diri panelis seperti mata dan lidah
kurang memiliki sensitifitas dalam membedakan sirup dan susu tersebut. Selain itu yang
mempengaruhi hasil adalah
1. Expectation error
Terjadi karena panelis telah menerima informasi tentang pengujian. oleh karena itu
sebaiknya panelis diberikan informasi yang mendetail tentang pengujian dan sample
diberi kode 3 digit agar tidak dapat dikenali oleh panelis.
2. Convergen error
Panelis cenderung memberikan penilaian lebih baik atau lebih buruk apabila didahului
pemberian sample yang lebih baik atau lebih buruk.
3. Stimulus error
Terjadi karena penampakan sample yang tidak seragam sehingga panel ragu-ragu
dalam memberikan penilaian.
4. Logical error
Mirip dengan stimulus error, dimana panelis memberikan penilaiannya berdasarkan
karakteristik tertentu menurut logikanyaa. Karakteristik tersebut akan berhubungan
dengan karakteristik lainnya.
5. Holo efek
Terjadi karena evaluasi sample dilakukan terhadap lebih dari 1 (satu) factor sehingga
panelis memberikan kesan yang umum dari suatu produk
6. Efek kontras
Pemberian sample yang berkualitas lebih baik sebelum sample lainnya
mengakibatkan panelis terhadap sample yang berikutnya, sebab lebih rendah. panelis
cenderung memberi mutu rata-rata
7. Motivasi
Respon dari seorang panelis akan mempengaruhi persepsi sensorinya. Oleh karena itu
penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi) dengan pengujian akan memberikan
hasil yang lebih baik
8. Sugesti
Respon dari seoarang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya. Oleh karena itu
pengujian dilakukan secara individu
9. Posisi bias
Dalam beberpa uji terutama uji segitiga. Gejala ini terjadi akibat kecilnya perbedaan
antar sampel sehingga panelis cenderung memilih sampel yang ditengah sebagai
sampel paling berbeda
Praktikum uji hedonic di ujikan 4 sampel yaitu kode 123 adalah ,223 adalah , 323
adalah , 423 adalah , panelis dimintai tanggapan tentang kesukaan atau sebaliknya(
ketidaksukaan). Dari hasil analisis, terdapat dominan terhadap suatu produk dengan
presentase 35.5%. kemudian dilakukan uji ANOVA, dari hasil analisis menggunakan
ANOVA dapat diketahui bahwa pada pengujian kesukaan nilai F hitung sebesar 0.000876
Dibandingkan dengan F table sebesar 3,01 pada taraf 5%. Ternyata F hitung lebih kecil dari F
table hal ini menandakan bahwa jadi perlakuan tidak berbeda nyata. Sehingga tidak perlu
dilakukan uji lanjut.
Praktikum uji mutu hedonic di ujikan 4 sampel yaitu 246 adalah , 335 adalah , 467
adalah ,583 adalah . Sama halnya dengan uji mutu hedonic, mutu hedonic tidak menyatakan
suka atau tidak suka tetapi menyatakan kessan tentang empuk atau tidak empuknya suatu
produk. Kesan mutu hedonic lebih spesisfik daripada sekedar kesan suka atau tidak suka.
Pada praktikum kali ini yang dinilai adalah dari segi tekstur. Dari hasil analisis menggunakan
uji anova dapat diketahui bahwa pada pengujian tekstur. Nilai F hitung sebesar 0.00158
kemudian dibandingkan dengan F table sebesar 3.01 pada taraf 5%. Ternyata F hitung lebih
kecil dari f table hal ini menandakan bahwa jadi perlakuan tidak berbeda nyata. Sehingga
tidak perlu dilakukan uji lanjut.
Kesimpulan :
3. Pada uji organoleptik dengan metode Triangel test, panelis yang memlih kode 451
sebanyak 2 orang, kode 482 sebanyak 26 orang dan tidak ada panelis yg memilih
kode 476. Seharusnya panelis memilih kode 482 karena sampel kode 482 adalah susu
dengan merk yang berbeda dengan kedua kode lainnya. Artinya merk susu pada
sampel kode 451 dan kode 476 adalah sama.
4. Pada uji hedonik dilakukan uji ANOVA, dari hasil analisis menggunakan ANOVA
dapat diketahui bahwa pada pengujian kesukaan nilai F hitung sebesar 0.000876
Dibandingkan dengan F table sebesar 3,01 pada taraf 5%. Ternyata F hitung lebih
kecil dari F table hal ini menandakan bahwa jadi perlakuan tidak berbeda nyata.
Sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjut.
5. Praktikum uji mutu hedonic menggunakan uji anova dapat diketahui bahwa pada
pengujian tekstur. Nilai F hitung sebesar 0.00158 kemudian dibandingkan dengan F
table sebesar 3.01 pada taraf 5%. Ternyata F hitung lebih kecil dari f table hal ini
menandakan bahwa jadi perlakuan tidak berbeda nyata. Sehingga tidak perlu
dilakukan uji lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Kartika B., P.Hastuti dan W.Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
PAU Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta
Penanggungjawab