Pangan
1
Pendahuluan
2
Klasifikasi Mineral
Mineral esensiel
Mineral esensiel untuk makro elemen : Ca, Mg, Na, K, P,
Cl dan S, untuk elemen kelumit atau mikro mineral : Mn,
Fe, Cu, I, Zn, F, Va, Co, Mo, Se, Cr, Sn, Ni dan Si.
Mineral kemungkinan esensiel
arsen, barium, bromin, kadmium, dan strontium.
Mineral non esensiel
alumunium, antimon, bismut, boron, germanium, aurum,
timah hitam, air raksa, rubidium, perak, dan titanium.
Mineral yang berpotensi toksik
tembaga (Cu), molibdenum (Mo), selenium (Se)
arsen (As), kadmium
timah hitam (Pb) dan air raksa (Hg)
3
Fungsi mineral
4
Mineral dalam Bahan Pangan
5
Mineral dalam bahan pangan berasal
dari :
Alami ada di dalam bahan pangan. Untuk pangan
nabati berasal dari tanah, air ataupun pupuk,
sedangkan untuk pangan hewani dapat berasal
dari pakan ataupun minumnya
Mineral yang sengaja ditambahkan dalam bahan.
Penambahan tersebut karena program fortifikasi
maupun karena proses. Sebagai contoh fortifikasi
iodium dalam garam, penambahan garam
kalsium dalam pembuatan tahu.
Kontaminan, yaitu yang berasal dari air, udara,
alat-alat yang dipakai untuk pengolahan, pupuk,
bahan kimia untuk memberantas hama dan
penyakit, bahan pengepak maupun zat radio
aktif.
6
Pentingnya mineral dalam diet
98% calcium dan 80% phosphor dalam tubuh ada di
kerangka tubuh
Sodium, potassium, calcium, dan magnesium
berperan dalam sistem syaraf dan kontraksi otot
Asam HCl dalam lambung mempengaruhi kelarutan
dan penyerapan berbagai mineral dalam diet
makanan
Macro minerals: calcium, phosphor, sodium,
potassium, magnesium, chlorine, dan sulfur
kebutuhannya > 100 mg/hari utk org dewasa.
Trace minerals: < 100 mg/hari - iron, iodine, zinc,
copper, chromium, manganese, molybdenum,
fluoride, selenium, and silica.
Ultra trace minerals: vanadium, tin, nickel, arsenic,
dan boron
Toxic: mercury, cadmium, aluminum 7
Analisis
Mineral
8
Preparasi sampel
9
Beberapa metode analisa mineral
A. Titrasi EDTA Complexometric
Prinsip menggunakan asam karbosilik yg mgd amina tersier
utk membentuk kompleks yang stabil dgn ion metal
Ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA)
EDTA dapat membentuk 6 macam cincin 5 atom karbon dan
membentuk kompleks dgn semua metal kecuali alkali metal Gol
I.
Kompleks EDTA sangat stabil shg dpt digunakan untuk analisa
secara volumetrik.
pH sangat berpengaruh penurunan pH menyebabkan sisi
pengkelat/pengikat pada EDTA menjadi terprotonasi (ion +)
(menurunkan kemampuan binding)
Titik akhir dideteksi dgn menggunakan pengkelat mineral yang
mempunyai afinitas lebih kecil drpd ion mineral dan
menghasilkan warna yg berbeda dlm btk bebas dan kompleks
Aplikasi
Cocok untuk mengukur kesadahan air dan mineral dalam buah dan
sayuran
10
B. Precipitation Titration
Salah satu produk dari reaksi titrasi adalah
presipitat yg tidak larut.
Masalah yg mungkin terjadi memerlukan
waktu yg lama untuk presipitasi yg lengkap
Dua metode utk analisa Cl (garam)
Mohr method
Ag+ + Cl- AgCl [1]
(sampai semua Cl- membentuk kompleks)
2Ag+ + CrO2 Ag2CrO4 [2]
(berwarna orange hanya stlh semua Cl- membentuk
kompleks)
11
Volhard Method back titration method
Menggunakan silver nitrate berlebih pada larutan yg
mgd khlor.
Silver nitrate berlebih kmdn dititrasi dg menggunakan
larutan standar potassium atau ammonium
thioryinate dengan ion ferri sebagai indikator.
Ag+ + Cl- AgCl [3] smp semua Cl- mbtuk kompleks
Ag+ + SCN- AgSCN [4] agar silver tdk
membentuk kompleks dgn chloride
SCN- + Fe+3 FeSCN [5] akan berwarna merah jk
ada SCN- tdk mbtk komplek dg Ag+
Aplikasi
Gravimetric titration methods cocok bahan makanan yg tinggi
klorida (High concentrations - cheese, butter)
12
C. Colorimetric Methods
14
ATOMIC ABSORPTION
SPECTROFOTOMETER
15
Penentuan mineral dengan AAS
Prinsip : Abu dilarutkan dalam asam kuat
dialirkan kedalam tabung kapiler dalam
AAS
Mineral dibakar dengan asetilen akan
memancarkan sinar yang intensitasnya
dapat diukur dengan foto-meter khusus,
atau dengan mengukur serapan atom
dari sinar lampu khusus yang dipasang
pada AAS
Serapan atau intensitas yang terukur
pada larutan dapat diketahui jumlah
mineralnya setelah dibandingkan dg
16
kurva standar
AAS
Dpt digunakan utk penentuan berbagai mineral dlm
wkt yg bersamaan
Kisaran parts per billion (ppb)
Biaya mahal
PRINSIP DASAR
Atomic absorption spectroscopy penentuan
adsorpsi dari atom netral stabil pada dalam btk gas
1. Transisi Energi dalam Atom
Prinsip :
Ee - Eg = hv (1)
Dimana : Ee = energi dalam kondisi tereksitasi; Eg = energi in
ground state; h = Planck's constant; v = frequency of the radiation
Sehingga, v = (Ee - Eg)/h (2)
Karena c = v maka = hc/(Ee - Eg) (3)
Dimana : c = kecepatan cahaya dan = pjg gelombang sinar
terabsorbsi 17
2. Atomisasi (mineral/elemen yg akan
dianalisa harus dlm bentuk atom)
memisahkan partikel menjadi molekul individual
dan pemecahan molekul mjd atom-atom (dilakukan
dg suhu tinggi dalam flame/nyala api)
Approximate Atomization
Analytical Method
Source of Energy Temperature C
Flame 1700-3150 AAS AES
Electrothermal 1200-3000 AAS (graphite furnace)
Inductively coupled
6000-8000 ICP-AES
argon plasma
18
Dua jenis atomisasi
- flame atomization & electrothermal (graphite furnace)
atomization.
20
Contoh Metode Tradisional
Analisa kalsium
Pengendapan kalsium sbg kalsium oksalat dan dititrasi dlm
kalium permanganat stlh direaksikan dgn asam sulfat
Asam oksalat dan kalsium membentuk garam yg tidak larut
yaitu berupa kalsium oksalat
21
Contoh analisa
Preparasi sampel : pembuatan Aliquot a
22
Analisa kadar
Ca :
10 mL aliquot A
23
X
Saring
24
Dinginkan lalu titasi dengan KMnO4 0,1 N
Analisa Phospor
Ditentukan dgn ammonium fosfomolibdat dan dititrasi dgn
NaOH atau
Secara kolorimetrik setelah direaksikan dgn fosfoammonium
molibdat dgn hidroquinon dan natrium sulfat
Analisa Fe
Ditentukan secara kolorimetrik setelah direaksikan dengan -
dipyrhidril
25
Penentuan Cl :
10 mL aliquot A
Ditambah 1 mL K2CrO4
26
Contoh uji Pb dg AAS
27
Pembuatan kurva kalibrasi
28
Cara uji timbal dalam sampel
29
TERIMA KASIH
30
Soal
31
Jawab
2,5/100 x X = 100 mg
X = 100 x 100/2,5 = 4000 mg = 4 g
32
33