Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Garam adalah suatu bahan kimia yang penting dan murah, pemakaiannya
terutama untuk bahan pangan dan industri, dalam industri garam
merupakan bahan baku untuk pembuatan bahan kimia yang dapat dipakai sebagai
bahan dasar atau bahan penolong pada industri lain, industri garam olahan juga
menjadi kebutuhan bagi masyarakat indonesia pada umumnya.

Garam merupakan salah satu kebutuhan yang merupakan pelengkap dari


kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit bagi tubuh manusia,
walaupun Indonesia termasuk negara maritim, namun usaha meningkatkan
produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha meningkatkan kualitasnya,
di lain pihak untuk kebutuhan garam dengan kualitas baik (kandungan kalsium
dan magnesium kurang) banyak diimpor dari luar negeri, terutama dalam hal ini
garam beryodium serta garam industri. Kebutuhan garam nasional dari tahun ke
tahun semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan
perkembangan industri di Indonesia.

PT GARAM (Persero) merupakan perusahaan industri garam yang setiap


harinya memproduksi garam olahan yodium dan non yodium dari tiga unit
produksi yang berbeda Segoromadu, Camplong Dan Sampang, sehingga dari
banyaknya produksi yang ada pihak perusahaan pusat memerlukan penjadwalan
dan pengadaan terhadap bahan penolong seperti yodium dan karung terhadap
keberlangsungan produktivitas garam olahan.

Karena semakin sulitnya bahan dasar karung dan juga kelangkaan sumber
yodium untuk dijadikan bahan penolong terhadap hasil garam olahan, disamping
itu pihak perusahaan juga kesulitan menentukan harga pasar yang setiap harinya
berubah, hal itu menjadi problem yang harus di rencanakan oleh pihak perusahaan
sehingga mampu mendapatkan solusi yang bisa mengatasi masalah yang ada,
1
kemudian langkah selanjutnya dilakukan perencanaan dan pengadaan
penjadwalan lebih lanjut.

Solusi yang dipilih untuk kebutuhan perusahaan divisi industri garam


dalam menganalisa bahan penolong yodium dan karung terhadap produktivitas
garam olahan menjadi hal utama yang harus dijaga atau di pelihara supaya
keberlangsungan pengolahan tetap berlajan sesuai yang direncanakan, karna
bahan penolong karung dan yodium merupakan bahan penolong utama dalam
produktivitas garam olahan konsumsi.

Spesifikasi yang ada karena yodium dan karung merupakan stok bahan
penolong utama dalam hasil garam olahan sehingga perlu analisa lebih lanjut
tentang kesiapan bahan penolong yodium dan karung, guna menghindari
kehabisan stok bahan penolong sehingga keberlangsungan produksi garam
beryodiyum tetap terlaksana.

1.2 Perumusan Kerja


1.2.1 Permasalahan yang ada
Yaitu kelangkaan bahan penolong yodium yang ada di perusahaan.
1.2.2 Solusi permasalahan
Tetap menjaga perencanaan dan pengadaan terhadap bahan penolong.

1.2.3 Pertanyaan yang diharapkan terjawab di akhir pelaksanaan kerja


Terdapat satu pertanyaan yaitu “Seberapa besar pengaruh bahan penolong
yodium tersebut dalam memperlancar produktivitas produksi garam
olahan?”.

2
Tabel 1.1 Perumusan Kerja

Problem Solusi Pertanyaan Tujuan


Kerja
Kelangkaan Menjaga Seberapa besar Tetap menjalankan
perencanaan dan
bahan penolong pengaruh bahan produktivitas
pengadaan
yodium yang terhadap bahan penolong dalam garam olahan yang
penolong.
ada di memperlancar beryodium.
perushaan. produktivitas
garam olahan.

1.3 Tujuan Dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat yang harus diutamakan dalam praktek kerja
lapangan dan pembutan laporan diantaranya:
1.3.1 Tujuan utama kerja praktek
a. Membantu pekerjaan yang ada di perusahaan
2.3.1 Tujuan utama laporan
a. Tetap menjalankan produktivitas garam olahan yang beryodium.
3.3.1 Manfaat
a. Supaya produktivitas garam olahan tetap terlaksana .
b. Permintaan konsumen tetap terpenuhi.
1.4 Batasan-Batasan

3
Batasan masalah ini berfokus terhadap “ Analisis bahan penolong yodium
terhadap produktifitas hasil garam olahan di PT GARAM (Persero) kalianget”.

1.5 Sistematika Laporan

Sistematika penulisan merupakan urutan pembahasan dari bab awal


sampai akhir yang memuaskan satu kesatuan utuh dengan sistematis. Penelitian
ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab dengan perincian seb agai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN:

Terdiri dari latar belakang masalah, perumusan kerja, tujuan, manfaat, batasan-
batasan, dan sistematika laporan.

BAB II PROFIL PERUSAHAAN:


Terdiri dari sejarah singkat berdirinya perusahaan, Sejarah Singkat Berdirinya,
Perusahaan, PT GARAM (Persero), Kantor Direksi, Kantor Produksi, Unit
Produksi Bahan Baku, Pelabuhan Terminal Khusus, Unit Pabrik Olahan, Unit
Pabrik Garam Industri & Pusat Litbang Garam, Jumlah gudang, Jaringan
Pemasaran, Struktur Divisi IG (Industri garam), Visi Dan Misi Perusahaan.

BAB III : TEORI PENDUKUNG:


Pengertian analisis , Tujuan Analisis, Pengertian bahan penolong
Pengertian Yodium, Sumber Yodium Manfaat Yodium, Garam
olahan, Contoh Penerapan.

4
BAB IV : PERMASALAHAN:
Divisi Industri Garam bagian Rendal, Bahan Penolong Karung dan
Yodium, Perencanaan dan Pengadaan, Produktivitas, Jenis – Jenis
Produktivitas, Pengukuran Produktivitas, Pengukuran Produktivitas,
Pengukuran Produktivitas Garam Olahan, Tujuan dan Manfaat
Pengukuran Produktivitas, Siklus Produktifitas, Penanggung jawab.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN:


Total Hasil Garam Olahan Yodium dan Karungan

Perhitungan Produktivitas

Evaluasi Produktivitas

BAB IV : PENUTUP :
Kesimpulan dan saran

5
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan
Perusahaan garam di kalianget ini sejarahnya mempunyai nama-nama
berbeda setiap tahunnya sehingga pada saat ini di kenal dengan nama PT
GARAM (Persero) perusahaan yang di bangun oleh belanda sejak tahun:
2.1.1 1921 (Jawatan Regie Garam), Pemerintahan Kolonial Belanda.
2.1.2 1937 (Jawatan Regie Garam Dan Candu), Pemerintahan Kolonial Belanda
Berdasarkan lembaran Negara NO. 254 & diganti lembaga Negara No. 357.
2.1.3 1945 (Jawatan Regie Garam Dan Candu), 31 Oktober 1945 dikuasai Oleh
RI.
2.1.4 1949 (Jawatan Regie Garam).
2.1.5 1952 (P.G.S.N, Perusahaan Garam Dan Soda Negara), berdasarkan UU
No. 14 tahun 1952.
2.1.6 1961 (P.N SODA, P.N GARAM), Berdasarkan PP. 138/1961 berakhirnya
masa monopoli.
2.1.7 1981 (PERUM GARAM), Berdasarkan PP.46/1981.
2.1.8 1991 (PT GARAM (PERSERO) ), Dibawah departemen perindustrian,
berdasarkan PP. 12.1991.
2.1.9 1998 (PT GARAM (PERSERO) ), Dibawah kementrian BUMN.

6
2.1.10 2021 (PT GARAM), Bergabung dalam holding BUMN pangan di bawah
ID Food, berdasarkan PP. 118 Tahun 2021.

2.2 PT GARAM (Persero)


2.2.1 Status

Perseroan Terbatas

2.2.2 Bisnis / Industri

Produksi, Industri, dan Pemasaran Garam

2.2.3 Landasan Hukum

Berdasarkan PP No. 118 Tahun 2021 tentang Penambahan Penyertaan


Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Rajawali Nusantara Indoneisa.

2.2.4 Deskripsi Bisnis

Berawal dari pertanian di ladang-ladang garam secara tradisional,


Industri Garam Indonesia terus berkembang, hingga saat ini menjadi salah
satu bidang industri yang memberi penghidupan bagi banyak masyarakat
di seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan oleh tingkat kebutuhan dan
rangkaian kegiatan yang menyertai keberadaan garam.

7
Dari material awal, yaitu garam kasar (krosok), industri garam di
Indonesia memproduksi berbagai jenis garam untuk memenuhi berbagai
keperluan akan garam baik untuk kebutuhan rumah tangga, maupun
kebutuhan industri, peternakan dan pertanian.

Namun demikian, industri garam di Indonesia bukan berarti berjalan


mulus tanpa hambatan dan kendala. Kualitas garam yang belum maksimal,
ketidakstabilan harga garam, proses produksi yang masih bersifat
tradisional, dan persaingan dengan komoditi garam dari luar negeri
merupakan sedikit dari sekian banyak masalah garam di Indonesia. Hal
inilah yang harus terus dibenahi dan disempurnakan hingga Industri
Garam Indonesia mampu menjadi Pilihan Utama bagi seluruh lapisan
masyarakat.

Garam yang di dalamnya terkandung senyawa Kalium Iodat (Garam


Beryodium) merupakan salah satu nutrisi penting yang harus dikonsumsi
secara teratur oleh manusia. Jumlah garam yang harus dikonsumsi per hari
untuk setiap orang kurang lebih adalah 9 gram. Untuk masyarakat di
negara berkembang seperti Indonesia, selain untuk memenuhi nutrisi
tubuh konsumsi garam ditujukan juga untuk memenuhi kebutuhan tubuh
akan yodium.

Garam di Indonesia diproduksi oleh petani garam (garam rakyat) dan


PT Garam. Proses produksi garam oleh petani garam dilakukan dengan
cara proses penguapan air laut pada meja-meja kristalisasi yang dilakukan

8
secara total (penguapan air dilakukan dalam satu areal kristalisasi),
sehingga hanya diperoleh garam dengan kadar NaCl yang rendah dan
mengandung kadar Ca dan Mg yang relatif tinggi serta cenderung kotor
(impuritis tinggi). Sedangkan garam produksi PT Garam proses
produksinya dilakukan dengan cara pengolahan bertingkat yang mana
proses penguapan air laut dilakukan di areal evaporator dan proses
pengkristalan dilakukan di areal kristalisasi sehingga diperoleh garam
dengan kualitas yang baik.

2.3 Kantor Direksi

Kantor Administrasi : Jalan Arif Rahman Hakim No.93 Surabaya, Jawa


Timur, Indonesia.

2.4 Kantor Produksi

Berada di Kalianget, Sumenep

2.5 Unit Produksi Bahan Baku


2.5.1 Pegaraman Sumenep-I
2.5.2 Pegaraman Sumenep-II
2.5.3 Pegaraman Pamekasan
2.5.4 Pegaraman Sampang
2.5.5 Pegaraman Kupang – NTT

2.6 Pelabuhan Terminal Khusus

9
2.6.1 Camplong Sampang
2.6.2 Kalianget Sumenep

2.7 Unit Pabrik Olahan


2.7.1 PPG Manyar, berlokasi di Gresik
2.7.2 Pabrik Garam Halus, berlokasi di Pamekasan
2.7.3 Pabrik Garam Kasar, Kemasan berlokasi di Sampang.
2.7.4 Pabrik Garam Halus, berlokasi di Pabrik Segoromadu Gresik

2.8 Unit Pabrik Garam Industri & Pusat Litbang Garam


2.8.1 Camplong sampang
2.9 Jumlah gudang

Berikut merupakan gudang yang dimiliki PT Garam (Persero):

2.9.1 Berikut merupakan gudang yang dimiliki PT Garam (Persero):


2.9.2 Kabupaten Sumenep : 63 unit
2.9.3 Kabupaten Pamekasan : 13 unit
2.9.4 Kabupaten Sampang : 26 unit
2.9.5 Kabupaten Gresik : 20 unit
2.9.6 Kabupaten Cirebon : 8 unit
2.9.7 Pulau Sumatera : 12 unit
2.9.8 Pulau Kalimantan : 7 unit
2.9.9 Pulau Sulawesi : 12 unit

10
2.10 Jaringan Pemasaran
Jaringan Pemasaran PT. GARAM (Persero) tersebar di 12 Propinsi di
Indonesia, antara lain

2.10.1 Regional 1 (Nongro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat,


Riau)
2.10.2 Regional 2 (Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung)
2.10.3 Regional 3 (Jakarta, Jawa Barat, Banten)
2.10.4 Regional 4 (Jawa Timur, Jawa Tengah, Di Yogyakarta)
2.10.5 Regional 5 (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah,
Kalimantn Selatan)
2.10.6 Regional 6 (Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, Papua)
2.10.7 Regional 7 (Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
2.11 Struktur Divisi IG (Industri garam)

Gambar: 1.1 Struktur Industri Garam

Divisi IG
(Industri Garam)
GM. Pak Hudan

M. Pabrik M. Pabrik M. Gudang


M. Rendal
(Sampang) (Gersik) Olahan
Pak Syamsudin Pak Anang Pak Ricky Pak Zaini

M. Rendal
Pak Syamsudin

Staff 11 SPV
Mas Eka Mas Riski

Karyawan
Semua
2.12 Visi Dan Misi Perusahaan
2.12.1 Visi
Menjadi perusahaan industri garam yang berkualitas dunia

2.12.2 Misi
Menjadi produsen garam bahan baku dan derivatnya, serta garam olahan
berkualitas dunia untuk memenuhi kebutuhan nasional

Berkomitmen menjaga pasokan produk secara berkesinambungan

Menjamin kepuasan konsumen dan pemangku kepentingan.

12
BAB III
TEORI PENDUKUNG
3.1 Pengertian analisis

Analisis adalah sebuah usaha penyelidikan, penjabaran, hingga pemecahan


suatu masalah, teknik analisis dalam kehidupan sehari-hari tidak sekadar dipakai
dalam konteks ilmu sosial, melainkan analisis juga dipakai dalam semua ranah
kehidupan hingga yang paling ilmiah sekalipun, guna memperoleh pemahaman
yang tepat akan suatu masalah perlu dilakukan sebuah analisis. Hasilnya, akan
dijabarkan untuk menyusun solusi terbaik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi 5, analisis mempunyai


beberapa pengertian.

3.1.1 Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui


keadaan yang sebenarnya.
3.2.1 Analisis adalah penjabaran sesudah dikaji sebaik-baiknya.
3.3.1 Analisis adalah pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya.

13
Analisis adalah kegiatan untuk mencari pola, atau cara berpikir yang
berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan
bagian, hubungan antarbagian, serta hubungannya dengan keseluruhan (Sugiono
2015).

3.2 Tujuan Analisis

Perlu ditekankan bahwa tujuan analisis adalah tergantung dari apa yang
dikehendaki pelaku analisis. Tujuannya dengan menganalisis data bisa berupa
penyelesaian suatu masalah, mencari solusi yang tepat, membaca detail
perkembangan, dan sebagainya.

3.2.1 Memperjelas, klasifikasi, evaluasi, dan memperbaiki bagian yang kurang.


3.3.1 Untuk kebutuhan masing-masing pelaku analisis.
3.4.1 Melakukan uji coba, efisiensi, serta keamanan.
3.5.1 Dipakai untuk perencanaan dan penentuan tindakan.
3.3 Pengertian Bahan Penolong

Bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan untuk proses produksi,


tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya dengan
bahan tak langsung adalah jika bahan tak langsugn tidak tersedia, maka proses
produksi bisa terganggu. Sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia,
proses produksi barang masih bisa dilakukan. Namun hal ini biasanya
menyebabkan penurunan kualitas barang.

14
Ada dua bahan penolong utama dalam garam olahan. Yang pertama
yodium dan yang kedua karung, bahan penolong tersebut harus tetap tersedia
untuk keberlangsungan garam olahan yang berkualitas.

3.4 Pengertian Yodium

Yodium adalah bahan kimia berbentuk keping berwarna hitam agak


kelabu, mengkilat seperti logam, sejenis mineral dengan nomor atom 53 yang
banyak terkandung dalam air laut dan terkonsentrasi pada beragam biota laut.
Rumput laut, contohnya, memiliki konsentrat yodium yang sangat tinggi hingga
cukup 1 sendok makan rumput laut relatif memenuhi kebutuhan harian manusia
normal akan yodium. Yodium (iodine) berasal dari kata Yunani yang memiliki
arti “ungu”. Penamaan ini bermula ketika kimia yodium pertama kali berhasil di
isolasi dari asap berwarna ungu yang merupakan bentuk pembakaran/penguapan
yodium yang berasal dari pembakaran rumput laut kering.

Yodium tidak bisa dihasilkan sendiri oleh tubuh manusia sehingga


membutuhkan asupan terus menerus dari bahan makanan yang masuk ke tubuh.
Secara umum, hampir semua makhluk hidup yang sudah bertubuh kompleks
membutuhkan yodium, terutama untuk menjaga kelenjar tiroid (thyroid). Kelenjar
tiroid (kelenjar gondok) adalah salah satu kelenjar endoskrin terbesar terletak pada
leher tepat dibawah laring (rongga pernafasan). Kelenjar tiroid bertugas untuk

15
mengatur kecepatan pembakaran energi, memproduksi protein serta mengatur dan
menghasilkan hormon sehingga ketika kelenjar ini kekurangan unsur yodium,
tubuh akan merangsang kelenjar tiroid untuk bekerja lebih keras yang
mengakibatkan pembekakan kelenjar tiroid atau yang umum disebut penyakit
gondok dengan ciri-ciri tonjolan besar pada leher.

Asupan utama yodium bagi manusia biasanya berasal dari garam dapur
dalam proses pengolahan makanan yang umumnya telah ditambahkan bahan
yodium. Hal ini telah dikembangkan sejak lama guna mencegah penyakit gondok
dan mempertahankan kecukupan asupan yodium bagi konsumen. Diperkirakan
lebih dari 50% garam dapur yang diproduksi di seluruh dunia sudah ditambahkan
unsur yodium termasuk di Indonesia. Selain mencegah penyakit gondok,
kekurangan yodium bisa menyebabkan keterbelakangan mental yang juga sangat
merugikan.

Gambar 1.2 Yodium

16
3.5 Sumber Yodium

Biota laut kaya akan kandungan yodium. Seafood ataupun tanaman laut
yang kita makan niscaya memberikan kecukupan asupan yodium bagi tubuh.
Terutama tanaman laut seperti rumput laut, bisa memberikan 500% kebutuhan
yodium manusia per sajian.

Selain itu, banyak sekali jenis-jenis sumber pangan alami yang mengandung kadar
yodium yang baik bagi tubuh:

3.5.1 Kerang
3.5.2 Ikan cod
3.5.3 Udang / Kepiting
3.5.4 Tuna
3.5.5 Salmon
3.5.6 Sarden
3.5.7 Susu sapi dan olahannya
3.5.8 Telur
3.5.9 Kentang
3.5.10 Bayam
3.5.11 Bawang
3.5.12 Pisang
3.5.13 Kacang tanah
3.5.14 Strawberry

17
Secara garis besar, segelas susu ditambah sebutir telur mencukupi sekitar
50% kebutuhan yodium tubuh. Sedangkan buah dan sayur dalam pola makan
sehat mencukupi sekitar 20% saja. Karena itu disarankan ketika tubuh
membutuhkan asupan yodium tinggi silakan memasukan jenis masakan laut atau
jenis seafood ke dalam diet harian meski umumnya pola makan normal bisa
dianggap mencukupi kebutuhan yodium apabila dalam pengolahannya
menggunakan garam beryodium yang mudah ditemukan di pasaran.

3.6 Manfaat Yodium

Manfaat yodium secara luas sudah dikenal baik namun penelitian yang
mendetail mengenai hubungan yodium dengan kesehatan manusia, sedikit berbeda
dengan penelitian vitamin atau mineral lain, belumlah terperinci secara
memuaskan. Meski demikian, relasi antara kecukupan yodium dengan kelenjar
tiroid atau kadang disebut kelenjar gondok, sangatlah jelas.

Yodium menjadi salah satu komponen penting dari hormon-hormon yang


dihasilkan kelenjar tiroid. Hormon-hormon ini sangat dibutuhkan oleh tubuh dan
membantu kontrol produksi energi serta fungsi-fungsi sel di seluruh jaringan
tubuh manusia. Komposisi yodium dalam kelenjar tiroid sangat presisi, tidak
boleh lebih atau kurang. Kelebihan atau kekurangan yodium dalam kelenjar tiroid
bisa melambatkan kerja tiroid dalam memproduksi hormon.

Penggunaan yodium selain pencegahan dan perawatan penyakit gondok


meliputi:

18
3.6.1 Perawatan penyakit kulit yang disebabkan jamur
3.6.2 Obat steril pembunuh kuman pada luka luar
3.6.3 Mencegah kanker payudara
3.6.4 Penyakit mata
3.6.5 Diabetes
3.6.6 Penyakit jantung
3.6.7 Stroke
3.6.8 Tablet pencegah radiasi (dalam kombinasi yodium potasium)
3.6.9 Proses penjernihan air minum.
3.7 Garam olahan

Garam olahan yodium mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi untuk


meningkatkan nilai tambah dibandingkan garam baku yang ada saat ini, sehinga
garam olahan tetap dipertahankan sebisa mungkin untuk tetap meningkatkan
produktivitas garam olahan dan menjadi keunggulan tersendiri untuk masa depan
perusahaan.

Direktur Utama PT Garam, mengatakan untuk progres rencana tersebut,


saat ini PT Garam telah membangun dua pabrik garam olahan di Kabupaten
Gresik dan Kabupaten Sumenep. Dengan dua pabrik itu, nantinya akan mengolah
garam bahan baku menjadi garam olahan, untuk pabrik garam olahan di Gresik
dibangun di wilayah Segoromadu dengan kapasitas produksi mencapai 5 ton per
jam. Nilai investasinya sekitar Rp 14 miliar. Sedangkan, di Sumenep sudah
dibangun di kawasan Kecamatan Camplong dengan investasi sekitar Rp 63 miliar.
Kapasitas produksinya 10 ton per jam.

19
Selain mengandung yodium, garam olahan juga mengandung natrium
klorida murni sekitar 97% atau bahkan lebih tinggi. Tak hanya itu, garam olahan
juga mengandung zat anti caking yang berfungsi untuk mencegah penggupalan
garam. Komposisi garam laut umumnya sama dengan kandungan ion yang terlarut
dalam air laut.

Garam olahan kosumsi adalah garam dengan kadar NaCL 87% atas dasar
persen berat kering, kandungan impurities (sulfat,magnesium dan kalsium)
sebesar 2% dan kotoran lainnya (lumpur, pasir) sekitar 1% serta kadar air
maksimal 7%, garam proanalisis memiliki kadar NaCL 99% sedangkan garam
rakyat atau juga garam olahan memiliki kadar NaCL sebesar maksimal 95%.

3.8 Contoh Penerapan dan standar/konversi

Dalam contoh penerapan ini yaitu menjaga perencnaan dan pengadaan bahan
penolong yodium untuk melancarkan produksi garam olahan yodium supaya tetap
berproduksi dalam tekanan permintaan ataupun penyedian stok.

Tabel 1.2 Standar Konversi

Standar/konversi Langkah Penjumlahan


Yodium : 0,1 kg = 1 ton Total Hasil Garam Olahan
=
Standar Yodium /Ton
= yodium yang dibutuhkan

Karung : 21 karung (toleransi) = ton Total Hasil Garam Olahan


=
Standar Yodium /Ton
= lembar karung yang di pakai

20
BAB IV
PERMASALAHAN
4.1 Divisi Industri Garam bagian Rendal
Divisi Industri Garam (IG) merupakan bagian terkecil dari perusahaan PT
GARAM (Persero), yang berada di kalianget, divisi ini bergerak di bidang
Perencanaan dan Pengendalian (Rendal), Divisi ini memegang kendalai dari tiga
pabrik produksi yang ada di tiga tempat berbeda, yang Pertama. Berada di
segoromadu gersik, Kedua. Berada di camplong, dan Ketiga. Berada di sampang.
Dari berbagai unit yang ada, yang mengendalikan yaitu Divisi Industri
Garam bagian Rendal, mulai dari penerimaan Pre-Order (PO), Perencana
produksi, Anggaran produksi, Problems yang ada di tiap unit, hingga Hasil
capain produksi yang siap dipasarkan.

4.2 Bahan Penolong Karung dan Yodium

Dari minimnya stok bahan penolong karung dan yodium pada perushaan PT
GARAM (Persero) Kalianget mulai berkurang dari banyaknya permintaan

21
produsen tiap harinya dan juga untuk ketersediaan stok garam olahan di gudang
garam olahan.

Semakin sulitnya bahan dasar karung dan juga kelangkaan sumber yodium
untuk dijadikan bahan penolong terhadap garam olahan menjadi problem yang
harus di rencanakan dan kemudian dilakukan penjadwalan lebih lanjut.

Oleh karena itu untuk mencegah permintaan yang semakin hari semakin
peningkat dari konsumen perlu dilakukan analisa untuk selanjutnya pemeliharaan
terhadap stok ketersediaan bahan penolong karung dan yodium supaya untuk
mengahasilkan produksi garam olahan yang berkualitas tetap berjalan sesuai
perecanaan produksi.

4.3 Perencanaan dan Pengadaan

Perencanaan dan pengadaan sangat perlu untuk diperhatikan oleh pihak


karyawan yang berada dibidangnya, sehingga mampu menjaga dan memastikan
terhadap perencnaan melakukan tindakan pengambilan keputusan dalam
memelihara bahan penolong utama karung dan yodium yang semakin langka dan
juga pengadaan bahan penolong juga harus diperhatikan supaya dalam pengadaan
sesuai dengan permintaan konsumen.

4.4 Produktivitas

Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai


perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). produktivitas
merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur

22
dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam
menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti
semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa
bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai
agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung,
produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan
lain-lain.

Hasil konferensi Oslo dalam (Sinungan, 2005). secara umum produktivitas


yaitu suatu konsep yang bersifat universal bertujuan menyediakan lebih banyak
barang dan jasa untuk lebih banyak manusia, dengan menggunakan sumber-
sumber rill yang makin sedikit. Produktivitas merupakan pendekatan
interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana,
aplikasi pengguna cara yang produktivitas untuk menggunakan sumber-sumber
secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas
mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan
keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi, energy, dan
sumber-sumber lain euju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup.

Menurut (Whitmore, 2001). “productivity is a measure of the use


resources of an organization and is usually expressed as a ratio of the output
obtained by the uses resources to the amount of reseources employed”.
Whitemore memandang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas
penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi yang biasanya dinyatakan

23
sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dari sumber daya yang digunakan.
Dengan kata lain produktivitas dapat diartikan bahwa pengertian produktivitas
memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi. Produktivitas merupakan
komponen menentukan syarat utama dalam keberhasilan suatu perusahaan.
Produktivitas menunjukkan tingkat kualitas perusahaan dalam menghadapi era
persaingan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dimensi pertama dikaitkan dengan pencapaian target yang berkaitan


dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan
upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya dan bagaimana
pekerjaan tersebutdilaksanakan. Suatu perusahaan industri merupakan unit proses
yang mengolah sumber daya (input) menjadi (output) dengan suatu transformasi
tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai atas sumber daya sehingga
secara ekonomis output yang dihasilkan mempunyai nilai lebih jika dibandingkan
sebelum diproses. Perhatian dan harapan terhadap produktivitas demikian besar
dan fundamental.

4.5 Jenis – Jenis Produktivitas


4.5.1 Produktivitas Total

Pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam dua kondisi, tanpa


adanya pertukaran produktivitas antar masukan dan dengan
memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas antar masukan.

Output Total
Produktivitas Total =
Input Total
4.5.2 Produktivitas Persial

24
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara
terpisah atau secara total untuk keseluruhan masukan yang digunakan
untuk menghasilkan keluaran. Pengukuran produktivitas untuk satu
masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran produktivitas parsial.

Output Total
Produktivitas Total =
Input Total
4.6 Pengukuran Produktivitas

Dalam melakukan pengukuran produktivitas, beberapa pendekatan


dilakukan dengan membandingkan tingkat hasil pengukuran produktivitas dapat
dibedakan dengan beberapa cara, yaitu:

4.6.1 Membandingkan hasil galaram olahan yang diukur dengan unit kerja
periode dasar.
4.6.2 Membandingkan unit kerja yang sebenarnya dengan target yang telah
ditetapkan.

Yang akan digunakan pada laporan kerja praktek ini ialah pengukuran
produktivitas dengan model pendekatan parsial terhadap garam olahan.

4.7 Pengukuran Produktivitas Garam Olahan


Pengukuran produktivitas garam olahan dilakukan dengan cara
membandingkan garam olahan setiap harinya, dapat diketahui setiap hasil garam
olahan dalam produksinya menghasilkan banyak ton yang harus dilakukan jugaa
pengecekan untuk mengetahui produktivtas garam olahan terebut.

25
Setiap pekerja perlu menemukan tolak ukur supaya bisa menjadi
pedomana dalam pengolahan dengan menggunakan cara-cara tertentu untuk
menghasilkan garam olahan beryodium yang layak dikonsumsi.
Dalam pengukuran produktivitas sangat berpengaruh terhadap harga jual
garam olahan, sehingga garam olahan yodium bisa menjadi garam yang
diunggulkan dari garam olahan non yodium.

4.8 Tujuan dan Manfaat Pengukuran Produktivitas

Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas


mana perusahaan itu beroperasi, yang bertujuan agar perusahaan itu dapat
meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang
amat kompetitif.

Menurut (Vincent, 2000), terdapat beberapa manfaat pengukurang


produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:

4.8.1 Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat
meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber
daya itu.
4.8.2 Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien
melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek
maupun jangka panjang.

26
4.8.3 Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan
kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut
produktivitas.
4.8.4 Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat
dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas
sekarang.
4.8.5 Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang
bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara organisasi
perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi
produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
4.8.6 Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat
menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari
perusahaan itu.
4.8.7 Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat
dalam mengevaluasi perkembangan dan efektifitas dari perbaikan terus
menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu.
4.8.8 Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar menawar) secara kolektif
dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran
produktivitas.
4.8.9 Pengukuran produktivitas terus menerus akan memberikan informasi yang
bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan
perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

27
Dengan adanya pengukuran peroduktivitas di perusahaan dapat memberi
manfaat bagi perusahaan yaitu dapat membandingkannya dengan produktivitas
standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan
produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas
industri sejenis yang menghasilkan produk serupa.

Menurut (Mitorogo, 1992). Peningkatan produksitivitas dan efisiensi


merupakan sumber pertumbuhan utama untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Sebaliknya, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan juga
merupakan sumber yang penting dalam menjaga kesinambungan peningkatan
produktivitas jangka panjang. Dengan demikian, pertumbuhan dan produktivitas
bukan dua hal yang terpisah atau memiliki pengaruh satu arah, melainkan
keduanya adalah saling tergantung dengan pola pengaruh yang dinamis, tidak
mekanistik, non linear dan kompleks.

Secara teoritis factor produksi dapat dirinci, pengukuran konstribusinya


terhadap output dari suatu proses produksi sering dihadapkan pada berbagai
kesulitan. Di samping itu, kedudukan manusia, baik sebagai tenaga kerja kasar
Sejalan dengan fenomena ini, konsep produktivitas yang dimaksud adalah
produktivitas tenaga kerja. Tentu saja, produktivitas tenaga kerja ini dipengaruhi,
dikondisikan atau bahkan ditentukan oleh ketersediaan faktor produksi
komplementernya seperti alat dan mesin maupun sebagai manajer, dari suatu
aktivitas produksi tertentunya juga tidak sama dengan mesin atau alat produksi
lainnya. Seperti diketahui bahwa output dari setiap aktivitas ekonomi tergantung

28
pada manusia yang melaksanakan aktivitas tersebut, maka sumber daya manusia
merupakan sumberdaya utama dalam pembangunan.

Namun demikian konsep produktivitas adalah mengacu pada konsep


produktivitas sumber daya manusia. Secara umum konsep produktivitas adalah
suatu perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) persatuan
waktu. Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila:

4.8.1 Jumlah produksi/ keluaran meningkat dengan jumlah masukan/ sumber


daya yang sama.
4.8.2 Jumlah produksi atau keluaran sama atau meningkat dengan jumlah
masukan atau sumber daya lebih kecil.
4.8.3 Produksi atau keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber
daya yang relatif kecil.

Konsep tersebut tentunya dapat dipakai di dalam menghitung produktivitas di


semua sektor kegiatan.

4.9 Siklus Produktifitas

Menurut (Summanth, 1984). memperkenalkan suatu konsep formal yang


disebut sebagai siklus produktivitas untuk dipergunakan dalam peningkatan
produktivitas terus - menerus. Ada empat tahap daur yang saling berkaitan dan
berkesinambungan, yaitu :

4.9.1 Pengukuran Produktivitas.


4.9.2 Evaluasi Produktivitas.

29
4.9.3 Perencanaan Produktivitas.
4.9.4 Perbaikan Produktivitas.

Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah
berikut adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual itu untuk
diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi
antara produktivitas aktual dan rencana merupakan masalah produktivitas yang
harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan
produktivitas itu. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan
kembali target produktivitas yang akan dicapai, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Untuk mencapai target produktivitas yang telah
direncanakan berbagai program formal dapat dilakukan untuk meningkatkan
produktivitas terus-menerus. Siklus produktivitas itu diulang kembali secara
terus- menerus untuk mencapai peningkatan produktivitas terus-menerus dalam
sistem industri.

Faktor penting yang menyebabkan naik turunnya tingkat produktivitas


adalah pihak manajemen, karena pihak manajemen merupakan faktor yang paling
berpengaruh, terutama dalam proses perencanaan dan penjadwalan, pengaturan
beban kerja, kejelasan instruksi kerja dan evaluasi, serta dalam menumbuhkan
motivasi kerja dan loyalitas pekerja terhadap institusi.

Gambar 1.3 Skema Siklus Produktivitas

30
Pengukurang
Produktivitas

Perbaikan Produktivitas Evaluasi Produktivitas

Perencanaan Produktivitas

4.10 Penanggung jawab

Setiap perusahaan tidak lupat dengan seorang pimpinan atau penanggung


jawab dari setiap Divisi yang di pegang, Divisi Industri Garam (IG) bagian
Perencanaan dan Pengendalian (Rendal) yang bertanggung jawab yaitu:

4.4.1. Bapak Hudan sebagai Manager Divisi Industri Garam (IG).


4.4.2. Bapak Syamsudin sebagai Manager bagian Rendal.
4.4.3. Mas Riski Suparyanto sebagai SPV Bagian Rendal.

31
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di bagian ini tentang hasil dan pembahasan dan langkah-langkah
menentukan jumlah kebutuhan bahan penolong karung dan yodium yang di dapat
dari unit pabrik yang berbeda, yaitu pabrik segoromadu, camplong dan sampang,
pada bulan Oktober Tahun 2022.

5.1. Total Hasil Garam Olahan Yodium dan Karungan

Total hasil garam olahan yodium dan karungan yodium & Non Yodium

Tabel 1.3 Hasil Garam Olahan Yodium

32
No Bulan Unit RKAP Hasil Garam
1 Segoromadu 368,00
2 Oktober Camplong Ggaram Olahan 1,809,70
3 Sampang 1,281,82
Total 3,459,52
Sumber Data : Internal Perusahaan

Tabel 1.4 Hasil Garam karungan

No Bulan Unit RKAP Hasil Garam


1 Segoromadu 372,9
2 Oktober Camplong Ggaram Olahan 1,805,7
Total 2,178,60
Sumber Data : Internal Perusahaan

Dari hasil data tersebut dicari data kebutuhan bahan penolong yodium dan
karung untuk garam yodium dan non yodium dengan ketentuan:

Yodium : 0,1 kg = 1 ton

33
Karung : 21 karung (toleransi) = 1 ton

Menggunakan Perhitungan : A = C
B D

Tabel 1.5 Total Garam Olahan Dan Bahan Penolong

No Bulan Bahan Total Garam Total bahan Penolong


Penolong Olahan Dibuthkan
1 Oktober Yodium 3,459,52 345,9 kg
2 Karung 2,178,60 45,738 lembar
Tota 3,646,42 46,083,9
l
Keterangan : Totol dihasilkan melalui perhitungan menggunakan
perhitungan di atas.

Dari totol hasil garam olahan yodium yaitu 3,459,52 ton dan total garam
dikarungi yatiu 2,178,60 ton, jadi jumlah bahan penolong yodium dibutuhkan
yatiu 345,9 dan total bahan penolong karung dibutuhkan yaitu 45,738 lembar
karung terhitung pada bulan Oktober 2022.

Menurut hasil wawancara dengan pembimbing di lapangan saat kerja


praktek berlangsung, perencanaa penyediaan bahan penolong terjadwal 3 bulan
dan masing-masing bahan penolong harus memiliki buffer selama 3 bulan
ditambah 20% sebagai antisipasi kelangkaan barang dipasaran.

5.2. Perhitungan Produktivitas

34
Perhitungan Produktivitas dilakukan secara parsial dengan rumus :

Output Total
Rumus Produktivitas =
Input Total
Dan dalam kerja praktek ini yang menjadi output yaitu jumlah kebutuhan
Kebutuhan
selama bulan Oktober tahun 2022. Maka rumusnya menjadi: =
Garam Olahan

Berikut ialah urain perhitungannya :

Tabel 1.6 Perhitungan Produktifitas

No Bulan Total kebutuhan Total Olahan Produktivitas


1 Oktober 460839 345952 1332

Perhitungan niai produktivitas selama satu bulan menjadi :

Total Kebutuhan
Dengan rumus = = Produktivits
Garam Olahan

Pada tabel di atas dijelaskan hasil garam olahan bulan oktober tahun 2022
460839
perhitungannya : = = 1332 = 13,32%
345952

Dengan rincian sebagai berikut :

35
= Nilai 460839 adalah total kebutuhan bahan penolong.

= Nilai 345952 adalah total hasil garam olahan bulan Oktober.

= Nilai 13,32% adalah produktivitas garam olahan.

Setelah didapatkan hasil dari produktivitas selama 1 Bulan selanjutnya


dicari nilai rata-tata produktivitasnya.

Perhitungan Nilai rata-rata produktivitas selama 1 Bulan Menjadi:


Total Produktivitas
Dengan rumus = = Nilai Rata - Rata
31 hari

13 ,32 %
Nilai rata-rata bulan Oktober adalah : = = 0.42%
31

Dengan rincian sebagai berikut :

= Nilai 13,32% adalah total produktivitas.

= Nilai 31 adalah total hari dalam bulan Oktober.

= Nilai 0,42% adalah nilai rata-rata dalam 1 bulan


Didapatkan hasil rata-rata produktivitas selama 1 bulan tahun 2022 adalah
= 0,42%

5.3. Evaluasi Produktivitas

2.3.1 Nilai produktivitas

36
Hasil pengukuran produktifitas biasanya dalam bentuk persentase.
Suatu hasil olahan, dikatakan produktif jika hasil output dibagi inputnya
adalah 100% atau 1 (satu). Maka nilai produktifitas dikatakan baik atau
jika ingin ditingkatkan hasil pembagiannya harus naik atau lebih dari satu.
Sebaliknya, jika hasil pembagian turun atau kurang dari satu, maka dapat
dikatakan produktifitas menurun dan dapat menimbulkan kerugian.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan, nilai produktifitas bahan


penolong terhadap garam olahan selama bulan Oktober di PT. GARAM
(Persero) dikatakan tidak baik karena hasil nya kurang dari 1 (satu) atau
100%. Dengan nilai total produktifitas selama bulan Oktober 13,32% dan
nilai produktifitas rata-rata 0,42%.

BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan penyajian data tentang analisis bahan penolong


yodium dan karung terhadap produktivitas hasil garam olahan di PT GARAM
(Persero) kalianget dapat disimpulkan sebagai berikut :

6.1.1 Nilai produktivitas bahan penolong yodium dan karung terhadap hasil
garam olahan selama bulan Oktober di PT GARAM (Persero) tidak cukup
baik karena didapat hasil peerhitungan yang kurang dari 100% atau 1 (satu)
pada bulan Oktober.

37
6.1.2 Nilai produktivitas persial tenaga kerja total selama bulan Oktober adalah
13,32% dengan nilai rata rata 0,42%
6.2. Saran

Menghadapi masalah yang timbul dari analisis bahan penolong yodium dan
karung terhadap produktivitas hasil garam olahan di PT GARAM (Persero)
kalianget peneliti menawarkan beberapa saran untuk mengatasi permasalahan
tersebut, diantaranya :

6.1.1. Untuk PT GARAM (Persero) kalianget dalam mengolah hasil garam


olahan sudah baik namun lebih diningkatkan lagi perencaaan dan pengadaan
bahan penolong untuk menghasilkan garam olahan yang baik untuk
dikonsumsi.
6.1.2. Menjaga hubungan baik dengan perusahaan tempat bahan penolong
didapatkan.

38

Anda mungkin juga menyukai