Anda di halaman 1dari 29

RANCANG BANGUN MESIN MIXER YODISASI GARAM

TUGAS AKHIR

Oleh:

DANDI
MUHAMMAD IRSAN
SULTAN BAHARUDDIN

Diajukan Untuk memenuhi sebagian persyaratan


guna menyelesaikan program Diploma Tiga
Program Studi Teknik Manufaktur Industri Agro

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan garam dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan

bertambahnya penduduk dan perkembangan industri di Indonesia untuk itu

perlu ditingkatkan produksi garam dan kualitasnya. Garam merupakan salah satu

kebutuhan pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber elektrolit

bagi tubuh manusia. Walaupun Indonesia termasuk Negara maritim, namun

usaha meningkatkan produksi garam belum diminati, termasuk dalam usaha

meningkatkan kualitasnya. Di pihak lain untuk kebutuhan garam dengan kualitas

baik (kandungan kalsium dan magnesium kurang) banyak diimpor dari luar

negeri, terutama garam beriodium serta garam industri. Proses pembuatan

garam rakyat adalah proses menguapkan air laut dalam petak-petak tambak

garam di pinggir pantai. Air laut setiap liternya yang diuapkan sampai kering

mengandung setiap liternya 7 mineral yaitu CaSO4, MgSO4, MgCl2, KCl, NaBr,

NaCl, dan air dengan berat total 1025,68 gram. Setelah dikristalakn proses

selanjutnya akan diperoleh garam dengan kepekatan 16,75-28,50 Be setara

dengan 23,3576 gram.

Mesin merupakan sarana yang banyak membantu dalam mempercepat

proses produksi, karena mesin dapat bekerja lebih cepat, lebih teliti dan lebih full

time. Salah satu jenis mesin yang mungkin dibutuhkan dalam dunia industri ini
adalah mesin pencampur garam dan iodium, dimana garam dan iodium hasil

pencampuran pada proses akhirnya tercampur secara homogen. Screw conveyor

merupakan salah satu perlengkapan produksi pada suatu perusahaan, screw ini

memiliki ulir dan arah putaran searah jarum jam. Teknologi screw conveyor

sangat di butuhkan untuk perindustrian karena akan meningkatkan produksi

pencampuran yang homogen, efisiensi, keefektifan dan mengurangi beban kerja

karyawan. Alat atau permesinan yang digunakan di industri garam di Indonesia

kebanyakan masih manual untuk mencampur garam dan iodium. Hal tersebut

sangat penting untuk pencampuran, karena dengan permesinan screw

diharapkan mampu tercampur secara homogen.

Industri garam mengalami kesulitan yang cukup besar. Maka dicarilah solusi

parameter proses yang tepat, pemilihan alat yang akan digunakan agar diperoleh

kualitas pencampuran yang baik dengan sekecil mungkin terjadinya tidak

tercampur iodium. Hal tersebut tentu akan sulit jika hanya mengandalkan cara

manual, oleh karena itu kami mencoba merancang Mesin Mixer yodisasi

pencampur garam dan iodium untuk industri dibuat dengan meminimalkan

kurang meratanya iodium. Cara kerja mesin ini sendiri yaitu input berupa garam,

kemudian screw memutar searah jarum jam akan mengaduk/mentransfer garam

sampai ke output, sebelum garam sampai di output, garam di

semprotkan/dicampurkan iodium di dekat input.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masah dalam merancang alat Mesin Mixer yodisasi garam

ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mendesain dan spesifikasi dari mesin mixer yodisasi garam yang

tepat guna?

2. Bagaimana merancang komponen utama mesin mixer yodisasi garam?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk dapat mengetahui desain dan spesifikasi dari mesin mixer yodisasi

garam yang tepat guna

2. Untuk dapat merancang komponen utama mesin mixer yodisasi garam

D. Manfaat Penulisan

Manfaat merancang Mesin Mixer yodisasi garam untuk produksi ini antara

lain adalah sebagai berikut :

1. Terciptanya sebuah teknologi baru dalam penerapan sistem produksi

mesin mixer iodisasi garam yang digunakan untuk keperluan di Indonesia.

2. Memberikan manfaat yang ekonomis, serta dapat menggunakan mesin

mixer iodisasi garam.

3. Memberikan pengalaman kepada pembaca dalam membuat dan terlibat

dalam proyek ilmiah.


4. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan mesin

mixer iodisasi garam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Konsep Dasar Merancang

Banyak ahli yang menggunakan pendapatnya mengenai teori dan

konsep rancang agar mendapatkan hasil yang maksimal, oleh karena itu

sangat diperlukan proses perancangan. Pada produk perancangan yang telah

ada pada masyarakat sering muncul masalah dari masyarakat itu tentang

pemenuhan teknologi bagi mereka. Untuk menanggulangi masalah tersebut

maka perlu dilakukan perekayasaan. Para rekayasa sering kali

menggambarkan kebutuhan masyarakat dalam bentuk suatu masalah, untuk

itu peran dalam prekayasa sangat dibutuhkan dalam hal menangani masalah

dalam masyarakat itu sendiri. Peranan yang dimaksudkan adalah seperti

mengkonsep rancangan, penentuan penyelesaian dan sebagainya.

Penanganan yang dilakukan oleh perekayasa tidak cukup hanya

sebatas penyelesaian masalah dari masyarakat, tetapi perlu juga

memperhatikan tahap-tahap seperti yang dianjurkan oleh ahli  perancangan

mesin bernama Niemman, yakni sebagai berikut :

1. Menentukan bentuk rancangan yang bagaimana harus dibuat, ini

berkaitan dengan desain yang telah ada. Pengalaman yang diambil

dengan segala kekurangan serta factor-faktor utama sangat menentukan

bentuk konstruksinya;

2. Menentukan ukuran-ukuran utama dengan perhitungan kasar;


3. Menentukan alternatif-alternatif dengan sketsa tangan yang didasarkan

pada fungsi yang dapat diandalkan, daya guna mesin efektf, biaya

produksi rendah, mudah dioperasikan,  bentuk yang menarik, efisiensi

mesin, dan lain-lain;

4. Memilih bahan, pemilihan bahan sangat berkaitan dengan kehalusan

permukaan dan ketahanan terhadap keausan;

5. Mengamati desain secara teliti, setelah menyelesaikan desain konstruksi

diuji berdasarkan pokok-pokok utama yang ditentukan;

6. Merencanakan sebuah elemen, gambar kerja setelah merancang  bagian

utama kemudian tetapkan ukuran-ukuran terperinci dari setiap elemen;

7. Gambar kerja harus menampilkan pandangan dan pemaparan yang jelas

dari elemen mesin tersebut dengan memperhatikan ukuran toleransi,

nama bahan, dan jumlah pokok;

8. Gambar lengkap dengan elemen, setelah semua ukuran elemen

dilengkapi baru dibuat gambar lengkap hanya diberikan ukuran sambung

dan ukuran luar, setiap elemen diberikan nomor sesuai dengan daftar.

B. Pengenalan Bahan Baku

Sesuai dengan judul dari tugas akhir ini, yaitu merancang mesin mixer

iodisasi garam, maka bahan baku yang digunakan adalah garam.


Gambar 2.1. Garam

Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif

(kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa

bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen

kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl−),

dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO−) dan ion

monoatomik seperti fluorida (F−), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−).

Natrium klorida (NaCl) adalah bahan utama garam dapur. Adapun ciri-ciri

dari garam adalah sebagai beriikut :

1. Warna

Garam dapat berwarna cerah dan transparan (contohnya natrium

klorida), Buram, dan kadang juga berwarna metalik dan berkilau (Besi

disulfida). Garam dapat berwarna macam-macam, seperti misalnya di

bawah ini:

 kuning (natrium kromat)

 jingga (kalium dikromat)


 merah (kalium ferisianida)

 mauve (kobalt klorida heksahidrat)

 biru (tembaga sulfat pentahidrat, ferric hexacyanoferrate)

 ungu (kalium permanganat)

 hijau (nikel klorida heksahidrat)

 putih (natrium klorida/garam dapur)

 tidak berwarna (Magnesium Sulfate Heptahidrat) dan

 hitam (mangan dioksida).

2. Rasa

Di semua garam, ada 5 rasa berbeda, yaitu: asin (natrium klorida), manis

(timbal (II) asetat, beracun kalau sampai tertelan), asam (kalium

bitartrat), pahit (magnesium sulfat), dan gurih (monosodium glutamat).

3. Bau

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat ("garam kuat")

biasanya stabil dan tidak berbau, sedangkan garam yang terbentuk dari

asam lemah maupun basa lemah ("garam lemah") lebih berbau karena

disebabkan oleh asam konjugasinya (contohnya asetat (asam asetat) pada

(cuka) dan sianida seperti hidrogen sianida) atau bisa juga karena basa

konjugasinya (contohnya garam amonium seperti amonia). Dekomposisi

parsial ini bisa dipercepat dengan penambahan air, karena hidrolisis

merupakan setengah bagian lain dari reaksi reversibel yang membentuk

garam lemah
4. Kandungan pada Garam

Garam dapur mengandung unsur sodium dan chlor (NaCl). Unsur

sodium sangat penting untuk mengatur proses keseimbangan cairan di

dalam tubuh, di samping fungsinya dalam mengatur kelancaran proses

transmisi saraf dan kerja otot. Sebenarnya, tubuh manusia hanya

membutuhkan kurang dari 7gr garam dapur sehari atau setara dengan

3.000 mg sodium. Satu sendok teh garam dapur setara dengan 2.000 mg

sodium. Sodium yang terkandung dalam setiap menu modern rata-rata

ialah sekitar 500 mg. Seringkali dalam menu makanan harian kita justru

mengandung berlebihan garam dari yang sekedar kita butuhkan oleh

tubuh. Hal tersebut dapat menyebabkan kinerja organ ginjal jadi 6 kali

lebih berat untuk membuangnya. Konsumsi garam berlebihan bagi tubuh

juga menyebabkan darah tinggi. Tidak hanya hipertensi, orang yang

mengidap penyakit jantung pun sangat perlu membatasi asupan sodium.

Begitu juga jika untuk orang-orang yang mengidap penyakit ginjal dan

gangguan hati. Kekurangan garam sama berbahayanya dengan berlebihan

garam. Kekurangan sodium dan chlor secara drastis bisa menjadi beban

lain bagi ginjal. Diiringi gejala pembengkakan (oedema), kaki bengkak

yang disebabkan penyakit jantung.


C. Perancangan Komponen-komponen

1. Poros

a. Definisi

Menurut Elemen Mesin Sularso,1987:hal 1, Poros adalah salah

satu bagian terpenting dari mesin. Hampir semua  mesin meneruskan

tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan dalam transmisi

seperti itu dipegang oleh poros. Poros dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.2. Poros

b. Jenis-jenis Poros

Secara garis besarnya poros dibedakan menjadi:

1) Berdasarkan pembebanannya

(a) Poros transmisi (transmission shafts)

Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft

akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur secara

bergantian ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat

ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.


(b) Poros Gandar

Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara

roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima

beban puntir dan hanya mendapat beban lentur.

(c) Poros spindle

Poros spindel merupakan poros transmisi yang relatip

pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana

beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban

puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial

load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila

deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.

2) Berdasarkan bentuknya

(a) Poros lurus

(b) Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin

c. Sifat-Sifat Poros Yang Harus Diperhatikan

1) Kekuatan poros

Kekuatan poros adalah kekuatan poros untuk menerima

beban puntir atau lentur atau gabungannya. Perlu juga

diperhatikan jika poros mendapat alur pasak atau mengalami

pengecilan diameter (poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan

mampu untuk menerima semua beban tersebut.


2) Kekakuan poros

Meskipun poros sudah kuat tetapi jika lenturan atau defleksi

puntirannya harus besar, misalnya pada kotak roda gigi. Oleh

karena itu disamping kekuatannya harus diperhatikan dan

disesuaikan dengan mesin yang akan dilayani.

3) Putaran kritis

Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga

tertentu akan menimbulkan getaran yang luar biasa besarnya.

Putaran ini disebut putaran kristis.  Jika mungkin poros harus

direncanakan dengan putaran kerja dibawah putaran kristisnya.

4) Korosi

Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros

propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang

korosif. Demikian pula untuk poros-poros yang terancam kavitas

dan poros mesin yang sering berhenti lama.

5) Bahan

Bahan untuk poros mesin umum biasanya terbuat dari baja

karbon konstruksi mesin, sedangkan untuk pembuatan poros yang

dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat

umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang

sangat tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah

baja khrom nikel, baja khrom, dan baja khrom molybdenum.


d. Perhitungan poros

1) Daya poros dapat dihitung dengan rumus (Hery Sonawan:2010) :

2. π .n . T
PS =
60

Dimana :

PS = daya (W),

T = moment puntir (N.m),

n = kecepatan poros (rpm)

2) Momen Puntirnya dapat dihitung dengan persamaan rumus (Hery

Sonawan:2010) :

PS . 60
T=
2. π . n

3) Momen Inersia Polar (Hery Sonawan:2010) :

π
J=
32
. D4

Dimana :

J = Momen Inersia Polar,

D = diameter poros

4) Tegangan geser dapat dihitung dengan persamaan rumus :

T .r
τ=
π . D 4 /32

Dimana :
τ = tegangan geser,

T = torsi,

D = diameter poros

5) Tegangan geser max dapat dihitung dengan persamaan rumus

(Hery Sonawan:2010) :

16 T .
τ Max =
π . D3

Dimana :

τ Max = tegangan geser maksimum,

T = torsi,

D = diameter poros

6) Momen inersia dapat dihitung dengan rumus (Hery

Sonawan:2010) :

π . D4
I:
64

Dimana :

I = momen inersia,

D = diameter poros.

7) Menghitung luas lingkaran dengan rumus (Hery Sonawan:2010) :

1
L= π d2
4

L = Luas lingkaran
d = diameter

8) Menghitung volume alat dengan rumus (Hery Sonawan:2010) :

Volume = Luas . panjang poros

2. Bantalan

a. Definisi

Menurut Elemen mesin,Sularso,1987,hal 103, Bantalan adalah

elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau

gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan

panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan

poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan

tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh system akan

menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan

dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi

pada gedung. Bantalan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar. 2.3. Bantalan


b. Klasifikasi Bantalan

Menurut Elemen mesin,Sularso,1997,hal 103 Bantalan dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros

a) Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan antara permukaan

poros dan bantalan, karena permukaan poros ditumpu oleh

permukaan bantalan dengan lapisan pelumas.

b) Bantalan gelinding

Pada bantalan gelinding terjadi gesekan gelinding

antara bagian berputar dengan bagian yang diam menekan

elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum

dan rol bulat. Keuntungan dari bantalan ini mempunyai

gesekan yang sangat kecil dibandingkan dengan bantalan

luncur. Macam – macam bantalan gelinding diantaranya:

Pertama. Bantalan bola radial alur dalam baris tunggal.

Kedua, Bantalan bola radial magneto. Ketiga. Bantalan bola

kontak sudut baris tunggal. Keempat. Bantalan bola mapan

sendiribaris ganda
2) Atas dasar arah beban terhadap poros

a) Bantalan radial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak

lurus sumbu poros.

b) Bantalan aksial

Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

c) Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya

sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

3. Sabuk dan Pully

a. Definisi

1) Sabuk

Sabuk adalah suatu peralatan dari mesin yang bekerjanya

berdasarkan dari gesekan. Melalui gesekan antara puli dan sabuk

gaya melingkar dapat dipindahkan dari puli penggerak ke puli

yang digerakan. Perpindahan gaya ini tergantung dari tekanan

sabuk  ke permukaan puli, maka ketegangan  dari sabuk sangatlah

penting dan bila terjadi slip kekuatan geraknya akan berkurang.


Gambar. 2.4. Sabuk

2) Pully

Pully adalah bagian dari mesin yang berfungsi untuk

meneruskan daya putaran dari sabuk penggerak ke poros utama

dengan bantuan sabuk. Pully selalu berpasangan dengan sabuk

karena sabuk merupakan penghubung putaran antara pully

penggerak dengan pully yang digerakkan.

Gambar. 2.5. Pully

b. Transmisi sabuk dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu :

1) Sabuk rata

Sabuk rata dipasang  pada puli silinder dan meneruskan 

momen antara dua poros yang  jaraknya dapat sampai 10 m

dengan perbandingan putaran  antara 1/1 sampai 6/1.

2) Sabuk dengan penampang  trapesium


Dipasang pada puli  dengan alur dan meneruskan momen

antara dua poros yang jaraknya dapat sampai  5 m  dengan

perbndingan putaran  1/1 sampai 7/1.

3) Sabuk dan gigi

Digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai 2 m dan

meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara

1/1 sampai 6/1.

Sebagian besar transmisi  sabuk  menggunakan sabuk-V 

karena  muda penanganannya dan harganya murah. Kecepatan sabuk 

direncanakan 10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum 

sampai 25 (m/s). Daya maksimum  yang dapat  ditrasmisikan  kurang

lebih sampai 500 (Kw). (Elemen Mesin II, Ir. I Made Rasta,2005,hal 48)

c. Perhitungan Sabuk dan Pully

1) Keceptan sabuk

π . dp 1 .n
V=
60.1000

Dimana :

V = kecepatan sabuk ( m/s )

dp1 = diameter pully motor ( mm )

n = putaran motor listrik ( rpm )

2) Panjang atau keliling sabuk

π 1
L=2.c+ (dp1 + dp2 ) + ( dp1 – dp2 )
2 4.c
Dimana :

L = Panjang atau keliling sabuk

V = kecepatan sabuk ( m/s )

dp1 = diameter pully motor ( mm )

dp2 = diameter pully poros ( mm )

3) Rasio kecepatan dapat dirumuskan dengan

n 1 dp 2
R= =
n 2 dp 1

Dimana :

n1 = Putaran motor (rpm)

n2 = Putaran poros yang di gerakkan (rpm)

dp1 = diameter pully penggerak (mm) inch

dp2 = diameter pully yang digerakkan (mm) inch

4. Pasak

Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi

sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah

roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti

sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi.

Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan

membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub

sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu

poros.
Gambar 2.6. pasak

Macam-macam pasak dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Pasak Benam (PB)

Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros

dan setengah pada bagian hub.

b. Pasak Bulat

Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas

dalam lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah pembuatan

alur dapat dilakukan dengan mudah setelah hub terpasang pada

poros dengan cara dibor.

c. Pasak Bintang (Spline)

Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding

dengan tipe-tipe lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung

pada bahan poros dan hub yang saling terkait. Umumnya digunakan

untuk poros-poros yang harus mentrasmisikan tenaga putar besar,

seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan.


5. Kerangka Mesin

Kerangka mesin terbuat dari besi holo, kerangka mesin berfungsi

sebagai tempat kedudukan mesin dan bagian lain yang diatasnya. Jika

kerangka sebuah mesin tidak kuat kemungkinan besar akan

mempengaruhi kinerja mesin, maka dalam perancangan mesin mixer

iodisasi garam Kerangka mesin harus kuat karna rangka mesin adalah

penopang semua komponen – komponen baik komponen yang diam

maupun yang bergerak, komponen yang bergerak menimbulkan beban

yang harus di topang oleh rangka. Oleh karana itu rangka` yang dipakai

terbuat dari besi holo 30 x 30, dengan ketebalan 3 mm.

Gambar 2.7. Besi Holo

6. Mur dan baut

Mur dan baut merupakan alat pengikat yang sangat penting dalam

suatu rangkaian mesin, pemilihan mur dan baut sebagai pengikat harus

dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan ukuran yang sesuai dengan


beban yang diterimanya. Pada mesin ini, mur dan baut digunakan untuk

mengikat beberapa komponen, antara lain :

1. Pengikat pada bantalan

2. Pengikat pada dudukan motor listrik

3. Pengikat pada pulli

Gambar 2.8. Macam-macam mur dan baut


(Sularso, 1994 : 293-295)

Untuk menentukan jenis dan ukuran mur dan baut, harus

memperhatikan berbagai faktor seperti sifat gaya yang bekerja pada

baut,, cara kerja mesin, kekuatan bahan, dan lain sebagainya. Adapun

gaya-gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :

1. Beban statis aksial mur

2. Beban aksial bersama beban punter


3. Beban geser

7. Motor Listrik

Motor listrik merupakan alat yang mengkomfersikan listrik menjadi

energi mekanik. Output dari alat ini berupa kopel atau putaran. Dibanding

dengan motor yang bersumber pada energi lain, motor listrik merupakan

motor yang mempunyai efesiensi yang paling tinggi. Motor listrik

digunakan dalam perancangan poros dan sistem penggerak pada mesin

pemipil jagung ini bersumber dari motor arus bolak-balik (AC).

Gambar. 2.9. motor listrik

Daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam

faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanan, sehingga

koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah f c maka

daya rencana Pd ( kw) sebagai patokan adalah : Pd = f c . P (kw)

Tabel 2.1 faktor koreksi daya yang ditransmisikan


Daya yang direncanakan fc
Daya rata-rata yang diperlukan 1,2 - 2,0
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2
Daya normal 1,0 = 1,5
Sumber : Elemen Mesin Sularso,1987:hal 7
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Proses perakitan mesin dilakukan di Lab. Teknologi Pengelasan

Politeknik ATI Makassar bertempat di Jl.Sunu No 220 Makassar mulai

tanggal 5 -26 Desember 2019

B. Alat dan Bahan

Adapun Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

a. Alat

1. Mesin Roll

2. Mesin Gerinda Tangan

3. Mesin Las

4. Brender

5. Palu

b. Bahan

1. Baja Stainles steel

2. Besi holo 4X4

3. Elektroda

4. Motor Listrik

5. Baut dan mur


6. V-belt

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian secara observatif

yaitu melakukan uji langsung pada objek dengan cara melakukan desain

mesin mixer yodisasi garam dengan pengujian secara langsung

MULAI

Penentuan desain dasar alat

Perancangan Alat

Pembuatan Alat

Pengujian Alat

Uji fungsional Alat Perbaikan

Tidak
Bisa
berfungsi
baik

Uji kinerja:
Jarak jangkauan penebaran Alat

Pengambilan Data

Kesimpulan
Selesai

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua jenis data sebagai

teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer diperoleh langsung melalui observasi di lapangan

dengan tujuan untuk memahami kondisi yang sebenarnya yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari referensi atau sumber lain yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti, baik buku, literature, dan

penelitian terdahulu.

E. Metode Analisa Data

Dalam tugas akhir ini penulis mengunakan program software inventor.

Alasan penulis menggunakan program ini karena sangat cocok digunakan

dalam desain perancangan alat, dengan mengutamakan ketelitian dan

kecermatan ukuran

Anda mungkin juga menyukai