Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN/ABSTRACT Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang

penelitian, tujuan dan tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan Kata kunci maksimal 5 kata

BAB 1. PENDAHULUAN
Seiring dengan isu strategis nasional tentang jalur rempah di Indonesia. Pemerintah berupaya
meningkatkan produksi rempah dan menggali kembali potensi jalur rempah nusantara lewat
beberapa kementrian, seperti kementrian Pendidikan dan kebudayaan, kementrian pertanian,
kemenkopukm dan kementrian BUMN. Jalur Rempah merupakan sebutan untuk suatu peradaban
yang sangat tua, kompleks, dan luas. Jalurnya merupakan jalur budaya; terbentang dari timur
Asia hingga barat Eropa, terhubung dengan Benua Amerika, Afrika dan Australia; dan
mempengaruhi peradaban global. Dari jalur rempah ini dapat dilihat peran aktif masyarakat
Nusantara dalam pembentukkan peradaban ini. Baik sebagai produsen rempah yang
menggerakkan perdagangan lintas batas, maupun sebagai masyarakat yang terbuka bagi banyak
bangsa (pendatang) yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Hubungan budaya antar
manusia lintas lautan meninggalkan jejak, dan rangkaian jejak lintas wilayah inilah yang
sekaligus membangun jalur.

Di Indonesia, wujud rute perniagaan rempah mencakup banyak hal. Tidak hanya berdiri di satu
titik penghasil rempah, namun juga mencakup berbagai titik yang bisa dijumpai di Indonesia dan
membentuk suatu lintasan peradaban yang berkelanjutan.
penelitian Jalur Rempah melihat kembali lintasan rute perdagangan rempah dari satu titik ke titik
lainnya, menghidupkan kembali beragam kisahnya, menghubungkan kembali berbagai jejaknya.

Indonesia merupakan salah satu negara pemasok rempah dunia. Negara tujuan perdagangan
rempah dari Indonesia tersebar di negara-negara Eropa, Asia Timur, Timur Tengah, dan Amerika
Latin. Bahkan, untuk merespon tingginya permintaan rempah dari pasar global, Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) bagi
produk pertanian Indonesia, termasuk beberapa jenis tanaman rempah. Gratieks ini turut juga
mendorong peningkatan produksi, peningkatan nilai tambah, dan peningkatan daya saing di tiap
rantai pasoknya. Perhatian dan penanganan serius terhadap rantai pasok rempah harus dilakukan
oleh banyak pihak, terutama masih adanya notifikasi jamur dalam produk rempah yang berakibat
penolakan dan pengembalian dari negara tujuan. Penolakan dan pengembalian rempah Indonesia
berkaitan erat dengan ketertelusuran penanganan pasca-panen.

Civic Engagement Alliance (CEA) senantiasa mendorongkan adanya keterkaitan antar pihak
(multi stakeholder) dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani (smallholder) rempah di
Indonesia. Melalui kerja bersama yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat
sipil agar petani, khususnya petani dan pedagang kecil rempah memiliki akses pasar. Terbukanya
pasar rempah di pasar global, serta ditambah Gratieks, dapat menjadi angin segar bagi sektor
pertanian Indonesia, tentu dengan syarat produk yang diperdagangkan ke luar Indonesia dapat
terlacak asal usul budidaya dan penanganan pasca panen.
Hingga saat ini, produk rempah Indonesia tingkat kualitasnya ditentukan oleh eksportir untuk
memenuhi syarat dari pembeli di negara tujuan. Eksportir menjadi penentu nasib petani dan
pedagang kecil. Sedangkan pemerintah (di tingkat daerah maupun nasional) belum memiliki alat
untuk mengawasi dan merekam jejak produk rempah Indonesia. Dalam kesempatan diskusi dan
audiensi bersama Dewan Rempah Indonesia (DRI), pelaku usaha, Direktorat Jenderal
Perkebunan, dan Balai Karantina menyepakati perlunya regulasi penanganan rantai pasok
rempah untuk melindungi keaslian rempah Indonesia.

Adanya perbedaan tempat produksi bahan baku dan tempat produksi produk jadi berbasis rempah-
rempah mengakibatkan panjangnya aliran bahan dari produsen hingga konsumen akhir. Rantai pasok
untuk rempah-rempah akan berbeda dengan rantai pasok pada umumnya dikarenakan karakteristik dan
ciri khas rempah yang mudah rusak, sifat bulky, pengiriman skala besar dengan lot/batch, serta sensitif
terhadap perubahan lingkungan yang menyebabkan perubahan sifat bahan. Hal ini mengakibatkan
resiko kerusakan sepanjang aliran rantai pasok bahan besar, dan terdapat banyak pemborosan di rantai
pasokan.

Penelitian ini akan membahas tentang pengukuran pemborosan rantai pasok rempah-rempah di
provinsi jawa tengah, potensi pemborosan yang terjadi, serta solusi penyelesaiannya dalam rangka
mewujudkan konsep Lean Supply Chain Management pada rantai pasok rempah-rempah (minimasi
pemborosan dalam rantai pasok).

Ketua Dewan Rempah Indonesia yang juga mantan Direktur Jenderal Perkebunan 2009 - 2016. Gamal
Nasir, mengatakan bahwa kondisi perkebunan rempah milik rakyat sudah memprihatinkan pada
umumnya kurang terawat dan usia tanaman sudah melewati batas usia tanaman membuat
produktivitas menurun ditambah kondisi cuaca yang tidak kondusif mengakibatkan serangan hama
meningkat pada akhirnya kualitas produksi juga turut menurun.

Pemerintah menganggarkan 5,5 Triliun Rupiah pada tahun 2017

r, menyambut baik program pemerintah untuk tanaman rempah dan hortikultura dengan alokasi
anggaran 5,5 Triliun untuk itu dewan rempah akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian dan
Pemda dalam pemetaan komoditas serta lahan-lahan petani yang harus segera mendapatkan
penanganan untuk memperbaiki kondisi perkebunan rempah rakyat, Gamal Nasir, menambahkan
bahwa komoditas perkebunan termasuk tanaman rempah adalah primadona ekspor pertanian
Indonesia, kita tidak boleh melupakan sejarah, sumbangsih komoditas perkebunan seperti karet, sawit,
kakao, kopi dan tanaman rempah adalah sumber devisa negara, menyumbang PDB Nasional rata-rata 20
persen sejak 1970 hingga sekarang.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana performansi rantai pasok produk rempah di provinsi jawa tengah?

2. Berapa besar pemborosan yang terjadi sepanjang aliran rantai pasok produk berbasis rempah di
provinsi jawa tengah?

3. Bagaimana meningkatkan produksi rempah untuk memenuhi kebutuhan provinsi dan nasional?

Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi dan menganalisa performansi rantai pasok produk berbasis
rempah di PT. Air Mancur Palur, Solo. 2. Mengidentifikasi dan menghitung besarnya pemborosan yang
terjadi di sepanjang aliran rantai pasok produk berbasis rempah di PT. Air Mancur Palur, Solo. 3.
Mengidentifikasi dan menghitung aktivitas dengan tingkatan resiko penghasil pemborosan rantai pasok
produk berbasis rempah di PT. Air Mancur Palur, Solo untuk selanjutnya digunakan sebagai
pertimbangan stakeholder

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan yang
akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of
the art, peta jalan (road map) dalam bidang yang diteliti dan pengalaman dalam melaksanakanan
program MBKM. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir

BAB 3. METODE RISET Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak
melebihi 1000 kata. Bagian ini dilengkapi dengan rancangan penelitian, analisis data, diagram alir
penelitian, indikator capaian penelitian, dan rencana atau jadwal kegiatan. 8) BAB 4. LUARAN Jelaskan
luaran (output) apa saja yang menjadi target utama dan target tambahan. 9) BAB 5. RENCANA
ANGGARAN DAN BIAYA Anggaran biaya yang diajukan disusun secara rinci dan dilampirkan dengan
format seperti yang ditetapkan dalam panduan (lihat Lampiran 3.3). Usulan kebutuhan anggaran biaya
tersebut mengikuti peraturan yang berlaku.
BAB 6. DAFTAR PUSTAKA Tuliskan literatur-literatur yang digunakan. Hanya pustaka yang dikutip dalam
usulan riset dan inovasi yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Daftar pustaka menggunakan
Vancouver style

Anda mungkin juga menyukai