Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH LABEL HALAL DAN FOOD VLOGER TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK SAMYANG DI KOTA MATARAM

OLEH

PUTRI INDAH MANDASARI A1B016126

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2019
BAB 1

I. LATAR BELAKANG

Mie Korea yang memiliki rasa sangat pedas atau yang lebih dikenal dengan Samyang merupakan
mie instan yang diproduksi dari Negara Korea Selatan ini memiliki rasa yang begitu terkenal pedasnya
dan banyak yang ingin mencoba mie samyang ini. Rasa pedas yang sangat begitu pedas ini membuat
para pencoba nya pun terus-terusan untuk mengonsumsinya. Selain rasa pedas yang khas yang
dimiliki mie samyang ini, porsi yang dua kali lipat dari mie instan biasanya pun menjadi kepuasaan
tersendiri bagi pengonsumsinya. Mie samyang ini memiliki dua rasa yaitu Hot Spicy Chicken dan
Chesse. Rasa mie samyang chesse ini belum banyak beredar dan masih jarang ditemukan. Mie
samyang biasanya dapat ditemukan di Indomaret, Alfa Mart, FoodHall, Sevel Eleven dan lain-lain.
Mie samyang pun ketika dikirim ke Indonesia diberi label halal, tetapi masih terdapat mie samyang
yang tidak ada label halalnya. Hal itu pun tidak membuat para penyukanya tidak membeli dan
mengonsumsi mie samyang. Banyaknya orang yang gemar mengonsumsi mie samyang, membuat
para penjualnya pun mengambil untung. Mie samyang yang berbentuk kemasan maupun cup ini bisa
dijual pada kisaran harga Rp15000 hingga Rp22000. Tak hanya di ambil keuntungan oleh para
penjualnya, Mie samyang ini pun dijadikan sebuah tantangan dimana yang dapat menghambiskan
terlebih dahulu dan kuat dengan rasa pedas yang dimilikinya dialah pemenangnya. Tantangan itu pun
mereka pertunjukan di dalam akun media sosial mereka. Hal ini pun membuat mie samyang terus
menjadi mie instan favorite di lingkungan masyarakat. Samyang sempat sangat diminati karena
banyak sekali food vloger yang mereview samyang yang seringkali disebut dengan samyang
challenge , tetapi banyak masyarakat juga ragu akan kehalalan dari produk samyang yang
berasal dari korea selatan ini. Sertifikat Halal adalah suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syari'at Islam.
Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman LABEL HALAL
pada kemasan produk dari instansi pemerintah yang berwenang. Setiap perusahaan atau
usaha yang bergerak dibidang makanan dan minuman tidak akan terlepas dari sertifikat halal
yaitu tujuannya agar dapat memberikan kepastian status kehalalan suatu produk dalam
kententraman batinkonsumen yang menikmatinya, maka dari itu sertifikat halal sangatlah
berpengaruh kepada konsumen yang menikmati makanan, dan minuman diperusahaan
tersebut,bagaimana cara pihak managemen membuat agar usahayang didirikan memiliki
persyaratan menurut peraturan yang ditegakkan oleh pemerintah. Tujuan dari sertifikat
halalitu sendiri adalah untuk memberikan kepastian status kehalalan suatu produk, sehingga
dapat menentramkan batin konsumen muslim. Food vlogger adalah pekerjaan yang sangat
menyenangkan. Namun, Anda harus mampu menyeimbangkan dua pekerjaan sekaligus,
yakni makan dan merekam video demi mendapatkan kualitas video yang tinggi. Mayoritas
masyarakat Indonesia beragama islam, sehingga label halal pada makanan dan minuman
sangatlah diperlukan, dan samyang merupakan produk yang cukup digemari setelah adanya
banyak review yag dilakukan oleh banyak food vlogger dengan sebutan samyang chalange,
tetapi produk yang berasal dari korea selatan yang mayoritas penduduknya Bergama diluar
islam yang mengakibatkan banyak makanan yang berasal dari sana diragukan kehalalannya,
selain itu produk samyang juga ada beberapa yang mempunyai labebl halal dari pemerintah
korea selatan tetapi belum mempunyai label halal dari pemerintah Indonesia. Hal ini akan
sangat mempengaruhi keputusan pembelian oleh pelanggan karena masih meragukan
kehalalan dari produk ini.

II. RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang diatas dapat dikatakan bahwa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah label halal mempengaruhi keputusan pembelian produk samyang?
2. Apakah review yang dilakukan oleh food vlogger dapat menarik minat beli
konsumen terhadap produk samyang?
III. TUJUAN PENELITIAN
Dari latar belakang diatas maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian sebagai berikut
1. Untuk mengetahui apakah adanya labeb halal pada produk samyang dapat
mmepengaruhi keputusan pembelian produk samyang.
2. Untuk mengetahui apakah revie yang dilakukan oleh food vlogger dapat menarik
minat beli dan mempengaruhi keputusan pembelian produk samyang.
IV. MANFAAT PENELITIAN
1. Secara akademis, digunakan sebagai salah satu syarat unyuk mencapai
kelengkapan studi program strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mataram.
2. Secara teoritis, sebagai saranana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
penulis dalam mengaplikasikan teori-teori.
3. Secara praktis,dapat berguna untuk organisasi yang diteliti.

BAB II
TUJUAN PUSTAKA
I. PENELITIAN TERDAHULU
Untuk mendukung penelitian ini selain mengggunakan dasar-dasar teori, peneliti
juga menggunakan hasil-hasil terdahulu sebagai konsep dasar berpikir.
a. Yuli Mutiah Rambe dan Syaad Afifuddin (2012) PENGARUH PENCANTUMAN
LABEL HALAL PADA KEMASAN MIE INSTAN TERHADAP MINAT PEMBELIAN
MASYARAKAT MUSLIM (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Al-Washliyah,
Medan)

Kehalalan sebagai parameter utama dalam proses pemilihan produk. Ketentuan ini membuat
keterbatasan pada produk-produk makanan untuk memasuki pasar umat Muslim. Memastikan
makanan yang di konsumsi halal menjadi tanggung jawab bagi setiap muslim. Untuk
mempermudah mengetahui makanan yang di konsumsi halal khususnya makanan dalam
kemasan maka dapat dilihat dari label halal yang tercantum pada kemasan makanan tersebut.
Label pada produk pangan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sesuai dengan peraturan
pemerintah No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan pasal 2 ayat 1 “Bahwa setiap
orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah indonesia
untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam dan atau di kemasan pangan”.

b. Dewi Kurnia Sari dan Ilyda Sudardjat (2013) ANALISIS PENGARUH LABELISASI
HALAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK MAKANAN IMPOR
DALAM KEMASAN PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA

Seiring dengan perkembangan Globalisasi memberikan dampak terhadap kehidupan


manusia di permukaan bumi ini terutama dalam hal gaya hidup “modern”(Adisasmito 2008:6).
Di Indonesia yang 90% penduduknya muslim seharusnya bisa menjaga nilai-nilai agama
termasuk dalam hal mengkonsumsi makanan, dewasa ini dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi apakah telah membawa kita lupa akan nilai-nilai agama yang harus
dijaga, sebagai umat yang beragama tentu saja hal ini tetap menjadi dasar bagi umatnya dalam
berperilaku. Produk impor kini mulai membanjiri tanah air kita dengan berbagai jenis kemasan
yang menarik. Masyarakat perlu hati-hati dalam memilih produk tersebut, bisa jadi ada yang
tersembunyi dibalik produk makanan tersebut yang tidak layak dikonsumsi oleh umat muslim.
Bagi umat muslim kesalahan dalam memilih produk makanan yang dikonsumsi dapat
menyebabkan kerugian lahir dan batin, secara lahir mengkonsumsi produk yang mengandung
bahan berbahaya dapat mengganggu kesehatan, sedangkan secara batin mengkonsumsi produk
yang tidak halal dapat menimbulkan dosa. Hal tersebut mengharuskan masyarakat muslim
mencari informasi tentang produk yang akan dikonsumsi tersebut, salah satunya cara adalah
dengan melihat labelisasi halal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebelum
mengkonsumsi suatu produk adalah memahami bahasa/tulisan, nomor pendaftaran, nama
produk, produsen dan alamat produksi, label halal, daftar bahan yang digunakan.

c. TRI WIDODO (2015) PENGARUH LABELISASI HALAL DAN HARGA TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA PRODUK INDOMIE (Studi Kasus
Mahasiswa universitas Muhammadiyah Surakarta)
Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, jumlah penduduk yang banyak, dan
mayoritas penduduk adalah muslim, Indonesia adalah pasar yang mengiurkan dari
untuk pemasaran suatu produk. Sehingga dibanjiri oleh produk dalam maupun luar
negeri. Maka dari itu perusahaan Indonesia harus bisa besaing terutama produk
makanan. Perusahaan makanan Indonesia didorong untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam menerapkan strategi pemasaran. Agar dapat menguasai pasar di negeri sendiri.
Salah satu dari strategi tersebut adalah labelisasi halal dan harga dari suatu produk.
Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah labelisasi halal dan
harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
d. Maya Anggraeni (2016) Pengaruh Persepsi Label Halal, Citra Merek (Brand Image), dan
Word Of Mouth (WOM) Terhadap Minat Beli Ulang Produk” bertujuan untuk
mengetahui pengaruh persepsi label halal terhadap keputusan minat beli ulang konsumen
di restoran Solarian.
e. Ranu Nugraha M. Kholid Mawardi Aniesa Samira Bafadhal (2018) PENGARUH
LABELISASI HALAL TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Survei Pada
Mahasiswa Muslim Konsumen Mie Samyang Berlogo Halal Korean Muslim Federation
Di Kota Malang) Pembahasan dalam penelitian ini adalah permasalahan label halal yang
ada pada produk mie Samyang yang belum menggunakan label resmi dari badan
pemberi otoritas di indonesia, yaitu MUI (Majelis Ulama Indonesia). Perbedaan
penggunaan label tersebut menimbulkan sebuah permasalahan, apakah perbedaan label..
mempengaruhi-minatabelipkonsumenpterhadappprodukpmiepSamyangpdipkotapmalang.
Penelitian
inipmenggunakanpjenisppenelitianpexplanatorypresearchpdenganopendekatanpkuantitati
f.___Sampel_yang digunakan_.dalam_penelitian_.ini_berjumlah_-
116__responden_dan_merupakan_konsumen_-yang__pernah
mengkonsumsi_produk_mie_Samyang_
dengan_label_halal_dari__Korean__Muslim__Federation__(KMF).
Analisis_data_menggunakan_analisis_deskriptif_dan_analisis_regresi_linier_sederhana,
hasil---dari analisis menunjukkan-bahwa-variabel-labelisasi-halal berpengaruh signifikan
terhadap minat beli. Namun pengaruh yang di berikan hanya sebesar 13,3 %, hasil
tersebut diperoleh dari nilai R square. Dari hasil penelitian ini manajemen dari
Samyangfood.inc diharapkan lebih memperhatikan penggunaan label yang ada pada
produk mie Samyang. hal ini sangat penting karena konsumen mengutamakan untuk
melihat logo halal, label komposisi, dan juga label nutrisi sebelum melakukan tindakan
pembelian yang sebelumnya didasari minat beli.
f. Surya Dinda Putri Dan Dini Salmiyah Fithrah (2017) PENGARUH ONLINE
MARKETING CAMPAIGN #SAMYANGCHALLENGE TERHADAP CONSUMER
BEHAVIOR DIGITAL NATIVES PENGGUNA YOUTUBE INDONESI
Kampanye #SamyangChallenge adalah kampanye yang paling banyak diikuti oleh
digital natives Indonesia pada media sosial Youtube dan Indonesia pun menjadi salah
satu negara pengakses Youtube terbesar seAsia Pasifik. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti ingin melihat sejauh mana online marketing campaign #SamyangChallenge
dapat berpengaruh terhadap prilaku konsumen digital natives pengguna Youtube di
Indonesia dengan menggunakan metode AISAS. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan analisis data dekskriptif menggunakan teknis analisis statistik
regresi linier sederhana dan metode non probability sampling. Hasil penelitian data
deskriptif diperoleh skor variabel online marketing campaign sebesar 68,25%,
attention 80,89%, interest 75,92%, search 66,16%, action 61,45% dan share berada
pada posisi 62% yang artinya semua variabel dinilai baik berdasarkan posisi garis
kontinum. Berdasarkan uji regresi ditemukan bahwa online marketing campaign
mempengaruhi variabel search dengan nilai tertinggi 0,888 dan nilai terendah pada
variabel action 0,674. Berdasarkan hipotesis uji t online marketing campaign
berpengaruh secara signifikan pada kelima variabel AISAS dan berdasarkan koefisien
determinasi ditemukan bahwa online marketing campaign mempengaruhi variabel
search dengan nilai paling tinggi sebesar 48% dan paling rendah pada variabel share
sebesar 32%.
II. LANDASAN TEORI
a. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why people buy”. Jadi dapat
didefinisikan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau
kegiatan mengevaluasi.

Menurut Morrisan (2010: 84) perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai: the process
and activities people engage in when searching for, selecting, purchasing, using, evaluating,
and disposing of product and service so as to satisfy their needs and desire, artinya suatu
proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih, membeli menggunakan,
mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
mereka.

Suryani (2008: 6) pengertian perilaku merupakan proses yang dinamis yang mencakup
perilaku konsumen individual, kelompok, dan anggota masyarakat yang secara terus
menerus mengalami perubahan. Perilaku konsumen merupakan tentang bagaimana
individu, kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih,
mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa, pengalaman atau ide untuk
memuaskan kebutuhan dan dampaknya terhadap konsumen atau masyarakat.
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying unit) dan
proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa,
pengalaman serta ide-ide. Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa
proses pertukaran melibatkan serangkaian langkah-langkah, dimulai dengan tahap perolehan
atau akuisisi dan tahap konsumsi (Mowwen, 2004: 6-7).

Perilaku konsumen dapat didefinisikan semua kegiatan, tindakan serta proses yang
mendorong tindakan pada saat sebelum membeli, saat membeli,mengkonsumsi,
menghabiskan produk dan melakukan evaluasi.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 159) karakteristik yang memengaruhi perilaku
konsumen yaitu :

1. Faktor Budaya

Mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen. Pemasar
harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub budaya,dan kelas sosial
pembeli.

2. Faktor sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok


kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.

3. Faktor pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti usia, dan
tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian
dan konsep diri.

4. Faktor psikologis

Selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis


utama seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

b. Label halal
Menurut MUI Label Halal merupakan pencantumana tulisan atau pernyataan halal pada kemasan
produk halal. Label halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan
produk untuk menunjukan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal, menurut
Utami .7 Menurut peraturan pemerintah Nomor 69 pasal 10, setiap orang yang memproduksi
atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk di perdagangkan dan
menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat islam, bertanggung jawab atas kebenaran
pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.8 Sebuah
label bisa merupakan bagian dari kemasan atau pula etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan
pada produk. Label makanan terdiri dari tiga (3) bagian yaitu: a. Terdapat logo halal b. Terdapat
label komposisi c. Terdapat label kandungan nutrisi.

c. Atribut produk

Menurut Tjiptono, Fandy (2014) Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
pasar sebagai, pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Atribut produk
adalah unsur - unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar,
pengambilan keputusan. Label merupakan bagian dari atribut produk yang dapat menjadi sumber
informasi bagi konsumen. Menurut Mueller, S., dan Szolnoki, G. (2010) atribut produk terdiri
dari kemasan, label, merk, dan fitur.

d. Keputusan Pembelian Konsumen

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2010: 204) yaitu serangkaian proses yang
dilalui konsumen dalam memutuskan tindakan pembelian.. Sedangkan devinisi keputusan
pembelian menurut Thamrin dan Tantri (2012) menyatakan terdapat peran dalam keputusan
pembelian, yaitu pencetus ide,

yaitu orang yang pertama kali mengusulkan untuk membeli produk atau jasa

lainnya, pemberi pengaruh, yaitu orang yang memandang atau pendapatnya.

Pengambil keputusan, yaitu orang yang memutuskan setiap komponen dalam

keputusan pembeliaan, pembeli, yaitu orang yang melakukan pembelian actual dan

pemakai, yaitu orang yang mengonsumsi produk. Berdasarkan teori – teori diatas

dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian merupakan proses keputusan yang

diambil oleh pembeli pada saat melakukan kegiatan membeli suatu barang secara

langsung yang terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang dan jasa.

III. KERANGKA KONSEPTUAL


LABEL HALAL

(X1)

KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Y)

FOOD VLOGER

(X2)

IV. HIPOTESA
1. Semakin kuat label halal pada produk samyang memungkinkan dapat mempengaruhi
keputusan pembelian.
2. Semakin menarik food vlogger meriview atau membuat video mukbang produk samyang
di youtube semakin banyak yang membeli produk samyang.

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kausal dengan
pendekatan secara kuantitatif. Menurut Prastowo (2010) metode deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha mengungkapkan fakta suatu
kejadian, objek, aktivitas, proses, dan manusia secara “apa adanya” pada waktu
sekarang atau jangka waktu yang masih memungkinkan dalam ingatan responden.
Sedangkan, menurut Rangkuti (2011) penelitian kausal adalah merupakan
penelitian yang memiliki tujuan utama mencari hubungan sebab akibat atau
hubungan antara variabel indipenden dengan variabel dependen.
b. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah konsumen SAMYANG
c. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel survey. Menurut Nazir (2005 : 271), “sample survey adalah suatu prosedur
yang mana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil untuk menentukan
sampel yang diharapkan dapat mewakili populasi secara keseluruhan guna
memperoleh gambaran yang cukup representatif”.
d. Penentuan Sampel Responden
1) Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti karena dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand,
2014:171).Berdasakan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah konsumen yang berbelanja produk Samyang .
1) Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit
daripada jumlah populasinya). Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti
jumlahnya tak terhingga, sehingga sampel yang akan diambil harus tepat jumlahnya.
Untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan dapat dicari dengan rumus
(Lemeshowb dkk, 1997):
n= Z2
4 (moe)2
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Z = Tingkat distribusi normal 5% (1,96)
moe = Margin Of Error, tingkat kesalahan maksimal pengembalian
sampel yang masih dapat ditoleransi sebesar 10%
Oleh karena itu, jumlah sampel minimal yang dapat diambil adalah sebesar:
n = 1,962
4 (0,1)2
n = 96,04 dibulatkan menjadi 96
Dari hasil diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 96
responden.Namun, untuk memudahkan penelitian jumlah sampel dibulatkan menjadi
100 responden.
2) Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non propability
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang elemen populasi dipilih atas dasar
availabilitasnya (misalnya karena mereka memang dengan sukarela menjadi
responden) atau karena pertimbangan pribadi peneliti bahwa mereka dapat mewakili
populasi (Ferdinand, 2014:176).
Sedangkan penentuan pengambilan jumlah sampel dilakukan melalui teknik
accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Dengan
kata lain, siapa saja konsumen yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti pernah
melakukan pembelian produk Samyang bisa dijadikan sampel bila dilihat orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai responden.
e. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
a) Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara menanyakan beberapa pertanyaan yang terkait dengan penelitian ini pada
konsumen Samyang.
b) Angket
Yaitu teknik pengumpulan data yang memberikan darft pertanyaan terkait
dengan penelitian ini kepada konsumen Samyang.

b. Alat Pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang berupa susunan pertanyaan-
pertanyaan yang bersifat tertutup dan harus diisi oleh responden dengan cara memilih
salah satu alternatif jawaban yang tersedia.

f. Jenis dan Sumber Data

1) Jenis data

a) Data Kuantitatif

Data yang menggunakan angka-angka sebagai hasil pengukuran, dan penjumlahan.Data


kuantitatif mengenai jumlah konsumen Samyang .

b) Data kualitatif

Data yang berbentuk verbal atau berupa sebuah penjelasan dan pernyataan yang didapat
melalui proses wawancara.

2) Sumber Data

a) Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari objeknya yang didapatkan
melalui para responden berdasarkan pertanyaan yang ada.

b) Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah diolah terlebih dahulu, data sekunder biasanya
didapatkan melalui buku-buku atau literatur-literatur mengenai permasalahan dalam penelitian
ini.

g. Definisi Operasional Variabel


1) Digital marketing atau pemasaran digital merupakan suatu bentuk usaha
mempromosikan dan memasarkan sebuah merek “brand” dengan
menggunakan media digital, seperti internet.
2) Iklan Online atau Online Advertising adalah upaya pemasaran online
dengan menampilkan sebuah situs web pada hasil pencarian search
engine dengan cara berbayar.
h. Prosedur Analisis
Untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan dan mengunji
kebenaran dari hipotesis yang yang telah diajukan, maka akan dilakukan analisis secara
kuantitatif untuk mengetahui pengaruh label halal dan food vloger terhadap keputusan
pembelian produk Samyang di Kota Mataram.
1) Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini penulis, menggunakan Skala Likert.Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau kelompok
tentang fenomena sosial.Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Alternatif jawaban menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif, yang dibuat menjadi 5 (lima) jawaban. Adapun skor
dari poin penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Untuk alternatif a diberi skor 5 : Sangat Setuju
b) Untuk alternatif b diberi skor 4 : Setuju
c) Untuk alternatif c diberi skor 3 : Netral
d) Untuk alternatif d diberi skor 2 : Tidak Setuju
e) Untuk alternatif e diberi skor 1 : Sangat Tidak Setuju
1) Uji Instrumen
a) Uji Validitas
Validalitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrument. Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2016:121). Menurut Umar (2000:190), uji validitas
dapat dilakukan dengan jalan menyerahkan instrument untuk dinilai dan diisi oleh
responden minimal 30 responden. Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi
yaitu mengkorelasikan skor item dengan total variabel tersebut dengan
menggunakan teknik korelasi Product Moment, dengan rumus sebagai berikut :

rxy =

Keterangan:
Rxy = Korelasi product moment
n = Jumlah sampel
X = Skor disetiap item pertanyaan
Y = Total skor dari semua item pertanyaan
Perhitungan korelasi dilakukan pada = 5%.
a) Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2000:194) bahwa reabilitas adalah suatu angka indeks
yang menunjukan kosistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama.
Uji reabilitas mampu menunjukan sejauh mana instrument dapat dipercaya dan
diharapkan.Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha
Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila:
a. Hasil ≥ 60% = reliabel

a. Hasil ≤ 60% = tidak reliable

Alat analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda
atau multiple regression. Metode analisis data ini digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan
arah pengaruh dari variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent
variable).

Ket:

Y = Brand Image

X1 = Digital Marketing

X2 = Online Advertising

a = Konstanta

b = Koefisien

Anda mungkin juga menyukai