Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Label Halal Terhadap Minat Beli

( Studi Analisis Strategi Pemasaran Syariah Di Kelurahan Mayang


Mangurai Kota Jambi)

PROPOSAL SKRIPSI

Pembimbing : Eja Armaz Hardi, Lc., MA

Oleh:

NAMA : DARMA WICAKSONO


NIM : 501200645
KELAS : 5H
EMAIL : darmawicak1140@gmail.com

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Produk Makanan atau barang yang beredar dipasaran ternyata masih banyak yang
belum mencantumkan label halal dalam kemasan produknya. Padahal
kebutuhan akan label halal sangat penting di Indonesia karena penduduk Indonesia
mayoritas beragama Islam (muslim).
Salah satu hal yang dilakukan konsumen sebelum membeli sebuah produk adalah
dengan mencari informasi yang terdapat pada atribut produk. Atribut produk
merupakan hal penting yang dipertimbangkan konsumen sebelum memilih sebuah
produk. Salah satu atribut yang dilihat konsumen adalah label halal pada kemasan.
Konsumen Islam cendrung memilih produk yang telah dinyatakan halal
dibandingkan produk yang belum dinyatakan halal oleh pihak yang berwenang. Hal
tersebut dikarenakan, produk makanan dan kosmetik yang telah dinyatakan halal
cendrung lebih aman dan terhindar dari kandungan zat berbahaya. Konsep halal
sudah lama diterapkan dalam kehidupan masyarakat Indonesia terutama umat
muslim dan berlaku tidak terbatas hanya pada makanan, tetapi juga produk-produk
lain yang bisa dikonsumsi oleh manusia dan tidak bisa diabaikan terhadap kosmetik
yang digunakan setiap hari. 1
Adanya label halal pada suatu produk akan membantu produsen yang
memproduksi maupun konsumen dalam mengkonsumsi atau memakai, adanya label
halal melindungi pengusaha dari tuntutan konsumen dikemudian hari dan dapat
memperkuat serta meningkatkan image konsumen terhadap produk yang secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi persepsi konsumen tentang
produk tersebut.2
Berkat adanya lembaga LPPOM-MUI telah memberikan angin segar bagi
masyarakat muslim Indonesia dalam memperoleh produk halal, dengan adanya label
halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja3
yang boleh mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label
halal pada kemasannya. Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk
mengkonsumsi atau tidak tentang produk-produk tanpa label halal tersebut dan
membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak merupakan hak konsumen itu
sendiri. Dari sisi konsumen tentu saja mempunyai persepsi yang berbeda dalam
1
Philip & Kevin L Keller, 2008. Manajemen Pemasaran,Buku 1, Jakarta: Salemba Empa
2
Thaousani H, Aziz A, Syafitri E, 2021. Pengaruh Kualitas Produk dan Label Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Produk (Studi Kasus Mahasiswa IAIN Salatiga) Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 8(2) 86-92.
memutuskan membeli suatu produk. Sebagian konsumen mungkin tidak peduli
dengan kehalalan suatu produk sedangkan sebahagian lainnya masih memegang
teguh prinsip bahwa suatu produk harus ada label halalnya, Keputusan konsumen
untuk membeli suatu produk didasari dengan adanya minat beli.

1. Minat Beli
Minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana
seseorang mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu
produk, bedasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan
mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.
Menurut Kotler & Keller (2013:137) minat beli adalah perilaku
konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang
menunjukkan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.
2. Label
Anggipora (2002:192) mendefinisikan bahwa label merupakan suatu
bagian dari sebuah produk yang membawa informasi verbal tentang
produk atau penjualnya. Lebih lanjut Tjiptono (1997:107) menyatakan
bahwa; label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan
informasi tentang produk dan penjual, sebuah label biasa berupa etiket
(tanda pengenal) yang ditempelkan pada produk.
Label mempunyai hubungan erat dengan pemasaran. Label
merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi
tentang apa yang yang ada dalam penjual dan produk itu sendiri.
Pemberian label (labeling) merupakan elemen produk yang sangat
penting yang patut memperoleh perhatian seksama dengan tujuan
untuk menarik para konsumen (Sinamora, 2000). Secara umum, label
minimal harus berisi nama atau merek produk, bahan baku, bahan
tambahan komposisi,informasi gizi, tanggal kedaluwarsa, isi produk, dan
keterangan legalitas (Apriyantono A dan Nurbowo, 2003). Sebuah label
bisa merupakan bagian dari kemasan atau bisa sebagai tanda pengenal
yang melekat dalam kemasan.4

Linda Cahya Mustika, 2011. Konsumen dan Label (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi
4

Konsumen dalam Mengkonsumsi Produk Berlabel Halal di Kota Yogyakarta), (Surakarta:


Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta,)
3. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit
maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk
mencapai tujuannya (Bennett, 1998). Sementara itu, Tull dan Kahle (1990)
dalam Tjiptono Fandy (2008) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai
alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan
melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan
untuk melayani pasar sasaran tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran
memberikan arahan dalam kaitan variabel-variabel seperti segmentasi
pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning elemen bauran pemasaran
dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran merupakan bagian
integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi
manajemen suatu organisasi.
Semua organisasi membutuhkan pemasaran untuk mencapai tujuan
dan objektifnya, jadi perusahaan memerlukan strategi yang berbeda-beda
guna jangka panjang yang digunakan bagi pedoman masing-masing
tingkat perusahaan. Strategi Pemasaran didasarkan analisis manajer
perusahaan akan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal.
4. Halal
Halal berasal dari kata arab yang berarti melepaskan atau tidak terikat.
Secara etimologi halal berarti hal – hal yang boleh dilakukan secara bebas
atau tidak terikat oleh hal - hal yang melarangnya. Sedangkan yang
dimaksud dengan makanan halal menurut Himpunan Majelis Ulama
Indonesia (MUI) adalah makanan yang dibolehkan memakanya
menurut ajaran Islam (Departemen Agama,2003). Sertifikat halal adalah
suatu Fatwa tertulis dari Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan
suatu kehalalan produk menurut syariat islam. Sertifikat ini merupakan
syarat apabila ingin mendapatkan pencant uman label halal dari instansi
pemerintah yang berwenang.
Adapun yang dimaksud dengan produk halal adalah produk yang
memenuhi klehalalan sesuai dengan syariat islam (Burhanuddin, 2011).
Dalam Al-Qur’an,Allah memerintahkan agar manusia mengkonsumsi
makanan dan minuman yang sifatnya
halalan dan thayyiban. Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 168:
yang Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlahyang halal lagi baik dari
apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti Langkah–
langkah syaitan; Karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu”. 5
5. Pengaruh
Menurut W.J.S Poewadarmita, pengaruh adalah suatu daya yang ada
dalam sesuatu yang sifatnya dapat memberi perubahan kepada yang
sifatnya dapat memberi perubahan kepada yang lain.
Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller. Pengaruh merupakan
komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia. Pengertian Pengaruh
Menurut Albert R. Roberts & Gilbert. Pengaruh adalah wajah kekuasaan
yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan
untuk mengambil keputusan.6

5
Veithzal Rivai, 2009. Islamic Economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi, (Jakarta:
Bumi Aksara,). Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta,)
6 Tjiptono, Afandi. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: C.V Andi offset6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana aktivitas ekonomi Kelurahan Mayang Mangurai pada usaha
labelisasi makanan?
2. Bagaimana Analisis Hukum Ekonomi Islam terkait dengan makanan tanpa
label halal?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui aktivitas ekonomi Mayang Mangurai pada usaha labelisasi
makanan.
2. Untuk mengetahui Analisis Hukum Ekonomi Islam terkait dengan makanan
tanpa label halal.

Anda mungkin juga menyukai