Disusun Oleh :
GALIH (0213U065)
YOHANA (0213U487)
KELOMPOK : 6
KELAS : C
UNIVERSITAS WIDYATAMA
I. PROFIL BISNIS
Dalam suatu pemasaran banyak sekali macam-macam ragam makanan, mulai dari
yang ringan hingga yang berat dan mulai dari yang murah hingga yang mahal.
Makaroni goreng adalah salah satu makanan tradisional yang cukup sederhana,
sangat cocok untuk dijadikan cemilan kapan saja. Keberadaan makaroni goreng
sebegai salah satu makanan dengan rasa yang enak, nikmat dan juga lezat
memang telah dikenal dari masa ke masa, sehingga usaha ini memang layak
dikembangkan menjadi salah satu usaha kuliner alternatif di Indonesia.
Biasanya makaroni pasta disajikan dengan cara dikukus atau direbus dan
dipadukan dengan keju. Namun kali ini makaroni digoreng dan disajikan dengan
bumbu berasa pedas dengan berbagai tingkatan level berbeda yang bisa dipilih
sendiri. Makaroni goreng ini diberi nama Makaroni Cikruh Nongnong karena
disajikan dengan cara digoreng dan diberi bumbu pedas.
Misi :
Tujuan :
Mencari keuntungan.
Menumbuhkan jiwa kewirausahaan, berlatih berpikir kreatif dan
inovatif.
Ekonomi
Kondisi ekonomi akhir-akhir ini mempengaruhi kondisi perusahaan
seperti yang terjadi baru-baru ini naiknya harga bbm serta fluktuasi
harga bahan bakar yang mempengaruhi kenaikan bahan pelengkap.
Budaya
Budaya masyarakat sekitar yang gemar membeli makan ringan
termasuk makaroni, sangat mempengaruhi penjualan produk.
4. Perencanaan Usaha
4.1 Perencanaan Pemasaran
4.1.1 Tujuan Perencanaan Pemasaran
Tujuan adanya perencanaan pemasaran dimaksudkan agar apa yang
dilakukan dalam memasarkan produk makaroni sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, yaitu memaksimumkan konsumsi,
memakasimumkan kepuasan konsumen, memaksimumkan pilihan,
memaksimumkan mutu hidup. Kualitas, kuantitas, ketersediaan,
harga, lingkungan.
4.1.2 Perencanaan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang dilakukan pada tahap awal yaitu dengan
menjual makaroni ini kepada mahasiswa sekitar kampus sebagai
konsumen. Tahap kedua, kami akan menjual lebih luas lagi dan
pada tahap ketiga kami akan menguasai pasar di Bandung.
4.1.3 Sales Forecast
Penjualan makaroni ini tergantung dari permintaan konsumen.
Terdapat bahan baku untuk membuat makaroni dan juga pelengkap
sebagai stock yang disimpan di gudang.
4.2 Perencanaan Operasi
4.2.1 Tujuan Operasi
1. Membuat makaroni sesuai dengan keinginan konsumen,
disesuaikan dengan kualitasnya, seleranya dan harganya
(terjangkau).
2. Membuat makaroni sebanyak mungkin agar konsumen tidak
mengeluhkan kehabisan stok.
5. Analisa SWOT
5.1. Kekuatan (Strength)
Menyediakan berbagai level rasa pedas sehingga konsumen bisa memilih level yang
diinginkan
Harga yang ditawarkan relatif murah
Produk ini bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat
Dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lebih lama
5.2. Kelemahan (Weakness)
Belum adanya pengakuan merk
Produknya mudah untuk ditiru
Tidak adanya sertifikasi halal yang resmi
Teknik pemasaran dan periklanan hanya melalui media sosial dan dari mulut ke
mulut
5.3. Peluang (Opportunity)
Melakukan penjualan online sehingga memberikan kemudahan bagi pelanggan
Makanan ringan yang praktis dan murah
Adanya minat masyarakat terhadap makanan ringan yang sederhana
5.4. Ancaman (Threats)
Industri makanan ringan merupakan sektor yang sangat kompetitif sehingga
persaingan sangat ketat
Persamaan strategi pemasaran dengan perusahaan lain
Adanya tekanan dari beberapa pihak mengenai makanan ringan dengan masalah
kesehatan
Produk yg di produksi kompetitor lebih unggul
6. Analisa Five Forces Model
6.1. Pesaing Industry : Karena produksi kita mudah sekali ditiru dan bahan yang
digunakan sangatlah mudah dicari serta diolah jadi pasti tingkat persaingan
sangatlah tinggi.
6.2. Ancaman pendatang baru : yang harus diperhatikan dari ancaman pendatang
baru yakni diantaranya adalah pesaing, skala ekonomis, kebutuhan modal serta
jumlah fixed cost.
6.3. Daya tawar pembeli : pembeli pasti akan adanya tawar menawar harga maka
kita harus tentukan terlebih dahulu agar tidak adanya tawar menawar harga,
Karena harga yang ditawarkan dari produk kita sangat murah.
6.4. Daya Tawar Supplier : banyak supploer lebih bagus, Karena apalabila kita
mengandalkan satu supplier saja kita tidak bisa memprediksi apakah supplier
tersebut harganya masih sama atau lebih tinggi dari supplier lainnya.
6.5. Ancaman biaya pengganti : apakah kualitas dari biaya pengganti sesuai
dengan apa yang kita inginkan atau tidak.