Anda di halaman 1dari 16

Sosial and Cultural

Enviroments

KELOMPOK 2
Aulia Dwi Ramadhani (A021191072)
Retno Purnama Amalia(A021191108)
Nurul Izzah (A021191126)
Aulia Pratiwi (A021191151)
Salsabilla (KMB-2010631020203)
POKOK BAHASAN
“Sosial and Cultural
Enviroments”
Budaya Masyarakat
dan Budaya Tipologi Budaya
Konsumen Global Hofstede
Budaya Tingkat
Tinggi dan Rendah

Implikasi Lingkungan
TEORI DIFUSI Pemasaran Sosial dan
Budaya
Kriteria dan Persepsi
Referensi Diri
Budaya Masyarakat dan
Budaya Konsumen Global
Pemasaran Nilai, Keyakinan dan
Perilaku (Behaviour)
Internasional Sikap

Bahasa dan
Kepercayaan (agama) Estetika
Komunikasi
Pemasaran Internasional

adalah pemasaran yang kegiatan operasinya melewati batas- batas lebih dari satu negara. Pemasaran
global adalah kegiatan pemasaran oleh perusahaan global yang mempunyai bisnis global dengan
strategi pemasaran global, pasar global maupun produk dan standar global di berbagai negara.
Globalisasi pasar dan kompetisi mengharuskan semua manajer untuk memperhatikan lingkungan
global.

Nilai, Keyakinan dan


Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk merespon dengan cara yang konsisten terhadap objek
atau entitas tertentu. Keyakinan adalah pola pengetahuan terorganisir yang diyakini benar oleh
seseorang tentang dunia. Sikap dan keyakinan, pada gilirannya, terkait erat dengan nilai-nilai. Nilai
dapat didefinisikan sebagai keyakinan atau perasaan yang bertahan lama bahwa cara perilaku tertentu
lebih disukai secara pribadi atau sosial daripada cara perilaku lain.
Sebagian dari perilaku konsumen seperti melihat-lihat dan memandangi produk di rak, memungut dan
meneliti bungkus, mengarahkan roda kereta dan seterusnya akan menarik perhatian seorang manajer
pemasaran, beberapa perilaku memiliki pengaruh penting bagi afeksi dan kognisi konsumen serta
pembelian dadakan yang dilakukan, contohnya: jika tidak melalui lorong tempat obat vitamin, maka
konsumen tidak akan melihat dan membeli obat vitamin yang dijual, karena biasanya obat vitamin akan
didapat pada Apotek.

Kepercayaan (Agama)

Pengaruh logo halal menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kesadaran merek. Hasil tersebut
sesuai dengan penelitian Raufu dan Bakar, serta Girard, et al., yang menunjukkan bahwa produsen
memutuskan untuk memasang logo halal untuk memberikan informasi dan menyakinkan konsumen
bahwa produknya halal dan sesuai dengan aturan agama Islam.Ketertarikan mengenai logo halal
tersebut berpengaruh terhadap kesadaran merek makanan halal yang mana mayoritas konsumen
Indonesia mengaku dapat mengenali logo halal yang berlaku di Indonesia(Ambali dan Bakar, 2014;
Girard, dan Anitsal, 2013).
Estetika

Dalam setiap budaya, ada pengertian keseluruhan tentang apa yang indah dan apa yang tidak
indah, apa yang mewakili selera yang baik sebagai lawan dari hambar dan seterusnya.
Pertimbangan tersebut adalah masalah estetika. Pemasar global harus memahami pentingnya
estetika visual yang diwujudkan dalam warna atau bentuk suatu produk, label, atau kemasan.

Bahasa dan
Komunikasi
Komunikasi adalah elemen yang penting untuk membentuk kehidupan bersosial yang lebih baik.
Dalam sebuah bisnis, komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan
pencapaian usaha. Dengan komunikasi yang baik, pebisnis bisa menjual produk yang dimiliki
dengan lebih baik dan juga bisa menghindari terjadinya kesalahpahaman antar kedua belah
pihak.
Budaya Tingkat Tinggi dan Rendah

Edward T. Hall (1973) menjelaskan perbedaan antara konteks budaya tinggi dan konteks
budaya rendah.Edward T. Hall menganjurkan teori budaya konteks rendah dan budaya konteks tinggi
berdasarkan teori individu dan kelompok. Budaya konteks rendah ditemukan pada orang yang
melekat pada budaya individu, sedangkan budaya konteks tinggi ditemukan pada orang yang
melekat pada budaya kolektivis.

Budaya konteks tinggi ditandai dengan komunikasi konteks tinggi. Dengan kata lain, sebagian
besar pesan tidak implisit, tidak langsung atau langsung. Pesan sebenarnya tersembunyi dalam
perilaku non-verbal pembicara (intonasi suara, gerakan tangan, postur tubuh, ekspresi wajah, kontak
mata dan bahkan konteks fisik (makeup, tata ruang), objek, dll.) Pernyataan lisan mungkin berbeda
atau bertentangan dengan pesan non-verbal.
Tipologi Budaya Hofstede

Melalui karyanya, Hofstede (1980; 1991) telah berhasil mengidentifikasi lima model khas
untuk mengevaluasi budaya perusahaan transnasional. Dengan mengambil sampel 40 negara,
Hofstede menemukan bahwa manajer dan karyawan memiliki lima aspek berbeda dari nilai budaya
suatu negara. Kelima budaya tersebut adalah:

1. Jarak kekuasaan
2. Individualisme vs kolektivisme.
3. Maskulin vs Feminim.
4. Uncertainty avoidance.
5. Long Term Orientation..
TEORI DIFUSI

Teori difusi atau teori difusi inovasi yang dipopulerkan oleh Everett Rogers pada
tahun 1964 adalah teori tentang bagaimana sebuah ide dan teknologi baru tersebar
dalam sebuah kebudayaan. Rogers menyaring penelitian terkait teori difusi menjadi
tiga konsep yang sangat berguna bagi pemasar global: proses adopsi, karakteristik
inovasi, dan kategori pengadopsi.
TEORI DIFUSI

Proses Adopsi Salah satu elemen dasar teori difusi Rogers adalah konsep proses adopsi—tahap mental
yang dilalui seseorang dari saat pengetahuan pertamanya tentang suatu inovasi hingga saat adopsi atau
pembelian produk.

Karakteristik Inovasi Selain menggambarkan proses adopsi produk, Rogers mengidentifikasi lima
karakteristik utama inovasi. Faktor-faktor ini, yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi, adalah keuntungan
relatif, kompatibilitas, kompleksitas, keterbagian, dan keterkomunikasian.

Kategori Pengadopsi, Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5 kategori
pengguna inovasi yaitu innovator, pengguna awal, mayoritas awal, mayoritas akhir,dan laggard
Kriteria dan Persepsi
Referensi Diri

Persepsi seseorang tentang kebutuhan pasar dibingkai oleh


pengalaman budayanya sendiri. Suatu kerangka yang secara
sistematik mengurangi hambatan perseptual dan distorsi ini
dikembangkan oleh James Lee. Lee menamakan referensi yang
tidak disadari terhadap nilai budaya orang itu : kriteria referensi diri
sendiri, atau disingkat SRC ( Self Reference Criteria).
Kriteria dan Persepsi
Referensi Diri
Untuk mengatasi masalah ini dan menghilangkan atau mengurangi miopia
budaya, ia mengusulkan kerangka kerja sistematis, yang terdiri dari 4
langkah :
1. Tentukan masalah atau sasaran dalam arti sifat-sifat budaya, kebiasaan,
atau norma Negara sendiri.
2. Tentukan masalah atau sasaran dalam arti sifat-sifat budaya, kebiasaan,
atau norma Negara asing.
3. Pisahkan pengaruh SRC dalam masalah dan telitilah dengan hati-hati
untuk mengetahui bagaimana hal itu memperumit masalah.
4. Tentukan ulang masalah tanpa pengaruh SRC dan pecahkan untuk situasi
luar negeri.
Implikasi Lingkungan Pemasaran
Sosial dan Budaya
Budaya sangat mempengaruhi pemasaran produk ke konsumen dan industry di berbagai
Negara di seluruh dunia. Sehingga factor budaya perlu masuk dalam perencanaan
pemasaran global. Sensitivitas lingkungan dalam hal ini mencakup bagaimana
seharusnya produk dapat beradaptasi dengan budaya pada lingkungan dari pasar
nasional yang berbeda di seluruh dunia. Setiap produk memiliki sensitivitas yang
berbeda dalam menghadapi pasar global. Semakin besar sensitivitas lingkungan suatu
produk, semakin besar kebutuhan manajer untuk mengatasi kondisi lingkungan
ekonomi, peraturan, teknologi, sosial, dan budaya negara tertentu.
Integrated circuits computer makanan
memiliki sensitivitas
memiliki sensitivitas memiliki sensitivitas
lingkungan sedang karena
lingkungan terendah kerena lingkungan tinggi karena
tegangan, dan perangkat lunak
tingkat adaptasi produk lebih makanan harus beradaptasi
harus mengikuti ketentuan
rendah (chip di seluruh dunia mengikuti budaya dan
(seperti bahasa harus dalam
kurang lebih sama) ketentuan dari Negara tersebut.
bahasa local)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai