Anda di halaman 1dari 7

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Las oxygen acetylene welding


(OAW)

Las oxygen acetylene welding (OAW) adalah proses penyambungan logam


dengan logam (pengelasan) yang menggunakan las asetilen (C2H2) sebagai bahan
bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan
oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu sekitar 3.500 °C
yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar
dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini
yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada
umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena tidak menggunakan tenaga
listrik, las oksi-asetilen banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya
tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.
Gas Asetilen diproduksi melalui reaksi antara Kalsium (CaC2) dengan air
(H20).CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2. Memproduksi gas Asetilen untuk
keperluan pribadi dengan mencampurkan Kalsium asetilen dengan air tidak
disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan

8
9

ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas
Asetilen dalam tabung logam.
Las cair busur cair gas biasa disebut sesuai dengan bahan bakar gas yang
dipakai misalnya las asetilen karena menggunakan bahan bakar gas asetilen, las
elpiji karena gas elpiji yang dipakai dan seterusnya. Bahan bakar yang biasa
dipakai pada pengelasan busur cair gas antara lain : gas asetilen, gas propan, gas
hydrogen, gas elpiji dll. Las asetilen termasuk pengelasan leleh yaitu bagian
yang akan dilas dipanasi pada lokasi sambungan hingga melampaui titik lebur dari
kedua logam yang akan disambung. Dengan meleburnya kedua logam tersebut
akan menyatu (tersambung) dengan atau tanpa adanya bahan tambah. Ikatan
dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai ikatan Metalurgi

Las Oxy-Acetylene (las asetilen) adalah proses pengelasan secara manual,


dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair
oleh nyala (flame) gas asetilen (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan
atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan.
Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga
dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing.
Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field
work), dan reparasi (repair & maintenance).
Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon, terutama
lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir
semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat di las dengan las gas, baik dengan atau
tanpa bahan tambah (filler metal). Disamping gas asetilen dipakai juga gas-gas hydrogen,
gas alam, propane, untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran
gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana
udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%), argon (0,9
%), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

3.2. Peralatan Pengelasan OAW

Dalam pengelasan asetilen kita memerlukan beberapa peralatan yang harus


disiapkan agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil
10

yang sempurna. Peralatan tersebut yakni :


3.2.1. Tabung Gas Oksigen
Tabung oksigen sendiri memiliki fungsi sebagai tempat
menyimpan gas oksigen, nantinya digunakan untuk proses
pengelasan yang kemudian akan disambung dengan regulator dan
slang yang menuju ke welding torch. Pada umumnya tabung gas
oksigen memiliki warna biru atau hijau.
3.2.2. Tabung Gas asetilen
Tabung asetilen sendiri memiliki fungsi tempat menyimpan
gas asetilen, dimana saat proses pengelasan regulator akan dibuka.
Kemudian gas akan otomatis keluar melalui slang gas yang
terhubung pada welding torch. Umumnya tabung gas asetilen
mempunyai warna merah maupun orange.
3.2.3. Regulator Oksigen
Fungsi regulator oksigen itu sendiri yaitu digunakan untuk
mengontrol tekanan yang keluar dari gas oksigen pada slang gas ke
welding torch. Tidak hanya itu regulator juga dapat digunakan untuk
melihat isi gas pada tabung gas oksigen.
3.2.4. Regulator Asetilen
Fungsi regulator asetilen sama seperti fungsi regulator
oksigen yaitu untuk melihat tekanan isi dan tekanan keluar dari gas
asetilen pada slang ketika digunakan saat mengelas. Walaupun sama
fungsinya namun yang membedakan hanya penggunaan pada
gasnya.
3.2.5. Slang Gas
Slang gas Slang gas OAW nantinya memiliki fungsi sebagai
sarana mengalirkan gas dari tabung gas ke welding torch saat proses
pengelasan.

3.2.6. Welding torch (Brander Las)


Welding torch sendiri ialah tempat untuk mencampur gas
11

oksigen dan asetilen saat proses pengelasan. Dimana pada welding


torch itu sendiri memiliki katup sebagai pengatur keluarnya gas
oksigen dan asetilen. Sedangkan untuk torch pemotongan nantinya
akan ada tambahan untuk katup gas pemotongan.
3.2.7. Welding Nozzle
Welding nozzle ialah ujung dari bagian welding torch.
Dimana welding nozzle mempunyai lubang sebagai tempat
keluarnya campuran dari gas oksigen dan gas asetilen. Welding
nozzle nantinya bisa diganti saat ingin merubah diameter lubangnya
sesuai kebutuhan.
3.2.8. Welding Road (Bahan Tambahan)
Welding rod sendiri ialah bahan tambahan dimana digunakan
saat proses pengelasan OAW, pada umumnya bahan ini akan
disesuaikan dengan jenis material yang akan dilas. Dan biasanya
welding rod memiliki bentuk kawat yang digulung.

3.3. Cara Memasang peralatan

1. Pasang selang pada regulator dan brander las. Biasanya warna merah
pada brander, regulator dan selang menunjukan jika itu adalah asetilen
dan biru adalah oksigen. Setelah selang dipasang, jangan lupa juga
untuk memasang clamp selang dan kencangkan dengan kuat.
2. Pasang regulator pada tabung. Jika perlu tambahkan sedikit seal tape
pipa pada drat regulator untuk mencegah kebocoran. Gunakan kunci
inggris dan putar mur searah jarum jam untuk mengencangkan.
Regulator asetilen biasanya memiliki drat yang berlawanan arah
sehingga kita harus memutar kearah berlawanan jarum jam untuk
mengencangkan.
3. Setelah regulator terpasang dengan kencang, buka keran pada tabung
sedikit saja lalu cek kebocoran menggunakan busa dan air sabun. Jika
terdapat suatu gelembung-gelembung pada busa, berati ada kebocoran
12

pada tabung. Kencangkan regulator atau tambahkan seal tape bila


perlu.
4. Jika tidak menemukan bocor pada regulator, cek seluruh sambungan
selang hinga sama sekali tidak ada kebocoran.

3.4. Teknik Pengelasan


Dalam las asetilen ada dua teknik pengelasan yang biasa dipakai
yaitu dengan arah maju atau arah ke belakang.

3.4.1. Teknik Pengelasan Maju


Pada pengelasan maju, bahan tambah mendahului brander.
Pelelehan cenderung dibagian permukaan, sehingga dampak bakar
(penetrasi) tidak mendalam. Adanya pemanasan pendahuluan
mengakibatkan daerah panas menjadi lebih luas sehingga dapat
menimbulkan tegangan panas yang tinggi. Logamyang di las selama
proses pendinginan tidak terlindungi, sehingga jalur sambungan las
yang sempurna sukar di peroleh. Keuntungan pada teknik
pengelasan maju adalah penggunaan gas yang efisien karena adanya
panas pendahuluan. Teknik pengelasan maju banyak digunakan
untuk mengelas baja (bukan baja paduan) dengan tebal sama atau
lebih kecil dari 3 mm, pipa baja
dengan tebal lebih kecil 3,5 mm, besi tuang, dan logam non
fero. Untuk logam dengan ukuran tebal, lebih besar atau sama
dengan 1,5 mm, gerakan brander diayunkan/berayun. Sedangkan
untuk tebal kurang dari 1,5 m gerakan ayunan semakin berkurang.
a. Kawat bahan tambah mendahului, brander las mengikuti.
b. Pelelehan bagian atas
c. Pengelasan keseluruhan tanpa landasan.

3.4.2. Teknik Pengelasan Mundur


Teknik pengelasan kebelakang (mundur) brander las
13

mendahului bahan tambah. Brander dituntun lurus bergerak


mundur, sedangkan bahan tambah diselamkan dalam kampuh las
sambil mengaduk-aduk (berbentuk spiral). Dampak bakar
(penetrasi) yang terjadi cukup dalam dan logam lasan selama
proses pendinginan mendapatkan perlindungan oleh gas asetilen
yang belum terbakar. Sehingga untuk mendapatkan hasil las yang
sempurna lebih mudah dibandingkan dengan arah pengelasan maju.
Daerah panas lebih sempit sehingga penyusutan dan timbulnya
tegangan panas relatif kecil. Pada cara pengelasan ini celah
kampuh sambungan las dapat diperkecil, sehingga volume
kampuh las menjadi kecil. Dengan demikian penggunaan bahan
tambah dapat efisien. Kekurangan dalam pengelasan mundur ini
adalah tidak adanya pemanasan pendahuluan sehingga penggunaan
las asetilen menjadi lebih banyak. Baik teknik las maju maupun
mundur jika posisi benda lasan mendatar tidak begitu menyulitkan.
Pada teknik pengelasan arah mundur dengan posisi diatas kepala,
pinggiran jalur sambungan harus dileleh lebih awal dengan baik
dan kawat disodorkan benar- benar tembus keatas

3.5. Kekurangan & Kelebihan Las OAW


Pastinya di setiap jenis pengelasan ada saja kelebihan dan
kekurangannya. Tidak terkecuali pada las OAW ini. Berikut beberapa
kelebihan dan kekurangan las oksigen astelien welding.
3.5.1. Kelebihan
Pengelasan ini memiliki kelebihan saat ada pengelasan yang
salah bisa dicairkan kembali dengan nyalakan api oksigen asetilen,
bisa digunakan pada plat/material tipis, tidak terlalu banyak
peralatan.
3.5.2. Kekurangan
Sedangkan untuk kekurangannya yaitu saat digunakan
mengelas plat tebal kekuatannya kurang maksimal atau bisa
14

dikatakan rendah, pengelasan manual akan kurang efisiensi dan


kecepatan las menurun, tidak banyak digunakan untuk pengelasan
non logam atau baja tahan karat.

Anda mungkin juga menyukai