Anda di halaman 1dari 23

Nama : Brian Sentanu Prijono

NRP : 0719040035

RESUME TEKNOLOGI PENGELASAN


MATERI: PENGELASAN OAW DAN SMAW

I. OXY ACETYLENE WELDING (OAW)

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual


yang energi panasnya menggunakan hasil pembakaran antara gas oksigen (O₂)
dengan gas acetylene (C₂H₂) dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses
penyambungan tanpa penekanan.

Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,


terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun
demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas dengan
las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal) kecuali baja tahan
karat (stainless steel).

Las OAW cukup efisien jika digunakan pada logam dengan ketebalan
dibawah 3mm, lebih tebal dari itu tidak efisien karena secara ekonomis gas yang
dikeluarkan dengan ongkos pekerjaan tidak mencukupi, oleh karena itu untuk
mengelas logam yang tebalnya melebihi 3mm disarankan menggunakan las jenis
lain.

Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat


juga dipergunakan sebagai : preheating, brazing, cutting dan hard facing.
Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field
work), dan reparasi (repair & maintenance).

i. Prinsip Kerja OAW

Cara kerja peralatan las OAW adalah sebagai berikut: Gas Oksigen dan
Acetylene dari tabung yang dibuka mengalir menuju brander. Di dalam brander
gas bercampur dengan komposisi tertentu, untuk mengatur komposisi tersebut
dilakukan dengan mengatur katup masing-masing gas. Selanjutnya setelah gas
tercampur di ruang pencampur di dalam brander menuju Tip dan dibakar.
Nyala hasil pembakaran gas dapat digunakan untuk mengelas.
Gambar 1. Prinsip kerja OAW
https://i0.wp.com/www.pengelasan.net/wp-content/uploads/2017/01/Las-
OAW.png

ii. Peralatan Las OAW

a. Tabung Gas Oksigen

Tabung Oksigen berfungsi untuk menyimpan dan menyuplai gas


oksigen untuk keperluan pengelasan. Untuk membedakan dengan tabung
lain, tabung ini diberi ciri khusus agar tidak ada kekeliruan ketika
digunakan. Ciri tersebut adalah bentuk tabung lebih tinggi dan diameter
lebih kecil dari tabung gas acetylene, warnya biru atau hijau, dan tempat
pemasangan regulator berulir kanan.

Gambar 2. Tabung gas oksigen


https://i0.wp.com/www.pengelasan.net/wp-content/uploads/2017/04/Harga-
Tabung-Gas-Oksigen.jpg

b. Tabung Gas Acetylene

Gas Acetylene dalam pengelasan OAW digunakan sebagai bahan


bakar, agar pembakarannya lebih sempurna gas ini diberi hembusan
oksigen yang kemurniannya lebih dari 90% hingga nyalanya menjadi
sempurna. Nyala yang sempurna dari campuran kedua gas ini suhunya bisa
mencapai 3500°C, suatu nyala yang dapat mencairkan baja dan logam
lainnya.

Gambar 3. Tabung gas acetylene


https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn
%3AANd9GcSy4a6hxE_kagf6Pw8hKCDLe71kpc8xPMV6TsGxFw_fQDd
h34vR

Gas Acetylene mempuyai sifat yang sangat mudah terbakar,


berbau, tidak stabil, disimpan di atas 15 psi, dan sensitif terhadap
goncangan. Penyimpanannya harus aman, silinder harus dalam posisi
tegak, jauhkan tabung dari material yang mudah terbakar, tempatkan pada
ruangan yang berventilasi baik, jangan biarkan terekspos panas melebihi
55°C, dan jagalah bagian kran dari kerusakan fisik.

Ciri dari tabung gas Acetylene adalah warna tabung gas Acetylene
berwarna merah, bentuk tabung lebih pendek dan lebar dari tabung gas
Oksigen, serta tempat pemasangan regulator berulir kiri.

c. Katup Tabung

Sedang pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan


katup. Katup iniditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung
gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan
untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material Baja.
Gambar 4. Katup tabung
https://sc01.alicdn.com/kf/Hb10b64e8e7cc4b3aa0281ef91b73c59dq/OXY
GEN-CYLINDER-SAFETY-VALVE-QF-2D-GAS.jpg_350x350.jpg

d. Regulator Gas Oksigen

Regulator gas oksigen diberi warna biru atau hijau dan mur
tabungnya berulir kanan. Manometer tekanan tabung regulator gas oksigen
biasanya memiliki tekanan maksimal sebesar 4000 psog (281.08 kg/cm²).

Gambar 5. Regulator gas oksigen


https://s0.bukalapak.com/img/01243157941/w-
1000/Regulator_Las_Gas_Oksigen_.jpg

e. Regulator Gas Acetylene

Regulator gas acetylene biasanya berwarna merah dan mur


tabungnya berulir kiri agar tidak tertukar dengan regulator gas lainnya.
Tekanan maksimal yang dapat ditahan oleh regulator gas acetylene sebesar
600 psig (42.162 kg/cm²).
Gambar 6. Regulator gas acetylene
https://5.imimg.com/data5/LM/MC/IG/SELLER-7973037/acetylene-
regulator-500x500.jpg

Untuk tujuan K3, pemasangan regulator mur tabung dilapisi tape


seal, setelah terpasang periksa kebocoran dengan air sabun, bagian yang
ditunjukkan oleh gelembung sabun yang terbentuk.

f. Selang Gas Oksigen dan Acetylene

Untuk pemakaian normal, selang gas yang tersedia di pasaran


terdiri dari dua bentuk, yaitu selang dobel dan selang tunggal. Selang yang
mengalirkan gas oksigen diberi warna biru atau hijau, sedangkan untuk gas
acetylene diberi warna merah.

Gambar 7. Selang double gas las OAW


https://sc02.alicdn.com/kf/HTB1ZLGpLpXXXXc7aXXXq6xXFXXXc/200
174724/HTB1ZLGpLpXXXXc7aXXXq6xXFXXXc.jpg

g. Brander Las OAW

Brander las berfungsi sebagai alat pembakar campuran gas oksigen


dan acetylene. Alat tersebut terdiri dari saluran gas oksigen dan acetylene,
katup gas oksigen dan acytelene, 1 unit sistem pencampur gas, dan tip
(lubang tempat campuran gas keluar).
Gambar 8. Brander las
https://4.bp.blogspot.com/-
dCgdpncmnlQ/WG8BIBAFt_I/AAAAAAAABKw/V9UROQkklxEjd4-
8P5o-8Ab-D-wgyh4FQCLcB/s1600/Capture.JPG

h. Pemantik

Untuk menyalakan api las OAW

Gambar 9. Pemantik
https://s4.bukalapak.com/img/9263857742/s-194-
194/SPARK_LIGHTER_PISTOL_MURAKU.jpg

i. Welding Rod (Filler metal).

Welding Rod adalah bahan tambah yang digunakan untuk proses


pengelasan OAW, bahan dari filler metal ini disesuaikan dengan jenis
material yang akan dilas. Biasanya welding rod berbentuk kawat yang
digulung, namun jika akan digunakan untuk pengelasan dipotong sepanjang
1 meter biar lebih mudah.
iii. Parameter OAW

Variable yang mempengaruhi masukan panas (heat input) disebut


parameter las.

a. Ukuran Tip

Ukuran tip sangan bervarisai bergantung dari perusahaan


pembuatnya, mulai dari ukuran 00, 0, hingga 10 atau 12, dan lebih dari itu
tergantung dari pembuatnya. Ukuran tip berkaitan dengan kemampuan
brander untuk mengelas, semakin teebal bahan plat yang dilas maka
digunakan nomor tip yang besar agar penyambungan dapat dilakukan.
Lihat Tabel 1.

b. Tekanan Kerja Gas Oksigen dan Acetylene

Tekanan kerja gas oksigen dan acetylene pada dasarmya


mempengaruhi laju gas yang keluar dari tabung gas yang mempunyai
dampak terhdap masukan panas (heat input) yang diterima benda kerja las.
Laju gas ini berkaitan dengan kemampuan lubang tip dalam
menyalurkannya. Lihat Tabel 1.

Tabel 1. Ukuran Tip dan Tekanan Kerja

https://docplayer.info/docs-images/91/106915441/images/18-4.jpg

c. Jenis Nyala

Nyala api yang keluar dari brander las merupakan nyala api
pembakaran gas oksigen dan acetylene.
1. Nyala Karburasi

Nyala karburasi terbentuk akibat campuran gas yang terlalu banyak


acetylene daripada oksigen. Nyala ini biasa digunakan untuk proses
brazing dan pengelasan alumunium. Nyala karburasi mempunyai inti
yang tidak fokus dan panjang, berwarna kekuningan, dan nyala sisa
yang berwarna kuning.

2. Nyala Netral

Ketika gas oksigen dan acetylene dibakar dengan perbandingan


sama, maka akan terjadi nyala netral yang mempunyai inti fokus,
berwarna putih kekuningan, nyala sisa agak pendek. Nyala ini sangat
cocok untuk pengelasan bahan baja, alumunium, tembaga, dan besi
tuang.

3. Nyala Oksidasi

Nyala ini terbentuk karena campuran gas yang terlalu banyak gas
oksigen daripada acetylene. Nyala ini biasanya digunakan untuk proses
brazing dan pengelassan kuningan. Nyala oksidasi mempunyai inti
berbentuk kerucut tajam dengan warna biru dan nyala sisa lebih pendek
jika dibandingkan dengan nyala netral dan ada suara mendesis.
Gambar 10. Jenis nyala api
https://1.bp.blogspot.com/-ftL9wlUjnE4/XSWr8Lm-S-
I/AAAAAAAAAds/oD3iv1PClcs1cm9X1CidD3dv8zQhaDSzwCLcBGAs/s
1600/Nyala-Api-Mesin-Las-Karbit.jpg

d. Kecepatan Pengelasan

Setiap juru las mempunyai karakter tersendiri, khusunya yang


berkaitan dengan kecepatan pengelasan yang ia lakukan. Seorang juru las
harus mampu mengenali karakternya sendiri, sehingga ia bisa
menyesuaikannya dengan parameter lainnya.

e. Jarak Nyala Inti terhadap Benda Kerja

Jarak nyala inti terhadap benda kerja mempengaruhi masukan pans


yang diterimanya. Temperatur tertinggi yang dicapai oleh nyala nteral dan
oksidasi berada kurang lebih 3mm didepan nyala inti. Untuk mendapatkan
hasil las yang baik maka nyala inti harus ditempatkan pada jarak tersebut.

iv. Pengoperasian Mesin OAW

a. Menyalakan Brander Las

1. Buka katup tabung gas oksigen ¼-½ putaran dengan kunci tabung dan
atur tekanan kerja sesuai ukuran tip.
2. Buka katup tabung gas acetylene ¼-½ putaran dengan kunci tabung dan
pasanglah kunci tabung tersebut pada tempatnya selama pengelasan
berlangusng. Atur tekanan kerja sesuai ukuran tip.
3. Buka katup gas acetylene pada brander las secukupnya dan bakarlah
dengan pematik serta atur nyala acetylene sampai asapanya hilang.
4. Buka katup oksigen pada brander las dan atur hingga terbentuk nyala
yang dikehendakai (nyala netral, karburasi, dan oksidasi).

b. Mematikan Brander Las


1. Tutuplah katup acetylene pada brander las
2. Tutuplah katup oksigen pada brander las
3. Tutuplah katup tabung gas oksigen dan acetylene
4. Buang sisa gas yang massih berada pada saluran gas dengan membuka
kattup oksigen dan acetylene pada brander las.

v. Kelebihan dan Kekurangan Las OAW

Kelebihan Las OAW :


 Jika ada pengelasan yang salah dapat dicairkan kembali dengan nyala Api
Oksigen Asetilen.
 Dapat digunakan pada plat tipis.
 Peralatan tidak terlalu banyak.
Kekurangan Las OAW :
 Jika digunakan plat tebal kekuatannya kurang maksimal.
 Pengelasan manual sehingga efisiensi dan kecepatan las kurang.
 Sangat jarang digunakan untuk pengelasan non logam atau baja tahan
karat.
II. SHIELD METAL ARC WELDING (SMAW)

Las SMAW (shielded metal arc welding), atau las busur elektroda


terbungkus sering disebut dengan nama las listrik. Las SMAW merupakan proses
penyambungan dua buah keping logam yang sejenis atau lebih dengan
mengunakan sumber panas dari listrik dengan  menggunakan elektroda
terbungkus sebagai bahan tambah atau pengisi sehingga akan membentuk
sambungan yang tetap.

Pada proses pengelasan SMAW jenis pelindung yang digunakan adalah


selaput flux yang terdapat pada elektroda. Flux pada elektroda SMAW berfungsi
untuk melindungi logam las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung.
Flux ini akan menjadi slag ketika sudah padat.

Las listrik merupakan sebutan umum untuk Pengelasan SMAW yang


dilakukan banyak orang, padahal sebenarnya las listrik itu sangat banyak seperti
GTAW, GMAW, FCAW dan SAW juga merupakan las listrik.

i. Prinsip SMAW

Saat ujung elektroda didekatkan pada benda kerja terjadi panas listrik
(busur listrik) yang membuat antara benda kerja dengan ujung elektroda
terbungkus tersebut mencair secara bersamaan. Dengan adanya pencairan ini
maka kampuh pada lasan akan terisi oleh cairan logam dari elektroda dan logam
induk yang mencair secara bersamaan. Elektroda sendiri merupakan kawat/logam
yang terbungkus fluks. Fluks pada elektroda berfungsi sebagai pemantap busur
dan juga sebagai sumber terak (slag) yang akan melindungi hasil las yang baru
dari kontaminasi udara luar. 
\

Gambar 11. Prinsip Kerja SMAW


https://eduengineering.files.wordpress.com/2015/01/6edd4-1.jpg

ii. Peralatan Las SMAW

a. Perlengkapan Pendukung

1. Meja Kerja Las

Meja kerja las didesain sedemikian rupa agar tidak menyulitkan


peserta didik dalam meletakkan material yang akan dilas. Meja kerja las
akan lebih tepat jika terdapat tempat elektroda, punting elektroda, dan
tempat holder las.

Gambar 12. Meja kerja las


https://3.bp.blogspot.com/_gbKlcGIX9Dg/TLZv-
kRO9RI/AAAAAAAAAA8/NfLMMmSRJd4/s1600/004_2_0.jpg

2. Palu Terak
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las
pada jalur las dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las.

Gambar 13. Palu Terak


https://cf.shopee.co.id/file/d0ff40fd8aa66ceb253c2d2f0374d4d6_tn
3. Sikat Baja

Sikat baja digunakan untuk membersihkan sisa-sisa terak atau debu


yang masih menempel pada logam las.

Gambar 14. Sikat baja


https://s4.bukalapak.com/img/9032936632/w-
1000/Sikat_baja_bengkok_brass_.jpg
\
4. Gerinda

Gerinda digunakan untuk menggerus logam las ketika ingin


melakukan perbaikan atau ketika ingin menyambung lasan.

Gambar 15. Gerinda


https://www.klikteknik.com/wp-content/uploads/2016/05/MAKITA-
9553B-Mesin-Gerinda.jpg
5. Tang Tempa

Digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang


masih panas setelah dilas.

Gambar 16. Tang tempa


https://www.centaurforge.com/images/6171010500%20Tongs
%20101.jpg

b. Perlengkapan Keselamatan Kerja

1. Welding Mask (Topeng Las)

Welding mask digunakan untuk melindungi muka kita dari panas,


asap, debu, dan nyala api. Selain itu welding mask juga melindungi
mata kita dari sinar busur las.
Gambar 17. Welding mask
https://5.imimg.com/data5/DC/VM/SV/SELLER-51927872/welding-
mask-500x500.jpeg

2. Sarung Tangan Kulit

Sarung tangan kulit digunakan untuk melindungi tangan dari


material panas dan percikan las.

Gambar 18. Sarung tangan las


https://imgaz1.staticbg.com/thumb/large/oaupload/banggood/images/68
/45/8ea0e022-0a05-4348-b301-328b562c847c.jpg

3. Apron

Apron las terdiri dari pelindung dada dan lengan dan digunakan
untuk melindungi badan dari panas dan sinar cahaya las.

Gambar 19. Apron


https://1.bp.blogspot.com/-fl5lnuFpxow/V1Y5-
q7A6GI/AAAAAAAAA88/DQdzQ4dquUIijl24heZrxnss2vx0PV_8QCKgB/s
1600/baju%2BLas.jpg
4. Sepatu Safety

Terbuat dari kulit dan ujungnya terdapat baja pelindung, untuk


melindungi kakidari benturan benda keras dan resiko menginjak
material plat yang masih panas.

Gambar 20. Sepatu safety


https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-
1/2018/1/22/211925822/211925822_b1ff2a35-0130-43ec-8de1-
70ca7a94b2c9_720_720.jpg

c. Perlengkapan Utama

1. Elektroda

Elektroda dalam las busur listrik metal manual berfungsi sebagai


pengisi dan penghantar listrik. Elektroda terdiri dari dua bagian yaitu:
 Logam Inti (Core Wire)
- Sebagai penghantar arus listrik.
- Sebagai bahan tambah.
Untuk bahan, inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro,
seperti baja karbon, baja paduan, aluminium, kuningan dan lain-
lain.

 Salutan (Flux)
- Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas,
melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam
keadaan cair.
- Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari
oksidasi udara selama proses pendinginan.
- Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
- Memudahkan penyalaan.
- Mengontrol stabilitas busur.

Gambar 21. Elektroda SMAW


https://3.bp.blogspot.com/-BX9uo9GuOok/XNAo-
9AkzSI/AAAAAAAADQY/6sDp7urK6AobS_VPNfraZGfYx4
F8FQLAACLcBGAs/s1600/electrode-SMAW.jpg

2. Mesin Las (Power Source)

Secara umum mesin las busur metal manual diperdagangkan ada


tiga, yaitu:
 Mesin Las AC (Alternating Current) Transformater
Mesin las listrik arus bolak-balik memperoleh busur nyala dari
transformator, dimana dalam mesin las las listrik ini arus dari
jaring-jaring listrik dirubah menjadi arus bolak-balik oleh
transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk
mengelas, sehingga mesin las ini disebut juga dengan mesin las
listrik transformator. Kelebihan Mesin Las listrik AC diantaranya :
- Perlengkapan dan perawatan lebih murah.
- Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk
mempengaruhi yang dihasilkan.
- Nyala busur kecil, sehingga mengurangi timbulnya keropos
pada rigi-rigi las.
Kekurangan Mesin las listrik AC diantaranya :
- Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda.
- Tidak dapat dipergunakan untuk mengelas semua jenis logam.

Gambar 22. Mesin las AC


https://www.niagamas.com/wp-content/uploads/2017/09/Mesin-
Las-Listrik-AC.jpg

 AC-DC (Alternating Current/Direct Curent) Transformater


Mesin las listrik jenis ini mampu digunakan untuk pengelasan
dengan arus searah maupun pengelasan dengan arus bolak-balik.
Mesin las jenis ini biasa juga disebut dengan mesin las ganda yang
mempunya transformator satu fase dan sebuah alat perata dalam
satu unit mesin. Kelebihan dari mesin las listrik AC/DC
diantaranya :
- Lebih flexibel karena dapat digunakan untuk pengelasan arus
bolak balik dan arus searah.
- Lebih flexibel untuk digunakan pada bermacam-macam jenis
pekerjaan.

Gambar 23. Mesin las AC-DC


https://www.millerwelds.com/-/media/miller-electric/imported-
mam-assets/product-images/d/0/c/cst-280.jpg?
mw=445&mh=445&hash=B6A81FEED8A6AA14AECC8712FDF
8B6C8

 DC (Direct Current) Transformater


Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik
adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa
dinamo motor listrik searah. Dinamo mesin las listrik DC ini dapat
digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat
penggerak lain.Mesin ini inputnya AC dan outpintya DC atau
inputnya DC dan outpunya DC. Kelebihan mesin las listrik DC
diantaranya :
- Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil.
- Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las listrik
DC.
- Tingkat kebisingan lebih rendah.
- Dapat digunakan untuk mengelas plat yang tipis.
Kerugian mesin las listrik DC yaitu:
- Harga lebih mahal.
- Panjang kabel akan mempengaruhi turunnya tegangan/voltage
drop.
- Ongkos perawatan besar.
 

Gambar 24. Mesin las DC


https://www.millerwelds.com/-/media/miller-electric/imported-mam-
assets/product-images/e/f/6/thunderbolt-210.jpg?
mw=445&mh=445&hash=7C7D002A9C474B26C559902D604D5539

3. Kabel Massa

Kabel penghubung antara mesin las dengan benda kerja.


Gambar 25. Kabel massa
https://teknikece.com/wp-content/uploads/2020/02/kabel-massa-
alexnld.com_.jpg

4. Klem Massa

Alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Terbuat


dari tembaga yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Klem
massa dilengkapai dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda
kerja dengan baik.

Gambar 26. Klem massa


https://ecs7.tokopedia.net/img/cache/700/product-
1/2015/8/29/538363/538363_64bfcda3-7551-4f01-a71c-
ede4b8e04e1d.png

5. Kabel Holder Las

Kabel penghubung antara mesin las dengan holder las.

Gambar 27. Kabel Holder


https://cdn.monotaro.id/media/catalog/product/cache/6/image/b5fa409
80320eb406ba395dece54e4a8/P/1/P102113950-1.jpg
6. Holder

Digunakan untuk menjepit elektroda dan sebagai pegangan saat


mengelas.

Gambar 28. Holder


https://cdn.monotaro.id/media/catalog/product/cache/6/image/b5fa40980320eb
406ba395dece54e4a8/P/1/P102113868-1.jpg
iii. Parameter Las SMAW

1. Arus listrik

Penggunaan arus yang terlalu tinggi akan menyebabkan penetrasi


atau fusi terlalu besar yang kadang-kadang menyebabkan jebolnya
sambungan las dan daerah terpengaruh panas akan lebih besar juga. Bila
penggunaan arus terlalu kecil akan menyebabkan penetrasi dangkal

2. Tegangan pengelasan

Tegangan pengelasan akan menentukan bentuk fusi dan


reinforcement .Pertambahan tegangan akan membuat lebar las bertambah
rata, lebar dan penggunaan Fluksnya bertambah besar pula.Tegangan yang
terlalu tinggi akan merusak penutupan logam las oleh cairan Fluks yang
dapat memberikan peluang uadara luar berhubungan dan menyebabkan
terjadinya porositas.

3. Kecepatan pengelasan

Kecepatan pengelasan adalah suatu variasi yang sangat penting


dalam proses SAW karena akan menentukan jumlah produk pengelasan
dan metallurgi lasnya. Penambahan kecepatan pengelasan pada
sambungan fillet mempersingkat waktu, tetapi pada pengelasan
sambungan tumpul yang beralur hanya kecil mempersingkat waktu.
Karena pada sambungan beralur jumlah deposit adalah variabel untuk
waktu pengelasan. Penambahan kecepatan pengelasan akan mengurangi
masukan panas pada proses pengelasan.
4. Diameter kawat elektroda

Pengurangan diameter kawat elektroda dalam ini tanpa merubah


parameter lainnya akan memperbesar tekanan busur, yang berarti penetrasi
akan semakin dalam dan lebar deposit semakin berkurang.

5. Ketebalan lapisan Fluks

Ketebalan lapisan Fluks yang digunakan dalam pengelasan proses


SAW juga mempengaruhi bentuk dan kedalaman penetrasi pen(gelasan.
Bila lapisan Fluks terlalu tipis maka arus akan tidak tertutup dan hasil
lasan akan retak atau poros. Bila lapisan Fluks terlalu tebal maka akan
menghasilkan reinforcement terlalu tinggi.

6. Polaritas

Polaritas mesin las busur metal manual memiliki tiga polaritas,


diantaranya:
 Polaritas Bolak-Balik (AC)
- Polaritas ini tidak dipengaruhi oleh pengkutuban, karena tidak ada
kutub (+) atau kutub (-), yang ada hanya pass dan netral.
- Distribusi panas antara ujung elektroda dan base metal seimbang
dengan presentase 50%:50%.
- Menghasilkan pengelasan dengan lebar dan penetrasi yang sedang
(tidak terlalu lebar dan tidak terlalu dalam).
 Polaritas Lurus (DCEN/DCSP)
- Polaritas ini terbentuk bila kabel holder terpasang pada kutub
negatif dan kabel massa berada dikutub positif.
- Distribusi panas diujung elektroda ⅓ (33%) dan di base metal ⅔
(66%).
- Menghasilkan pengelasan yang lebar dan penetrasi dangkal.
 Polaritas Balik (DCEP/DCRP)
- Polaritas ini terbentuk apabila kabel holder terpasang pada kutub
positif dan kabel massa berada di kutub negatif.
- Distribusi panas diujung elektroda ⅔ (66%) dan di base metal ⅓
(33%).
Gambar 29. Polaritas DCEP dan DCEN
https://awo.aws.org/wp-content/uploads/2015/08/Cathode.png

iv. Kelebihan dan Kekurangan Las SMAW


Keuntungan Las SMAW:
 Las SMAW dapat digunakan untuk mengelas semua posisi.
 Dapat digunakan untuk mengelas semua jenis material ferrous.
 Harga mesin las lebih murah dibandingkan mesin las GMAW atau SAW.
 Peralatan mudah dibawah kemana saja dan cukup ringkas.
 Dapat digunakan untuk mengelas dengan ketebalan material yang kita
inginkan.
Kekurangan Mesin Las SMAW:
 Harus sering melakukan pemasangan Elektroda saat mengelas, karena
panjang kawat las terbatas.
 Harus melakukan pembersihan slag atau kerak las setelah proses
pengelasan.
 Hanya dapat digunakan mengelas jenis material Ferrous.
 Pada jenis elektroda tertentu harus dioven sebelum melakukan pengelasan.

Anda mungkin juga menyukai