Anda di halaman 1dari 3

SELEKSI MATERIAL

Salah satu tahap dalam perancangan suatu produk adalah seleksi material, yaitu tahap yang
bertujuan meminimalisir biaya tetapi tanpa mengurangi kriteria performa produk yang akan
dibuat. Untuk penerapan tertentu, seleksi material dimulai dari pemilihan sifat serta
pertimbangan biaya dari material-material yang akan digunakan. Untuk penerapan yang
memerlukan berbagai kriteria, seleksi materialnya lebih kompleks.

Sebagai contoh, sebuah batang yang harus bersifat kaku dan ringan akan memerlukan
material yang memiliki modulus Young (E) tinggi tetapi densitas (rho) rendah. Jika batang
tersebut diberi tegangan tarik, maka material terbaik akan ditentukan oleh specific modulus, yaitu
E/rho.

Plot Ashby adalah sebuah scatter plot yang menampilkan dua atau lebih sifat dari banyak
material. Plot ini berguna dalam membandingkan rasio berbagai sifat material, misalnya antara
modulus Young dan densitas. Melalui plot Ashby, tidak hanya mudah menemukan material
dengan kekakuan tinggi atau densitas rendah, tetapi juga mudah menemukan rasio E/rho terbaik.

Faktor penting dalam tahap seleksi material bukan hanya ‘biaya per kg material’, tetapi
juga ‘biaya per unit fungsi’. Jika tujuan utama perancangan adalah kekakuan pelat suatu
material, maka diperlukan kombinasi optimal antara densitas, modulus Young, dan harga.

Salah satu metode untuk memilih material yaitu menggunakan diagram Ashby (Ashby
chart). Dengan mem-plot indeks performa suatu material untuk pembebanan tertentu pada
diagram Ashby, dapat diketahui material dengan performa maksimum. Indeks performa sendiri
mempertimbangkan constraint dimensional, constraint material, dan constraint variabel bebas
untuk aplikasi tertentu.

Misalkan suatu perancangan betujuan meminimalisir berat beam yang akan menerima
pembebanan dua arah. Parameter-parameter beam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu
variabel material dan variabel desain. Variabel material meliputi densitas, modulus elastisitas,
tegangan yield, serta variabel bebas yang dapat berubah selama pembebanan berlangsung.
Variabel desain biasanya merupakan batasan tebal beam, seberapa besar beam dapat melentur.

Tegangan pada beam yaitu rasio beban per luas permukaan (P/A). Berat beami yaitu w =
…. (rho densitas, L panjang). Untuk beam sepanjang L, variabel materialnya adalah sigma dan
rho, variabel bebasnya A, serta variabel yang perlu diminimalisir yaitu w.

Untuk mendapatkan indeks performa, persamaan w harus memiliki variabel tetap dan
variabel material. Variabel A dapat diganti dengan P/sigma lalu disubstitusikan ke persamaan w
menjadi w = (rho)(P/sigma)(L). Karena tujuan dari seleksi adalah meminimalisir berat, maka
variabel material (rho/sigma) harus diperkecil atau persamaan inversnya (sigma/rho) diperbesar.
Persamaan yang harus diperbesar itulah yang disebut indeks performa Pcr.

Ginanjar Saputra
Dengan mengkonversi persamaannya ke skala log, indeks performa dapat diplot pada
diagram Ashby dan akan memotong sumbu y. Semakin tinggi titik potong (intercept), semakin
tinggi performa suatu material.

Ginanjar Saputra
CHAPTER 1

Perancangan suatu material hingga kini memang masih memiliki beberapa keterbatasan,
tetapi telah berkembang lebih pesat dibanding dahulu dan dengan tantangan-tantangan serta
peluang-peluang yang juga lebih besar.

Perancangan merupakan proses penerjemahan suatu ide baru (atau kebutuhan pasar) ke
dalam informasi mendetil mengenai proses manufaktur suatu produk. Tiap-tiap tahap
perancangan memerlukan pengambilan keputusan, baik dalam pemilihan material maupun proses
pembuatan material itu sendiri. Biasanya, pilihan material lah yang menentukan rancangan suatu
produk, tetapi kadang justru sebaliknya: produk mutakhir dapat saja dibuat karena kehadiran
material-material baru.

Dalam tahap awal perancangannya, desain suatu produk bersifat cair. Artinya, opsi yang
perancang miliki sangat luas; semua material harus dipertimbangkan. Begitu desain menjadi
lebih fokus dan berbentuk, kriteria pemilihan material mengerucut; data yang lebih akurat serta
teknik berbeda dalam menganalisa pilihan harus digunakan. Dalam perancangan, kita perlu
menyadari kekayaan akan pilihan, tetapi di saat bersamaan memberikan detil yang tepat yang
mendasari kalkulasi rancangan akhir.

Pilihan material bukanlah satu-satunya aspek yang harus dipertimbangkan dalam proses
manufaktur suatu produk. Faktor-faktor lain seperti biaya (dalam pemilihan dan pemrosesan
material), efek penggunaan material terhadap lingkungan, serta kepuasaan yang diberikan
terhadap pengguna atau pemilik juga patut dipertimbangkan. Aspek-aspek lain ini diketahui
sebagai industrial design, yang apabila diabaikan akan menyebabkan pembuat produk
kehilangan pangsa pasar. Desain yang baik dapat berfungsi, tetapi desain yang luar biasa juga
dapat memberikan kepuasan.

Permasalahan dalam perancangan adalah pertanyaan yang bersifat terbuka, tidak memiliki
satu solusi yang pasti; meski beberapa solusi tentunya lebih baik daripada yang lain. Alat utama
yang diperlukan seorang perancang adalah keterbukaan pikiran: kemauan untuk
mempertimbangkan segala kemungkinan. Namun demikian, suatu prosedur tetap diperlukan
untuk menyeleksi yang terbaik dari yang biasa-biasa saja.

Ginanjar Saputra

Anda mungkin juga menyukai