Anda di halaman 1dari 28

PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU DAN

TEMPURUNG KELAPA (Cocos nucifera) DENGAN PEREKAT


DAUN LAMTORO SEBAGAI BRIKET

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk kelulusan

Oleh:

Izzatu Jahra

NIS : 2018.275

KEMENTERIAN AGAMA

KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN PASER

MAN INSAN CENDEKIA PASER

TAHUN 2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian : Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu dan Tempurung Kelapa


(Cocos Nucifera) dengan Perekat Daun Lamtoro Sebagai
Briket
Nama Lengkap : Izzatu Jahra
NIS : 2018.275
Kelas/Program : XI/ IPA
Alamat e-mail : izzahraa6@gmail.com

Mengetahui, Paser, 6 Januari 2020


Guru Pembimbing, Peneliti,

Reny Afifah, S.Pd Izzatu Jahra


NIP. 19920202 201903 2 014 NIS.2018.275

Menyetujui,
Kepala Madrasah,

Khoirul Anam, M.Pd.I


NIP.197302182000121001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terhaturkan kepada ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa,


atas petunjuk dan bimbingan-Nya sehingga pembuatan proposal penelitian ini
dapat terselesaikan meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana.
Proposal penelitian ini dibuat dengan maksud dan tujuan memberikan informasi
kepada pembaca tentang pemanfaatan limbah menjadi briket serta menambah
wawasan bagi penulis mengenai peranan daun lamtoro sebagai perekat pada
briket.

Disamping itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada orang tua, dan
seluruh kerabat yang ikut serta membantu dan mendukung peneliti terima kasih
pula kepada pembimbing, Ustadzah Reny Afifah, S.Pd. yang telah banyak
membimbing penulisan proposal penelitian ini. Semoga yang tertulis dalam
proposal ini dapat menjadi acuan dan bermanfaat bagi banyak orang. Proposal
penelitian ini tentu masih banyak kekurangannya. Kritik dan saran yang bersifat
membangun demi baiknya proposal penelitian berikutnya sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan proposal penelitian ini.
Demikian, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan yang
bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                  

Tana Paser, 22 Januari


2020

Penulis

iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ........................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Batasan Masalah ................................................................................2
C. Rumusan Masalah ..............................................................................2
D. Tujuan Penelitian ...............................................................................2
E. Manfaat Penelitian..............................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori .......................................................................................4
B. Kerangka Berpikir .............................................................................7
C. Hipotesis ............................................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................8
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................8
C. Prosedur penelitian .............................................................................8
D. Metode Uji Kualitas briket ...............................................................10
E. Populasi dan Sampel ........................................................................10
F. Metode Pengumpulan Data ..............................................................10
G. Intrumen Penelitian ..........................................................................10
H. Metode Analisis Data .......................................................................11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil .................................................................................................12
B. Pembahasan .....................................................................................14
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................15
B. Saran ................................................................................................15

v
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 16

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Observasi Uji Mutu Briket .............................................11


Tabel 4.1 Hasil Uji Kadar Air ......................................................................13
Tabel 4.2 Hasil Uji Kadar Abu ....................................................................14

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Serbuk Gergaji Kayu .................................................................4


Gambar 2.2 Tempurung Kelapa ....................................................................5
Gambar 2.2 Daun Lamtoro ............................................................................5

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini sebagian besar energi yang digunakan rakyat Indonesia berasal
dari bahan bakar fosil, yaitu bahan bakar minyak, batubara, dan gas. Kerugian
penggunaan bahan bakar fosil ini selain merusak lingkungan, juga tidak
terbarukan non-renewable dan tidak berkelanjutan unsustainable (Erwandi,
2005 Dalam Jurnal Meilani, 2010). Selain itu, seiring berjalannya waktu,
Indonesia telah berkembang menjadi sebuah negara industri, yang mana hal
tersebut berdampak pada kebutuhan energi semakin meningkat dan bila tidak
diantisipasi maka akan menimbulkan masalah di masa yang akan datang.
Disamping masalah bahan bakar yang menipis, limbah industri kayu yang
dihasilkan berupa serbuk juga dapat menimbulkan masalah yakni pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu, salah satu penanggulangannya adalah mengolah
limbah tersebut menjadi salah satu bahan bakar alternatif. Kandungan yang
terdapat dalam limbah serbuk gergaji kayu berupa karbon serta kalor yang
tinggi juga mendukung pemanfaatannya sebagai bahan bakar alternatif dengan
kualitas yang baik.
Selain limbah serbuk kayu, limbah dari tempurung kelapa juga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Salah satu bentuk
pemanfaatannya adalah sebagai bahan pembuatan briket. Briket arang dengan
bahan baku tempurung kelapa memiliki nilai kalor terbesar diantara briket
biomassa lainya yaitu 5780 kal/gr dan menimbulkan asap yang berwarna hitam
sebesar 44%, sedangkan briket dengan bahan baku serbuk gergaji kayu jati
memiliki nilai kalor sebesar 5479 kal/gr dengan asap yang ditimbulkan
berwarna putih sebesar 43,9 %. (Jamilatun, 2008 Dalam Jurnal Nodali Ndraha,
2009).

1
Dalam pembuatan briket juga memerlukan perekat. Pada penelitian kali ini
peneliti menggunakan perekat dari daun lamtoro. Dalam daun lamtoro terdapat
kandungan tannin sebesar 10,14 mg/kg. Tannin bersifat adhesive yaitu dapat
menjadi perekat karena memiliki gelatin yang mana gelatin tersebut juga
bersifat mengikat. Dalam segi biaya, penggunaan perekat daun lamtoro juga
sangat ekonomis daripada penggunaan perekat lainnya. (Mathius 1984, Dalam
Jurnal Kharisma Izzati, 2018).
Dengan itu peneliti ingin memanfaatkan limbah tersebut serta melakukan
penelitian dengan judul “Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu Dan Tempurung
Kelapa (Cocos Nucifera) Dengan Perekat Daun Lamtoro (Leucaena
Leucocephala) Sebagai Briket.”

B. Batasan Masalah
Bahan baku pembuatan briket merupakan limbah serbuk gergaji kayu dan
tempurung kelapa serta bahan perekat yang digunakan adalah daun lamtoro.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah kualitas briket campuran serbuk gergaji kayu dan
tempurung kelapa dengan perekat daun lamtoro?

D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kualitas briket campuran serbuk gergaji kayu dan tempurung
kelapa dengan perekat daun lamtoro.
2. Mengetahui pembuatan briket campuran serbuk gergaji kayu dan
tempurung kelapa dengan perekat daun lamtoro.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
a. Memberi pengetahuan IPTEK bagi peneliti.
b. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu biologi dan
kimia.

2
c. Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap limbah yang mencemari
lingkungan.

2. Manfaat bagi Madrasah


a. Dapat mewujudkan Madrasah Insan Cendekia sebagai Madrasah riset.
b. Sebagai informasi bagi madrasah tentang pemanfaatan limbah
tempurung kelapa dan serbuk gergaji kayu dengan perekat daun lamtoro
sebagai alternatif briket.
c. Dapat menunjang mata pelajaran biologi dan kimia di MAN IC paser.
3. Manfaat bagi masyarakat
a. Mengurangi masalah limbah yang ada serta mengurangi pencemaran
lingkungan.
b. Memberikan solusi terhadap sumber daya alternatif.
c. Dapat memberi masukan terhadap pihak terkait.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Serbuk Gergaji Kayu
Serbuk gergaji adalah serbuk kayu dari jenis kayu sembarang yang
diperoleh dari limbah ataupun sisa yang terbuang dari jenis kayu dan dapat
diperoleh di tempat pengolahan kayu ataupun industri kayu. Serbuk ini
biasanya terbuang percuma ataupun dimanfaatkan dalam proses
pengeringan kayu yang menggunakan metode kiln ataupun dimanfaatkan
untuk bahan pembuatan obat nyamuk bakar. Maka dicari alternatif untuk
membuat limbah gergaji kayu lebih bermanfaat dalam penggunaanya
(Effendi, 2005).

Gambar 2.1 serbuk gergaji kayu


Serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi yang
melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan briket arang.
Berdasarkan data nasional BPS tahun 2006, produksi serbuk gergaji kayu di
Indonesia sebesar 679.247 m3 dengan densitas 600 kg/m3 maka didapat
407.548,2 ton . Jika dari kayu yang tersedia tedapat 40% yang menjadi
limbah serbuk gergaji, maka akan didapat potensi pembuatan briket sebesar
163.319,28 ton/th (Debi, 2010).

2. Tempurung Kelapa
Tempurung merupakan lapisan yang keras dengan ketebalan antara 3
mm sampai 5 mm. sifat kerasnya disebabkan oleh banyaknya kandungan

4
silikat yang terdapat pada tempurung tersebut. Dari berat total buah kelapa,
antara 15% sampai 19% merupakan berat tempurungnya. Selain itu
tempurung juga banyak mengandung lignin. Sedang kandungan methoxyl
dalam tempurung hampir sama dengan yang terdapat dalam kayu. Pada
umumnya, nilai kalor yang terkandung dalam tempurung kelapa adalah
berkisar antara 18200 kj/kg hingga 19338.05 kj/kg (Palungkun, 1999).

Gambar 2.2 tempurung kelapa


Sejauh ini tempurung kelapa digunakan sebagai bahan pokok pembuatan
arang dan arang aktif karena tempurung kelapa merupakan bahan yang
dapat menghasilkan nilai kalor sekitar 6500 – 7600 kkal/kg. Selain memiliki
Calorific Value yang cukup tinggi, tempurung kelapa juga cukup baik untuk
bahan arang aktif (Sari, 2011).

3. Lamtoro
Lamtoro atau sering disebut petai cina, merupakan tanaman sejenis perdu
dari suku polong-polongan. Tumbuhan ini dikenal mempunyai nama lokal
disetiap daerahnya seperti kemlandingan, metir, lamtoro (Jawa), dan
kalandhingan (Madura). Nama tumbuhan lamtoro dalam berbagai bahasa
asing di antranya adalah, pil-ipil, elena, kariskis (Filipina), krathin
(Thailand), leucaena, white leadtree (Inggris.), dan leucaene, faux mimosa.

5
Gambar 2.3 lamtoro
Menurut Soedarjo et.al (1994) dan Xuan et.al (2006) lamtoro
mengandung flavonoid, mimosin dan tannin yang sering ditemukan pada
daun, polong dan biji daun lamtoro. Menurut Mathius (1984), kandungan
tanin dalam daun lamtoro sebesar 10,14 mg/kg.

4. Briket Arang
Briket arang adalah arang yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk briket
yang mempunyai penampilan dan kemasan yang lebih menarik dan dapat
digunakan untuk keperluan energi alternatif sehari-hari. Briket arang
mempunyai banyak kelebihan yaitu briket arang mempuyai nilai ekonomi
yang tinggi bila dikemas dengan menarik dan bila dibandingkan dengan
arang kayu, briket mempunyai panas yang lebih tinggi, tidak berbau,
memiliki aroma alami dan segar, serta bersih dan tahan lama (Lia dwi
heruati, 2009).
Kualitas briket yang baik adalah yang memiliki kandungan karbon yang
besar dan kandungan sedikit abu. Sehingga mudah terbakar, menghasilkan
energi panas yang tinggi dan tahan lama. Sementara Briket kualitas rendah
adalah yang berbau menyengat saat dibakar, sulit dinyalakan dan tidak tahan
lama. Jumlah kalori yang baik dalam briket adalah 5000 kalori dan
kandungan abunya hanya sekitar 8% (Sofyan Yusuf, 2013).

6
B. Kerangka Berpikir

Limbah industri Kebutuhan energi


kayu dan kelapa meningkat serta
penggunaan bahan bakar
fosil

Limbah Serbuk gergaji


kayu dan tempurung
kelapa yang melimpah
Alternatif pengganti
bahan bakar fosil dari
limbah

Briket arang

C. Hipotesis Penelitian
Serbuk gergaji kayu dan tempurung kelapa dengan perekat daun lamtoro
dapat dijadikan sebagai briket yang berkualitas.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah pengembangan produk yang
menggunakan serangkaian percobaan dalam membuat briket yang
menggunakan Serbuk gergaji kayu dan tempurung kelapa dengan perekat
daun lamtoro.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : Samarinda, Jl.Kh Mas Mansyur No.59
Waktu : Februari 2020 - April 2021

C. Prosedur Penelitian
1. Alat dan Bahan Penelitian
1). Alat Penelitian :
a. Kompor
b. Baskom atau wadah
c. Pengaduk
d. Cetakan
e. Ayakan
f. Timbangan
g. Tumbukan
h. Blender
i. Wajan
2). Bahan Penelitian :
a. Arang tempurung kelapa
b. Arang serbuk Gergaji Kayu
c. Daun lamtoro
d. Aquades

8
3). Prosedur Kerja :
1. Pembuatan perekat dari daun lamtoro
a. Daun lamtoro di jemur selama ± 2 hari sampai daun lamtoro
benar-benar kering.
b. Daun lamtoro yang sudah kering tadi di tumbuk atau di giling
sampai halus.
c. Aquades dipanaskan dengan cara direbus menggunakan kompor.
d. Campurkan aquades dengan daun lamtoro yang sudah halus.
e. Aduk bahan hingga mengental.
2. Pembuatan serbuk gergaji kayu menjadi arang
a. Jemur serbuk gergaji kayu selama 2 hari atau sampai kering.
b. Serbuk gergaji kemudian diarangkan dengan cara dibakar atau
disangrai didalam wajan.
c. Ayak arang serbuk gergaji kayu menjadi butiran arang yang
halus.
3. Pembuatan tempurung kelapa menjadi arang
a. Jemur tempurung kelapa selama 2 hari atau sampai kering.
b. Bakar tempurung kelapa sampai menjadi arang dengan cara
dibakar
c. Ayak arang tempurung kelapa menjadi butiran arang yang halus.
4. Pencampuran briket serbuk gergaji kayu dan tempurung kelapa
a. Siapkan bubuk arang serbuk gergaji kayu dan tempurung kelapa
b. Buat 3 formula dengan beda perbandingan
c. Siapkan wadah untuk pencampuran
d. Siapkan perekat daun lamtoro
e. Campurkan arang serbuk gergaji kayu dengan arang tempurung
kelapa
f. Tambahkan perekat daun lamtoro sedikit demi sedikit
g. Cetak adonan dengan cetakan
h. Jemur briket dengan sinar matahari langsung sampai kering

9
D. Metode uji kualitas briket
a. Kadar air
1. Timbang arang briket sebelum dijemur dan catat hasilnya. Arang
briket dikatakan sebagai G0 gram.
2. Kemudian jemur briket dengan sinar matahari langsung sampai
kering.
3. Setelah dijemur, timbang arang briket sebagai G1 gram.
b. Kadar abu
1. Jemur briket dengan sinar matahari langsung sampai kering.
2. Timbang arang briket sebelum dibakar dan catat hasilnya. Arang
briket dikatakan sebagai A gram.
3. Kemudian bakar briket tersebut hingga menjadi abu.
4. Timbang berat abu yang dihasilkan tadi sebagai C gram.
E. Populasi dan sampel
1. Populasi
Limbah Serbuk gergaji kayu, tempurung kelapa dan daun lamtoro
yang ada Di Kota Samarinda, Kalimantan timur.
2. Sampel
Serbuk gergaji kayu dan tempurung kelapa masing-masing 1 kg serta
daun lamtoro 0,5 kg yang ada Di Kota Samarinda, Kalimantan timur.

F. Metode pengumpulan data


Di dalam penelitian ini digunakan metode observasi berupa pengamatan
dalam mengumpulkan analisis data dan mempelajari teori-teori seta referensi
dari berbagai sumber.

G. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi
yang dilakukan pada pengujian kualitas mutu briket. Adapun lembar observasi
ini terbagi menjadi 2 bagian yakni, uji nilai kadar air serta kadar abu.

10
Tabel 3.1 Lembar Observasi Uji Mutu Briket
Nilai Parameter Perbandingan Campuran
Kadar abu (%)
Kadar air (%)

H. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis statistik
deskriptif. Peneliti menyediakan data statistik berupa tabel dan memberikan
keterangan berdasarkan data statistik.

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
a. Perlakuan Pada Serbuk Gergaji Kayu
Serbuk gergaji kayu dibersihkan dan dipisahkan dari kotoran yang
menempel pada serbuk. Setelah itu serbuk dibakar atau disangrai
sampai menjadi arang, lalu dihaluskan dengan menggunakan blender
dan diayak agar butiran arang kasar dan butiran arang halus terpisah.
b. Perlakuan Pada Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa dibersihkan dan dipisahkan dari sabutnya. Lalu
dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari hingga.
Setelah itu, tempurung kelapa yang sudah kering tersebut dibakar
hingga menjadi arang, kemudian ditumbuk dengan tumbukan agar
menjadi halus dan diayak agar butiran arang kasar dan butiran arang
halus terpisah.
c. Proses Pembuatan Perekat Daun Lamtoro
Daun lamtoro dijemur hingga kering, kemudian ditumbuk menjadi
halus. Rebus 150 ml air aquades sampai mendidih dengan
menggunakan kompor. Setelah air mendidih bubuk daun lamtoro
dimasukkan sebanyak 5 sendok makan secara perlahan, lalu diaduk
terus-menerus hingga mengental.
d. Proses Pembuatan Briket Campuran Serbuk Gergaji Kayu dan
Tempurung Kelapa Dengan Perekat Daun Lamtoro
1) Briket 1
Mencampurkan 9,3 gram arang serbuk gergaji kayu, 9,3
gram arang tempurung kelapa, dan 9,3 gram perekat daun
lamtoro. Setelah itu mencampur adonan hingga tercampur rata,
lalu dicetak, kemudian dijemur dibawah sinar matahari hingga
kering.

12
2) Briket 2
Mencampurkan 9 gram arang serbuk gergaji kayu, 9 gram
arang tempurung kelapa, dan 7 gram perekat daun lamtoro.
Setelah itu mencampur adonan hingga tercampur rata, lalu
dicetak, kemudian dijemur dibawah sinar matahari hingga
kering.
3) Briket 3
Mencampurkan 8 gram arang serbuk gergaji kayu, 8 gram
arang tempurung kelapa, dan 14 gram perekat daun lamtoro.
Setelah itu mencampur adonan hingga tercampur rata, lalu
dicetak, kemudian dijemur dibawah sinar matahari hingga
kering.
e. Perlakuan Uji Kualitas Briket
1. Uji Kadar Air
Penentuan kadar air dilakukan untuk setiap perlakuan pada
briket. Kadar air dapat diperoleh dengan menggunakan
persamaan : Kadar air (%) = {(G0 – G1)/G0} x 100% dimana, G0
= berat sebelum dikeringkan (gr) dan G1 = berat setelah
dikeringkan (gr).

Tabel 4.1 Hasil Uji Kadar Air


Jenis briket G0 (gr) G1 (gr) Presentase (%)
Briket 1 28 20 28 %
Briket 2 25 15 40 %
Briket 3 30 21 30%

2. Uji Kadar Abu


Penentuan kadar abu dilakukan untuk setiap perlakuan pada
briket. kadar abu dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
: Kadar abu (%) = (C/A) x 100% dimana, A = berat sebelum
pengabuan (gr) C = berat abu/ (gr).

13
Tabel 4.2 Hasil Uji Kadar Abu

Jenis briket A (gr) C (gr) Presentase (%)


Briket 1 20 10 50 %
Briket 2 15 6 40 %
Briket 3 21 13 61 %

B. PEMBAHASAN
Melalui perhitungan menggunakan persamaan : Kadar air (%) =
{(G0 – G1)/G0} x 100% dimana, G0 = berat sebelum dikeringkan (gr)
dan G1 = berat setelah dikeringkan (gr). Pada briket pertama diperoleh
hasil persentase kadar air sebesar 28%, briket kedua sebesar 40% dan
briket ketiga dengan persentase 30%. Kadar air dapat berpengaruh pada
kualitas briket, semakin rendah kadar air maka semakin tinggi pula nilai
kalor yang dihasilkan. Dalam hal pengujian kadar air pada briket,
formulasi briket pertama mempunyai kadar air paling rendah sehingga
mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi diantara ketiga formulasi tersebut.
Pada pengujian kadar abu menggunakan persamaan : Kadar abu (%) =
(C/A) x 100% dimana, A = berat sebelum pengabuan (gr) C = berat abu/
(gr). Dihasilkan persentase kadar abu briket pertama sebanyak 50%, briket
kedua sebanyak 40%, dan briket ketiga dengan 61%. Abu juga sangat
berpengaruh pada kualitas briket. Kandungan abu yang tinggi dapat
menurunkan nilai kalor yang dihasilkan. Semakin rendah kadar abu, maka
semakin baik pula kualitas briket tersebut. Dalam hal pengujian kadar abu
pada briket, formulasi briket kedua mempunyai kadar air paling rendah
sehingga mempunyai kualitas dan nilai kalor yang lebih tinggi diantara
ketiga formulasi tersebut.

14
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Campuran serbuk gergaji kayu dan tempurung kelapa dapat dimanfaatkan
menjadi sumber alternatif pengganti bahan bakar fosil berupa briket. Briket
yang diolah menggunakan perekat berupa daun lamtoro. Berdasarkan hasil uji
kadar air, pada briket pertama diperoleh hasil persentase kadar air sebesar
28%, briket kedua sebesar 40% dan briket dan yang ketiga sebesar 30%.
Untuk pengujian kadar abu, dihasilkan persentase kadar abu briket pertama
sebanyak 50%, briket kedua sebanyak 40%, dan briket ketiga dengan 61%.

B. Saran
Dalam penelitian pembuatan briket campuran serbuk gergaji kayu dan
tempurung kelapa dengan perekat daun lamtoro ini masih memiliki
kekurangan, di antaranya adalah pada proses penumbukan yang kurang halus,
perekat yang kurang maksimal menjadikan pengaruh pada kualitas briket
serta hasil pengujian. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu melanjutkan
penelitian lanjutan untuk menghasilkan briket yang lebih maksimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Adawiah, R. A. R. (2017). Potensi ekstrak daun lamtoro (Leucaena leucocephala


Lam.) sebagai bioherbisida terhadap pertumbuhan beberapa jenis
gulma (Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Anggoro, D. D., Wibawa, M. H. D., & Fathoni, M. Z. (2017). Pembuatan Briket


Arang Dari Campuran Tempurung Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu
Sengon. Teknik, 38(2), 76-80.

Billah, M. (2009). Bahan Bakar Alternatif Padat (BBAP) Serbuk Gergaji Kayu.

Frisilia, I. (2014). Pemanfaatan Bambu Betung Dan Buah Bintaro Dalam


Pembuatan Briket Arang Dengan Menggunakan Perekat Tepung
Beras (Politeknik Negeri Sriwijaya).

Heruwati, L. D. (2009). Pengaruh Variasi Tekanan Pada Pembuatan Briket


Arang Tempurung Kelapa Dengan Perekat Daun Jambu Mete Muda
(anacardium occidentale l.) Terhadap Nilai Kalor Yang
Dihasilkan (Universitas Muhammadiyah Surakarta Perpustakaan).

Izzati, K., Mujiburohman, M., Kusmiyati, S. T., Eni Budiyati, S. T., & Eng, M.
(2018). Pemanfaatan Limbah Padat Industri Serbuk Gergaji Kayu
Menjadi Briket Sebagai Salah Satu Energi Alternatif (Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

Kalsum, U. (2016). Pembuatan briket arang dari campuran limbah tongkol jagung,
kulit durian dan serbuk gergaji menggunakan perekat tapioka. Jurnal
Distilasi, 1(1), 41-50.

Ndraha, N. (2009). Uji komposisi bahan pembuat briket bioarang tempurung


kelapa dan serbuk kayu terhadap mutu yang dihasilkan. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Wijayanti, Diah Sundari 2009 Karakteristik Briket Arang Dari Serbuk Gergaji
dengan Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit. Skripsi, Sumatera
Utara : Universitas Sumatera Utara.

16
LAMPIRAN

Arang serbuk kayu Arang tempurung kelapa

17
Daun lamtoro kering Perekat daun lamtoro

18
19
Proses pengabuan Briket 1

Briket 2 Briket 3

20

Anda mungkin juga menyukai