Anda di halaman 1dari 35

KARYA TULIS ILMIAH

Pemanfaatan Ecoprint untuk Meningkatkan Estetika Kain

ARTIKEL

Diajukan sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Madrasah

Tahun Pelajaran 2022/2023

Nama : Nurul Haidah Fitri

NIS/NISN : 131113710002200021/0058433958

Kelas : XII IPA 2

No. Absen : 23 (dua puluh tiga)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA PADANG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

TUGAS
KARYA TULIS ILMIAH

Pemanfaatan Ecoprint untuk Meningkatkan Estetika Kain

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan II yang dinyatakan

memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian akhir pada Madrasah Aliyah

Negeri 2 Kota Padang tahun pelajaran 2022/2023.

Padang, 11 Januari 2023


Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hermitati Yuhelma, S.Pd.


NIP.19670812 199403 2004 NIP. 19680907 199403 2005
Mengesahkan,
Kepala MAN 2 Kota Padang

Drs. H. Akhri Meinhardi, M.M.


NIP. 19640529 199603 1001

i
LEMBAR PENYERAHAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nurul Haidah Fitri
NIS/NISN : 131113710002200021/0058433958
Kelas : XII IPA 2
Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Ecoprint untuk Meningkatkan Estetika

Kain

Telah menyerahkan 1 (satu) rangkap karya tulis ilmiah ke Perpustakaan

MAN 2 Kota Padang demikianlah serah terima karya tulis ilmiah ini dibuat

agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 12 Januari 2023


Kepala Perpustakaan Siswa yang menyerahkan

IRMANEPO, S.Pd. NURUL HAIDAH FITRI


NIP. 19700214 20141 2003 NIS. 131113710002200021

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas

ridha dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Ecoprint untuk Meningkatkan

Estetika Kain”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi syarat ujian

madrasah. Selain itu, Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan menambah wawasan

pembaca tentang pemanfaatan ecoprint untuk memberikan keindahan

pada kain.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. Penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hermitati dan Ibu Yuhelma selaku

guru pembimbing yang telah membimbing dan membantu penulis dalam

proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan

dalam Karya Tulis Ilmiah yang disusun. Oleh karena itu, penulis memohon

maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Kritik dan

saran dari pembaca senantiasa penulis tunggu guna meningkatkan

kualitas tulisan kedepannya. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah

ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN .................................... i


LEMBAR PENYERAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
ABSTRAK.................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan .......................................................................... 4
1.5 Metode Penelitian............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
2.1 Ecoprint............................................................................................ 6
2.2 Sejarah Ecoprint .............................................................................. 6
2.3 Bahan Alam yang Digunakan Dalam Teknik Ecoprint ................... 7
2.3.1 Kelengkeng ................................................................................... 8
2.3.2 Ruellia ........................................................................................... 8
2.3.3 Eucalyptus deglupta ..................................................................... 9
2.3.4 Jarak............................................................................................ 10
2.3.5 Jati ............................................................................................... 12
2.3.6 Daun Limau ................................................................................. 13
2.4 Jenis Kain yang Digunakan Dalam Pembuatan Ecoprint ............ 14
2.5 Teknik Pembuatan Ecoprint .......................................................... 15
2.5.1 Teknik Pounding ......................................................................... 15
2.5.2 Teknik Iron Blanket ..................................................................... 15
2.6 Mordan........................................................................................... 16
2.6.1 Tawas ..................................................................................... 17
2.6.2 Kapur Tohor ............................................................................ 18
2.6.3 Tunjung ................................................................................... 18

iv
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 20
3.1 Hasil ............................................................................................... 20
3.2 Pembahasan ................................................................................. 21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 24
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 24
4.2 Saran ............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 26
LAMPIRAN ................................................................................................. 27

v
ABSTRAK

Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat banyak


manusia menciptakan berbagai inovasi. Salah satu inovasi tersebut dapat
terlihat dalam teknik pembuatan warna dan motif pada kain, yaitu dengan
menciptakan teknik ecoprint. Teknik ecoprint merupakan suatu proses
mentransfer warna dan motif pada kain melalui kontak langsung. Teknik
ecoprint memanfaatkan bahan-bahan dari bagian tumbuhan yang
mengandung pigmen warna seperti daun, bunga, kulit batang, dll. Produk
yang dihasilkan dari teknik ecoprint memiliki nilai estetika dan nilai seni
yang tinggi.
Teknik ecoprint merupakan suatu teknik yang ramah lingkungan. Hal
tersebut dikarenakan dalam pembuatannya teknik ecoprint menggunakan
bahan-bahan yang berasal dari alam. Penggunaan teknik ecoprint dapat
mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah kimia
dari pabrik tekstil. Limbah kimia yang dihasilkan pabrik tekstil merupakan
limbah berbahaya yang dapat menyebabkan pencemaran pada tanah,
sedimen, dan air yang berada disekitarnya.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
eksperimen, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan
pengamatan ecoprint pada kain. Selain itu, dilakukan metode studi
pustaka, yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori
tentang ecoprint melalui buku-buku, jurnal, serta artikel yang terkait.

Teknik ecoprint yang dilakukan menghasilkan warna dan motif yang


beragam. Pada ecoprint yang dilakukan menggunakan daun lengkeng,
warna yang dihasilkan pada kain adalah hijau muda yang mengarah ke
kecoklatan dengan motif berbentuk bulat panjang, setiap motif yang
dihasilkan berbeda-beda menyesuaikan bentuk daun aslinya. Sedangkan,
pada daun limau warna yang dihasilkan hijau tua dengan motif berbentuk
oval, setiap motif yang dihasilkan juga berbeda-beda sesuai dengan daun
aslinya. Didapatkan bahwa pewarnaan kain dengan teknik ecoprint dapat
menambah estetika kain, dengan motif serta warna yang dihasilkan
beragam dan unik.

Kata Kunci: Ecoprint, Bahan Alam, Estetika.

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan zaman yang semakin maju, membuat banyak

manusia menciptakan berbagai inovasi. Inovasi-inovasi tersebut dapat

dilihat dalam teknik pembuatan warna dan motif pada kain. Berbagai

teknik diciptakan, bahkan dalam penciptaannya ada yang

menggabungkan teknik yang satu dengan teknik yang lain, hal

tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil yang unik, bagus, dan

menarik. Selain itu, pembuatanwarna pada kain juga menggunakan

bahan-bahan yang berasal dari alam, teknik yang menggunakan

bahan-bahan alam ini disebut dengan teknik ecoprint.

Teknik ecoprint merupakan suatu teknik menghias kain dengan

berbagai macam corak dan warna yang berasal dari bahan alam.

Ecoprint merupakan suatu hal baru dalam pewarnaan dan pembuatan

motif pada kain, yakni dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada

di lingkungan sekitar. Ecoprint memiliki ciri khasnya tersendiri, ciri

khas tersebut dapat dilihat dari warna dan motif yang terbentuk. Motif

yang diciptakan dari ecoprint memiliki bentuk yang sangat mirip

dengan aslinya, serta warna yang dihasilkan sesuai dengan

kandungan bahan alam yang digunakan. Teknik pewarnaan yang unik

dan mudah serta ramah lingkungan dengan sifat warna yang

dihasilkan natural dan lembut, membuat ecoprint semakin memiliki

daya tarik.

1
Teknik ecoprint merupakan suatu teknik yang ramah lingkungan.

Hal tersebut dikarenakan dalam pembuatannya menggunakan bahan-

bahan yang ada di alam. Penggunaan teknik ecoprint dapat mencegah

terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah kimia

dari pabrik tekstil. Limbah kimia yang berasal dari pabrik tekstil

merupakan limbah berbahaya yang dapat menyababkan pencemaran

pada tanah, sedimen, dan air.

Alam memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Semua hal yang digunakan manusia berasal dari alam,

termasuk pembuatan ecoprint yang dalam pembuatannya

menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. Pembuatan

ecoprint memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam untuk

menciptakan suatu warna dan motif yang unik pada kain.

Pemanfaatan bahan-bahan di alam ini sesuai dengan firman Allah swt.

dalam Qs. An-Nahl ayat 14

“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu

dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu)

kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat

perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-

Nya, dan agar kamu bersyukur” (Qs. An-Nahl ayat 14).

2
Dalam ayat tersebut Allah swt. memberi tahu manusia bahwa di lautan

banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Diketahui bahwa Allah

swt. mengingatkan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam,

baik di lautan maupun di daratan. Pemanfaatan sumber daya alam

tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya tanpa adanya kerusakan di

muka bumi.

Proses pewarnaan kain mengunakan teknik ecoprint sangat

sederhana. Prinsip pembuatan ecoprint yaitu kontak langsung antara

bahan alam yang mengandung pigmen warna dengan media kain,

bahan alam yang digunakan biasanya adalah daun atau bunga. Dalam

proses pembuatan menggunakan ecoprint, dikenal dua teknik

pewarnaan, yaitu teknik iron blanket dan teknik pounding. Teknik iron

blanket adalah teknik yang dilakukan dengan menata daun atau

Bungan pada kain kemudian digulung lalu dikukus, sedangkan teknik

pounding adalah pemindahan warna pada kain dengan cara

meletakkan daun atau bunga di atas kain lalu memukulnya

menggunakan palu. Motif dan warna yang dihasilkan dari teknik

ecoprint berbeda-beda meskipun menggunakan jenis tumbuhan yang

sama.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pemanfaatan Ecoprint untuk

Meningkatkan Nilai Estetika Kain”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu teknik ecoprint?

3
2. Bahan alam apa saja yang dapat digunakan untuk pembuatan

warna dan motif pada kain dengan menggunakan teknik ecoprint?

3. Bagaimana proses pembuatan warna dan motif pada kain dengan

menggunakan teknik ecoprint?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu teknik ecoprint.

2. Mengetahui bahan alam yang dapat digunakan untuk pembuatan

warna dan motif pada kain dengan menggunakan teknik ecoprint.

3. Mengetahui proses pembuatan warna dan motif pada kain dengan

menggunakan teknik ecoprint.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah wawasan bagi pembaca tentang pemanfaatan teknik

ecoprint dalam pembuatan warna dan motif pada kain untuk

meningkatkan nilai estetika kain.

2. Menggunakan teknik ecoprint sebagai alternative untuk

mengurangi keruakan lingkungan akibat limbah kimia dari pabrik

tekstil.

3. Dapat dijadikan rujukan dalam pembuatan warna dan motif alami

yang cocok digunakan untuk pewarna kain.

4. Sebagai bahan untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa

pembuatan warna dan motif pada kain menggunakan pewarna

alami dengan teknik ecoprint dapat menghasilkan warna dan motif

yang memiliki nilai estetika.

4
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini, yaitu:

1. Studi pustaka, yaitu mempelajari teori-teori tentang ecoprint

melalui buku-buku, jurnal, serta artikel yang terkait sebagai

referensi.

2. Metode eksperimen, yaitu metode yang dilakukan melalui

percobaan dan pengamatan teknik ecoprint pada kain.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ecoprint

Ecoprint merupakan cara pemberian warna dan motif pada kain

menggunakan berbagai tumbuhan yang dapat mengeluarkan zat

pewarna alami. “Ecoprint merupakan cara pengolahan kain dengan

memanfaatkan berbagai tumbuhan yang dapat mengeluarkan pewarna

alami” (Irianingsih, 2018:4). Penggunaan bahan alam dalam

pewarnaannya membuat ecoprint tergolong teknik yang ramah

lingkungan.

Pewarnaan kain menggunakan teknik ecoprint tergolong unik.

Hal tersebut dikarenakan motif yang dihasilkan dari teknik ecoprint

berbeda-beda dan tidak terduga meskipun menggunakan jenis

tumbuhan dan teknik yang sama. Selain itu, motif yang dihasilkan

memiliki bentuk yang sangat mirip dengan tumbuhan yang aslinya,

serta warna yang terbentuk sesuai dengan pigmen warna yang

terkandung dalam tumbuhan yang digunakan.

2.2 Sejarah Ecoprint

Di akhir abad 19, ecoprint sebenarnya sudah ada di Australia,

namun belum popular karena masih sebatas kegiatan kerajinan

tangan, khususnya pada anak-anak sekolah.

Teknik pembuatan ecoprint mulai dipopulerkan di negara India

pada tahun 2006 oleh India Flint. Berasal dari teknik ecodyeing lalu flint

mengembangkannya menjadi teknik ecoprint. Disebutkan oleh Flint,

6
teknik ecoprint diartikan sebagai proses mentransfer warna dan bentuk

ke kain melalui kontak langsung antara kain dan daun. Flint

mengaplikasikan teknik ini dengan cara menempelkan tanaman yang

memiliki pigmen warna pada kain bererat alami yang kemudian direbus

atau dikukus dalam kuali besar.

Ternyata teknik ecoprint diminati banyak orang. Bahkan teknik ini

berkembang ke Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia

teknik ecoprint sudah menyebar ke berbagai wilayah. Bahkan

sekarang sudah berkembang seperti batik tanpa menggunakan canting

dan malam, melainkan menggunakan daun dan pewarna alam.

2.3 Bahan Alam yang Digunakan Dalam Teknik Ecoprint

Tidak semua bahan alam dapat digunakan dalam pembuatan

ecoprint. Bahan alam yang digunakan dalam pembuatan ecoprint

merupakan bahan alam yang dapat mengeluarkan pigmen-pigmen

warna. Selain itu, dipilih bahan alam yang memiliki corak atau motif

yang bagus, sehingga cocok digunakan untuk motif batik. Bahan alam

yang menggunakan warna tajam bagus digunakan untuk membuat

ecoprint agar motif yang dihasilkan dapat terlihat jelas. Namun, ada

beberapa bahan alam yang dapat digunakan meskipun tidak

mengeluarkan warna tajam tetapi harus memiliki motif yang bagus.

Bahan alam tersebut digunakan untuk menghasilkan siluet pada kain

sehingga menambah kesan estetik antara corak-corak yang memiliki

warna tajam.

7
Bahan alam yang sering digunakan dalam pembuatan ecoprint

adalah daun. Beberapa jenis daun yang dapat digunakan untuk

membuat ecoprint adalah sebagai berikut:

2.3.1 Kelengkeng

Pohon kelengkeng memiliki nama ilmiah Dimocarpus longan.

Kelengkeng merupakan tanaman asli dari daratan Asia Tenggara.

Pohon ini memiliki tinggi mencapai 40 m dan diameter batangnya

bias mencapai 1 m. Memiliki daun majemuk dengan 2-4 pasang

anak daun. Tanaman ini memiliki bulu yang rapat pada bagian

aksialnya. Tanaman ini memiliki buah berbentuk bulat dengan

warna coklat kekuningan dengan tekstur kulit halus dan kadang

berbintil kasar tergantung pada jenisnya. Memiliki daging buah

yang tipis berwarna putih dan agak bening serta pembungkus

bijinya berwarna coklat kehitaman.

Daun Kelengkeng
(Sumber: tastazoo.com)

2.3.2 Ruellia

Bunga kencana (Ruellia) adalah bunga yang dapat ditemui di

padang rumput atau pinggir jalan, memiliki bunga yang berwarna

merah, putih, biru atau ungu dan bebeapa jenis bunga kencana liar

8
memiliki buah kering yang dapat meletup di dalam air. Ruellia

popular dijadikan sebagai tanaman hias. Beberapa diantaranya

sebagai tanaman obat, tetapi banyak diantaranya diketahui

beracun. Daunnya dipergunakan sebagai makanan ulat dari

beberapa kupu-kupu.

Pohon Ruellia
(Sumber: tokopedia.com)

2.3.3 Eucalyptus deglupta

Eucalyptus banyak memiliki banyak macam tetapi yang sering

digunakan untuk ecoprint adalah eucalyptus deglupta. Pohon ini

adalah spesies pohon tinggi, umumnya dikenal sebagai eucalyptus

pelangi atau disebut juga getah mindanau, atau getah pelangi. Hal

ini ditandai oleh kulit batangnya multi-warna yang menampilkan

lavender, biru, hijau, oranye, dan merah marun yang mengelupas di

musim panas. Daunnya tajam dan berbentuktombak. Tanaman ini

dipercaya bahwa daerah tempat tumbuhnya banyak air, karena

eucalyptus mampu menyerap air dari daerah lain. Daunnya banyak

mengandung kelenjar minyak.

9
Minyak eucalyptus memiliki sifat menolak serangga, dan sudah

digunakan sebagai bahan untuk produk penolak nyamuk. Nektar

dari beberapa eucalyptus menghasilkan madu monofloral

berkualitas tinggi. Manfaat lain adalah sebagai antiseptic yang

sangat menolong untuk menyembuhkan dingin, flu, dan sakit

tenggorokan. Minyak daun eucalyptus dapat digunakan sebagai

bahan penghangat yang digunakan pada kulit atau tangan, juga

untuk mengatasi infeksi. Minyak eucalyptus juga bias digunakan

sebagai obat rematik. Selain itu, pohon eucalyptus berguna

menghadapi ancaman erosi dan mengatasi lahan kritis.

Daun Eucalyptus deglupta setelah diproses ecoprint warnanya

ada yang tetap hijau, kemerahan ataupun coklat. Hal ini tergantung

dari pewarna alam yang digunakan dan jenis kain sebagai bahan

dasarnya.

Eucalyptus deglupta
(Sumber: commons.m.wikimedia.org)

2.3.4 Jarak

Daun jarak memiliki banyak macam, yang biasa digunakan

untuk ecoprint adalah Jarak Kepyar dan Jarak Wulung. Jarak

10
mempunyai nama latin Ricinus communis.Daunnya mengkilap

memiliki panjang 15-45 cm. Dalam beberap varietas, mereka mulai

dari ungu kemerahan gelap atau perunggu ketika muda, secara

bertahap berubah menjadi hijau gelap, kadang-kadang dengan

semburat kemerahan, saat mereka dewasa. Daun dari beberapa

varietas lain bewarna hijau praktis sejak awal, sedangkan pada

yang lain pigmen menutupi warna hijau dari semua bagian yang

mengandung klorofil, daun, batang, dan buah muda, sehingga

mereka tetap bewarna ungu kemerahan yang dramatis coklat

sepanjang umur tanaman.

Tanaman jarak memiliki banyak manfaat. Diantara manfaatnya

adalah dapat diekstrak menjadi minyak yang kemudian

dikembangkan menjadi biodiesel. Selain itu, buah jarak dapat

dimanfaatkan untuk pertanian dan juga sebagai bahan pembuatan

kosmetik serta sabun mandi. Minyak jarak juga dapat dimanfaatkan

sebagai obat. “Buah jarak bermanfaat untuk biobriket, pupuk

organik, pakan ternak, juga dapat digunakan sebagai bahan

pembuatan sabun mandi dan kosmetik. Minyak jarak dapat

dimanfaatkan sebagai obat pencahar dan antidiare” (Qazuini dalam

Saraswati, 2019:13).

11
Daun Jarak
(Sumber: merdeka.com)

2.3.5 Jati

Tumbuhan jati memiliki nama ilmiah Tectona grandis dalah

jenis pohon yang berdaun besar dengan bentuk elips yang luruh

pada musim kemarau dan penghasil kayu bermutu tinggi.

Pohonnya besar, berbatang lurus, ketinggiannya dapat mencapai

30-40 m. Pohon jati hidup pada curah hujan 1.500-2.000 mm/tahun,

suhu 27-36 C, dan tumbuh di dataran tinggi maupun dataran

rendah.

Daun jari dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan ecoprint

karena corks dan warna yang khas. Daun jati mengeluarkan warna

ungu dan merah. Daun jati hasil ecoprint akan menghasilkan warna

yang berbeda tergantung dari daerah mana daun itu diperoleh. Hal

ini kemungkinan disebabkan karena jenis tanah tempat tumbuhnya

jati berbeda sehingga menghasilkan tannin yang berbeda. Selain

itu, tergantung pada pewarna alam yang digunakan.

12
Pohon Jati
(Sumber: tanahkaya.com)

2.3.6 Daun Limau

Daun limau memiliki nama latin Citrus rutaceae. Daun limau

merupakan daun majemuk, beraroma wangi, warna hijau, dan

teksturnya tipis. Daun terletak berhadap-hadapan, daunnya

berbentuk oval, dan memiliki bintik-bintik bening di permukaan yang

menandakan adanya rongga sekresi. Daun limau dimanfaatkan

untuk bumbu masakan. Selain itu, buahnya dapat dimanfaatkan

untuk membersihkan noda lemak pada peralatan dapur, sebagai

terapi pengobatan diabetes, dapat membersihkan noda di kulit

wajah, dan mengangkat sel kulit mati.

Daun Limau
(Sumber: bukalapak.com)

13
2.4 Jenis Kain yang Digunakan Dalam Pembuatan Ecoprint

Teknik ecoprint menggunakan tumbuhan sebagai bahan pemberi

motif dan warna pada kain yang berasal dari alam. Oleh karena itu,

bahan kain yang digunakan tidak boleh sembarangan. Bahan kain

yang digunakan dalam pembuatan ecoprint harus menggunakan kain

yang terbuat dari bahan serat alam. Penggunaan kain dari bahan

serat alam ini bertujuan untuk memudahkan penyerapan warna yang

dihasilkan dari tumbuhan ke serat benang.

Serat selulosa seperti katun dari rami dan serat protein seperti

sutera merupakan kain yang paling cocok diaplikasikan untuk ecoprint.

Jenis kain yang dapat digunakan untuk ecoprint diantaranya adalah

kain blacu merupakan nama salah satu kain yang terbuat dari kapas

sehingga aman untuk digunakan. Kain sutra juga dapat digunakan

untuk ecoprint karena kain sutera dikenal sebagai salah satu serat

tekstil yang paling berkualitas diantara semua serat tekstil yang ada

dan akan menghasilkan warna yang sangat tajam jika digunakan untuk

ecoprint. Selain itu, kain katun juga cocok digunakan untuk ecoprint

karena terbuat dari kapas yang merupakan bahan alam, kain katun

memiliki karakteristik lembut dan mudah menyerap sehingga cocok

digunakan untuk pembuatan ecoprint. “Kain katun selain memiliki sifat

yang sejuk dan lembut, katun juga dapat menyerap warna dengan

baik”(Gunawan, 2012:129).

14
2.5 Teknik Pembuatan Ecoprint

Ecoprint merupakan sebuah metode yang dapat mentransfer motif

dan warna tumbuhan secara langsung pada kain. Tujuan dari teknik

ecoprint adalah untuk menciptakan motif pada kain dengan

menggunakan bahan-bahan alami, agar proses yang dilakukan ramah

lingkungan. Metode untuk pembuatan ecoprint yaitu dengan teknik

pounding dan teknik iron blanket.

2.5.1 Teknik Pounding

Tekniki pounding disebut juga dengan teknik pukul. Proses

pembuatan ecoprint menggunakan teknik ini adalah dengan

memberi mordan pada kain dan menyiapkan tumbuhan yang akan

digunakan untuk pembuatan ecoprint. Pada teknik pounding proses

memindahkan warna dan motif tumbuhan pada kain dilakukan

dengan cara meletakkan tumbuhan di atas kain lalu memukulnya

menggunakan palu. “Pada teknik pounding proses mentransfer

bentuk dan warna tumbuhan pada kain dilakukan dengan cara

memukul-mukul tumbuhan pada kain yang diletakkan pada

permukaan datar”(Simanungkalit, 2020:13).

2.5.2 Teknik Iron Blanket

Langkah pertama dalam teknik iron blanket adalah mondarting

(pemersihan kain dari kotoran). Setelah itu, rendam tumbuhan yang

digunakan dalam air cuka, hal ini bertujuan untuk mengeluarkan zat

warna pada tumbuhan secara maksimal. Lalu, tempelkan tumbuhan

yang sudah direndam di atas kain. Kemudian, gulung dengan pipa

15
paralon dan ikat menggunakan tali. Tahap terakhir yaitu kukus.

Tujuan pengukusan pada teknik ini adalah untuk mengeluarkan

motif dan warna dari tumbuhan agar pindah pada kain.

2.6 Mordan

Mordan adalah pengikat zat warna agar tidak melarut dalam air

atau kelembapan. Mordan berfungsi mengikat zat warna pada kain

sehingga pewarna yang diberikan dapat terserap oleh kain dengan

optimal. Secara khusus mordan adalah garam logam, ion meta yang

mengandung senyawa alami, atau zat pembentuk kompleks yang

digunakan untuk meningkatkan penyerapan dan fiksasi zat warna serta

mengubah sifat naungan dan tahan luntur warna. Kekuatan warna dan

koordinat warna tergantung pada metode mondarting dan jenis

mordan. Berbeda jenis mordan, berbeda juga jenis warna yang

dihasilkan pada kain. Mordan dilakukan dengan cara mencelupkan

kain pada larutan dengan komposisi yang telah ditentukan

sebelumnya. Komposisi mordan yang tidak sesuai dapat merusak kain.

Hal ini dikarenakan mordan pada umumnya memiliki garam logam

yang terkandung di dalamnya sehingga konsentrasi yang terlalu tinggi

dapat merusak struktur molekul kain terutama kain yang terbuat dari

serat alam.

Mordan dalam pewarnaan alami dapat dilakukan dengan metode

premordan, simultan mordan, dan postmordan. Premordan adalah

mordan yang dilakukan ketika kain belum melalui proses pewarnaan.

Simultan mordan adalah mordan yang dilakukan ketika kain dalam

16
proses pewarnaan. Postmordan adalah pemberian mordan yang

dilakukan setelah kain melewati proses pewarnaan. Pemberian

perlakuan mordan pada kain juga memengaruhi arah warna pada

kain.Premordan bertujuan untuk memberi zat logam pada kain agar

dapat mengikat zat kimia yang diberikan pada kain secara optimal.

Kain yang telah diwarnai jika hanya dikeringkan dengan biasa akan

mengalami perubahan warna dengan sendirinya. Untuk memberi

pengaruh pada warna yang bersifat permanen, postmordan dilakukan

pada kain hasil pewarnaan.

Beberapa jenis mordan adalah sebagai berikut:

2.6.1 Tawas

Tawas merupkan kelompok garam alum (Al) berbentuk kristal

yang mudah larut dalam air,serta sangat larut dalam air panas.

Tawas adalah mordan yang paling baik untuk pengubaran karena

tidak berbahaya melainkan termakan dalam dosis yang besar.

Fiksasi menggunakan mordan tawas memunculkan warna dengan

nuansa coklat muda. Mordan tawas dapat menghasilkan warna

yang cenderung terang, hal ini berdasarkan struktur kimia tawas

yang mamou menjernihkan air. Dalam proses mordanting tawas

menggunakan perbandingan 1:50 (1 liter air = 50 gram tawas).

17
Tawas
(Sumber: matranews.id)

2.6.2 Kapur Tohor

Kapur tohor dibuat dari batu gamping yang dikalsinasikan, yaitu

dipanaskan dengan suhu 600 derajat celcius sampai dengan suhu

900 derajat celcius dan digunakan untuk bahan bangunan. Mordan

kapur akan memunculkan nuana warna coklat tua. Kapur

menghasilkan warna menengah atau kecoklatan pada hasil

pewarnaan alami. Dalam proses mordanting kapur menggunakan

perbandingan 1:50 (1 liter air = 50 gram kapur tohor).

Kapur Tohor
(Sumber: harangbumienergi.co.id)

2.6.3 Tunjung

Tunjung diketahui sebagai air hasil karat yang adalah hasil

korosi saat logam bersinggungan dengan area sekitarnya dan

menghasilkan reaki oksidasi pada logam. Tunjung yang digunakan

sebagai mordan tidak diproduksi secara manual namun dengan

18
memanfaatkan kristal tunjung yang telah diolah sebelumnya

sehingga dalam penggunaannya lebih efisien. Tunjung akan

menghasilakn warna dengan nuana coklat ke arah hijau. Tunjung

akan menghasilkan warna yang tajam serta mengikat warna pada

kain, karena tunjung memiliki sifat higroskopis.Dalam proses

mordanting, penggunaan tunjung menggunakan perbandingan 1:2

(1 liter air = 2 gram tunjung), karena tunjung memiliki kepekatan

yang tinggi.

Tunjung
(Sumber: tokopedia.com)

19
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Dalam pembuatan ecoprint, metode pembuatannya dilakukan

secara manual tahap demi tahap yang dikenal dengan buatan

tangan sendiri atau handmade. Hal tersebut memiliki keunggulan

yaitu setiap produk yang dihasilkan memiliki warna dan motif yang

berbeda. Disebutkan dalam penelitian Nurcahayanti dan Septiana

(2018:38) menyatakan bahwa “Dalam ecodying dan ecoprint

produk yang dihasilkan tidak pernah sama persis dikarenakan

ukuran tumbuhan dan komposisi air yang berbeda”. Selain itu,

motif dan warna yang dihasilkan dari teknik ecoprint sangat mirip

dengan tumbuhan yang digunakan. Demikian pula pada penelitian

ini, warna dan motif yang dihasilkan pada kain berbeda-beda serta

motif dan warna yang dihasilkan sangat mirip dengan daun yang

digunakan.

Pada penelitian digunakan teknik pounding dalam membuat

ecoprint. Sementara untuk daun yang digunakan pada penelitian

ini adalah daun lengkeng dan daun limau. Setelah dilakukan

penelitian didapatkan hasil akhir warna daun lengkeng yang

tertempel pada kain berwarna hijau muda yang mengarah

kecoklatan dengan motif berbentuk bulat panjang, setiap motif

yang dihasilkan berbeda-beda menyesuaikan bentuk daun aslinya.

Sedangkan, pada daun limau warna yang dihasilkan berwarna

20
hijau tua dengan motif berbentuk oval, setiap motif yang dihasilkan

juga berbeda-beda sesuai dengan daun aslinya.

Hasil Ecoprint

3.2 Pembahasan

Pada penelitian yang dilakukan, digunakan bahan kain kanvas

karena kain kanvas jenis tekstil dari katun, dimana katun

merupakan jenis kain yang berasal dari bahan alam. Sebagai

mordan, digunakan tawas karena merupakan mordan yang paling

baik dalam mengikat zat warna. Sebagai pemberi zat warna, pada

penelitian ini digunakan daun kelengkeng dan daun limau. Selain

itu, digunakan plastik sebagai pelindung yang dapat melindungi

daun dari bersentuhan langsung dengan palu.

Pada tahap awal penelitian yang dilakukan yaitu merendam

kain ke dalam campuran tawas atau yang disebut dengan proses

mordanting. Proses mordanting ini sangat penting untuk dilakukan.

Hal tersebut bertujuan untuk menyiapkan bahan kain agar dapat

menerima zat warna dengan baik. Perbandingan campuran tawas

21
pada proses ini adalah 1 liter air dengan 50 gram tawas. Setelah

direndam, keringkan kain untuk menuju ke proses selanjutnya.

Perendaman Kain

Selanjutnya adalah pewarnaan pada kain dengan

mengguakan pewarna alami. Pemilihan tumbuhan yang dapat

digunakan untuk ecoprint dapat dilakukan dengan cara memilih

tanaman dengan aroma tajam dan menggosokkan tumbuhan pada

kain atau tangan, jika daun mengelurkan warna maka dapat

dipakai serta dilakukan dengan merendam tumbuhan di dalam air

panas selama sepuluh menit jika air menunjukkan perubahan

warna tumbuhan tersebut dapat dipakai. Pemindahan warna dan

motif daun pada kain dengan menggunakan teknik pounding

dilakukan dengan cara meletakkan daun di atas kain lalu letakkan

plastik di atas daun, hal tersebut bertujuan untuk menghindari

daun bersentuhan langsung dengan palu, selanjutnya pukul daun

menggunakan palu. Dalam proses pemukulan pastikan warna

daun menempel pada kain dan pastikan juga daun yang dipukul

tidak hancur karena akan merusak motif pada kain.

22
Teknik Pounding

Proses selanjutnya yang dilakukan adalah fiksasi. Fiksasi

adalah proses yang dilakukan untuk mengikat warna pada kain.

Proses ini dilakukan dengan cara merendam kain yang sudah

diwarnai pada air campuran tawas dengan perbandingan 1 liter air

dengan 50 gram tawas. Pastikan perbandingan air dan tawas

sesuai. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil yang

maksimal dan mencegah dari kerusakan serat pada kain.

Perendaman kain di dalam air tawas disebut juga dengan

mordanting. Pada penelitian yang dilakukan mordanting dilakukan

seanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pemberian warna

pada kain. Mordanting yang dilakukan sebelum pemberian warna

pada kain disebut dengan premordan. Premordan bertujuan untuk

memberi zat logam pada kain agardapat mengikat zat kimia yang

diberikan pada kain secara optimal. Sedangkan mordanting yang

dilakukan setelah kain diberikan arna disebut dengan postmordan.

Postmordan bertujuan untuk memberikan pengaruh warna secara

permanen.

23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Ecoprint merupakan suatu teknik menghias kain dengan

berbagai macam corak dan warna yang berasal dari bahan

alam.

2. Bahan alam yang digunakan dalam ecoprint merupakan

bahan alam yang dapat mengeluarkan pigmen warna.

3. Proses pembuatan ecoprint dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu teknik pounding dan teknik iron blanket. teknik

pounding adalah pemindahan warna pada kain dengan

cara meletakkan daun atau bunga di atas kain lalu

memukulnya menggunakan palu. Sedangkan, teknik iron

blanket adalah teknik yang dilakukan dengan menata daun

atau Bungan pada kain kemudian digulung lalu dikukus.

4. Dalam proses pembuatan ecoprint diperlukan mordan,

yaitu zat yang berfungsi mengikat zat warna pada kain

sehingga pewarna yang diberikan dapat terserap oleh kain

dengan optimal.

5. Pewarnaan menggunakan teknik ecoprint meningkatkan

estetika pada kain dan merupakan teknik pewarnaan yang

unik. Motif dan warna yang dihasilkan dari teknik ecoprint

berbeda-beda meskipun terbuat dari jenis tumbuhan yang

24
sama. Selain itu, warna dan motif yang dihasilkan sangat

mirip dengan tumbuhan yang digunakan.

6. Daun limau dan lengkeng dapat dijadikan bahan dalam

pembuatan ecoprint.

4.2 Saran

1. Perbandingan campuran tawas harus diperhatikan agak

hasil yang didapatkan maksimal.

2. Dalam proses pemindahan warna tumbuhan pada kain

jangan sampai tumbuhan yang dipukul hancur, karena

dapat merusak motif yang dihasilkan pada kain.

3. Apabila ingin menghasilkan warna yang lebih pekat,

konsentrasi zat fiksasi perlu ditambahkan dan proses

pewarnaan seperti pemukulan juga harus lebih lama.

4. Hendaknya jenis tumbuhan yang digunakan lebih banyak

jenisnya agar warna dan motif yang dihasilkan beragam.

5. Pewarnaan kain dengan teknik ecoprint seharusnya lebih

sering digunakan untuk pewarnaan kain, karena dapat

menghindari pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh

limbah berbahaya dari pabrik tekstil.

25
DAFTAR PUSTAKA

Aryani, Ike Kusuma, et all. 2022. Teknik Ecoprint Ramah Lingkungan


Berbasis Ekonomis Kreatif dalam Upaya Menciptakan SDM
Masyarakat Mandiri Pasca Pandemi COVID 19 untuk Anggota
Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Desa Karang Cegak Kecamatan
Sumbang Kabupaten Banyumas. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat, 1-16.

Gunawan, B. 2012. Fashion ProL:Kenali Tekstil. Jakarta: Dian Rakyat.

Irianingsih, Nining. 2018. Yuk Membuat Ecoprint, Motif Kain dari Daun dan
Bunga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Saraswati, Ratna, et all. 2019. Pemanfaatan Daununtuk Ecoprint dalam


Menunjang Pariwisata. Depok: Departemen Geografi FMIPA
Universitas Indonesia.

Septiana, U. dan D. Nurcahyanti. 2018. Handmade Ecoprint as a Strategy


to Preserve the Originality of Ria Miranda's Designs in the Digital
Age. Mudra Journal of Art and Culture 33 (3), 395-400.

Setiawan, Gandar. 2022. Evolusi Ecoprint: Pengembangan Desain dan


Motif Ecoprint. CORAK Jurnal Seni Kriya Vol.10 No. 2, 213-224.

Simanungkalit, Yesica Stefany. 2020. Teknik Ecoprint dengan


Memanfaatkan Limbah Mawar (Rosa.SP) Pada Kain Katun.Skripsi.
Semarang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Wahyuningsih, Urip dan Ida Ayu Kusumangtyas . (2021). Analisa Hasil


Penelitian Tentang Teknik Ecoprint Menggunakan Mordan Tawas,
Kapur, dan Tujung pada Serat Alam. e-Journal Volume 10 Nomor
03 Tahun 2021, 9-14.

26
LAMPIRAN
1. Melarutkan Tawas

2. Keadaan Kain yang Sudah Direndam dan Dikeringkan

3. Memasukkan Plastik ke Dalam Kain Agar Tidak Menembus


Kain yang Dibelakangnya

27
4. Meletakkan Daun di Atas Kain dan Ditutupi Oleh Plastik

28

Anda mungkin juga menyukai