Anda di halaman 1dari 22

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS DAN PENERAPAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK


MENJADI PUPUK KOMPOS

ARTIKEL
Diajukan sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir Madrasah
Tahun Pelajaran 2022/2023

Nama : Azizah Azzahra


NIS/NISN : 131113710002200005/0056314692
Kelas : XII IPA 2
No. Absen : 05 (nol lima)

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 KOTA PADANG


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
TUGAS
KARYA TULIS ILMIAH
Efektivitas dan Penerapan Pengolahan Sampah Organik Menjadi
Pupuk Kompos
Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan II yang dinyatakan
memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian akhir pada Madrasah Aliyah
Negeri 2 Kota Padang tahun pelajaran 2022/2023

Padang, 12 Januari 2023


Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Yanti Efida, S.Pd Yuhelma, S.Pd


NIP. 196806282003122001 NIP. 196809071994032005

Mengesahkan,
Kepala MAN 2 Kota Padang

Drs. H. AKHRI MEINHARDI, MM


NIP.196405291996031001

i
LEMBAR PENYERAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Azizah Azzahra


NIS/NISN : 131113710002200005/0056314692
K e l a s : XII IPA 2
Judul Karya Tulis : Efektivitas dan Penerapan Pengolahan Sampah
Organik Menjadi Pupuk Kompos

Telah menyerahkan 1 (satu) rangkap Karya Tulis Ilmiah ke


Perpustakaan MAN 2 Kota Padang. Demikianlah serah terima Karya
Tulis Ilmiah ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Padang, 12 Januari 2023


Kepala perpustakaan Siswa yang menyerahkan

IRMANEPO, S.Pd AZIZAH AZZAHRA


NIP. 197002142014112003 NIS. 131113710002200005

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT., sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Efektivitas dan

Penerapan pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos".

Penulisan ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Siswa Madrasah

Aliyah Negeri 2 Kota Padang. Tujuan dibuatnya Karya Tulis Ilmiah ini

adalah untuk menyadarkan masyarakat agar peduli terhadap sampah di

lingkungan sekitar. Sehingga, lingkungan masyarakat nyaman ditempati.

Karya Tulis Ilmiah ini telah diselesaikan, karena mendapatkan

banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga pembuatan

Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan lancar. Untuk itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yanti Efida, S.Pd selaku

pembimbing I dan Ibu Yuhelma, S.Pd selaku pembimbing II yang selalu

memberikan bimbingan dan pengarahan.

Penulis dapat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangan dalam segi penulisan dan tata bahasa. Oleh karena itu,

semua kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk membuat Karya Tulis

Ilmiah ini menjadi lebih baik.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ..................................................... i


LEMBAR PENYERAHAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
ABSTRAK...................................................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4
2.1 Penggolongan Jenis Sampah .............................................................................. 4
2.2 Sumber Bahan Kompos ....................................................................................... 5
2.3 Metode Pengomposan ......................................................................................... 6
2.4 Manfaat Pupuk Kompos Bagi Tanah dan Tanaman ........................................... 8
2.5 Faktor yang Memengaruhi Mutu Pupuk Kompos .............................................. 10
2.6 Kelemahan Penggunaan Pupuk Kompos ......................................................... 11
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 13
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................ 15
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 15
4.2 Saran .................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 16

iv
ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya masyarakat yang


kurang peduli terhadap limbah atau sampah yang mereka buang,
sehingga sampah atau limbah tersebut bisa menimbulkan dampak buruk
terhadap lingkungan masyarakat sendiri. Dalam hal karya tulis ini,
Penulisan ini dibuat melalui pengumpulan berbagai buku, sumber-sumber
yang relevan dan data dari internet. Pembuatan pupuk kompos
menggunakan bahan-bahan organik, seperti sampah organik. Hasil
penelitian diperoleh bahwa, pembuatan pupuk kompos menggunakan
sampah organik sangat efektif bagi lingkungan masyarakat dan bagi
tanaman. Pupuk kompos ini sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjaga lingkungan.
Kata kunci: Efektivitas; sampah organik; pupuk kompos

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara dengan uru tan ke-2 sebagai penyumbang

sampah terbanyak di dunia. Dilihat dari komposisi sampah di Indonesia,

sampah organik lebih mendominasi daripada sampah anorganik. Sehingga

lingkungan penduduk kurang nyaman untuk ditempati dan rentan terkena

penyakit, rasa tidak nyaman ini bisa disebabkan oleh banjir, lingkungan

menjadi kumuh dan berbau tidak sedap.

Upaya untuk mencegah rasa kurang nyaman dan penyakit yaitu dengan

meminimalisir sampah, terutama sampah organik. Sampah organik dapat

dihasilkan dari limbah rumah tangga, limbah pasar, limbah rumah makan dan

sebagainya. Jika limbah-limbah ini dikelola dengan baik, maka masyarakat

akan menjadi nyaman dan terhindar dari berbagai penyakit. Salah satu cara

yang dapat dilakukan yaitu dengan menjadikan sampah organik sebagai

bahan pembuatan pupuk kompos.

Pupuk kompos merupakan pupuk dengan bahan organik seperti daun-

daunan, kotoran hewan dan tumbuhan lainnya yang mengalami penguraian

oleh mikroorganisme. Mikroorganisme ini dapat berupa bakteri, jamur,

ganggang, hewan bersel satu dan hewan bersel banyak.

Dampak dari pembuatan pupuk kompos adalah tanaman-tanaman akan

semakin subur dan cepat tumbuh. Untuk menghasilkan tanaman yang

berkualitas, diperlukan pupuk kompos yang berkualitas juga. Oleh karena itu,

kita akan tahu bahwa pupuk kompos tersebut efektif untuk tumbuhan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu pupuk kompos ?

1.2.2 Apakah pupuk kompos dari sampah organik efektif untuk membuat

tanaman menjadi subur?

1.2.3 Dimana sampah organik dapat ditemukan?

1.2.4 Mengapa harus sampah organik yang dijadikan bahan pembuatan

pupuk kompos?

1.2.5 Bagaimana efektivitas penerapan pupuk kompos terhadap tanaman dan

lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengertian, maksud

dan tujuan pembuatan pupuk kompos.

1.3.2 Memberitahu pembaca tentang pupuk kompos yang efektif dan layak

digunakan, sehingga tanaman tersebut subur.

1.3.3 Memberikan informasi tentang sumber sampah organik.

1.3.4 Mengetahui perbedaan sampah organik dengan sampah jenis lain.

1.3.5 Memberitahu dampak pupuk kompos terhadap tanaman dan

lingkungan.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kehidupan penulis,

pembaca dan banyak orang, diantaranya:

2
1.4.1 Manfaat bagi penulis

a. Penulis bisa menyadari kekurangan dan kelebihan dalam membuat

Karya Tulis Ilmiah.

b. Penulis bisa mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap

lingkungan, dengan cara menerapkan penggunaan pupuk kompos.

1.4.2 Manfaat bagi pembaca

a. Pembaca mengetahui cara mengolah sampah organik dengan

membuat pupuk kompos dan mengetahui dampak serta efektivitas

pupuk kompos terhadap kesuburan tanaman.

b. Pembaca menjadi lebih peduli terhadap lingkungan dan lingkungan

akan lebih terpelihara.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penggolongan Jenis Sampah

Pada zaman berteknologi sekarang, manusia semakin produktif dan

memiliki inovasi-inovasi baru. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut, manusia

bisa menghasilkan berbagai macam sampah. Rudi Hartono (2008:5)

menjelaskan bahwa “sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi

dari adanya aktivitas manusia”.

Penggolongan sampah di Indonesia biasanya terbagi dua yaitu sampah

organik dan sampah anorganik. Sampah organik bersifat terurai secara hayati

yang berarti mudah terurai oleh mikroorganisme, seperti daun-daunan, kayu,

kertas, tulang dan kotoran. Sebaliknya, sampah anorganik bersifat tidak

terurai secara hayati sehingga sampah ini sulit terurai oleh mikroorganisme,

seperti plastik, logam, besi, kaleng dan gelas. Pemerintah Indonesia dalam

mengelola sampah dapat mengelompokkan berbagai jenis sampah,

diantaranya:

(2.1.1).Sampah dari rumah tinggal merupakan sampah yang dihasilkan


dari kegiatan atau lingkungan rumah tangga atau sering disebut
dengan istilah sampah domestik. (2.1.2).Sampah dari daerah
komersial, sumber sampah dari kelompok ini berasal dari pertokoan,
pusat perdagangan, pasar, hotel, perkantoran, dll. Dari sumber ini
umumnya dihasilkan sampah berupa kertas, plastik, kayu, kaca,
logam, dan juga sisa makanan. (2.1.3).Sampah dari perkantoran,
sumber sampah dari kelompok ini meliputi perkantoran, sekolah,
rumah sakit, lembaga pemasyarakatan, dll. (2.1.4).Sampah dari jalan
atau taman dan tempat umum, sumber sampah dari kelompok ini
dapat berupa jalan kota, taman, tempat parkir, tempat rekreasi, saluran
darinase kota, dll. Dari daerah ini umumnya dihasilkan sampah berupa
daun atau dahan pohon, pasir atau lumpur, sampah umum seperti
plastik, kertas, dll. (2.1.5).Sampah dari industri dan rumah sakit yang
sejenis sampah kota: kegiatan umum dalam lingkungan industri dan
rumah sakit tetap menghasilkan sampah sejenis sampah domestik,

4
seperti sisa makanan, kertas, plastik, dll. Yang perlu mendapat
perhatian adalah, bagaimana agar sampah yang tidak sejenis sampah
kota tersebut tidak masuk dalam sistem pengelolaan sampah kota
(Damanhuri, 2010: 8).
2.2 Sumber Bahan Kompos

Bahan pupuk kompos sangat mudah ditemukan dikehidupan sehari-hari.

Pupuk kompos memerlukan bahan yang organik seperti sampah organik.

Sampah organik dapat ditemukan di kehidupan, diantaranya:

2.2.1 Sisa Tanaman

Tanaman pertanian memiliki beberapa unsur hara yang cukup tinggi. Hal

ini juga bermanfaat bagi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah.

Sehingga hal ini sangat menguntungkan, karena dapat menjadikan sisa

tanaman menjadi bahan dasar pembuatan pupuk kompos. Unsur hara

dalam tanaman ini dapat digunakan jika telah mengalami penguraian atau

sudah menjadi pupuk.

2.2.2 Kotoran Hewan

Pada umumnya, kotoran hewan berasal dari usaha peternakan. Kotoran

hewan yang sering kali digunakan adalah kotoran sapi, ayam, kambing

dan kuda. Perlu diketahui, kotoran hewan memiliki hara lebih rendah

dibanding pupuk kimia. Oleh karena itu, penggunaan kotoran hewan lebih

disediakan dalam jumlah banyak.

2.2.3 Sampah Kota

Indonesia memiliki kota-kota padat penduduk, sehingga produksi sampah

meningkat. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Penggolongan sampah

oleh pemerintah Indonesia dapat dibedakan berdasarkan:

5
a. Sampah rumah tinggal

Sampah yang dihasilkan dari lingkungan rumah tangga, seperti sisa

makanan, plastik, kertas dan sebagainya.

b. Sampah daerah komersial

Sampah ini berasal dari daerah perkotaan, pasar tradisional, hotel, dll.

Contoh sampah komersial diantaranya sisa sayur, buah dan logam.

c. Sampah perkantoran

Sampah yang dihasilkan di daerah perkantoran, lembaga masyarakat,

dll.

d. Sampah jalan dan tempat umum

Pada umumnya, sampah yang dihasilkan sampah daun, pasir, plastik,

dll. Sampah industri dan rumah sakit

e. Kegiatan industri dan rumah sakit

menghasilkan sampah domestik, seperti sisa makanan, plastik, dll

2.2.4 Vermikompos (kompos cacing)

Triyanto (2021:34) menjelaskan bahwa "vermicast atau pupuk kotoran

cacing merupakan hasil akhir dari penguraian bahan organik oleh jenis-

jenis cacing tertentu". Cacing yang digunakan adalah brandling-worms

dan redworms (cacing merah). Cacing ini jarang ditemukan di dalam tanah

dan dapat disesuaikan kondisi tertentu dalam pergiliran tanaman.

2.3 Metode Pengomposan

Pembuatan pupuk kompos memerlukan berbagai proses, salah satunya

yaitu proses pengomposan. Dalam proses pengomposan ini terdapat

beberapa macam metode yang dapat digunakan, diantaranya:

6
2.3.1 Metode Indore

Metode Indore merupakan metode yang berbahan dasar residu atau

sisa tanaman, kotoran ternak, air dan abu bakaran kayu. Sampah

ranting atau kayu tidak boleh melebihi 10% total berat bahan dasar.

Semua sampah disusun menurut lapisan-lapisan dengan ketebalan 15

cm masing-masingnya. Lokasi pengomposan dipilih agak tinggi dari

kandang ternak, karena terbebas dari masalah penggenangan air.

Tanah digali dengan kedalaman 1 meter dan lebar 1,5 sampai 2 meter.

Panjang lubang disesuaikan dengan ketersediaan lahan. Lalu,

masukkan kotoran ternak kedalam lubang tersebut dengan merata dan

tabur dengan tanah yang telah dicampur urine hewan ternak.

Kelembapan timbunan perlu di jaga, agar kandungan air tidak berlebih

dan tidak kering. Pada hari ke-15, 30 dan 60 perlu dilakukan

pembalikan.

2.3.2 Metode Heap

Metode heap dilakukan dengan menggali permukaan tanah berukuran

2 meter, dengan kedalaman 1,5 meter dan panjang 2 meter. Lapisan

dasar pertama adalah bahan yang kaya akan karbon, seperti daun-

daun, Serbuk gergaji dan jerami. Lapisan kedua masukkan bahan yang

kaya akan nitrogen, seperti sisa tanaman dan kotoran ternak. Hal ini

dilakukan secara berulang-ulang hingga ketinggian 1,5 meter. Pada

area timbunan, beri peneduh atau pelindung.

2.3.3 Metode Bangalore

7
Metode ini sangat disarankan untuk orang yang ingin menggunakan

tinja dan sampah kota sebagai bahan dasarnya. Selama 3 bulan

proses pengomposan, pengiriman dan pembalikan tidak diperlukan.

Permukaan kompos di tutup dengan lumpur sehingga kelembapan

berkurang. Hal ini mengakibatkan pengomposan berjalan lambat,

sehingga pengomposan dapat berlangsung enam sampai delapan

bulan lamanya. Metode ini jarang dipakai karena memerlukan waktu

lama dan menimbulkan bau busuk.

2.3.4 Metode Berkeley

Pengomposan menggunakan metode ini berlangsung lebih cepat

dibanding 3 metode Indore, heap dan bangalore. Waktu yang

digunakan hanya 2 minggu. Bahan dasar yang digunakan adalah dua

campuran bahan organik yaitu bahan yang kaya akan selulosa dan

kaya akan nitrogen. Disusun secara berlapis-lapis dan komposkan

selama 2 minggu. Pembalikan bisa dilakukan pada dua sampai tiga

hari proses pengomposan. Pada hari ke-10, warna bahan berubah

menjadi coklat gelap dan bertekstur lunak.

2.4 Manfaat Pupuk Kompos Bagi Tanah dan Tanaman

Pupuk kompos sangat bermanfaat bagi tanaman. Salah satu manfaatnya

adalah menyediakan unsur hara bagi tanaman. Untuk mengetahui

manfaatnya lebih lanjut, berikut manfaat pupuk kompos bagi tanaman.

8
2.4.1 Kompos menyediakan unsur hara bagi tanaman

Setiap tanaman memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Berdasarkan

jumlah yang dibutuhkan, unsur hara yang di perlukan tanaman dibagi tiga

golongan yaitu:

1. Unsur hara makro primer, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam

jumlah banyak, contohnya nitrogen (N) dan kalium (K),

2. Unsur hara makro sekunder sedang, yaitu unsur hara yang diperlukan

dalam jumlah sedikit, contohnya belakang (S) dan magnesium (Mg),

3. Unsur hara mikro, yaitu unsur hara yang diperlukan dalam jumlah

sedikit, contohnya tembaga (Cu) dan klo (Cl).

2.4.2 Kompos dapat memperbaiki struktur tanah (Soil Conditioner)

Lafran (2020:15) menjelaskan bahwa “struktur tanah merupakan

gumpalan kecil dari butir-butir tanah”. Gumpalan terbentuk karena butir-

butir pasir dan debu terikat satu sama lain. Jika butir-butir tanah tidak

menempel satu sama lain, maka tanah tersebut tergolong tanah yang

buruk.

Pupuk kompos berfungsi sebagai perekat pada butir-butir tanah, sehingga

tingkat kerekatan tanah seimbang. Oleh karena itu, tanah mudah ditembus

air dan udara, sehingga struktur tanah baik bagi tanaman.

2.4.3 Kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (Soil Ambiliorator)

Kapasitas Tukar Kation disingkat dengan KTK. Tanah yang memiliki KTK

tinggi lebih mampu menyediakan unsur hara daripada tanah dengan KTK

rendah. Tanah yang mengandung bahan organik memiliki KTK lebih tinggi

daripada tanah yang mengandung sedikit bahan organik.

9
2.4.4 Kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air

Pori-pori tanah merupakan suatu bagian yang tidak tersisa bahan padat.

Bagian yang tidak terisi akan diisi oleh air dan udara. Terdapat 2 jenis

pori-pori, yaitu pori-pori kasar dan pori-pori halus. Pada tanah berpori

kasar tanaman akan cepat mati kekeringan, karena berisi gravitasi dan

udara. Sedangkan, tanah berpori kecil air susah masuk ke bagian pori-

pori.

Tanah yang dicampur dengan bahan organik memiliki pori-pori dengan

daya rekat lebih baik, sehingga mampu mengikat ketersediaan air di

dalam tanah.

2.4.5 Kompos meningkatkan aktivitas biologi tanah

Kompos memiliki banyak mikroorganisme yang akan membantu

penyuburan tanaman. Mikroorganisme tersebut akan hidup jika berada di

tanah, sehingga tanah menjadi sejuk, tidak terlalu lembap dan tidak terlalu

kering. Keadaan seperti ini akan disenangi oleh mikroorganisme,

serangga dan cacing tanah. Dengan keberadaannya, tata udara di dalam

tanah dapat diperbaiki dengan membuat lubang-lubang kecil.

2.5 Faktor yang Memengaruhi Mutu Pupuk Kompos

Mutu pupuk kompos dipengaruhi oleh kualitas dan kandungan bahan-

bahan yang digunakan. Selain itu, dipengaruhi juga oleh proses pembuatan

pupuk kompos. Proses pengomposan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya:

10
2.5.1 Masalah Logam Berat

Sampah organik dapat mengalami pencemaran, salah satunya

pencemaran melalui logam atau bahan beracun. Bahan dasar pembuatan

kompos paling banyak digunakan adalah sampah kota dan sewage.

Bahan tersebut dapat mengandung logam berat seperti arsen, kadmium,

dan timah.

2.5.2 Kematangan Kompos

Agar kompos dapat menjadi penyubur tanah, kompos harus benar-benar

stabil atau matang. Beberapa metode uji untuk menentukan kematangan

Kompos yakni karbon atau nitrogen (Rasio C/N), kestabilan suhu

(kelembapan dan pemanasan), sisa bahan organik dan parameter

humifikasi. Sedangkan, sifat-sifat kematangan Kompos yang harus

diketahui oleh para petani adalah warna kompos dan aroma. Kompos

yang matang akan menunjukkan warna coklat gelap dan berbau tanah.

2.6 Kelemahan Penggunaan Pupuk Kompos

Segala sesuatu pasti memiliki sisi positif dan negatif, begitupun pupuk

kompos. Kompos dapat merugikan bila kematangan Kompos belum sesuai.

Jika kompos tidak matang , maka penguraian akan menimbulkan bakteri

anaerobik karena kedapnya oksigen, sehingga timbul bau busuk.

Ciri-ciri pupuk kompos yang baik adalah kesesuaian rasio karbon dan

nitrogen (rasio C/N). Apabila Rasio C/N lebih tinggi dari 30:1 atau lebih

banyak kandungan karbon daripada nitrogen. Jika tanaman kekurangan

nitrogen, maka penguraian akan lambat dan dapat menghambat

11
pertumbuhan tanaman. Sebaliknya, jika rasio C/N lebih rendah dari 15:1,

menyebabkan nitrat-N dapat mengurangi mutu tanaman.

Kualitas kompos juga dipengaruhi oleh kandungan polutan logam berat

dan bahan kimia. Apabila tanaman dan tanah tercemar polutan tersebut,

maka peran pupuk kompos sebagai media penyubur tanaman tidak akan

efektif lagi. Jika tumbuhan tersebut dikonsumsi, maka akan berdampak buruk

pada kesehatan.

Perlu diketahui bahwa bahan organik yang dipakai dalam pengomposan

akan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Hal ini disebabkan oleh

kebanyakan sisa organik dari manusia dan hewan. Kotoran hewan

mengandung berbagai macam mikroorganisme patogenik. Untuk mengatasi

itu, ketetapan suhu dijaga 55 Celsius selama 2-3 hari.

12
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan informasi dan data yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat

diketahui bahwa pupuk kompos merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan

organik atau sampah organik yang diolah melalui proses pengomposan dan dibantu

oleh berbagai mikroorganisme. Sampah-sampah organik dapat berupa kotoran

hewan, sisa pertanian dan sampah organik kota. Sampah organik ini biasanya

banyak ditemui dilingkungan pertanian dan peternakan. Selain itu, sampah organik

juga banyak ditemui di kota-kota besar. Tetapi, terdapat perbedaan kualitas antara

sampah organik yang bersumber dari lingkungan pertanian dan peternakan

dibanding sampah organik yang bersumber dari lingkungan kota-kota besar.

Perbedaan ini dikarenakan, sampah-sampah organik di kota besar lebih

memungkinkan untuk tercemar oleh logam dan zat kimia lainnya.

Penerapan pupuk kompos sangat efektif digunakan untuk meminimalisir

sampah di lingkungan masyarakat. Semakin sedikit sampah di lingkungan

masyarakat, maka banjir dan pemukiman kumuh akan sulit terjadi. Sehingga

lingkungan masyarakat semakin nyaman untuk ditempati. Dan manusia mempunyai

kewajiban untuk menjaga lingkungan, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah

Q.S ar-Rūm [30]: 41-42

َ‫ِي عَمِ ل ْوا لَعَلَّه ْم يَرْ ِجع ْون‬


ْ ‫ض الَّذ‬ ِ َّ‫ظ َه َر ْالفَ َساد فِى ْالبَ ِر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َس َبتْ اَ ْيدِى الن‬
َ ‫اس لِي ِذ ْيقَه ْم بَ ْع‬ َ

Artinya:

41. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan

manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat)

perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

13
Penerapan pupuk kompos pada tanaman juga sangat efektif. Tetapi, efektivitas

ini berlaku jika pembuatan pupuk kompos di olah dengan baik. Pupuk kompos tidak

efektif jika proses pengomposan tidak matang, maka akan berdampak negatif bagi

tanaman dan tanah. Pupuk kompos yang tidak matang akan menimbulkan bau

busuk dan muncul parasit yang tidak terkendali. Hal ini dipengaruhi oleh lamanya

waktu pengomposan yang berguna untuk menstabilkan suhu, mikroorganisme dan

kandungan lain di dalamnya. Oleh karena itu, dalam melakukan penerapan

pembuatan pembuatan pupuk kompos lakukan dengan baik dan benar, agar tidak

merusak lingkungan.

14
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan fakta dan data-data yang telah dipaparkan sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa:

3.1.1 Pupuk kompos merupakan pupuk organik yang berbahan dasar

sampah-sampah organik dari berbagai aktivitas masyarakat dan dibantu oleh

berbagai mikroorganisme melalui proses pengomposan.

3.1.2 Penerapan pupuk kompos sangat efektif diterapkan pada lingkungan

masyarakat. Karena dapat mengurangi pemukiman kumuh dan banjir.

3.1.3 Penerapan pupuk kompos pada tanaman sangat efektif. Hal ini

dikarenakan, bahan dasar pupuk kompos adalah bahan-bahan organik.

Sehingga, tanaman tumbuh dengan subur dan baik untuk dikonsumsi.

4.2 Saran

Penulis menyarankan bahwa penerapan pupuk kompos ini lebih didalam

oleh masyarakat, terutama masyarakat kota-kota besar. Hal ini di harapkan

agar sampah-sampah di Indonesia semakin berkurang. Selain itu, penulis

juga mengharapkan para petani agar menggunakan pupuk organik, karena

pupuk kimia akan berpotensi merusak ekosistem dan buruk bagi kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Damanhuri, Enri dan Tri Padmi. 2010. Pengelolaan Sampah. (Institut Teknologi
Bandung, 2010) diakses dari
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=sampah&oq=sa
#d=gs_qabs&t=1673444464986&u=%23p%3Ddr5A-KsS-5AJ
Habibi, Lafran. 2021. Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Rumah Tangga.
Bandung: CV Titan Ilmu. Tersedia dari iPusnas.
Pratama, Juan. 2021. How To Membuat Pupuk Kompos dengan Sederhana.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Tersedia dari iPusnas.
Pratama, Juan. 2021. Cara Efektif Penggunaan Pupuk Kompos pada Tanaman.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Tersedia dari iPusnas.

16

Anda mungkin juga menyukai