Anda di halaman 1dari 22

PEMANFAATAN KERTAS BURAM SEBAGAI BAHAN BAKU

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS ORGANIK

Karya Tulis
Diajukan Sebagai Penunjang Mata Pelajaran Jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Disusun oleh:
AZKIA RAMADHAN
No.Induk: 0075898249
Kelas: XI IPA 2

KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGRI (MAN) 2 KOTA
SERANG MAN MODEL DAN KETERAMPILAN
Jl. KH. Abdul Hadi No. 3 Cijawa Serang-Banten 2024
LEMBAR PENGESAHAN

PEMANFAATAN KERTAS BURAM SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM


PEMBUATAN PUPUK KOMPOS ORGANIK

Oleh: AZKIA RAMADHAN


NISN:0075898249

Menyetujui dan Mengesahkan

Guru Penguji Guru Pembimbing

....................................... Ahmad Syuhada,S.Pd


NIP NIP

Kepala MAN 2 Kota Serang

Udin Ali Abbas,S.Ag.M.Ag


NIP
Biodata Penulis

I. Data Pribadi

Nama :Azkia Ramadhan

Tempat tgl. Lahir :Serang, 24 September 2007

NISN :0075898249

Alamat :Kp, Pasagi pasir rt08/03 desa sindangheula

Email :azkyaramadhanza@gmail.com

No. Hp :081514306391

II. Pendidikan

2022 :Lulus SMP NUUR EL-BANTANY

2019 :Lulus MI Miftahul Huda

2013 :Lulus TK IT Al-Mansyur

III. Prestasi
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan serta

senantiasa melancarkan segala sesuatu pekerjaan salah satunya dalam menyusun

sebuah Karya Tulis Ilmiah ini. Sholawat serta salam terlimpah curah kepada Nabi

besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, sahabat serta para pengikutnya.

Oleh karna itu peneliti sangat berterima kasih sebesar-besarnya atas segala

bantuan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan melancarkan

segala proses dalam penyusunan penelitian ini.

2. Orang tua dan keluarga terutama ibu yang selalu memberikan doa dan

dukungannya.

3. Bapak Udin Ali Abbas, S. Pd.M. Pd selaku kepala sekolah Madrasah

Aliyah Negri (MAN) 2 Kota Serang.

4. Ibu Sugiyarti, Selaku wali kelas XI Ipa 2.

5. Bapak Ahmad Syuhada, S. Pd yang senantiasa memberi arahan atas

penelitian karya tulis ilmiah ini.

6. Bapak/Ibu Selaku penguji karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman Kelas XI Ipa 2 yang memberikan dukungan dan saran

kepada penulis selama proses menyusun penelitian ini.


8. Orang-orang yang terlibat dalam perjalanan menyusun karya tulis ilmiah

ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini sepenuhnya jauh dari kata

sempurna. Susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karna itu penulis

berharap masukan dan segala kritiknya dari pembaca, juga penulis mengucapkan

terima kasih atas waktu dan perhatiannya telah membaca karya tulis ilmiah ini.

Semoga tulisan ini dapat memberikan wawasan baru dan solusi yang inovatif bagi

para pembaca.

Serang, 21 Januari 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi

oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia,

termasuk Indonesia, maka dari itu perlunya pengolahan sampah.

Berkembangnya populasi manusia yang mengabaikan kebersihan lingkungan

dan hanya memikirkan kepentingan individual. Pencemaran lingkungan yang

kini kian terjadi akibat meluapnya limbah menyebabkan banyaknya hal

negatif yang berdampak kepada masyarakat akibat dari perilaku mereka

sendiri, Salah satunya sifat yang acuh terhadap lingkungan yaitu membuang

sampah sembarangan yang mengakibatkan melimpahnya limbah organik

yang tertimbun dan menyebabkan banjir. Bahkan limbah tersebut mudah kita

jumpai misalnya di selokan air, sungai dan lain-lain. Koran merupakan salah

satu jenis kertas yang banyak digunakan sebagai media massa cetak.

Kertas koran ini dicetak setiap harinya dengan jumlah yang banyak,

hanya dibaca sekali dan langsung dibuang. Untuk mengurangi terjadinya

penumpukan limbah kertas koran maka dilakukan pengembangan

untuk mengurangi limbah organik salah satunya dengan penelitian ini. .

Dengan bertambahnya konsumsi kertas terjadi peningkatan volume limbah

kertas yang perlu dikelola secara efisien oleh karna itu penelitian ini muncul
dari kesadaran akan meningkatnya limbah kertas buram/koran yang biasanya

sulit terurai di lingkungan.

Penelitian ini tidak hanya mengedukasi masyarakat untuk menjaga

pencemaran lingkungan, tetapi juga menciptakan solusi inovatif ramah

lingkungan untuk mendukung peningkatan kesuburan tanah. Dengan

menggunakan kertas buram/koran sebagai bahan baku dalam proses pembuatan

pupuk kompos, kita dapat menciptakan pupuk organik yang efektif dalam

menyediakan nutrisi bagi tanaman. Dan menguatkan industri lokal agar dapat

mempertahankan kualitas pupuk yang baik, juga menjadi terobosan baru untuk

pabrik dalam memproduksi pupuk kompos organik ramah lingkungan yang

berbahan dasar kertas koran.

Pemanfaatan kertas buram/koran sebagai bahan baku dalam pembuatan

pupuk kompos organik tidak hanya memiliki manfaat di lingkungan, tetapi

juga berpotensi meningkatkan perekonomian dan sosial. Misalnya proses

produksi pupuk kompos organik dapat menciptakan peluang pekerjaan dan

menciptakan pasar bagi produk ramah lingkungan.

Pupuk yang mengandung bahan kimia tidak seutuhnya baik digunakan

untuk kualitas tanaman bahkan tanaman bisa saja rusak karna bahan kimia

tersebut. Oleh karena itu ide penelitian ini untuk membantu ketergantungannya

masyarakat terhadap pupuk yang mengandung bahan kimia. Sebagai alternatif

menyediakan teknologi untuk memanfaatkan kertas koran bekas dalam jumlah

besar.
Dengan menghadirkan pemikiran baru dan solusi kreatif melalui

penelitian ini, diharapkan kita dapat menciptakan pupuk yang lebih kaya akan

karbon organik, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan kapasitas tanah

yang signifikan dalam mencapai lingkungan yang aman dan nyaman agar lebih

baik di masa depan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi beberapa

permasalahan di antaranya:

1. penggunaan limbah organik yang meluap akan berdampak negatif

kepada masyarakat.

2. penelitian ini menjadi sarana efektif untuk meningkatkan edukasi dan

kesadaran lingkungan di masyarakat terkait manfaat penggunaan kertas

buram/koran dalam pembuatan pupuk kompos.

3. pemanfaatan kertas buram/koran dapat memberikan peluang untuk

menguatkan industri lokal, baik dari segi produksi maupun penciptaan

lapangan kerja.

4. dibuatnya penelitian tersebut dapat mengurangi ketergantungan

masyarakat dalam penggunaan bahan kimia untuk memproduksi pupuk

5. kualitas pupuk kompos yang dihasilkan dari bahan baku kertas

buram/koran memadai untuk meningkatkan kesuburan tanah.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat perumusan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Mengapa penggunaan kertas buram/koran sebagai bahan baku dalam

pembuatan pupuk kompos menjadi solusi ramah lingkungan?

2. Apakah masyarakat umum dapat menerima ide bahwa kertas

buram/koran yang biasanya dibuang dapat diubah menjadi pupuk

kompos organik?

3. Apakah pemanfaatan kertas buram/koran dapat menggantikan bahan

baku dalam pembuatan kompos organik?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui:

1. Mengeksplorasi pupuk kompos yang berbahan dasar kertas

buram/koran menjadi kontribusi positif bagi lingkungan.

2. Menganalisis penerimaan masyarakat terhadap penggunaan kertas

buram/koran sebagai bahan dalam pembuatan pupuk kompos.

3. Mengetahui manfaat kertas buram/koran dapat dijadikan sebagai bahan

baku dalam pembuatan pupuk kompos organik.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat di berikan dalam penelitian ini baik untuk siswa,

sekolah, masyarakat ataupun bagi penulis sendiri yaitu:


1. Siswa

Memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar dan berpartisipasi,

memperluas pemahaman tentang lingkungan serta mengarahkan siswa

untuk minat dalam berinovasi di lingkungan.

2. Madrasah

Menambahkan dimensi praktis pada kurikulum sekolah dengan

memperkenalkan proyek ini sebagai bagian dari pembelajaran, juga

dapat menciptakan kesadaran tentang pengelolaan limbah di kalangan

siswa.

3. Masyarakat

Memberikan solusi untuk meningkatkan pengurangan limbah kertas,

dan menyadarkan masyarakat untuk senantiasa menjaga lingkungan.

4. Penulis Lain

Dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian lebih baik.

5. Penulis

Mengetahui betapa pentingnya menjaga lingkungan, dan hal yang

dianggap sepele dapat dijadikan sebuah produk yang bernilai tinggi

dan banyak memiliki manfaat.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kertas Buram
2.1.1 Definisi Kertas Buram
Kertas buram atau biasa dikenal dengan nama kertas koran, istilah koran

berasal dari bahasa prancis “courant”. Kertas koran adalah bahan yang terbuat

dari sumber yang dapat diperbaharui yaitu pohon cemara dan eukaliptus dan

mengandung lignoselulosa (yani sarkaningsih dkk, 2023). Koran berupa lembaran

yang dibuat dari bubur rumput, jerami, kayu dan sebagainya yang biasa ditulisi

atau dijadikan wacana, pembungkus dan sebagainya (Setiawan Sabana:101).

kertas ini juga diproduksi dari bahan daur ulang mendukung pengelolaan sumber

daya yang berkelanjutan dan penggunaan bahan daur ulang membantu

mengurangi limbah lingkungan. Kertas koran merupakan salah satu jenis kertas

yang banyak digunakan sebagai media massa cetak dan dimanfaatkan oleh

masyarakat dan diterbitkan setiap hari dengan jumlah yang besar dan setelah

dibaca langsung dibuang sehingga berpotensi menghasilkan limbah kertas yang

paling dominan (Karim Kasmudin dkk, 2022). Kertas di dunia percetakan terbagi

menjadi 3 bagian yaitu:

1. Uncoated paper,

Kertas ini mempunyai daya serap tinggi, akan terlihat pada permukaan

yang sedikit kasar, mudah terkelupas atau terjadi picking (tercabut), PH rendah

sehingga lambat kering, dan karena permukaannya bergelombang (tidak rata)


maka hasil cetak tidak menimbulkan gloss. Kertas yang termasuk dalam kategori

uncoated paper adalah kertas HVS, HVO, kertas koran, dll.

2. Coated paper

Sifat-sifat dari Coated Paper ini berbanding terbalik dengan Uncoated

paper. Penggunaan bahan Coated paper ini biasa dipakai pada cekan untuk jenis

Brosur, Flyer dsb. Jenis bahan ini paling sering di kombinasikan dengan finishing

cetak “Ultra Vernish (UV) /Super Glossy”. Kertas yang termasuk dalam kategori

coated paper adalah art paper, coated paper, mat coated, cast coated, art karton,

coated karton.

3. Non absorption

Sifat kertas non absorption adalah tidak mempunyai daya serap, maka

pengeringan terjadi secara oksidasi penuh. Biasanya timbul masalah set off

(lambat kering). Kertas yang termasuk dalam kategori non absorption antara lain:

alumunium foil, art synthetic paper, dll.

Umumya koran dijadikan sebagai kebutuhan masyarakat sebagai salah satu

cara untuk mendapatkan suatu informasi, salah satunya seperti koran. Koran

merupakan media penyampaian informasi yang berisi berita terkini dengan

berbagai topik yang dicetak pada kertas. Koran termasuk media yang mudah

didapat dan murah. Namun Koran yang sudah selesai dibaca biasanya diabaikan

bahkan dibuang sebagai sampah anorganik atau dijual ke tukang loak. Sebanyak

90% dari keseluruhan produksi sampah di Indonesia belum mengalami daur ulang

menjadi produk yang bernilai ekonomi. Produk sampah di Indonesia pada tahun
2020 mencapai 67,8 juta ton dan akan bertambah terus jumlahnya

(news.detik.com 2021). Sebagai sarana komunikasi dalam media cetak sebelum

majunya teknologi digital. Selain sebagai sarana komunikasi koran juga berfungsi

sebagai penyalur informasi/surat kabar harian dalam berbagai topik, bahkan koran

tidak hanya menjadi sumber informasi dan komunikasi tetapi juga memainkan

peran kritis dalam membentuk opini publik, dan menghubungkan pembaca

dengan perkembangan terkini di berbagai bidang politik, ekonomi, dan sosial

budaya.

Selain itu koran juga bermanfaat dalam berbagai bidang contohnya dalam

bidang ekonomi berperan sebagai media iklan yang efektif, sehingga banyak

perusahaan yang memanfaatkan ruang iklan dikoran untuk mempromosikan

produknya. Selain manfaat ekonomis, kertas buram/koran juga memiliki daya

serap tinta yang baik, menjadikannya cocok untuk mencetak dokumen umum,

catatan, atau proyek yang memerlukan medium tulisan yang dapat dicerna dengan

jelas. Meskipun kualitas cetaknya mungkin tidak setinggi kertas berkualitas

tinggi, kertas buram tetap memenuhi kebutuhan berbagai jenis dokumen.

Limbah sampah anorganik seperti kertas koran bekas, kertas HVS bekas,

majalah dan kertas bekas sejenis lainnya merupakan sampah yang dapat

dimanfaatkan. Melalui penerapan prinsip 3 R yakni Reduce, Reuse dan Recycle,

pemanfaatan kembali kertas koran bekas, kertas HVS bekas, majalah dan kertas

bekas sejenis lainnya menjadi kerajinan yang berkualitas, bermanfaat serta

bernilai ekonomis tinggi. Selain itu juga dapat mengurangi terjadinya pencemaran

lingkungan berinovasi dan memanfaatkan limbah yang ada, serta membuka


lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Melalui kreativitas dan inovasi daur

ulang limbah kertas koran bekas, kertas HVS bekas, majalah dan kertas bekas

sejenis lainnya tersebut diharapkan dapat berdaya guna serta dapat meningkatkan

perekonomian keluarga.

Hingga berkembang pesatnya teknologi digital kini, penggunaan kertas

koran sebagai sarana informasi dan komunikasi, digantikan oleh teknologi modern

seperti smartphone dan lain sebagainya.

2.2 Bahan Baku


2.1.2 Definisi Bahan Baku
Bahan baku adalah materi atau substansi sebagai katalis kreativitas

manusia, mencerminkan esensi eksplorasi dan inovasi. Dan menjadi komponen

utama dalam memproduksi sebuah barang yang di manfaatkan secara konsumtif

maupun produk siap pakai, bahan baku/dasar merupakan aset berharga yang

berperan penting dalam mendukung aktivitas produksi dan menjadi fondasi utama

sehingga diperlukan pengendalian yang optimal (Jacky S.B Sumarauw, 2017).

Bahan baku disebut juga bahan dasar yang dipergunakan untuk memproduksi suatu

barang. Bahan baku merupakan bagian yang integral dari produk yang di hasilkan

oleh suatu perusahaan (Skinnerand Steven J, 1990). Setiap perusahaan yang


menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku.

Semakin besar jumlah bahan baku yang dimiliki, maka semakin besar pula

kemungkinan jumlah produk yang di hasilkan (Ridhwan, 2013). Bahan baku

merupakan salah satu faktor pembentuk terjadinya barang jadi sehingga segala

sesuatu yang menyangkut bahan baku harus benar-benar diperhatikan (SFA-93).

Ketersediaan bahan baku yang tepat sangat terkait dengan jumlah produk yang akan

diproduksi oleh karena itu, prediksi produksi harus disesuaikan agar pemesanan

stok bahan baku dapat diperhitungkan dengan tepat. Ketidakpastian jumlah

permintaan dan stok produk dalam gudang yang ada pada suatu industri menjadi

suatu hal yang harus dipertimbangkan dalam memproduksi suatu produk

(Muzzayanah dkk, 2014)

Ketersediaan bahan baku dalam suatu industri sangat penting dikarenakan

berpengaruh terhadap lancarnya kegiatan produksi, hal ini diharapkan dapat

menentukan kebutuhan bahan baku yang tepat agar tidak terjadi kelebihan atau

kekurangan bahan baku dalam berbagai bidang produksi (Muzayyanah, I,

Mahmudy, WF & Cholissodin, I, 2014). Contohnya dalam bidang industri,

kuliner, dan lain sebagainya. Karena bahan dasar dapat mempengaruhi akhir

sebuah produk yang dihasilkan secara signifikan, Dalam perspective ini bahan

dasar yang memfasilitasi penciptaan melalui penggabungan, modifikasi, dan

penemuan, mengantarkan kita pada era inovasi yang tak terbatas di berbagai

ranah, dari teknologi hingga seni kuliner.

Bahan baku merupakan hal paling utama yang harus ada didalam

perusahaan, terutama perusahaan industri, karena bahan baku merupakan bagian


dari suatu proses produksi yang harus ada didalam perusahaan dan tidak dapat

diabaikan keberadaannya, baik dalam kuantitas maupun kualitas yang telah

ditentukan oleh perusahaan. Persediaan bahan baku membantu pengaruh

signifikan terhadap proses produksi. Perusahaan yang bergerak dibidang industri,

sering mengalami kendala didalam menjalankan suatu kegiatan produksinya,

kendala tersebut diantaranya adalah mengenai besar kecilnya suatu persediaan

bahan baku pembantu yang ada di perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan

pengendalian persediaan bahan baku pembantu untuk mengantisipasi kendala

tersebut. Pengendalian persediaan bertujuan agar barang jadi dapat sesuai dengan

yang diinginkan oleh pelanggan. Pengendalian persediaan bahan baku membantu

dalam tingkat persediaan dapat mempengaruhi perusahaan kedepannya. Apabila

suatu perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan kegiatan operasional serta

dapat mencapai tujuan untuk memaksimalkan nilai yang ada di perusahaan, maka

pihak perusahaan perlu mengadakan suatu tindakan yang terarah didalam

mengendalikan jumlah pesanan atau pembelian bahan baku pembantu dan jumlah

persediaan bahan baku yang ada di perusahaan ( Azmi Fahma Amrillah dkk, 1 April

2016).

Persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam proses

produksi. Kekurangan bahan baku akan berakibat pada terhambatnya proses

produksi, sebaliknya kelebihan bahan baku akan berakibat pada membengkaknya

biaya penyimpanan dan biaya lainnya. Melalui pengendalian persediaan yang

optimal, perusahaan dapat menentukan kuantitas pemesanan yang tepat dengan

meminimalkan biaya persediaan (Harly I.Unsulangi dkk, 2019). Sebagai contoh


pada bidang produksi ekonomi pupuk kompos organik dalam penelitian ini

menggunakan bahan dasarnya yaitu kertas buram/koran. Oleh karna itu bahan

dasar tidak hanya bersifat fisik, melainkan dapat mencakup kimia ataupun biologi

yang menjadi inovasi dan pengembangan kreativitas manusia, bahan dasar juga

sering menjadi pusat penelitian dan eksperimen untuk mencapai kemajuan lebih

lanjut.

2.3 Pupuk Kompos Organik


2.1.3 Definisi Pupuk Kompos Organik
Pupuk Kompos merupakan hasil fermentasi bahan-bahan organik

seperti pangkasan daun tanaman, sayuran, buah-buahan, limbah organik,

kotoran hewan ternak, dan bahan-bahan lainya. Dan mengalami proses

dekomposisi, kompos dapat digunakan sebagai pupuk alami dan pengembali

zat hara tanah yang mungkin hilang disaat panen dan akibat erosi

(Aryantha, 2010). Jenis pupuk yang dihasilkan melalui proses

pengomposan/penguraian bahan organik, yang dapat melibatkan berbagai

sumber. Proses pembuatan pupuk kompos dilakukan dengan 3 tipe yaitu,

kompos celup, kompos cair, dan kompos padat.

Kompos Celup merupakan pupuk organik cair (POC) yang dihasilkan

dengan cara merendam kompos padat dalam air. Air rendaman tersebut akan

dicampur dengan molase tetes tebu dan EM4. Air rendaman yang telah dicampur

inilah yang nantinya bisa menjadi pupuk yang bisa digunakan di tanaman

pekarangan (20 Agu 2022). Dan kompos padat dibuat dengan memanfaatkan bak
komposter yang dimodifikasi dari drum. Sampah dikumpulkan lalu ditampung ke

dalam bak komposter kemudian ditambahkan EM4 atau cairan lindi untuk

mempercepat proses pembusukan (28 Agu 20170). Pupuk Kompos Cair Pupuk

kompos cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang

berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur

haranya lebih dari satu unsur.

Pupuk Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan

kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian

pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya

struktur tanah dalam kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami

pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan

pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Banyak

penumpukan sampah organik dapat merusak dan mencemari lingkungan serta

menjadi wabah penyakit. Salah satu cara untuk mengolah sampah organik adalah

dengan membuatnya menjadi pupuk kompos. Tujuannya untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat dalam pengolahan sampah

organik. Manfaatnya untuk meningkatkan kesuburan tanah, sebagai pemantap

kualitas tanah, sumber hara tanah dan tanaman serta dapat meningkatkan

produktivitas lahan dalam jangka panjang. (Nikman Azmin dkk, 2022)


Pupuk kompos dapat dibuat pada kondisi lingkungan aerob dan anaerob.

Kompos aerob dihasilkan dari penguraian bahan-bahan organik dengan adanya

oksigen atau udara yang menghasilkan produk utama yaitu karbon dioksida, air

dan panas.

Sedangkan, kompos anaerob adalah penguraian bahan organik tanpa

adanya oksigen yang dilakukan dalam wadah tertutup dengan memanfaatkan


mikroorganisme untuk membantu proses dekomposisi bahan organik. Produk dari

kompos anaerob adalah metana, karbon dioksida dan asam organik

(Anwar dkk, 2019).

BAB III

METOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Man 2 Kota Serang pada bulan Januari 2024.

Penulis melakukan kegiatan penelitian pada tanggal 1-23 Februari 2023.

3.1.2 Metode Penelitian


Dari hasil pengamatan, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

kualitatif.

3.1.3 Teknik Pengumpulan Data

Anda mungkin juga menyukai