Anda di halaman 1dari 27

PEMANFAATAN BEBATUAN DAN ARANG AKTIF SEBAGAI

MEDIA FILTER PENGHILANG ALGA HIJAU UNTUK


KOLAM IKAN KOI

Karya Tulis Ilmiah

Disusun untuk memenuhi Syarat Standar Kelulusan SMA Negeri 1 Baleendah

Disusun Oleh :

Inggi Andika Ardianto

1718.10.071

XII IPA 2

SMA NEGERI 1 BALEENDAH

Jl. RAA Wiranatakusumah No. 30

KABUPATEN BANDUNG

2019-2020
LEMBAR PENGESAHAN

Title of the scientific paper:

“PEMANFAATAN BEBATUAN DAN ARANG AKTIF SEBAGAI MEDIA


FILTER PENGHILANG ALGA HIJAU UNTUK KOLAM IKAN KOI”

Disusun untuk memenuhi Syarat Standar Kelulusan SMA Negeri 1 Baleendah

Disusun oleh:

Inggi Andika Ardianto

171810071

XII IPA 2

Guru Pembimbing 1 Guru Pembimbing 2

Dedy Mulyadi, M.Pd Hj. Rosita, S.Pd


NIP 19670504 199001 1 002 NIP. 19621007 198903 2 003

Disetujui oleh:
Kepala Sekolah

Drs. H. Dayat Sudayat, M.M.Pd


NIP. 19640417 198703 1 008
ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Pengaruh air sangat luas
bagi kehidupan makhluk hidup khusunya air untuk habitat ikan. Karena air bersih
merupakan factor utama untuk keberlangsungan habitat ikan di kolam. maka
penelitian ini dilakukan untuk menjaga atau menghilangkan kotoran kotoran yang
dapat mempengaruhi kualitas air.

penelitian ini mempunyai tujuan yaitu untuk menghilangkan alga hijau di


dalam air dengan memanfaatkan bebatuan dan karbon aktif sebagai media filter.
khusunya untuk masyarakat yang mempunyai kolam ikan di rumah nya. Penelitian
dilakukan untuk mengetahui apakah media bebatuan dan karbon aktif mampu
menghilangkan alga hijau di dalam air.

Metode dalam penelitian ini menggunakan 3 metode, yaitu Teknik


pengumpulan data, pengamatan dan internet. Teknik pengumpulan data yaitu
penulis mencari informasi dan mengumpulkan data dengan membaca dan
merangkum literatur dari setiap buku yang terkait dengan materi penelitian. Teknik
pengamatan yaitu penulis mengamati langsung ke objek penelitian untuk melihat
secara dekat kegiatan yang dilakukan. Teknik internet yaitu penulis melakukan
pencarian informasi dan mengumpulkan data dengan membuka situs web.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alga hijau yang terdapat di dalam air
dapat di hilangkan atau di jernihkan menggunakan bebatuan dan arang aktif sebagai
media filter dan menjadikan air yang ada di dalam kolam menjadi jernih kembali
dan tidak menimbulkan bau amis.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan karunianya, tak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, serta para sahabat-sahabatnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tepat pada waktunya.

Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di
SMA Negeri 1 Baleendah. Ada banyak kendala dalam penulisan karya tulis ilmiah
yang tidak pernah lepas dari bantuan dan dukungan dari keluarga dan rekan-rekan
penulis, sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat berjalan dengan cukup
baik.

Harapan kedepannya, karya tulis ilmiah yang disusun oleh penulis bisa
bermanfaat, dipelajari dan dimengerti oleh pembaca. Semoga kerja keras penulis
dalam menyusun karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebaik-baiknya oleh
pembaca.

Bandung, 10 Januari 2020

INGGI ANDIKA ARDIANTO


UCAPAN TERIMAKASIH
Sebagai makhluk sosial, penulis tidak akan bisa menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Maka dari itu, penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada pihakihak yang telah membantu dan
mendukung penulis, terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah member rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Bengkuang dan Tomat sebagai Masker Pencerah Wajah” tepat waktu.
2. Bapak Drs. Dayat Hidayat, M.M.Pd selaku kepala SMA Negeri 1 Baleendah
yang telah mendukung seluruh siswa kelas XII untuk menyusun karya tulis
ilmiah.
3. Bapak Dedi Mulyadi selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis untuk menyusun karya tulis ilmiah
ini dalam segi konten.
4. Ibu Hj.Rosita, S.Pd selaku Pembimbing II yang telah membimbing penulis
dalam segi struktur dan kebahasaan, khususnya dalam penggunaan bahasa
inggris.
5. Rekan penulis yang telah membantu dan memberi dukungan pada penulis
dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang penulis susun.
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................. iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................................v

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Hipotesis
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Sistematika Penelitian

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1 Alga Hijau


2.2 Filter
2.3 Air
2.4 Karbon Aktif
2.5 Batu Zeloit
2.6 Batu Apung

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


3.2 Rancangan Penelitian
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
BAB IV : PENGOLAHAN DATA

4.1 Data Hasil Penelitian


4.2 Pembahasan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air


merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi
mala petaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas
maupun kuantitasnya. Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempe-
ngaruhi dan dipengaruhi oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk
akan mengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempe-
ngaruhi kesehatan dan keselamatan manusia serta mahluk hidup lainnya.
Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, hasil guna, produktivitas,
daya dukung dan daya tampung.
Air kolam yang hijau sering menjadi masalah bagi para pecinta ikan hias
terutama bagi para pemula. Air kolam hijau tidak hanya terjadi pada kolam yang
baru dibuat saja, ini juga dapat terjadi pada kolam lama dengan air yang jernih.
Salah satu faktor utama yang membuat air kolam berubah warna menjadi hijau
adalah karena Phytoplankton. Perubahan ini biasanya mulai terlihat ketika
adanya peningkatan suhu air yang terkena sinar matahari, terutama pada musim
hujan maupun kemarau. Ini dikarenakan perkembangan Phytoplankton yang
berkembang cepat saat kondisi seperti ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dikaji dalam pene-
litian karya tulis ilmiah ini adalah, pemanfaatan bebatuan dan arang aktif seba-
gai media filter penghilang alga hijau untuk kolam.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, penulis memiliki tujuan pene-
litian sebagai berikut: “Untuk mengetahui apakah bebatuan zeloit, apung dan
arang aktif dapat bermanfaat sebagai media filter penghilang alga hijau untuk
kolam.”

1.4 Hipotesis
Berikut adalah hasil hipotesis yang dapat dipaparkan oleh penulis berda-
sarkan dari data yang di peroleh, Pemanfaatan batu zeloit, apung dan arang aktif
mampu merubah air hijau menjadi air bening yang berguna bagi masyarakat.

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi
informasi ilmiah untuk ilmu pengetahuan, pengembangan teknologi filterisasi
khususnya untuk pemanfaatan bebatuan dan arang aktif sebagai media filter
penghilang alga hijau untuk kolam.

1.6 Sistematika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengemukakan bagian pendahuluan, yakni


latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan. Semua bagian tersebut terangkum dalam BAB I
Pendahuluan. Selanjutnya BAB II Landasan Teori membahas tentang kajian-
kajian teori yang mendukung tentang permasalahan yang diteliti. Pada BAB III
Metode Penelitian, diuraikan mengenai metode penelitian kualitatif. BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan, digambarkan dalam bentuk grafik dan dibahas
secara deskriptif tentang manfaat penelitian pemanfaatan bebatuan dan arang aktif
sebagai media filter penghilang alga hijau untuk kolam secara detail dan tuntas. Pada
BAB V Penutup, dipaparkan tentang simpulan hasil penelitian serta saran yang
ditujukan kepada rekan peneliti agar melakukan penelitian yang lebih mendalam.
BAB II

Landasan Teori

2.1 Alga Hijau

Alga hijau adalah kelompok alga berdasarkan zat warna atau pigmentasi-
nya. Dalam taksonomi, semula semua alga yang tampak berwarna hijau dimasuk-
kan sebagai salah satu kelas dalam filum/divisio Thallophyta, yaitu Chlorophyceae.
Pengelompokan ini sekarang dianggap tidak valid karena ia tidak monofiletik,
setelah diketahui bahwa tumbuhan merupakan perkembangan lanjutan dari anggota
masa lalunya. Sebagai konsekuensi, alga hijau sekarang terdiri dari dua filum:
Chlorophyta dan Charophyta, yang masing-masing monofiletik.

Anggota alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula yang bersel
banyak, berwujud berkas, lembaran, atau membentuk koloni. Spesies alga hijau
yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada pula yang menetap.

Sel-sel alga hijau bersifat eukariotik (materi inti dibungkus oleh membran
inti). Pigmen klorofil terdapat dalam jumlah terbanyak sehingga alga ini berwarna
hijau, pigmen lain yang dimiliki adalah karotena dan xantofil. Komposisi ini juga
dimiliki oleh sel-sel tumbuhan modern.

Klorofil dalam pigmen lain terdapat dalam kloroplas yang bentuknya ber-
macam - macam antara lain mangkuk, gelang, pita spiral, jala dan bintang. Di dalam
kloroplas terdapat butiran padat yang disebut pirenoid yang berfungsi untuk
pembentukan tepung.

Alga hijau merupakan golongan terbesar di antara alga dan kebanyakan


hidup di air tawar. Sebagian lagi hidup di darat, di tempat yang lembap, di atas
batang pohon, dan di laut. Beberapa genus dari alga hijau mempunyai alat gerak
berupa flagel dan bintik mata (stigma)
2.2 Filter

Penjernihan air merujuk ke sejumlah proses yang dijalankan demi membuat


air dapat diterima untuk penggunaan akhir tertentu. Ini mencakup penggunaan
seperti air minum, proses industri, medis dan banyak penggunaan lain. Tujuan
semua proses penjernihan air adalah menghilangkan pencemar yang ada dalam air
atau mengurangi kadarnya agar air menjadi layak untuk penggunaan akhirnya.
Salah satu penggunaan tersebut adalah mengembalikan ke lingkungan alami air
yang sudah digunakan tanpa berakibatkan dampak yang buruk atas lingkungan.

Filter air adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyaring dan menghilang-
kan kontaminan di dalam air dengan menggunakan penghalang atau media, baik
secara proses fisika, kimia maupun biologi. Filter air dapat digunakan secara luas
untuk irigasi, air minum, akuarium dan kolam renang.

2.3 Air

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air
dalam obyek-obyek tertentu bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air,
sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Air
merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi disebut sebagai
planet biru, karena air menutupi 70% permukaan bumi. Tetapi tidak jarang pula kita
mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat musim kemarau disaat
air sumur mulai berubah warna atau berbau. Sekalipun air sumur atau sumber air
lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor ataupun berbau, selama
kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya merubahnya menjadi air
bersih yang layak pakai dimana salah satu caranya adalah membuat saringan air
atau filter air.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara
osmosis terbalik, yaitu suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan
tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO
(Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi
air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.

Cara lain adalah dengan menggunakan pesawat Fresh Water Generator


(FWG). Fresh Water Generator (FWG) adalah pesawat pembuat air tawar dengan
jalan menguapkan air laut didalam penguap (Evaporator) dan uap air laut tersebut
didinginkan dengan cara kondensasi di dalam pesawat Destilasi/kondensor (penge-
mbun), sehingga menghasilkan air kondensasi yang disebut kondensat. Fresh water
generator, merupakan salah satu pesawat bantu yang penting di atas kapal.

Hal ini di karenakan dengan menggunanaka FWG (Fresh water generator)


dapat menghasilkan air tawar yang dapat digunakan untuk minum, memasak,
mencuci dan bahkan menjalankan mesin penting lainnya yang menggunakan air
tawar sebagai media pendingin.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di


Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan
planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud
padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang
secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.
Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air,
monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.

Tanpa air manusia dan makhluk hidup lain tidak bisa hidup. Suatu air yang
jernih, bersih dari suatu kuman dan apapunlah air yang dibutuhkan makhluk hidup.
Air yang kotor tentu tidak dibutuhkan makhluk hidup.
2.4 Karbon Aktif

Karbon aktif, atau sering juga disebut sebagai arang aktif, adalah suatu jenis
karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai
dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari
karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-
kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya
pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja, tetapi
beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon
aktif itu sendiri.

Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang
cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bahkan ada peneliti
yang mengklaim luas permukaan karbon aktif yang dikembangkan memiliki luas
permukaan melebihi 3000 m2/g. Hal ini dikarenakan zat ini memiliki pori – pori
yang sangat kompleks yang berkisar dari ukuran mikro dibawah 20 A (Angstrom),
ukuran meso antara 20 sampai 50 Angstrom dan ukuran makro yang melebihi 500
A (pembagian ukuran pori berdasarkan IUPAC). Sehingga luas permukaan disini
lebih dimaksudkan luas permukaan internal yang diakibatkan dari adanya pori –
pori yang berukuran sangat kecil.

Karena memiliki luas permukaan yang sangat besar, maka karbon aktif
sangat cocok digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan luas kontak yang besar
seperti pada bidang adsorpsi (penyerapan), dan pada bidang reaksi dan katalisis.
Contoh yang mudah dari karbon aktif adalah yang banyak dikenal dengan sebutan
norit yang digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Prinsip kerja norit
adalah ketika masuk kedalam perut dia akan mampu menjerap bahan – bahan racun
dan berbahaya yang menyebabkan gangguan pencernaan. Kemudian
menyimpannya di dalam permukaan porinya sehingga nantinya keluar bersama
tinja.
Secara umum karbon aktif ini dibuat dari bahan dasar batu bara dan
biomasa. Intinya bahan dasar pembuat karbon aktif haruslah mengandung unsur
karbon yang besar. Karbon aktif yang berasal dari biomasa banyak dikembangkan
para peneliti karena bersumber dari bahan yang terbarukan dan lebih murah.
Bahkan karbon aktif dapat dibuat dari limbah biomasa seperti kulit kacang-
kacangan, limbah padat pengepresan biji – bijiaan, ampas, kulit buah dan lain
sebagainya.

Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
pengaktifan secara fisika dan secara kimia. Pengaktifan secara fisika pada dasarnya
dilakukan dengan cara memanaskan bahan baku pada suhu yang cukup tinggi (600
– 900 C) pada kondisi miskin udara(oksigen), kemudian pada suhu tinggi tersebut
dialirkan media pengaktif seperti uap air dan CO2. Sedangkan pada pengaktifan
kimiawi, bahan baku sebelum dipanaskan dicampur dengan bahan kimia tertentu
seperti KOH, NaOH, K2CO3 dan lain sebagainya. Biasanya pengaktifan secara
kimiawi tidak membutuhkan suhu tinggi seperti pada pengaktifan secara fisis, tetapi
diperlukan tahap pencucian setelah diaktifkan untuk membuang sisa – sisa bahan
kimia yang dipakai. Sekarang ini telah dikembangkan pengabungan antara metode
fisika dan kimia untuk mendapatkan sekaligus kelebihan dari kedua tipe
pengaktifan tersebut.

2.5 Batu Zeloit

Batu zeolit merupakan salah satu jenis batu yang banyak tersedia di
sejumlah wilayah di Indonesia, dimana ia berupa pecahan sisa batuan besar-besar
yang telah diekspor ke luar negeri. Zeolit dikenal sebagai ion excharger, yakni salah
satu penukar ion alami yang berguna untuk menghilangkan polutan kimia.Memiliki
kemampuan yang istimewa, tak heran jika batu zeolit sering dilirik dan digunakan
di bidang industri. Di industri deterjen zeolit dimanfaatkan sebagai penukar ion, di
industri minyak bumi zeolit dimanfaatkan sebagai cracking, sementara di industri
pemurnian air ia digunakan sebagai penjernih atau juga pelunak air sadah. Tidak
sampai disitu saja, masih banyak manfaat dari penggunaan batu zeolit.Di bidang
industri pemurnian air, kemampuan batu zeolit memang tidak perlu diragukan lagi.
Terlebih lagi, ia mampu mengikat bakteri E. coli jika digunakan di dalam air
sehingga aquarium atau kolam dengan batu zeolit akan terhindar dari bakteri yang
berbahaya. Sehingga batu zeolit cocok untuk filter aquarium, bahkan apabila anda
coba lihat bebatuan di filter aquarium dalam kemasan, hampir bisa dipastikan berisi
batuan zeolit ini.

Zeolit mempunyai beberapa sifat antara lain: mudah melepas air akibat
pemanasan, tetapi juga mudah mengikat kembali molekul air dalam udara lembap.
Oleh sebab sifatnya tersebut maka zeolit banyak digunakan sebagai bahan
pengering. Disamping itu zeolit juga mudah melepas kation dan diganti dengan
kation lainnya, misal zeolit melepas natrium dan digantikan dengan mengikat
kalsium atau magnesium. Sifat ini pula menyebabkan zeolit dimanfaatkan untuk
melunakkan air. Zeolit dengan ukuran rongga tertentu digunakan pula sebagai
katalis untuk mengubah alkohol menjadi hidrokarbon sehingga alkohol dapat
digunakan sebagai bensin. Zeolit di alam banyak ditemukan di India, Siprus,
Jerman dan Amerika Serikat

2.6 Batu Apung

Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang, mengan-
dung buih yang terbuat dari gelombang berdinding gelas, dan biasanya disebut juga
sebagai batuan gelas vulkanik silikat. Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh
aksi letusan gunung api yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian meng-
alami transportasi secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik.
Batu apung mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang
banyak (berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di
dalamnya, dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen
dalam breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu
apung adalah : (Feldspar, Kuarsa, Obsidian, Kristobalit, Tridimit)
Batu apung banyak digunakan sebagai media filter untuk membersihkan
limbah rumah sakit, perhotelan maupun limbah industry.Karena mempunyai luas
area permukaan yang besar/luas serta berpori banyak, sehingga batu apung ideal
untuk digunakan sebagai media filtrasi.Suatu badan penelitian berkembang telah
menunjukkan batu apung menjadi media yang efektif untuk penyaringan air
minum.Struktur berpori/berbusa batu apung membuatnya ideal untuk menangkap
dan menahan cyanobacterial racun dan kotoran lainnya yang ditemukan mengotori
air minum.Batu apung memiliki beberapa keunggulan dibandingkan media filtrasi
lain seperti batu kerikil , antrasit, pasir, dan PFA disinter.
Batu apung terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan
dengan udara luas secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung di
dalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan tiba-
tiba. Pumice umumya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat
gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah. Pumice umumnya terdapat
sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan lepas, atau fragmen dalam breksi
gunung api. Batu apung dapat pula dibuat dengan cara memanaskan obsidian,
sehingga gasnya keluar.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.2 Rancangan Penelitian

Penelitian akan dilakukan di kediaman penulis, selama kurang lebih 10 hari.


Selama penelitian akan diketahui pengaruh yang terjadi pada media bebatuan
dan arang aktif sebagai media penghilang alga hijau terhadap air kolam.

Alat dan Bahan

1) Box filter / ember bekas cat


2) Wadah air hijau / aquarium
3) Pipa paralon
4) Mesin pompa
5) Gergaji pipa paralon
6) Sambungan paralon
7) Lem paralon
8) Batu zeloit
9) Batu apung
10) Arang aktif
Langkah kerja

A. Membuat box filter / ember filter


1. Siap kan alat dan bahan
2. Lubangi ember bekas cat seukuran pipa yang akan di gunakan
sebanyak 2 lubang di bagian atas ember cat
3. Masukan sambungan paralon berbentuk L pada lubang tersebut
4. Kemudian buat lah saluran masuk air dari mesin pompa menuju box
filter/ember cat
5. Pasang kan pipa paralon ( di dalam ember cat ) pada sambungan L
6. Selanjutnya buat saluran air keluar di sebalah sambungan pipa
paralon berbentuk L
7. Cuci bersih dahulu media filter yang akan di masukan
8. Kemudian susun batu apung dan zeloit beserta arang aktif setinggi
ember cat / box filter
9. Nyalakan mesin pompa / filter dan air dalam jangka waktu ± 1
minggu air akan berubah warna dari hijau menjadi bening

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

A. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 22 September 2019 – 1 Okteber
2019 selama 10 hari lamanya.

B. Tempat penelitian
Adapun penelitan dilakukan di kediaman penulis yang beralamat di
Jalan Sindang Panon No 71 Banjaran, Ds. Sindang Panon, Kec. Banjaran,
Kab. Bandung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Tinjauan Pustaka

Merupakan metode di mana penulis mencari informasi dan mengumpulkan


data dengan membaca dan merangkum literatur dari setiap buku yang terkait
dengan materi penelitian.

3.4.2 Internet

Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan mengumpulkan


data dengan membuka situs web yang terkait dengan judul yang telah ditetapkan
oleh penulis. Dan cari fakta yang terjadi dalam kehidupan nyata. Sehingga penulis
mendapatkan penilaian yang lebih luas.

3.4.3 Pengamatan

Observasi adalah mengamati langsung ke objek penelitian untuk melihat


secara dekat kegiatan yang dilakukan. Ini juga merupakan proses sistematis untuk
mencatat gejala secara rinci. Pengamatan menjadi salah satu teknik pengumpulan
data bila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan dicatat secara
sistematis. Ada dua jenis pengamatan: Pengamatan Partisipasi dan Pengamatan
Non Partisipasi. Dan jenis pengamatan yang akan digunakan untuk kegiatan ini
adalah Non Partisipasi Pengamatan, pengamat tidak ikut berperan dalam kegiatan,
pengamat hanya berperan dalam mengamati.
BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 DATA HASIL PENELITIAN

No Hari Warna air Keadaan media filter

1 Hari ke – 1 Hijau pekat Media filter bersih

2 Hari ke – 2 Hijau pekat Media filter bersih

3 Hari ke – 3 Hijau Media filter mulai kotor

4 Hari ke – 4 Hijau Media filter lebih kotor dibanding hari ke 3

5 Hari ke – 5 Hijau Laut Media filter lebih kotor dibanding hari ke 4

6 Hari ke – 6 Hijau laut Media filter lebih kotor dibanding hari ke 5

7 Hari ke – 7 Hijau pudar Media filter lebih kotor dibanding hari ke 6

8 Hari ke – 8 Hijau pudar Media filter lebih kotor dibanding hari ke 7

9 Hari ke – 9 Hijau Jernih Media filter berubah menjadi berwarna hijau

10 Hari ke – 10 Jernih Media filter berubah menajdi berwarna hijau


4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah penulis laksanakan selama 10 hari


untuk membuktikan bahwa media batu apung, zeloit dan karbon aktif dapat
menjernihkan air, penulis memperoleh data bahwa media batu apung, zeloit dan
karbon aktif dapat mengubah warna air kolam yang semula berwarna hijau pekat
menjadi berwarna jernih.

karna pada penelitian ini media batu apung, zeloit dan karbon aktif memiliki
manfaat dalam menyerap alga alga hijau, hal ini di karenakan pada karbon aktif
memiliki luas permukaan yang sangat besar sehingga karbon aktif dapat digunakan
untuk media adsorpsi(penyerapan). Karbon aktif dapat menyerap alga alga yang
ada di dalam air, air yang masuk ke dalam filter akan bertemu dengan karbon aktif
yang akan menyerap alga alga hijau yang ada pada air, sehingga menyebabkan air
kembali jernih,

Tak hanya itu pada batu zeloit pun memiliki manfaat untuk menjernihkan
air yakni ia dikenal sebagain ion exchanger, yaitu salah satu penukar ion alami yang
berguna untuk menghilangkan polutan berbahaya di dalam air. pada batu zeloit ia
mampu mengikat bakteri E. coli di dalam air sehingga kolam dengan media filter
batu zeolite akan terhindar dari bakteri yang berbahaya.

Selanjutnya yaitu media filter batu apung atau pumice media ini memiliki
manfaat yang dapat menjernihkan air yaitu karna sifat nya mempunyai luas area
permukaan yang besar atau luas serta berpori banyak, sehingga batu apung ideal
untuk digunakan sebagai media filtrasi. Struktur berpori/berbusa batu apung
membuatnya ideal untuk menangkap dan menahan cyanobacterial racun dan
kotoran lainnya yang ditemukan mengotori air minum.
Penulis melakukan penelitian dengan membuat 1 ember filter berisikan batu
apung, zeloit dan arang aktif, dengan bantuan pompa air untuk kolam air masuk ke
ember filter dan air pun langsung bertemu dengan batu apung, zeloit dan karbon
aktif yang mengakibatkan alga alga di dalam air dapat hilang di serap oleh media
bebatuan yang ada pada filter setelah penelitian ini selesai penulis mengamati media
filter yaitu batu apung zeloit, dan karbon aktif ternyata pada media filter terlihat
kotoran kotoran atau alga alga yang terserap oleh media filter batu apung, zeloit dan
karbon aktif
BAB V

KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “pemanfaatan bebatuan dan arang aktif


sebagai media filter penghilang alga hijau untuk kolam” yang di lakukan oleh
penulis dengan cara studi literatur dan observasi. Penulis menyimpulkan bahwa

1. Proses filtrasi pada media batu apung, zeolite dan karbon aktif mampu men-
yerap alga alga hijau yang ada di dalam air sehingga air menjadi jernih
2. Media karbon aktif dinilai sebagai media yang mampu menyerap alga alga
hijau dengan baik karna memiliki luas permukaan yang besar.
3. Media batu apung dan zeloit dinilai sebagi media yang dapat menyerap alga
hijau dan bakteri bakteri lain nya yang ada di dalam air karna memiliki sifat
menangkap cyanobacterial dan E. coli

5.2 SARAN

Berdasar pada kesimpulan yang penulis paparkan, penulis, maka penulis


mencoba untuk memberikan rekomendasi yang akan dipaparkan, antara lain :

1. Dari penelitian ini, penulis berharap agar penelitian yang dilakukan dapat
memotivasi penulis agar mampu memanfaatkan hal-hal di sekitarnya
dengan baik, sehingga dapat menjadi sesutau yang berguna bagi penulis
sendiri dan khalayak banyak.
2. Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini bisa dijadikan
referensi alternatif filterisasi untuk kolam, sehingga penelitian ini bisa
menjadi penelitian yang bermanfaat.
3. Penulis berharap penelitian yang dilakukan dapat dikembangkan dan di kaji
ulang untuk keperluan penelitian maupun untuk keperluan pengembangan
teknologi filterisasi, baik dilakukan oleh penulis sendiri, ataupun pihak lain.
LAMPIRAN

HARI KE – 2

HARI KE – 4
HARI KE – 6

HARI KE – 8
HARI KE – 9

HARI KE - 10
DAFTAR PUSTAKA

http://meiajizah.blogspot.com/2012/03/karya-tulis-penjernihan-air.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_aktif
https://tambangbatu.com/penggunaan-batu-zeolit-untuk-filter-air-aquarium/
https://www.slideshare.net/diptakusumar/isi-24442172
https://www.facebook.com/notes/komunitas-pecinta-koi-kpk/batu-apung-sebagai-
media-filter/10150940953250397/
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
https://id.wikipedia.org/wiki/Zeolit
http://jojogeos.blogspot.com/2014/09/batu-apung-pumice.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Filter_air
https://id.wikipedia.org/wiki/Biologi
http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/retrieve/728753d7-076c-44b1-8440-
7ba4f85c30b9/1523422144833_KTI__DIARTO%20TARIGAN.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Alga_hijau
https://eprints.uny.ac.id/18655/7/BAB%20III.pdf
http://syahidmujibur.blogspot.com/2016/04/makalah-chlorophyta.html
https://netblog-mointi.blogspot.com/2011/08/makalah-ganggang-hijau-
chlorohyta.html

Anda mungkin juga menyukai