PROPOSAL
Diajukan Oleh:
LUKMAN
NPM : 17024010020
Diajukan Oleh :
LUKMAN
NPM : 17024010020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT
UMKM yang Berhasil dan Tidak Berhasil Ditinjau Dari Faktor-Faktor Yang
Desa Wedi”. Proposal skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan dikarenakan
oleh segala keterbatasan dan kemempuan yang penulis miliki. Namun penulis
dapat memiliki manfaat bagi banyak pihak. Oleh karena itu, penulis akan
menerima segala kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga
proposal skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini dengan
ketulusan hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih yang begitu
besar kepada :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
2. Orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a, semangat serta kasih
skripsi ini
ii
3. Ibu Dr. Ir. Nuriah Yuliati, MP. selaku dosen pembimbing utama yang telah
4. Bapak Ir. Eko Priyanto, MP. selaku dosen pembimbing pendamping yang
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih yang
tidak terhingga pada semua pihak yang terlibat, dengan harapan semoga
Penulis,
LUKMAN
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................v
I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................6
1.4 Manfaat......................................................................................................6
II. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................7
2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................7
2.2 Pengertian Komparasi...........................................................................12
2.3 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)...............................................12
2.3.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)...........................12
2.3.2 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)..................................15
2.3.3 Karakteristik Usaha Mikro......................................................................16
2.3.4 Kekuatan dan Kelemahan UMKM........................................................17
2.4 Salak........................................................................................................19
2.5 Usaha Pengolahan salak.......................................................................21
2.6 Keberhasilan Usaha...............................................................................23
2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian.............................................................25
III. METODE PENELITIAN.........................................................................................29
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian..................................................................29
3.2 Teknik Penentuan Sampel....................................................................29
3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................................30
3.4 Definisi dan Pengukuran Variabel........................................................31
3.5 Analisis Data...........................................................................................33
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris, hal ini didukung dengan
kondisi wilayah Indonesia yang memiliki hamparan tanah yang luas dan juga
iklim Indonesia yang beriklim tropis sehingga sinar matahari dapat terjadi
dengan berbagai aspek yaitu luasnya areal pertanian, banyaknya petani yang
Bojonegoro adalah buah salak. Komoditas salak merupakan salah satu jenis
beberapa daerah di Indonesia. jenis salak beraneka ragam dan rasanya juga
berbeda beda serta nama buah salak tersebut biasanya diambil dari dimana
Desa Wedi merupakan salah satu desa di Bojonegoro yang menjadi sentra
produksi salak. Salak yang di produksi di Desa Wedi ini memiliki nama salak
wedi. Dinamakan salak wedi karena salak ini tumbuh dan dihasilkan di Desa
satu salak lokal yang sangat di gemari oleh masyarakat Bojonegoro. Salak wedi
1
2
memiliki beberapa varietas ada yang rasanya manis, sepet, dan asam. Salak
wedi yang mempunyai rasa manis masih bisa bertahan dan mampu bersaing
Namun salak wedi yang mempunyai rasa asam dan kecut tidak mampu bersaing
dan jika dijual harganya sangat rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengolahan buah salak wedi yang memiliki kualitas rendah melalui UMKM untuk
meningkatkan nilai tambah dan memeberikan nilai jual dari buah salak wedi
tersebut. Olahan buah salak antara lain kurma salak, madu mongso salak,
manisan salak, kopi biji salak, teh kulit salak, molen salak, sirup salak, dan lain-
lain. Olahan buah salak wedi awalnya belum di ketahui oleh masyarakat luas
sehingga penjualannya masih sedikit. Sejak adanya festival buah salak wedi
yang pertama kali pada tahun 2017 mulailah produk olahan salak wedi dikenal
oleh masyarakat dan permintaan olahan buah salak wedi meningkat bahkan
Kapas, Desa Wedi menjadi salah satu desa yang memproduksi olahan salak
menjadi berbagai macam olahan. Pada pengamatan awal menurut salah satu
salak. Olahan buah salak wedi sangat dicintai karena ternyata mampu membantu
salak wedi. Keuntungan yang cukup menjanjikan serta banyaknya ibu ibu yang
pekerjaan.
3
UMKM merupakan usaha yang dijalankan oleh perorangan atau badan usaha
desa/wilayah satu dengan yang lainnya, pasar input dan output produk-produk
dalam banyak hal dan juga mampu untuk memberikan kontribusi positif yang
munculnya UMKM pengolahan salak wedi berawal dari ketertarikan salah satu
warga Desa Wedi dengan kemampuan yang didapatkan melalui internet untuk
memanfaatkan buah salak wedi yang memiliki kualitas rendah menjadi berbagai
olahan sebagai sumber pendapatan yang menjanjikan. Dirasa cukup mudah dan
menjanjikan dalam usaha pengolahan salak wedi membuat salah satu warga
pelatihan terhadap masyarakat Desa Wedi lainnya. Sejak saat itu satu persatu
warga Desa Wedi tertarik untuk usaha mengolah salak wedi dan terus bertambah
pelatihan dan sosialisasi serta bantuan mengenai bagi warga Desa Wedi yang
berminat untuk usaha pengolahan salak wedi. Akhirnya banyak warga Desa
Wedi yang sadar berwirausaha dan hal ini berpengaruh pada jumlah
menganggur. Hingga pada tahun 2020 hanya tersisa 5 UMKM pengolahan salak
UMKM pengolahan salak yang gagal atau tidak melakukan produksi (Subkhan.
2020).
(Islam et al. 2011). Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan
keberhasilan usaha.
UMKM adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh
perorangan atau kelompok atau badan usaha disemua sektor ekonomi. UMKM
kesenjangan antara desa/wilayah satu dengan yang lainnya, pasar input dan
UMKM pengolahan salak wedi mencul berawal dari salah satu warga Desa
Wedi yang memiliki inisiatif memanfaatkan buah salak wedi yang memiliki
Dirasa cukup mudah dan menjanjikan dalam usaha pengolahan salak wedi,
memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada warga Desa Wedi lainnya. Sejak
saat itu banyak warga Desa Wedi yang berminat untuk usaha pengolahan salak
wedi dan pada puncaknya pada tahun 2018 terdapat sebanyak 21 UMKM
menganggur. Hingga pada tahun 2020 hanya tersisa 5 UMKM pengolahan salak
UMKM pengolahan salak yang gagal atau tidak melakukan produksi. Tentunya
berhasilnya UMKM pengolahan salak wedi. Namun saat ini belum ada pedoman
1.3 Tujuan
sebagai berikut :
1.4 Manfaat
adalah dana kerja, keterampilan, dan lokasi usaha berpengaruh positif dan
Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lies
7
8
3. Bella Nandita, dkk (2018) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Faktor-
dan Pengolahan Susu. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
usaha.
keberhasilan usaha. Namun terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini juga
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitria Lestari
terletak pada topik penelitian yaitu sama sama meneliti tentang faktor yang
9
salak wedi.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarti N dan
Marja L terletak pada topik penelitian yaitu sama sama meneliti faktor-faktor
dan lama usaha secara statistik memiliki efek positif yang signifikan terhadap
10
terletak pada topik penelitian yaitu sama sama meneliti faktor-faktor yang
salak wedi.
Thailand.
(2010) terletak pada topik penelitian secara keseluruhan yaitu sama sama
Namun terdapat perbedaan yaitu pada penelitian ini juga meneliti faktor-
9. Lia Arliani, dkk (2019) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul Pengaruh
nilai probabilitas uji t yang lebih kecil dari α = 0,05, ada pengaruh modal
probabilitas uji t 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, dan ada pengaruh
perilaku pelaku usaha dan modal usaha terhadap keberhasilan usaha yang
ditunjukkan dengan nilai probabilitas uji F 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Lia Arliani
terletak pada topik penelitian yaitu sama sama meneliti faktor-faktor yang
salak wedi.
10. Muhammad Yusri Ali dan Dr. David Sukardi Kodrat, M.M,CPM (Asia) (2017)
bisnis pada perusahaan mitra jaya abadi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan uji validitas dan reliabilitas,
perusahaan Mitra Jaya Abadi adalah strategi dan faktor komunikasi dalam
perusahaan.
Yusri Ali dan Dr. David Sukardi Kodrat, M.M,CPM (Asia) yaitu sama-sama
dan/atau menguji perbedaan dua kelompok atau lebih. Penelitian komparasi juga
(objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau waktu yang berbeda dan
dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan anak
cabang yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak
langsung, dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha
13
mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha mikro
yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan.
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling
banyak Rp500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta hingga maksimum
Rp2.500.000.
3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan bersih lebih dari
Rp500 juta hingga paling banyak Rp100 milyar hasil penjualan tahunan di
(BPS), selama ini juga menggunakan jumlah pekerja sebagai ukuran untuk
membedakan skala usaha antara usaha mikro,usaha kecil, usaha menengah dan
usaha besar. Misalnya menurut Badan Puat Statistik (BPS), usaha mikro adalah
unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang, usaha kecil antara 5
Usaha mikro kecil dan menengah merupakan pemain utama dalam kegiatan
usaha mikro kecil dan menengah untuk berkembang mandiri. Kontribusi usaha
mikro kecil dan menengah pada GDP di Indonesia tahun 1999 sekitar 60%,
dengan rincian 42% merupakan kontribusi usaha kecil dan mikro, serta 18%
dan politik yang imbasnya berdampak pada kegiatan-kegiatan usaha besar yang
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi
persaingan bebas.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada prinsipnya,
pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha Menengah
(UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset awal (tidak
termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja
tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut
negara. Karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM
antar negara.
15
sebagai berikut:
1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha
juta rupiah)
2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah
3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki
menengah merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampai
tanah dan bangunan yang ditempati). Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi
yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan contoh dalam bentuk perorangan
antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak, nelayan, pedagang barang
dikembangkan karena pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat serta
perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu dicermati beberapa hal
diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik, perencanaan yang baik akan
keberlanjutan usaha tersebut, mengelola sistem produksi yang efisien dan efektif,
serta melakukan terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing
usahanya.
2. Margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.
3. Modal terbatas
5. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk mampu
terbatas.
yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang adalah:
18
2. Sumber wirausaha baru keberadaan usaha kecil dan menengah selama ini
memanfaatkan limbah atau hasil sampai dari industri besar atau industri yang
lainnya
Kelemahan, yang sering juga menjadi faktor penghambat dan permasalahan dari
1. Faktor Internal
Industri Kecil.
19
2. Faktor eksternal
dan pembina UMKM. Misalnya solusi yang diberikan tidak tepat sasaran tidak
Dari kedua faktor terebut munculah kesenjangan diantara faktor internal dan
eksternal, yaitu disisi perbankan, BUMN dan lembaga pendamping lainnya sudah
siap dengan pemberian kredit, tapi UMKM mana yang diberi, karena berbagai
ketentuan yang harus dipenuhi oleh UMKM. Disisi lain UMKM juga mengalami
dengan keterbatasan yang mereka miliki dan kondisi ini ternyata masih
bagi para pelaku UMKM memperoleh kredit, dan ini telah berlangsung 20 tahun.
fungsi yang sama tidak berkoordinasi tapi berjalan sendiri-sendiri, apakah itu
2.4 Salak
tanaman asli Indonesia. Oleh karena itu, bila kita bertanam salak berarti kita
termasuk golongan tanaman berumah dua (dioecus), artinya jenis tanaman yang
membentuk bunga jantan pada tanaman terpisah dari bunga betinanya. Dengan
kata lain, setiap tanaman memiliki satu jenis bunga atau disebut tanaman
Nama dagang Internasional untuk buah asli Indonesia ini tergolong unik,
snake fruit. Julukan ini diberikan pada buah salak mungkin karena kulit buahnya
yang tersusun seperti ular (Redaksi Agromedia, 2007). Tanaman salak dapat
ditanam di daerah dataran rendah mulai dari tanah ngarai, daerah pesisir dan
sampai pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Salak akan tumbuh
dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per tahun 200-400
mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong
kelembaban yang tinggi. Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar matahari
penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman
Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan lembab. Derajat
keasaman tanah (pH) yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Kebun
jenis salak dengan mengambil nama daerah asal salak salak atau nama tempat
di mana salak itu tumbuh. Misalnya Salak Condet, Salak Madura, Salak Bali,
Salak Merak, Salak Bango, Salak hutan. Namun ada juga yang menyebutkan
jenis salak berdasarkan rasanya seperrti Salak gula Pasir, Salak Nangka, Salak
Nenas, Salak Madu dan ada juga orang yang memberikan nama kepada salak ini
Secara umum di Indonesia ada tiga jenis salak yang termasuk dalam
bentuk buah dan rasanya. Ketiga jenis salak ini adalah jenis salak
lain yang diemukakan belakangan ini sebagai salak unggul adalah hasil
Menurut Prihatman (2000), buah salak memiliki kandungan gizi yang cukup
tinggi, diantaranya karbohindrat, protein, kalsium, fosfor dan zat besi. Sedangkan
menurut Widuri (2013) buah salak merupakan sumber mineral yaitu terdiri dari
kalsium 28 mg, fosfor 18 mg, dan zat besi 4,2 mg dari 100 g bagian yang daoat
dimakan.
Buah salak mempunyai banyak vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Manfaat buah salak antara lain untuk kesehatan mata. Kandungan betakaroten
yang cukup tinggi dalam buah salak dapat menjaga kesehatan mata.Selain itu,
salak bisa juga digunakan untuk mencegah penyakit diare (Ong dan Law, 2009).
dalam sebuah salak antara lain adalah protein, karbohidrat, kalsium, zat besi,
banyak sekali vitamin C yang dibutuhkan oleh tubuh (Ong dan Law, 2009). Buah
buah salak sangat dibutuhkan oleh sistim saraf untuk meningkatkan kinerja otak.
Apabila otak dapat bekerja dengan baik, maka organorgan tubuh lainnya juga
akan berfungsi dengan baik tanpa masalah. Pada buah salak terdapat kulit ari
yang sangat tipis yang berkhasiat untuk memperlancar Buang Air Besar (BAB).
pertanian, perlu adanya modifikasi dari setiap komoditas yang dihasilkan. Bentuk
barang/sesuatu yang memiliki nilai lebih. Salah satu aktifitas tersebut adalah
2. Kualitas Hasil
Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatkan kualitas. Dengan
kualitas hasil yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan
Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap.
4. Meningkatkan Keterampilan
5. Peningkatan Pendapatan
Konsekuensi logis dari pengolahan yang lebih baik akan menyebabkan total
hasil penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar (Soekartawi, 1991).
berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari
setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat
ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha
atau pengelolaan”. Menurut Sony Heru Priyanto (2009) sesorang yang memiliki
secara teknis dan efisiensi secara ekonomis”. Henry Faizal Noor (2007)
keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis dikatakan berhasil bila
mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan bisnis”.
didapatkan dari wirausaha yang memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif,
hal tersebut terlihat dari usaha wirausaha dimana suatu keadaan usahanya yang
secara teknis dan efisiensi secara ekonomis, target perusahaan yang ditentukan
oleh manajer-pemilik usaha, permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis
oleh sifat dan kepribadiannya. Ciri kewirausahaan dalam hal ini yaitu, memiliki
keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, memiliki kemauan untuk mengambil
terhadap diri sendiri, memiliki semangat untuk bersaing, memiliki orientasi untuk
kerja keras, memiliki kepercayaan diri yang besar, memiliki dorongan untuk
berprestasi , tingkat energi yang tinggi, tegas, yakin terhadap kemampuan diri
yang besar merupakan salah satu ukuran untuk memperoleh hasil. Ukuran
lainnya, ialah mempunyai dorongan (motivasi) yang kuat untuk terus berjuang
jika tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan usaha mengalami kegagalan
yaitu :
1. Motivasi Usaha
2. Jiwa Kewirausahaan
3. Inovasi
25
4. Promosi
usaha adalah :
1. Modal
3. Tingkat pendidikan
4. Pengalaman
1. Motivasi
2. Usia
3. Pengalaman
4. Pendidikan
Menurut Storey (1994) faktor yang mempengaruhi berhasil dan tidak berhasil
1. Karakteristik Usaha
3. Variabel kontekstual
usaha menurut teori Storey (1994) yaitu karakteristik usaha, karakteristik pelaku
yang mengolah salak wedi yang mempunyai rasa asam dan kecut menjadi
berbagai macam olahan seperti dodol salak, kurma salak, manisan salak, dan
26
pengolahan salak wedi berawal dari ketertarikan salah satu warga Desa Wedi
untuk memanfaatkan buah salak wedi yang memiliki kualitas rendah menjadi
mudah dan menjanjikan dalam usaha pengolahan salak wedi membuat salah
sosialisasi dan pelatihan terhadap masyarakat Desa Wedi lainnya. Sejak saat itu
satu persatu warga Desa Wedi tertarik untuk usaha mengolah salak wedi dan
terus bertambah dan mencapai puncaknya pada tahun 2018 yaitu sebanyak 21
terdapat sebanyak 16 UMKM pengolahan salak yang gagal atau tidak melakukan
produksi.
pelaku usaha, dan variabel kontekstual. Karakteristik usaha dapat dilihat dari
UMKM dapat dilihat dari beberapa hal yaitu asal perusahaan, lama waktu
beroperasi, ukuran usaha, sumber modal, dan lokasi. Karakteristik pelaku usaha
dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, pengalaman kerja, pendidikan, sikap, dan
dengan hasilnya yaitu mengetahui perbedaan atau komparasi antara faktor yang
mempengaruhi tidak berhasilnya UMKM pengolahan salak wedi yang ditinjau dari
dari penelitian ini adalah berupa informasi bagi UMKM pengolahan salak wedi
yang tidak berhasil mengenai faktor keberhasilan usaha dari UMKM yang
UMKM Pengolahan
salak wedi
Fenomena :
(Storey. 1994)
agroindustri yang mengolah salak wedi yang berkualitas rendah, yang memiliki
rasa asam dan sepet menjadi berbagai macam olahan dengan tujuan
meningkatkan nilai tambah dan mendapatkan keuntungan dari buah salak wedi
yang memiliki kualitas rendah yang terletak di Desa Wedi Kecamatan Kapas
ekonomi bagi pelaku usaha dan masyarakat Desa Wedi pada umumnya.
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
UMKM terdiri dari 16 UMKM yang tidak berhasil dan 5 UMKM yang berhasil.
Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang
dipilih dari populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
29
30
Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus. Hal ini sering dilakukan apabila
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh pelaku usaha
pengolahan salak wedi yang berhasil dan tidak berhasil yang terdiri dari 21
Metode sampel jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota
Macam data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder :
UMKM, Pelaku usaha, dan juga faktor kontekstual dari UMKM pengolahan salak
wedi menjadi berbagai macam produk olahan. Teknik pengumpulan data primer
ini meliputi :
internal UMKM
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
Sedangkan data sekunder diperoleh dari teori menurut ahli, penelitian terdahulu
1. Keberhasilan Usaha
mencapai tujuan UMKM dan juga meningkatkan nilai jangka panjang UMKM
2. Karakteristik Usaha
berkaitan dengan jati diri atau profil usaha pengolahan salak wedi yang
berhasil dan tidak berhasil. Menurut Storey (1994) karakteristik usaha dapat
dinilai dari :
1) Lama Beroperasi
2) Ukuran Usaha
3) Sumber Modal
4) Lokasi
5) Asal Perusahaan
Merupakan hal-hal yang ada didalam pelaku usaha yang berkaitan dengan
jati diri atau profil pelaku usaha pengolahan salak wedi yang berhasil dan
tidak berhasil.
1) Umur
2) Jenis Kelamin
32
3) Pengalaman Kerja
4) Pendidikan
5) Sikap
6) Mental
4. Faktor Kontekstual
Faktor konteksual adalah hal-hal yang berada disekitar usaha dimana dapat
mempengaruhi usaha pengolahan salak wedi dan juga hal-hal atau aktivitas
yang terkait dengan usaha pengolahan salak wedi. Menurut Storey (1994)
1) Pemasaran
2) Teknologi
3) Akses Informasi
4) Legalitas
5) Akses modal
6) Dukungan pemerintah
7) Rencana bisnis
8) Tim manajemen
9) Persaingan dan
10) Inovasi
5. Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mengolah data yang
.
33
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri maupun orang
pendekatan kualitatif yang dibantu model analisis Miles and Huberman. Dalam
yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
UMKM Pengolahan salak wedi ditinjau dari faktor keberhasilan usaha yaitu
faktor tersebut akan dianalisis berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari
apabila faktor tersebut lebih dominan kearah negatif maka faktor tersebut
penelitian ini juga disajikan dalam metode kualitatif yang memberikan ruang
gerak bagi peneliti untuk menganalisa serta observasi data dengan cara non-
agar data terstruktur secara baik, rapi dan sistematis, maka analisis data
dilakukan dengan beberapa tahapan yang menjadi sangat urgen dan signifikan.
Pengumpulan Data
Data Collection
Penyajian Data
(Data Display)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Kesimpulan
(Conclusion
Drawing/Verification)
telah difahami.
penelitian. Merupakan hasil dari pengumpulan data, proses reduksi data dan
masih bersifat sementara, dan akan berubaha jika tidak ditemukan bukti-bukti
kredibel.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Siwi, Tri. (2013). Perilaku Inovatif dan Keberhasilan Usaha Wanita
Pedagang Etnis Jawa di Surabaya.Jurnal. Universitas Airlangga
Algifari, 2003. Ekonomi Mikro Teori dan Kasus, Edisi ke-1, cetakan pertama,
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Bella Nandita, Ma’mun Sarma, dan Mukhammad Najib. 2018. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Usaha UMKM Pengolahan Buah dan
Pengolahan Susu. Bogor. Jurnal Manajemen dan Organisasi.
Daulay, Rina W. dan Frida Ramadini. 2013. Efikasi Diri dan Motivasi terhadap
Keberhasilan Usaha pada Usaha Fotocopy dan Alat Tulis Kantor di
Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
Lia Arliani, Luh Indrayani, dan Lulup Endah T. 2019. Pengaruh Perilaku Pelaku
Usaha dan Modal Usaha Terhadap Keberhasilan UMKM Di Desa Tukad
Sumaga Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng. Singaraja. Jurnal
Pendidikan Ekonomi.
Lukas, Bryan A dan O.C Ferrell, 2000, "The Effect of Market Orientation om
Product Innovation" Journal of The Academy of Marketing Science, vol
28, 239-247.
Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS.
Penerbit Andi. Yogyakarta
Ong dan Law. 2009. Kandungan Salak dan Teknik Persemaian benih Salak.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan
Tanaman Hutan. Purwobinangun. Yogyakarta.
Soetomo. 2001. Kandungan Buah Salak Untuk Kebutuhan Gizi . Sinar Baru
Algesindo. Bandung
Soleh, M. Suhardjo, A.Suryadi. 1995. Pengaruh pemberian air dan masukan hara
makro dan mikro terhadap produksi Salak.Laporan Hasil Penelitian. Sub
Balihorti, Malang. p. 43 – 52.
Sunyoto Danang. 2012. Teori, Kuesioner, dan Analisis data Sumber Daya
Manusia (Praktik Penelitian). Yogyakarta : CAPS.
Visantia Ie, Mei, Eni, 2013. Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Terhadap
Keberhasilan Usaha pada Pemilik Toko Pakaian di Pusat Grosir Metro
Tanah Abang, Jakarta. Jurnal Manajemen, Vol.13, No.1, November
2013
a. ¿ 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. ¿ 10 tahun
2. Berapa besar jumlah karyawan yang bapak/ibu miliki dalam usaha ini ?
a. ¿ 5 tahun
b. 5 – 10 tahun
c. ¿ 10 tahun
3. Dari mana sumber modal yang bapak/ibu miliki dalam menjalankan usaha
ini ?
a. Modal sendiri
a. Milik sendiri
a. Warisan
b. Usaha sendiri
6. Berapa besar omzet yang bapak/ibu dapatkan dalam usaha ini dalam satu
bulan ?
a. ¿ 5juta
b. 5 – 10 juta
c. ¿ 10 juta
Pertanyaan mengenai karakteristik pelaku usaha
1. Jenis kelamin ?
a. Laki-Laki
b. Perempuan
a. ¿ 30 tahun
b. 30 – 50 tahun
c. ¿ 50 tahun
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Sarjana
e. Pasca Sarjana
a. Ada
b. Tidak ada
5. Apakah bapak/ibu selalu ulet dan gigih dalam menjalankan usaha meskipun
a. Iya
b. Tidak
6. Apakah bapak/ibu berani menerima kritik saran yang bermanfaat demi usaha
ini ?
a. Iya
b. Tidak
7. Apakah bapak/ibu memiliki inisiatif ke depan untuk melakukan hal terbaik
a. Iya
b. Tidak
usaha ?
a. Iya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Bojonegoro
b. Luar Bojonegoro
a. Online
b. Tatap muka
3. Apakah terdapat masalah dalam melakukan pemasaran ? jika ada apa saja
masalah tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
b. Sulit
b. Tidak Ada
bapak/ibu jalankan ?
a. Menggunakan mesin
b. Cara manual
11. Apakah di dalam usaha yang bapak/ibu jalankan terdapat tim manajemen ?
a. Ada dukungan
13. Apakah bapak/ibu kesulitan dalam mengakses modal dari lembaga keuangan
a. Iya
b. Tidak
a. Mempunyai
b. Tidak mempunyai
a. Ada inovasi