Anda di halaman 1dari 6

CONTOH MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Judul Materi : Membuat Bio Pestisida “ MEGA T2 ”


Bagian awal : Mega T2 merupakan Pestisida Nabati yang bahan aktifnya
bersumber dari tanaman Biofarmaka dan memiliki bioaktivitas
terhadap OPT ( serangga, kupu dan ulat ) seperti bahan penolak,
penghambat makan, penghambat perkembangan dan peneluran,
karena ramah lingkungan, membuat tanaman sehat serta mampu
meningkatkan mutu dan kualitas produk tanaman yang dihasilkan.

Bagian : Proses pembuatan Bio Pestisida Mega T2 yang perlu di


utama persiapkan sebelum pelaksanaan adalah Bahan dan peralatan.
Proses pembuatan : Ubi gadung dikupas dan di haluskan (
tumbuk/ blender ), Akar Tuba setelah dicuci dipotong kecil-kecil
dan dihaluskan, begitu juga dan Mimba dan daun Tembakau,
setelah dihaluskan masing- masing bahan secara terpisah
direndam ± 24 jam, khusus rendaman Tuba di berigaram.
Proses penyaringan dilakukan satu persatu, untuk mimba
dan tembakau hasil penyaringan bias dijadikan satu wadah, Hasil
ramuan yang sudah disaring bias diaplikasikan langsung pada
tanaman guna mengendalikan hama tanaman yang diusahakan,
apabila hasil ramuan mau disimpan bias dikemas sesuai
kebutuhan.

Bagian akhir : Penggunaan Bio Pestisida Mega T2 walaupun ramah lingkungan


juga harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh ketelitian, karena
dengan penggunaan dosis yang berlebihan justru bias membunuh
musuh alami dari hama penyakit (predator) yang ada.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya bersumber daari


tumbuh – tumbuhan ( Tanaman Biofarmaka ), seperti akar, umbi, daun batang
ataupun buahnya. Bahan kimia yang terkandung di dalam tumbuhan memiliki
bioaktivitas terhadap serangga, seperti bahan penolak atau repellent, penghambat
makan atau antifeedant, penghambat perkembangan serangga atau insect growth
regulator, dan penghambat peneluran atau oviposition deterrent.
Pestisida digunakan untuk mengendalikan hama yang biasa menyerang
pada tumbuhan (tanaman). Bahan berasal dari tumbuhan biasanya diolah menjadi
berbagai bentuk, seperti tepung, ekstrak ataupun resin dll. Mega T2 karena bahan
bakunya mudah didapat dilingkungan petani, maka pestisida nabati ini dapat dibuat
sendiri oleh petani segingga menekan biaya produksi dan akrab dengan lingkungan.
Proses pembuatan “ Mega T2 “ dilakukan dengan cara mengmbil cairan
metabolit sekunder dari bagian tanaman/tumbuhan (daun mimba, ubi gadung, daun
tembakau dan akar tuba). Pestisida dari bahan ini tidak meninggalkan residu
berbahaya pada tanaman dan ramah lingkungan.

Bahan dan komposisi Peralatan / Alat


o 0,50 kg daun mimba o Lesung / Parut / Blender
o 1 kg ubi gadung o Kain penyaring / saringan kelapa
o 0,50 kg daun tembakau segar (0,2kg o Sodet / pengaduk
daun kering) o Nampan / tampa plastic
o Ember plastic
o 0,25 kg akar tuba o Botol kemasan air 1 literan
o 75 gram garam
o 3 liter air

Proses pembuatan Bio Pestisida Mega T2


1. Sebagai perisai dari getah gadung,sebelum bekerja tangan diolesi dengan air
kapur dan abu dapur ( 1 : 1 ) atau pakai menyak kelapa.
2. Ubi gadung dikupas, kemudian diparut / ditumbuk / diblender (sebelum
ditumbuk/ diblender) ubi dagung diiris kecil-kecil guna mempercepat
penumbukan.
3. Ubi gadung yang telah halus, masukkan kedalam ember plastik tambahkan 1
liter air, aduk merata dan rendam / biarkan ± 24 jam
4. Daun mimba dan termbakau ditumbuk / diblender secara terpisah setelah halus
masing-masing bahan tambahkan 0,5 liter air, aduk merata dan rendam/biarkan
selama ± 24 jam
5. Akar tuba setelah dicuci potong kecil-kecil dan tumbuk/blender setelah halus
masukkan kedalam ember plastic, tambahkan 1 liter air dan garam 50 gram
aduk sampai rata, rendam / biarkan ± 24 jam
6. Bahan yang telah direndam kemudian dilakukan penyaringan satu persatu,
untuk mimba dan tembakau hasil penyaringan/pemerasan bisa dijadikan satu
wadah (1liter), sedangkan hasil pemerasan/penyaringan gadung dan tuba harus
tetap dipisakhan (kemasan tersendiri).
7. Tambahkan 25 gram garam pada hasil penyaringan air tuba, aduk sampai larut.
8. Hasil perasan tersebut bisa langsung dicampur menjadi 3 liter ramuan, dan
mampu untuk mengendalikan hama penggerek batang, ulat hama putih palsu
pada luas areal 1 Ha tanaman padi.
9. Apabila mau dipakai pada musim tanam yang akan datang (± 5 bulan) lagi lebih
baik / efektif jangan langsung dicampur (hasil perasan disimpan tersendiri).

Dosis dan Cara Aplikasi :


1. Untuk pengndalian : ulat grayak, ulat penggerek daun, wereng, walang sangit,
kepik, ulat penggerek batang dan ulat hama puti palsu.
2. Encerkan 250 ml ( 1 gelas air mineral ) ramuan tersebut ke dalam ± 14 liter
air ( 1 tanki hand sprayer ) lalu aplikasikan dilahan pertanaman padi yang
terserang hama pada waktu pagi atau sore hari, lakukan dengan interfal 2 kali
seminggu.
3. Ramuan dengan konsentrasi tersebut hanya digunakan pada populasi hama
berada atau diatas ambang kendali. Dibawah ambang kendali dosis konsentrasi
dikurangi ( 150 – 200 ml per tanki 14 liter air )
4. Penggunaan dibawah batas ambang dengan dosis berlebihan dikhawatirkan
akan mematikan musuh alami dari hama yang bersangkutan.

Kegunaan Bio Pestisida Mega T2 :


1. Dapat menekan populasi serangan hama dan penyakit,
2. Dapat menolah hama dan penyakit,
3. Dapat memberi/mengundang makanan tambahan musuh alami
Bio Pestisida Meg T2 adalah zat pengendali hama (seperti : ulat grayak,
ulat penggerek daun, wereng, walang sangit, kepik, ulat penggerek batang dan ulat
hama putih palsu). Bio Pestisida Mega T2 merupakan pengendali hama yang dibuat
dengan memanfaatkan zat racun dari mimba, gadung , tembakau dan tuba. Karena
bahan – bahan ini mudah didapat (dibudidayakan) oleh petani, maka bio pestisida ini
dapat dibuat sendiri, sehingga dapat menekan biaya produksi serta akrap / ramah
dengan lingkungan.
Pengunaan pestisida nabati juga harus dilakukan dengan hati-hati dan
dengan kesabaran serta ketelitian. Banyaknya pestisida nabati yang organik
disemprotkan ke tanaman harus disesuaikan dengan keberadaan hama. Waktu
penyemprotan juga harus diperhatikan, sesuaikan dengan siklus perkembangan
hama. Pestisida nabati dapat menjamin keamanan ekosistem. Bio Pestisida Mega
T2 dengan dosis konsentrasi 100 ml per 14 liter air (per tanki hand sprayer) hama
hanya terusir dari tanaman, petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan
pestsida nabati dapat mencegah lahan pertanian menjadi keras dan menghindari
ketergantungan petani pada pestisida kimia.
Untuk mencegah adanya serangan hama maupun penyekit hawar dan blas,
penyemprotan dapat dilakukan secara periodik pada tanaman padi, sebelum tapi
dipesemaian 2 kali (umur 9 dan 14 HSSB), ditingkat lapang umut tanaman 22 hari
sampai 30 hari setelah tapin, umur 38 – 50 hari setelah tapin (untuk daerah indemis
penggerek batang dan hama putih palsu) penyemprotan dilakukan dengan interpal 4
hari sekali, karena menjelang premordia merupakan masa kritis untuk tanaman padi,
atau disesuaikan dengan kondisi lapang karena hama selalu berpindah–pindah.
Sedangkan unuk tanaman sayuran dan buah–buahan, sebaiknya dalam
waktu satu minggu sekali atau disesuaikan dengan ada tidaknya orgnisme
pengganggu tanaman (OPT) Karena hampir semua OPT selalu berpindah–pindah.
LEMBAR PERSIAPAN MENGAJAR
(PERSIAPAN PEMBELAJARAN UNTUK PENGURUS POKTAN, GAPOKTAN DAN
PENYULUH PENDAMPING)
TEMU APLIKASI PENYULUH PERTANIAN DAN PENGURUS POKTAN / GAPOKTAN
DI BPP KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

Materi :Membuat Bio Pestisida Mega T2


Waktu : 4 JPS ( @ 45 Menit )
LANGKAH
NO JENIS KEGIATAN WAKTU ALAT BAHAN
KEGIATAN
1 Pemanfaatan 45 menit o Meningkatkan Ø Spidol · Bahan Ajar
tanaman pengetahuan SDM Ø Kertas Koran · Infocous
Biofarmaka o Tanaman BiofarmakaØ Seltip · Laptof
sebagai Bio dan manfaatnya Ø Kertasstensil
Pestisida Organik o Teknologi usahataniØ Bahantayang
ramah lingkungan
o Pertanian organik
o Penendalian OPT
dengan pola PHT
2 Manfaat Bio 45 Menit o Bio Pestisida MegaØ Spidol · Bahan Ajar
Pestisida Mega T2 T2 Ø Kertas Koran · Infocous dan
o Bioaktivitas menekanØ Seltip Laptof
populasi seranganØ Kertasstensil
H/P Ø Bahantayang
o Bioaktivitas menolak
serangan OPT
o Memberi /
mengundang
makanan tambahan
predator (musuh
alami OPT)
3 Praktek 90 Menit o Meningkatkan Ø Blender, · Alatpraktik
pengetahuan SDM Sodet · Mimba, Ubi
o Membuat BP MegaØ Saringan Gadung,
T2 Ø Nampan Tembakau
o Pengendalian OPTØ Ember plastik dan Tuba
dengan BP Mega T2 Ø Kemasan · Setengah
o Pertanian Ramah jadi dan
Lingkungan bahan jadi
o Pengendalian OPT siap pakai
Ramah Lingkungan
T O T A L 180Menit
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian, 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun


2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan, Jakarta.

Hubeis, A. V. 2007. Pengaruh Desain Pesan Video Intruksional Terhadap


Peningkatan Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Agrodyke. Jurnal Agro
Ekonomi. 25-1. Departemen Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Fema
IPB.

Ilham, N dan Hermanto.S. 2007. Dampak Kebijakan Harga Pangan dan Kebijakan
Moneter Terhadap Stabilitas Eonomi Makro. Jurnal Agro Ekonomi. Vol 25 No.1
55-83. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor.

Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas


Maret, Surakarta.

Padmowihardjo, S., 2000. Metode dan teknik penyuluhan pertanian, Universitas


Terbuka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai