Anda di halaman 1dari 23

APLIKASI METODE DRUM BIOAKTIVATOR DALAM

PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DI

SMAN 1 DEPOK MENUJU SEKOLAH BERBASIS


LINGKUNGAN (SBL)

OLEH :

BAGAS M.RASYIF
ERVALDY WAHYU P
FARIS MUHTADI
FARIZ AZHAR A
LUTFI ANDHIKA
RIZKY RAMADITYO

SMA NEGERI 1 DEPOK

Jalan Nusantara Raya 317 Kota Depok 16432 Telepon (021) 7520137
PENGESAHAN

APLIKASI METODE DRUM BIOAKTIVATOR DALAM


PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DI

SMAN 1 DEPOK MENUJU SEKOLAH BERBASIS


LINGKUNGAN (SBL)

Oleh :

BAGAS M.RASYIF
ERVALDY WAHYU P
FARIS MUHTADI
FARIZ AZHAR A
LUTFI ANDHIKA
RIZKY RAMADITYO

Kelas XI IPA 2

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Guru Biologi SMAN 1 Depok

Deden Suryasa
NIP.131 673 382

ii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta
pada karya tulis ilmiah ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis yang telah kami selesaikan ini. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya
tulis kami di masa datang. Sehingga semoga pada karya tulis berikutnya dan yang lain dapat
diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan proposal ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari ide kami ini. Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat
menumbuhkan kualitas hidup, khususnya dalam pengolahan sampah daun untuk pupuk cair
organik sebagai penyubur tanaman.

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 3

C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 3

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Bioaktivator…………………………………………………… 4

B. Sampah Organik……………………………………………………..... 5

C. Jenis-jenis Pupuk……………………………………………………… 5

D. Sekolah Berwawasan Lingkungan…………………………………….. 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. TEMPAT PENELITIAN……………………………………………… 9

B. ALAT DAN BAHAN………………………………………………… 9

C. PROSEDUR PEMBUATAN…………………………………………... 9

iv
D. ALUR PROSES PEMBUATAN………………………………………10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL………………...…………………………………………………11

B. PEMBAHASAN……………...…………………………………………12

BAB V KESIMPULAN DAN SARAH

A. KESIMPULAN………………………………………………………….13

B. SARAN………………………………………………………………….14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………15

LAMPIRAN………………………………………………………………………...16

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah
Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,
dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982) “Sampah adalah
sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).. Sedangkan
(Tchobanoglous,et al, 1993) mendefinisikan sampah sebagai limbah yang berasal dari aktivitas
manusia dan hewan yang berbentuk padat dan dibuang sebagai sesuatu yang tidak berguna atau
tidak diinginkan Umumnya, orang tidak mengetahui tentang pembagian kategori sampah.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:

1. Sampah Organik

Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil
dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

2. Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat

1
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng. Berdasarkan uraian diatas, sampah anorganik memiliki
sifat tidak dapat diurai oleh alam dan sampah organik bisa diurai oleh alam.

Berdasarkan data dari dinas kebersihan Kota Depok, produksi sampah di Depok
adalah kurang lebih 4.250 M³ per harinya. Kemampuan Pemerintah Kota (Pemkot)
Depok untuk mengangkut sampah hanya 63%, sedangkan sisanya 37% dibiarkan begitu
saja sehingga sering terjadi tumpukan disejumlah wilayah. Tingginya produksi sampah
tanpa pengolahan yang tepat dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama di daerah
sekitar pembuangan sampah. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan sampah secara
efektif agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu pengolahannya
adalah dengan menghasilkan pupuk kompos sebagai bahan penyubur tanaman.
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair.
Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal.
Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya
diaplikasikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke
tubuh tanaman.

Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk:

1.pupuk organik atau pupuk alami (bahasa Inggris: manure)

2.pupuk kimia atau pupuk buatan (Ing. fertilizer).

Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau
organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan
oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada
pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar
ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat
memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.

2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan
sebagai berikut

1.Bagaimanakah proses pembuatan kompos cair dengan metode bioaktivator?

2.Mengapa pupuk organic cair metode bioaktivator dapat digunakan sebagai alternatif selain
pupuk padat organik?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian mengenai pupuk cair adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pengetahuan tentang cara pembuatan pupuk organic cair metode
bioaktivator.
2. Untuk alternatif penyubur tanaman di lingkungan sekitar SMAN 1 Depok selain pupuk
padat organik.

D. Manfaat penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah:

1.Memberikan informasi kepada siswa-siswi SMAN 1 Depok tentang pengolahan sampah


organik menjadi pupuk cair.

2.Menjelaskan manfaat pembuatan pupuk cair metode bioaktivator terhadap lingkungan


SMAN 1 Depok.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Bioaktivator

Penggunaan bioaktivator untuk pertumbuhan tanaman di Indonesia berkembang


dengan pesat sejak introduksi EM (effective microorganism) oleh Prof. Higa dari Jepang ,
sekitar tahun 1990. Produk EM berisi berbagai jenis mikroorganisme, terutama bakteri
dari kelompok Lactobacillus yang berguna dalam dekomposisi bahan 2organik (Higa and
Wididana, 1991).

Bioaktivator tanaman adalah bahan yang mengandung senyawa hidup, umumnya


mikroorganisme yang menguntungkan, yang bila diaplikasikan dalam budidaya tanaman
dapat berpengaruh pada perbaikan dari tanaman tersebut. Pada dasarnya pengaruh dari
inokulasi mikroorganisme pada tanaman tergantung dari sumber mikroorganisme
tersebut, metoda aplikasinya dan kondisi lingkungan tempat aplikasi ( Sullivan, 2001).
Mikroorganisme akan efektif hanya bila diaplikasikan pada kondisi lingkungan yang
optimum untuk perkembangannya (http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/11/aplikasi_bioaktivator1.pdf)

Bioaktivator merupakan larutan yang mengandung mikroorganisme lokal (mol)


yang bisa dibuat dari sampah rumah tangga. Namun biokativator ini memiliki kelebihan,
diantaranya:
· Mempercepat prose pengomposan
· Menghilangkan bau dari sampah
· Menyuburkan tanah
· Starter untuk membuat pupuk cair
(http://alhudasindangreret.blogspot.com/2011/05/kompos-dari-sampah-organik-
menggunakan.html)

4
B. Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi)


dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan
kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses
pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur
mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa
sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman
umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik
dan sisanya anorganik(http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_Organik)

Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan–bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam, atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan
atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian besar sampah organik, termasuk sampah organik misalnya :
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun (Suprihatin 1999)

C. Jenis-jenis Pupuk

Definisi Pupuk

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk


tanaman dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang
paling awal adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian
pupuk kimia kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium
di Jerman pada tahun 1839.

Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur
hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk
tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur
hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada

5
kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum
memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu
diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat
lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya
pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat
dimanfaatkan tanaman.

Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah
pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan
pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi
kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.
Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk
tinggi.(http://eone87.wordpress.com/2010/04/03/jenis-jenis-pupuk-dan-cara-aplikasinya/)

Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk
organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen
(jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah
ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah).(http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik)

Pupuk Cair Organik

Pupuk cair organik adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang mengandung unsur
haranya lebih cari satu unsur. Kelebihan dari pupukorganik ini adalah dapat secara cepat

6
mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu
menyediakan hara secara cepat.

Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mengkin. Selain itu pupuk ini
juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan
tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.(http://afghanaus.com/pupuk-organik-cair/)

D. Sekolah Berwawasan Lingkungan

Latar belakang penerapan SBL(Sekolah Berwawasan Lingkungan) melalui


program Sekolah Hijau (Green School) mengharapkan agar memiliki nuansa kepedulian
dan budaya di lingkungan institusi pendidikan. Sedangkan konsep PLH di adalah bagian
integral dari proses pendidikan kejuruan dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, nilai dan sikap, kepedulian,
keterampilan dan pengalaman serta komitmen terhadap setiap permasalahan lingkungan
hidup, mencegah, menanggulangi kerusakan dan pencemaran serta melindungi dan
melestarikan fungsi lingkungan yang tercermin dalam perilaku baik di tempat kerja/
sekolah maupun masyarakat.

Selanjutnya tujuan dari implementasi Sekolah Berwawasan Lingkungan (SBL)


antara lain adalah meningkatkan wawasan dan kepedulian seluruh warga sekolah akan
pentingnya pelestarian lingkungan hidup, meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan
kegiatan operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya, meningkatkan
penghematan sumber dana melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan
energi, dan menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi
semua warga sekolah.

Tidak hanya keselarasan lingkungan sekolah dengan pohon perindang atau taman-
taman kecil yang menyejukkan namun juga bagaimana sekolah mampu menyelaraskan
hubungan materi pembelajaran dengan praktek pembelajaran ramah lingkungan.
Sehingga dalam prakteknya PLH merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses

7
pendidikan di sekolah dan integrasi PLH tersebut dilaksanakan pada semua mata diklat
dan aktivitas sekolah. Tidak mengubah kurikulum namun terintegrasi ke dalam
kurikulum. Tidak menambah mata diklat dan materi baru tetapi sudah terkandung di
dalam proses pembelajaran. Bukan diarahkan pada aspek kognitif semata tetapi lebih
diarahkan pada aspek afektif yang tercermin pada perilaku sehari-hari seluruh komponen
sekolah.

Misalnya bagaimana siswa program tata boga memanfaatkan sisa bahan praktek
masak untuk menghasilkan pupuk kompos dalam mata diklat IPA atau mengolah limbah
oli yang dihasilkan dari sisa praktek otomotif. Penanaman dan pembudidayaan tanaman
apotek hidup di lahan kosong di mata diklat Biologi atau kegiatan-kegiatan lingkungan
hidup lain yang bisa diintegrasikan dibanyak mata diklat lainnya. Selain
mengintegrasikan PLH dalam kegiatan kurikuler seperti contoh di atas, pendekatan PLH
juga diintegrasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan dalam kehidupan sekolah
berbudaya lingkungan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, materi PLH diarahkan pada
pembentukan sikap kepribadian siswa yang berwawasan lingkungan, seperti penanaman
pohon, pengelolaan sampah dan pembahasan issu aktual tentang lingkungan hidup.
Sedangkan dalam kehidupan sekolah berbudaya lingkungan, penyusunan program PLH
secara menyeluruh tercermin dalam sikap dan perilaku warga sekolah, sarana prasarana
pendukung PLH serta iklim sekolah berwawasan lingkungan.

Selain itu indikator keberhasilan penerapan SBL lainnya yakni penyediaan dan
pemanfaatan informasi lingkungan hidup berupa poster, slogan, peraturan dll. Atau
“sekedar” mengelola sumber daya secara bijaksana, yakni dalam penghematan air, listrik,
kertas, dan sebagainya. Selain itu sekolah juga dapat menjalin kerjasama dengan institusi
yang peduli terhadap lingkungan, misalnya penyampaian issu PLH berkerjasama dengan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)(http://google.com)

8
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Tempat Penelitian
Green House dan Lingkungan Sekitar SMAN 1 Depok

2. Alat dan Bahan


a. Sampah Organik (daun-daunan dan sampah dapur)
b. Cairan Bioaktivator / EM4
c. Air tanah
d. Gula pasir
e. Alat Pencacah Daun
f. Botol Spray
g. Drum bioaktivator

3. Prosedur Pembuatan
a. Tuang Sekitar ½ tutup botol bioaktivator ke dalam botol spray
b. Masukkan air tanah sampai botol penuh
c. Tambahkan ¼ sendok kecil gula pasir lalu aduk hingga merata
d. Diamkan 1(satu) malam lalu pergunakan
e. Cacahlah sampah organik (daun) hingga ukurannya kecil (1-2cm)
f. Masukkan rajangan sampah organik ke dalam drum bioaktivator
g. Semoprotkan cairan bioaktifator, tepat mengenai sampah organik yang telah tercacah
sambil diaduk agar merata
h. Pengisian sampah organik bisa setiap saat dan berulang-ulang dalam sehari
i. Tutuplah komposter dengan rapat
j. Lakukan kegiatan penyemprotan setiap hari
k. Setelah 10 hari, pupuk organik cair siap digunakan

3
i
i

3
9
3
4.Alur Proses Pembuatan

Adapun alur proses pembuatannya adalah sebagai berikut:

Sampah Organik (daun- Bioaktivator


daunan)

Pencacahan hingga Pencampuran dengan


ukuran kecil air dan gula

Drum bioaktivator Dimasukkan dalam


spray
disemprot

Diaduk merata setiap


hari selama 10 hari

Air dari drum diambil

Pupuk Organik Cair siap


digunakan

10

3
i
i

3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan Pupuk Organik Cair yang mengandung
nutrisi sebagai berikut :

Zat Kandungan

Nitrogen 0.12%

P2O5 0.03%

Kalium 0.31%

Ca 60.40ppm

S 0.12%

Mg 16.88ppm

Cl 0.29%

Mn 2.46ppm

Fe 12.89ppm

11

3
i
i

3
B. PEMBAHASAN

Sampah dapur merupakan sisa hasil makanan manusia yang termasuk kedalam
Sampah Organik. Sehingga, sampah dapur memiliki kandungan zat hara yang baik bagi
tanaman. Sampah dapur dapat dijadikan Pupuk tanaman dengan cara mendaur ulang
Sampah dapur menjadi Pupuk Organik Cair. cara membuat Pupuk Organik Cair adalah
sebagai berikut.

Pertama, siapkan alat dan bahan yaitu Sampah Organik (daun-daunan dan sampah
dapur) dan cairan Bioaktivator / EM4 yang dapat dibeli maupun dibuat sendiri. Lalu
dicampurkan dengan air tanah dan gula pasir, kemudian didiamkan selama satu malam..
Sampah dapur yang telah dikumpulkan kemudian dicacah secara langsung agar
ukurannya menjadi lebih kecil. Lalu tambahkan cacahan daun-daun kering yang
berukuran kecil sekitar 1-2cm. Cacahan Sampah dapur dan daun kering tersebut
dimasukkan ke Drum Bioaktivator . Kemudian aduklah sampah organik tersebut sambil
semprotkan cairan bioaktivator. Lalu tutuplah drum. Lakukanlah hal ini setiap harinya.
Pada hari ke 10-12 hasil dapat diambil. Pupuk Organik Cair Metode Drum Bioaktivator
siap digunakan.

12
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengolahan Sampah Organik yang tepat adalah dengan menggunakan metode drum
bioaktivator karena:
1. Metode bioaktivator memerlukan waktu yang lebih cepat dan tidak
membutuhkan tempat yang luas.
2. Adanya kaidah 3R(Reduce,Recycle, dan Reuse) yang berarti
 Reduce yang berarti kita telah mengurangi sampah Organik yang ada
di sekitar kita.
 Recycle yang berarti mengolah kembali sampah Organik tersebut
supaya menjadi barang yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Contohnya seperti pupuk cair.
 Reuse yang berarti menggunakan kembali sampah Organik terebut
namun dalam bentuk yang telah terolah, yaitu Pupuk Cair.

2. Manfaat yang didapat apabila menggunakan metode drum bioaktivator :

 Secara langsung:

1. Dapat menekan volume sampah yang berada di Lingkungan SMAN 1


Depok maupun Lingkungan sekitar kita khususnya sampah organik dan sampah
dapur.

 Secara tidak langsung:


1. Bermanfaat bagi lingkungan sekitar, karena keseimbangan dari alam
dan kembali untuk alam terus berlangsung (3R).
2. Dapat mencegah Global Warming.

13
B. SARAN

Apabila langkah pembuatan efektif dijalankan secara rutin maka akan menghasilkan kompos
dalam waktu yang sangat cepat, sehingga pengelolaan sampah organik bisa berjalan dengan
maksimal dan kebutuhan akan pupuk tanaman dapat terpenuhi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pupuk Organik. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik. 22 Febuari


2012

__________.2010.Sampah Organik. Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_Organik. 19


Febuari 2012

Asinar Radjam. 2009.Cara mudah membuat pupuk organik cair.Sumber: http://dusunlaman.net


/2009/01/cara-mudah-membuat-pupuk-organik-cair-poc/.21 Febuari 2012

Peni Faridah. 2011. Kompos dari sampah organik Menggunakan Bioaktivator.Sumber : http://
alhudasindangreret.blogspot.com/2011/05/kompos-dari-sampah-organik-
menggunakan.html. 20 Febuari 2012

Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani
Mandiri Perdana. Jakarta.

M. Iskandar Ma’moen.2010.Cara membuat pupuk porasi hasil fermentasi dengan bantuan


Bioaktivator. Sumber: http://piaunsil.wordpress.com/2010/08/21/cara-membuat-pupuk-
hasil-fermentasi-porasi-dengan-bantuan-bioaktivator-m-bio/. 25 Febuari 2012

Sobirin. 2006.Mol Hijau adalah Pupuk Organik Cair. Sumber: http://clearwaste.blogspot.com


/2009/07/ mol-hijau-adalah-pupuk-cair.html. 19 Febuari 2012.

Tino Mutiarawati Onggo.2009. Pengaruh Bioaktivator dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan


dan Hasil Berbagai macam sayuran.Sumber:
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads /2009/11/ aplikasi_ bioaktivator1.pdf/ . 22
Febuari 2012

15
LAMPIRAN

Dokumentasi

Cairan bioaktivator Spray (campuran air,gula dan bioaktivator) Drum bioaktivator

Pengisian Air Penambahan bioaktivator Sampah Organik


(daun kering)

16
Memasukkan daun ke pencacah daun Proses Pencacahan daun

Pengambilan Daun yang sudah tercacah Daun kering yang sudah terpotong

Drum untuk pengomposan Memasukkan daun ke drum

17
Sampah Organik (daun herba) Mencacah secara langsung

Dedaunan dicampur sampah dapur Disemprot dengan bioaktivator

Setelah 10 hari pupuk cair dapat digunakan Pengambilan pupuk organik cair

18

Anda mungkin juga menyukai