OLEH :
BAGAS M.RASYIF
ERVALDY WAHYU P
FARIS MUHTADI
FARIZ AZHAR A
LUTFI ANDHIKA
RIZKY RAMADITYO
Jalan Nusantara Raya 317 Kota Depok 16432 Telepon (021) 7520137
PENGESAHAN
Oleh :
BAGAS M.RASYIF
ERVALDY WAHYU P
FARIS MUHTADI
FARIZ AZHAR A
LUTFI ANDHIKA
RIZKY RAMADITYO
Kelas XI IPA 2
Deden Suryasa
NIP.131 673 382
ii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami juga ingin mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta
pada karya tulis ilmiah ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis yang telah kami selesaikan ini. Tidak semua hal dapat kami
deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan
menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya
tulis kami di masa datang. Sehingga semoga pada karya tulis berikutnya dan yang lain dapat
diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan proposal ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat
dipetik dan diambil dari ide kami ini. Semoga dengan adanya karya tulis ilmiah ini dapat
menumbuhkan kualitas hidup, khususnya dalam pengolahan sampah daun untuk pupuk cair
organik sebagai penyubur tanaman.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………. 3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 3
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 3
A. Metode Bioaktivator…………………………………………………… 4
B. Sampah Organik……………………………………………………..... 5
C. Jenis-jenis Pupuk……………………………………………………… 5
A. TEMPAT PENELITIAN……………………………………………… 9
C. PROSEDUR PEMBUATAN…………………………………………... 9
iv
D. ALUR PROSES PEMBUATAN………………………………………10
A. HASIL………………...…………………………………………………11
B. PEMBAHASAN……………...…………………………………………12
A. KESIMPULAN………………………………………………………….13
B. SARAN………………………………………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………15
LAMPIRAN………………………………………………………………………...16
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus Istilah
Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah
Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,
dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982) “Sampah adalah
sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).. Sedangkan
(Tchobanoglous,et al, 1993) mendefinisikan sampah sebagai limbah yang berasal dari aktivitas
manusia dan hewan yang berbentuk padat dan dibuang sebagai sesuatu yang tidak berguna atau
tidak diinginkan Umumnya, orang tidak mengetahui tentang pembagian kategori sampah.
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai:
1. Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil
dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini
dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
2. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam
seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
1
diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol
plastik, tas plastik, dan kaleng. Berdasarkan uraian diatas, sampah anorganik memiliki
sifat tidak dapat diurai oleh alam dan sampah organik bisa diurai oleh alam.
Berdasarkan data dari dinas kebersihan Kota Depok, produksi sampah di Depok
adalah kurang lebih 4.250 M³ per harinya. Kemampuan Pemerintah Kota (Pemkot)
Depok untuk mengangkut sampah hanya 63%, sedangkan sisanya 37% dibiarkan begitu
saja sehingga sering terjadi tumpukan disejumlah wilayah. Tingginya produksi sampah
tanpa pengolahan yang tepat dapat menimbulkan berbagai masalah, terutama di daerah
sekitar pembuangan sampah. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan sampah secara
efektif agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Salah satu pengolahannya
adalah dengan menghasilkan pupuk kompos sebagai bahan penyubur tanaman.
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair.
Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal.
Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya
diaplikasikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke
tubuh tanaman.
Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau
organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan
oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada
pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar
ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat
memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan diatas dapat dirumuskan
sebagai berikut
2.Mengapa pupuk organic cair metode bioaktivator dapat digunakan sebagai alternatif selain
pupuk padat organik?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memberikan pengetahuan tentang cara pembuatan pupuk organic cair metode
bioaktivator.
2. Untuk alternatif penyubur tanaman di lingkungan sekitar SMAN 1 Depok selain pupuk
padat organik.
D. Manfaat penelitian
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Bioaktivator
4
B. Sampah Organik
Sampah organik yaitu sampah yang terdiri dari bahan–bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam, atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan
atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian besar sampah organik, termasuk sampah organik misalnya :
sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun (Suprihatin 1999)
C. Jenis-jenis Pupuk
Definisi Pupuk
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur
hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk
tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur
hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada
5
kemasan.karena itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum
memutuskan untuk membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu
diketahui juga cara aplikasinya yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat
lebih efisien. Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya
pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat
dimanfaatkan tanaman.
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah
melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah
pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan
pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi
kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah.
Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk
tinggi.(http://eone87.wordpress.com/2010/04/03/jenis-jenis-pupuk-dan-cara-aplikasinya/)
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk
organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan
organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen
(jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah
ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah).(http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik)
Pupuk cair organik adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik
yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang mengandung unsur
haranya lebih cari satu unsur. Kelebihan dari pupukorganik ini adalah dapat secara cepat
6
mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu
menyediakan hara secara cepat.
Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak
merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mengkin. Selain itu pupuk ini
juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan
tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.(http://afghanaus.com/pupuk-organik-cair/)
Tidak hanya keselarasan lingkungan sekolah dengan pohon perindang atau taman-
taman kecil yang menyejukkan namun juga bagaimana sekolah mampu menyelaraskan
hubungan materi pembelajaran dengan praktek pembelajaran ramah lingkungan.
Sehingga dalam prakteknya PLH merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses
7
pendidikan di sekolah dan integrasi PLH tersebut dilaksanakan pada semua mata diklat
dan aktivitas sekolah. Tidak mengubah kurikulum namun terintegrasi ke dalam
kurikulum. Tidak menambah mata diklat dan materi baru tetapi sudah terkandung di
dalam proses pembelajaran. Bukan diarahkan pada aspek kognitif semata tetapi lebih
diarahkan pada aspek afektif yang tercermin pada perilaku sehari-hari seluruh komponen
sekolah.
Misalnya bagaimana siswa program tata boga memanfaatkan sisa bahan praktek
masak untuk menghasilkan pupuk kompos dalam mata diklat IPA atau mengolah limbah
oli yang dihasilkan dari sisa praktek otomotif. Penanaman dan pembudidayaan tanaman
apotek hidup di lahan kosong di mata diklat Biologi atau kegiatan-kegiatan lingkungan
hidup lain yang bisa diintegrasikan dibanyak mata diklat lainnya. Selain
mengintegrasikan PLH dalam kegiatan kurikuler seperti contoh di atas, pendekatan PLH
juga diintegrasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan dalam kehidupan sekolah
berbudaya lingkungan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, materi PLH diarahkan pada
pembentukan sikap kepribadian siswa yang berwawasan lingkungan, seperti penanaman
pohon, pengelolaan sampah dan pembahasan issu aktual tentang lingkungan hidup.
Sedangkan dalam kehidupan sekolah berbudaya lingkungan, penyusunan program PLH
secara menyeluruh tercermin dalam sikap dan perilaku warga sekolah, sarana prasarana
pendukung PLH serta iklim sekolah berwawasan lingkungan.
Selain itu indikator keberhasilan penerapan SBL lainnya yakni penyediaan dan
pemanfaatan informasi lingkungan hidup berupa poster, slogan, peraturan dll. Atau
“sekedar” mengelola sumber daya secara bijaksana, yakni dalam penghematan air, listrik,
kertas, dan sebagainya. Selain itu sekolah juga dapat menjalin kerjasama dengan institusi
yang peduli terhadap lingkungan, misalnya penyampaian issu PLH berkerjasama dengan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)(http://google.com)
8
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Green House dan Lingkungan Sekitar SMAN 1 Depok
3. Prosedur Pembuatan
a. Tuang Sekitar ½ tutup botol bioaktivator ke dalam botol spray
b. Masukkan air tanah sampai botol penuh
c. Tambahkan ¼ sendok kecil gula pasir lalu aduk hingga merata
d. Diamkan 1(satu) malam lalu pergunakan
e. Cacahlah sampah organik (daun) hingga ukurannya kecil (1-2cm)
f. Masukkan rajangan sampah organik ke dalam drum bioaktivator
g. Semoprotkan cairan bioaktifator, tepat mengenai sampah organik yang telah tercacah
sambil diaduk agar merata
h. Pengisian sampah organik bisa setiap saat dan berulang-ulang dalam sehari
i. Tutuplah komposter dengan rapat
j. Lakukan kegiatan penyemprotan setiap hari
k. Setelah 10 hari, pupuk organik cair siap digunakan
3
i
i
3
9
3
4.Alur Proses Pembuatan
10
3
i
i
3
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan Pupuk Organik Cair yang mengandung
nutrisi sebagai berikut :
Zat Kandungan
Nitrogen 0.12%
P2O5 0.03%
Kalium 0.31%
Ca 60.40ppm
S 0.12%
Mg 16.88ppm
Cl 0.29%
Mn 2.46ppm
Fe 12.89ppm
11
3
i
i
3
B. PEMBAHASAN
Sampah dapur merupakan sisa hasil makanan manusia yang termasuk kedalam
Sampah Organik. Sehingga, sampah dapur memiliki kandungan zat hara yang baik bagi
tanaman. Sampah dapur dapat dijadikan Pupuk tanaman dengan cara mendaur ulang
Sampah dapur menjadi Pupuk Organik Cair. cara membuat Pupuk Organik Cair adalah
sebagai berikut.
Pertama, siapkan alat dan bahan yaitu Sampah Organik (daun-daunan dan sampah
dapur) dan cairan Bioaktivator / EM4 yang dapat dibeli maupun dibuat sendiri. Lalu
dicampurkan dengan air tanah dan gula pasir, kemudian didiamkan selama satu malam..
Sampah dapur yang telah dikumpulkan kemudian dicacah secara langsung agar
ukurannya menjadi lebih kecil. Lalu tambahkan cacahan daun-daun kering yang
berukuran kecil sekitar 1-2cm. Cacahan Sampah dapur dan daun kering tersebut
dimasukkan ke Drum Bioaktivator . Kemudian aduklah sampah organik tersebut sambil
semprotkan cairan bioaktivator. Lalu tutuplah drum. Lakukanlah hal ini setiap harinya.
Pada hari ke 10-12 hasil dapat diambil. Pupuk Organik Cair Metode Drum Bioaktivator
siap digunakan.
12
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Pengolahan Sampah Organik yang tepat adalah dengan menggunakan metode drum
bioaktivator karena:
1. Metode bioaktivator memerlukan waktu yang lebih cepat dan tidak
membutuhkan tempat yang luas.
2. Adanya kaidah 3R(Reduce,Recycle, dan Reuse) yang berarti
Reduce yang berarti kita telah mengurangi sampah Organik yang ada
di sekitar kita.
Recycle yang berarti mengolah kembali sampah Organik tersebut
supaya menjadi barang yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Contohnya seperti pupuk cair.
Reuse yang berarti menggunakan kembali sampah Organik terebut
namun dalam bentuk yang telah terolah, yaitu Pupuk Cair.
Secara langsung:
13
B. SARAN
Apabila langkah pembuatan efektif dijalankan secara rutin maka akan menghasilkan kompos
dalam waktu yang sangat cepat, sehingga pengelolaan sampah organik bisa berjalan dengan
maksimal dan kebutuhan akan pupuk tanaman dapat terpenuhi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Peni Faridah. 2011. Kompos dari sampah organik Menggunakan Bioaktivator.Sumber : http://
alhudasindangreret.blogspot.com/2011/05/kompos-dari-sampah-organik-
menggunakan.html. 20 Febuari 2012
Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani
Mandiri Perdana. Jakarta.
15
LAMPIRAN
Dokumentasi
16
Memasukkan daun ke pencacah daun Proses Pencacahan daun
Pengambilan Daun yang sudah tercacah Daun kering yang sudah terpotong
17
Sampah Organik (daun herba) Mencacah secara langsung
Setelah 10 hari pupuk cair dapat digunakan Pengambilan pupuk organik cair
18