Oleh :
Faturahman H. Lagago
L131 17 182
KHT-C
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR
Makalah “Pembuatan kompos dari sampah organik menjadi pupuk cair dan
Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Fakultas
makalah ini. sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan bantuan referensi
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
selanjutnya.
Penulis
Faturahman H. Lagago
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN...................................................................................................4
II. PEMBAHASAN................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.
I. PENDAHULUAN
Kota Palu adalah ibukota propinsi Sulawesi Tengah. Seiring dengan pesatnya
pertumbuhan penduduk kota Palu, maka banyak masalah yang harus diselesaikan oleh
Hermawan dan Roesman (2012) menyatakan sudah bukan rahasia lagi sampah di
Indonesia sudah menjadi masalah yang serius. Sampah dapat menjadikan lingkungan
tidak sehat, tidak bersih dan tidak nyaman bahkan sampah dapat menjadi bencana bagi
lingkungan hidup jika tidak ditanggulangi secara serius. Lebih lanjut dikatakan bahwa
Secara umum sampah dibagi menjadi dua kelompok yaitu sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik yaitu sampah yang dapat terurai seperti
sisa makanan dll, sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak
mengalami pembusukan seperti plastik dll. Sampah organik yang dihasilkan dari
kegiatan rumah tangga sangat banyak jumlahnya dan seringkali hanya dibakar
rumah tangga dapat memiliki nilai lebih jika dimanfaatkan menjadi pupuk organik
sampah yang dibuang ke lingkungan terutama sampah anorganik seperti plastik, logam,
dan lain-lain. Upaya tersebut antara lain sosialisasi dampak sampah terhadap lingkungan
dan masyarakat, program bank sampah di setiap tempat pembuangan sampah akhir
(TPA), program kegiatan kreatif pemanfaatan plastik menjadi produk bermanfaat dan
lain-lain. Beberapa program pengolahan sampah yang telah dilakukan pemerintah antara
Sanitary landfill yaitu mengubur sampah didalam tanah, proses ini dapat
menjadi gas dan abu menggunakan incinerator. Kekurangan dari proses insinerasi
incinerator yang tidak sempurna selain itu dibutuhkan biaya yang besar untuk
proses ini. Pengomposan yaitu proses penguraian sampah organik yang dilakukan
oleh mikroorganisme menjadi pupuk organic (Fitrah, A dan Nurbaiti, A., 2015)
komposter sederhana. Komposter dapat terbuat dari ember atau tong plastik yang
pupuk cair mudah diracik sesuai dengan kebutuhan tanaman (Anastasia dkk.,
2014)
perbedaan antara pupuk organik cair dan padat, serta mengetahui cara pembuatan
Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/SR.130/5/2009 menyatakan
bahwa pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan
yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair dan
dapat diperkaya dengan bahan mineral alami atau mikroba yang bermanfaat
memperkaya hara, bahan organik tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
(P), dan kalium (K) sangat sedikit, tetapi mempunyai peranan lain yang sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan tanaman
(Suriawiria, 2003).
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pada umumnya pupuk cair
organik tidak merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan sesering mungkin.
Selain itu, pupuk cair juga dapat dimanfaatkan sebagai aktivator untuk membuat
Pupuk organik cair dapat dibuat dari beberapa jenis sampah organik yaitu
sampah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur,
sampah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain Bahan organik basah
seperti sisa buah dan sayuran merupakan bahan baku pupuk cair yang sangat
bagus karena selain mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan hara yang
padat dan cair. Bentuk onggokan, remahan, butiran atau kristal merupakan bentuk
pupuk padat, sedangkan pupuk cair biasanya dibuat dalam bentuk konsentrat atau
cairan. Berdasarkan asalnya, pupuk organik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
pupuk kandang (kotoran hewan), pupuk kompos (bagian tanaman yang telah
lapuk), pupuk hijau (bagian tanaman yang masih hijau) (Nurhidayati, dkk.,
2008)..
III. METODE PELAKSANAAN
Bahan :
1. Sampah organik asal rumah tangga yaitu sayuran atau buah-buahan sisa.
2. Bioaktivator EM4 yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam botol spray
Proses pembuatan pupuk organik padat dan cair dari sampah organik asal
komposter.
sampah baru.
5. Setelah komposter penuh maka diamkan selama lebih kurang 7 hingga 12 hari.
membuka kran komposter. Air lindi dapat digunakan sebagai pupuk cair atau juga
3.1 Kesimpulan
disimpulkan :
1. sampah organik asal rumah tangga dapat dimanfaatkan menjadi pupuk padat
dan cair dengan cara yang sederhana dan dapat dilakukan oleh masyarakat tanpa
akhir.
3.2 Saran
haruslah teliti dalam menakar takaran bahan yang akan di jadikan pupuk organik
Fitrah, D dan Amir N. 2015. Pengaruh Jenis Pupuk Organik Padat dan Cair
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman seledri (Apium graveolens L.) di Polybag.
Klorofil, X – 1: 43–48.