Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

BIOLOGI SERANGGA
“IDENTIFIKASI JENIS KUPU-KUPU DI KOTA TERNATE, KECAMATAN TERNATE
SELATAN DI KELURAHAN GAMBESI DAN KASTELA”

Dosen Pengampuh :
Dr. Abdu Mas’ud S.Pd.,M.Pd

OLEH :

Nama : Asrina Hasan

Npm : 03101911024

Kelas/semester : A/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNUVERSITAS KHAIRUN TERNATE

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kupu-kupu merupakan salah satu serangga cantik di dunia yang dijadikan sebagai lambang
keindahan dan merupakan aset negara dibidang konservasi. Kupu-kupu memiliki banyak jenis
yang belum terdata berapa jumlahnya di Indonesia. Potensi yang dimiliki kupu-kupu
dimanfaatkan sebagai objek penelitian ilmiah, cendera mata, koleksi, dan berkembang menjadi
objek wisata yang mempunyai daya tarik tinggi dan mendatangkan banyak devisa. Keindahan
dan corak sayap kupu-kupu memiliki daya tarik tersendiri dan mampu memikat hati banyak
orang.

Lepidoptera adalah serangga bersayap yang tubuhnya tertutupi sisik (Lepidos=Sisik dan
Pteron= Sayap) (Eswa, 2010). Sisik pada sayap kupu – kupu mengandung pigmen yang memberi
warna dan corak menarik (Eswa, 2010). Bentuk sayap sangat beragam dan kombinasi pola serta
warnanya yang indah, menyebabkan kupu-kupu menjadi salah satu satwa yang menarik
perhatian masyarakat (Eswa, 2010). Kebanyakan kupu-kupu mempunyai struktur tubuh atau
anatomi yang sama. Tubuh kupu-kupu dewasa terdiri dari 3 bagian, kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen) (Eswa, 2010).

Serangga dewasa mudah dikenal karena seluruh badan dan sayapnya ditutupi oleh sisik.
Sayap berupa membran yang ditutupi oleh sisik. Imago Lepidoptera biasanya disebut kupu-kupu
(Suhara, 2009).

Berdasarkan dari bentuk tubuh dan aktifitasnya, ordo Lepidoptera dikelompokkan menjadi
dua sub ordo, yaitu Rhopalocera (butterflies) yang aktif pada siang hari dan Heterocera (moth)
yang aktif di malam hari dan kupu-kupu (butterflies) memiliki jumlah yang lebih sedikit dari
ngengat tetapi kupu-kupu dikenal umum karena sifatnya aktif pada siang hari dan memiliki
warna yang cerah dan menarik (Nofri et al, 2012). Kupu-kupu memiliki jumlah yang paling
banyak diantara ordo lainnya yang penyebarannya tersebar dari dataran rendah sampai dataran
tinggi dengan ketinggian 1500-1800 m diatas permukaan laut (Nofri et al, 2012).
Persebaran kupu-kupu terdapat diseluruh permukaan bumi, kecuali di daerah beriklim dingin.
Ada sekitar 17.500 spesies kupu-kupu di dunia. Di kalimantan terdapat sekurang-kurangnya 800
spesies (Peggie, 2014). Namun keanekaragaman jenis kupukupu di Indonesia mengalami
ancaman kepunahan. Ancaman tersebut disebabkan oleh pengaruh banyak hal seperti alih fungsi
lahan menjadi kawasan pertanian, polusi udara, hilangnya ketersediaan air permukaan tanah,
pencemaran lingkungan, kerusakan habitat, dan perburuan untuk koleksi (Susetya, 2014). Di
wilayah Hutan kampus Universitas Palangka Raya (UPR) sudah mengalami kebakaran hutan
yang cukup luas sekitar 22,6 hektar (Kompas, 2019) sehingga secara langsung berdampak bagi
habitat kupu-kupu dan polusi yang ditimbulkan karena asap. Oleh karena itu tujuan penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi kupu-kupu yang berada di kawasan Universitas Palangkaraya
dalam kondisi lahan yang tidak terbakar dan lahan setelah terbakar.

B. Tujuan praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ukuran morfometrikdari berbagai
jenis kupu-kupu yang telah di praktikumkan.
C. Manfaat
Manfaat praktikum ini yaitu diharapkan kepada mahasiswa mampu mengetahui bagian-
bagian kupu-kupu apa saja yang diukur serta bagaimana cara pengukurannya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kupu-kupu merupakan salah satu serangga bersayap yang dapat terbang. Kupu-kupu
(Subordo: Rhopalocera) adalah kelompok serangga yang termasuk dalam keanekaragaman
hayati di Indonesia (Hinanti, Anshari, Ananda, Handayani, & Kasmara, 2017). Menurut Sutra et
al (2012) kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) adalah salah satu kelompok serangga yang
memiliki keanekaragaman melimpah. Kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) masih termasuk satu
ordo Lepidoptera dengan ngengat (moth), namun berbeda klasifikasi subordo berdasarkan bentuk
tubuh dan aktivitasnya yaitu Rhopalocera (kupu-kupu) dan heterocera (ngengat) (Aristoteles et
al., 2018). Kupu-kupu sendiri adalah hewan yang termasuk dalam ordo Lepidoptera. Lepidoptera
berarti sayap bersisik (Aristoteles et al., 2018).

Kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) mudah dikenali karena adanya sisik-sisik halus di


sayap dan permukaan tubuhnya. Lebih lanjut Ruslan (2015) menyatakan bahwa pada sisik-sisik
ini mengandung pigmen yang memberikan warna yang bervariasi pada sayap dan tubuh kupu-
kupu (Subordo: Rhopalocera). Variasi warna pada kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) adalah
salah satu karakteristik penting dalam identifikasi kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) (Ruslan,
2015). Lepidoptera memiliki 5 famili yang terdiri dari Papiliodinae, Pieriddae, Lycaenidae,
Nymphalidae, dan Riodinidae. Proses identifikasi kupukupu (Subordo: Rhopalocera) kedalam
taksonomi rendah menggunakan karakteristik berupa pola, bentuk, dan warna sisik pada sayap,
abdomen, dan tungkai (Ruslan, 2015).

Kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) aktif pada siang hari untuk beraktivitas. Aktivitas
tersebut seperti terbang, mencari nektar, kawin, dan puddling (menyerap mineral) (Aristoteles et
al., 2018). Kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) membutuhkan cahaya panas dan beberapa jenis
ada yang menyukai area bertajuk atau sejuk (Fauziah et al., 2017). Aktivitas itu dilakukan karena
kupu-kupu merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm), yaitu suhu tubuhnya dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar. Keberadaan kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) dengan kondisi
semacam ini berimplikasi pada warna dan corak sayapnya (Fauziah et al., 2017). Pada daerah
terbuka, pada umumnya akan ditemukan jenis kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) dengan
warna-warni dan bercorak unik, sedangkan pada kondisi habitat teduh atau gelap akan ditemukan
kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) berwarna buram hingga coklat (Ruslan, 2015). (Ruslan,
2015) memasukkan famili Riodinidae dalam superfamili Papilionoidae yang sebelumnya
dimasukkan dalam famili Lycanidae pada buku Handbook of zoology.

Klasifikasi kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) adalah:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Lepidoptera

Subordo : Rhopalocera

Superfamili : Papilionoidae

Famili : Papiliodinae, Pieriddae, Lycaenidae, Nymphalidae, dan Riodinidae

Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera. Menurut Rahman et al (2018) serangga ini
memiliki morfologi dua pasang sayap dengan sayap belakang biasanya sedikit lebih kecil
daripada sayap bagian depan. Sayap kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) memiliki sisik yang
dapat berperan sebagai hormon selama proses perkawinan (Rahman et al., 2018). Bagian kepala
terdapat antena yang panjang dan membesar pada ujungnya (Baskoro, Irawan, & Kamaludin,
2018). Antena pada kupu-kupu (Subordo: Rhopalocera) ini berfungsi sebagai perasa dan peraba
(Ruslan, 2015). Badan kupu-kupu sendiri terdiri dari kepala, toraks (bagian tengah), dan
abdomen (Rahman et al., 2018).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Tempat dan Waktu Praktikum


Pengambilan sampel dilakukan di dua lokasi, lokasi pertama di Kota Ternate Kecamatan
Ternate Selatan di kelurahan gambesi pada tanggal 21 juni 2022, kemudian pengambilan sampel
di lanjutkan pada tanggal 23 juni 2022 di Kota Ternate, Kecamatan Ternate Selatan, Kelurahan
Kastela. Dan pada tanggal 24 juni 2022, sampel dibawah Ke Laboratorium Biologi Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Khairun untuk melakukan praktikum pengukuran
morfometrik kupu-kupu.

B. Alat dan Bahan


 Alat
1. Toples
2. Insect net
3. Benang
4. Gunting
5. Mistar
6. Pinset
7. Buku dan pena
 Bahan
Kupu-kupu
C. Prosedur kerja
 Prosedur pengambilan sampel
1. Siapkan alat dan bahan berupa toples dan insect net jala serangga
2. Tangkap kupu-kupu menggunakan insect net atau jala serangga, kemudian jika
sudah berhasil menangkap kupu-kupu, masukkan kupu-kupu kedalam toples.
Selanjutnya bawa ke lab untuk di ukur morfometriknya.
 Prosedur pengukuran morfometrik
1. Siapkan Alat dan Bahan
2. Buat tabel pengukuran morfometrik kupu-kupu.
3. Tulis bagian sayap depan kiri dan kanan, sayap belakang kiri dan kanan di kertas
hvs.
4. Pisahkan bagian sayap depan kiri dan kanan, sayap belakang kiri dan kanan,
kemudian letakkan bagian-bagian sayap dan tubuh kupu-kupu di atas kertas hvs.
5. Kemudian ukur dengan mistar berapa panjang dan lebar sayap depan kiri dan
kanan, dan sayap belakang kiri dan kanan, panjang rentang sayap, panjang thorax,
panjang abdomen, panjang caput,dan panjang seluruh tubuh.
6. Kemudian untuk mengetahui panjang antena, panjang probosis dan panjang kaki,
kita perlu menggunakan benang terlebih dahulu baru di ukur ke mistar karena
kalao langsung menggunakan mistar agak sulit dalam proses pengukurannya.
7. Setelah selesai di ukur datanya disimpan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
a. Identifiksi kupu-kupu di kota ternate kecamatan gambesi

No Jenis kupu- Gambar


kupu
1 Danaus
olexippus
2 Common
Mime, Chilas
a clytia.

3 Euploea
mulciber
4 Parantica
cleona

b. Hasil pengukuran morfometrik kupu-kupu lokal

SPESIES
A2 A3   B
  A1
Seluruh Tubuh 2,7 cm 2,5 cm 2,3 cm   2,3 CM
Panjang Caput 0,3 cm 6,4 cm 0,3 cm 0,4 CM
 
Panjang Torax 0,8 cm 0,9 cm 0,5 cm 0,7 cm
Panjang Abdomen 1,3 cm 1,5 cm 1,6 cm   1,6 cm
Panjang Probosis 1,1 cm 1,1 cm 1,1 cm   1,2 cm
Panjang Antena Kiri 1,5 cm 1,7 cm 1,2 cm   1,5 cm
Panjang Antena Kanan 1,5 cm 1,7 cm 1,2 cm   1,5 cm
Panjang Rentang Sayap 7,7 cm 8,5 cm 6,9 cm   8 cm
Panjang Sayap Depan Kiri 3,8 cm 4,2 cm 3,2 cm   3,9 cm
Panjang Sayap Depan Kanan 3,8 cm 4,2 cm 3,2 cm   3,9 cm
Panjang Sayap Belakang kiri 2,8 cm 2,3 cm 1,7 cm   2,2 cm
Panjang Sayap Belakang Kanan 2,8 cm 2,3 cm 1,7 cm   2,2 cm
Lebar Sayap Depan Kiri 2,1 cm 3 cm 2,3 cm   2,7 cm
Lebar Sayap Depan Kanan 2,1 cm 3 cm 2,3 cm   2,7 cm
Lebar Sayap Belakang Kiri 2,8 cm 2,5 cm 1,8 cm   2,4 cm
Lebar Sayap Belakang Kanan 2,8 cm 2,5 cm 1,8 cm   2,4 cm
Panjang Kaki Depan 1,4 cm 0,7 cm 1,1cm   0,8 cm
Panjang Kaki Tengah 1,4 cm 1,6 cm 1,1 cm   1,4 cm
Panjang Kaki Belakang 1,4 cm 1,6 cm 1,1 cm   1,4 cm

SPESIES C1 C2   D

Seluruh Tubuh 2,8 cm 2,9 cm 2,2 cm

Panjang Caput 0,4 cm 0,3 cm   1,3 cm

Panjang Torax 0,8 cm 0,9 cm   0,5 cm

Panjang Abdomen 1,6 cm 2 cm   1,4 cm

Panjang Probosis 1,3 cm 1,1 cm   1,3 cm

Panjang Antena Kiri 1,4 cm 1,6 cm   1,3 cm

Panjang Antena Kanan 1,4 cm 1,6 cm   1,3 cm


Panjang Rentang Sayap 8,5 cm 8, cm   6,2 cm

Panjang Sayap Depan Kiri 4 cm 4 cm   3,1 cm

Panjang Sayap Depan Kanan 4 cm 4 cm   3,1 cm

Panjang Sayap Belakang kiri 2,1 cm 2,1 cm   2, cm

Panjang Sayap Belakang Kanan 2,1 cm 2,1 cm   2 cm

Lebar Sayap Depan Kiri 2,5 cm 2,9 cm   2,3 cm

2,5 cm 2,9 cm   2,3 cm


Lebar Sayap Depan Kanan

Lebar Sayap Belakang Kiri 2,4 cm 2,6 cm   2,1 cm

Lebar Sayap Belakang Kanan 2,4 cm 2, 6 cm   2,1 cm

0,6 cm 1,5 cm   1,3 cm


Panjang Kaki Depan
1,5 cm 1,5 cm   1,3 cm
Panjang Kaki Tengah
1,5 cm 1,5 cm   1,3 cm
Panjang Kaki Belakang
 

Anda mungkin juga menyukai