OLEH :
IDHAM SATRIAWAN
0615 4041 1913
Plastik bekas adalah penyumbang urutan ke tiga terbesar kepada perusahaan dan
industri pengolahan plastik bekas setelah makanan dan kertas. Tahun 2016 jumlah
timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun dengan
penduduk sebanyak 261.115.456 orang. (Statistik Lingkungan Hidup, BPS 2018).
Penanganan sampah plastik yaitu proses daur ulang yang lebih mengutungkan
salah satunya adalah dengan mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak sebagai sumber energi alternatif karena pada dasarnya plastik berasal dari
minyak bumi sehingga dikembalikan kebentuk semula. (Velma Nindita, 2015).
Salah satu jenis limbah plastik yang sering menjadi permasalahan di berbagai kota
Indonesia adalah jenis kantong plastik (LDPE). Jika dikaji lebih lanjut, berbagai
penelitian yang telah dilakukan, sudah mendapatkan berbagai kondisi operasi
yang baik, namun dari berbagai literature yang ada, penelitian masih berskala
labotaorium sehingga diperlukan pengkajian dan pengujian lebih lanjut ke tingkat
skala yang lebih besar berupa prototype. Dengan melihat kekurangan dari alat
Unit Prototype Pirolisis Reactor (UPPR) maka diperlukan modifikasi lebih lanjut
agar mampu mengkonversi sampah plastik jenis (LDPE) dengan lebih baik serta
mampu mengetahui karakteristik dari hasil konversinya dengan melakukan
berbagai analisis seperti waktu proses (15, 30, 45, 60, 75, 90, 105 dan 120 menit),
Nilai Kalor, Komposisi, Volume, Massa, % Volum Distilasi, dan Rendemen.
Kata kunci : sampah plastik, LDPE, pirolisis, bahan bakar cair, waktu operasi,
nilai kalor.
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sumber energi alternatif karena pada dasarnya plastik berasal dari minyak bumi
sehingga dikembalikan kebentuk semula. (Velma Nindita, 2015).
Plastik memiliki jenis yang berbeda salah satu jenis plastik yaitu LDPE (Low
Density Polyethylene). LDPE atau polietilena berdensitas rendah adalah salah satu
jenis termoplastik yang dibuat dengan bahan baku minyak bumi. LDPE adalah jenis
plastik yang paling mudah untuk dibentuk ketika diberi perlakuan tekanan dan panas.
Rumus molekul LDPE adalah (-CH2- CH2-)n. LDPE termasuk resin yang bersifat
keras, kuat dan tidak dapat bereaksi terhadap zat atau senyawa kimia lain. Secara
umum, kemungkinan LDPE merupakan plastik yang paling baik atau paling tinggi
mutunya dibanding plastik polietilen lainnya. (Muhammad Faizal dkk, 2018)
Penelitian konversi sampah plastik jenis LDPE khususnya kantong plastik
telah banyak dilakukan dan telah mendapatkan berbagai kondisi operasi serta nilai
rendemen yang dihasilkan . Tercatat Eddy Kurniawan tahun 2014 dari Universitas
Malikussaleh melakukan penelitian terhadap karakteristik bahan bakar berasal dari
HDPE dan LDPE dengan proses pirolisis selama 60 menit dan suhu variasi antara 400
o o
C sampai dengan 480 C dengan mendapatkan persen yield 59,7%. Ditahun 2017,
Taufan Landi melakukan penelitian terhadap plastik jenis LDPE menjadi bahan bakar
o o o
alternatif metode pirolisis dengan temperature 300 C, 500 C dan 700 C pada waktu
0 sampai 60 menit hasilnya suhu optimum untuk nilai kalor tertinggi berada pada
o
suhu kisaran 700 C. Di tahun yang sama, S.L. Wong dari Universitas Teknologi
Malaysia melakukan pirolisis plastik jenis LDPE kantong plastik mendapatkan suhu
o
optimal degradasi pada 152,3 C dengan persen rendemen 68%.
Berdasarkan ketiga penelitian yang telah dilakukan untuk menkonversikan
limbah kantong plastik menjadi bahan bakar cair, semuanya merujuk pada proses
pirolisis. Pirolisis merupakan teknik daur ulang limbah tersier atau teknik yang
mampu mengkonversi limbah bahan bakar monomer atau bahan berharga lainnya
melalui proses degradasi termal dan katalitik. Pirolisis dinilai sebagai salah satu
metode terbaik karena selain dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan,
pirolisis juga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi dengan menawarkan potensi untuk efesiensi yang lebih besar dalam
produksi plastik serta minim polusi. (Ir. Mawar Silalahi, M.Si. 2015).
3
Bila dikaji lebih lanjut, dari berbagai penelitian yang telah dilaksanakan
sudah mendapatkan berbagai kondisi optimal yang cukup baik dengan pencapaian
persen hasil 60%. Namun dari berbagai literature yang ada penelitian masih
bersifat laboratorium sehingga perlu dilakukannya pengkajian dan pengujian lebih
lanjut ke tingkat skala yang besar berupa prototype.
Dengan uraian tersebut maka lingkup peneliti ini bermaksud untuk
mengembangkan dan memodifikasi proses konversi limbah plastik yang
menghasilkan bahan bakar cair pada sebuah Unit Prototype Pirolisis Reactor
(UPPR) sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar motor bakar.
1.5 Relevansi
Relevansi penelitian ini yang mempelajari tentang konversi sampah plastik
jenis LDPE menjadi Bahan Bakar Cair termasuk dalam kajian materi teknik
energi Politeknik Negeri Sriwijaya pada mata kuliah konversi energi serta
menjadi pendukung praktikum dalam Laboratorium Jurusan Teknik Kimia
Program Studi Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Plastik
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses
polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul
sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar
(makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur
penyusun utamanya adalah karbon dan hidrogen. Plastik juga mengandung zat
aditif, yaitu zat yang digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik. Zat aditif
berupa zat-zat dengan berat molekul rendah yang dapat berfungsi sebagai
pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lengket dan sebagainya.
Untuk membuat plastik, salah satu bahan yang digunakan adalah naphta,
yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi dan gas alam.
Komposisi dan material plastik adalah polimer dan zat aditif lainnya. Sebagai
gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi, untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya.
Polimer dibuat dengan merangkaikan rantai monomer yang dapat dilakukan
dengan metode thermosetting dan thermoplastik. Pada metode thermosetting,
monomer cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan dingin. Monomer cair
memiliki bentuk permanen sehingga produk yang dihasilkan bersifat tahan lama.
Dengan pendekatan thermoplastik, monomer cair dipanaskan dan
perlahan-lahan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, produk kemudian
didinginkan hingga menjadi item yang diinginkan. Sementara plastik umumnya
dianggap sebagai produk yang murah, plastik dapat pula diproses menjadi sesuatu
yang bernilai tinggi. Plastik dapat diolah lebih lanjut sehingga memiliki
karakteristik tahan panas maupun dingin.
2.2 Jenis Plastik
Berdasarkan sumbernya plastik dikelompokan menjadi 2 macam yaitu
polimer alami dan polimer sintetis. Polimer alami adalah polimer yang bahan
bakunya diperoleh secara alami dari alam. Contohnya adalah kulit kayu, kulit
5
6
binatang, karet alam dan rambut. Sedangkan polimer sintetis adalah polimer
buatan hasil sintetis dari industri. Polimer sintetis terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Tidak terdapat secara alami di alam : contohnya nylon, poliester, polipropilen,
polistiren.
2. Terdapat di alam tetapi dibuat secara sintetis. Contohnya adalah karet alam.
3. Polimer alami yang dimodifikasi. Contohnya adalah seluloid, cellophane
(bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara
radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya.
Berdasarkan sifat fisiknya plastik dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu thermoplastik dan termosetting. Thermoplastik adalah plastik yang
apabila dipanaskan sampai temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk
kembali menjadi bentuk yang diinginkan. Contohnya adalah polyetylene (PE),
Polystyrene (PS), ABS, dan Polikarbonat (PC). Sedangkan thermosetting adalah
plastik yang apabila telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicairkan
kembali dengan cara dipanaskan. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
pada molekul-molekulnya. Contohnya adalah resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida. Berdasarkan sifat kedua plastik tersebut, Thermoplastik adalah
jenis yang memungkinkan untuk didaur ulang.
LDPE (Low density polyethylene)
2.4 Pirolisis
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organic melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah
9
Ada beberapa tipe reaktor yang telah dikembangkan dan digunakan untuk
pirolisis seperti batch/semi batch, reaktor unggun tetap (fixed bed) dan reaktor
unggun terfluidisasi (fluidized bed). Reaktor tipe batch/semi batch telah
digunakan oleh banyak peneliti karena desainnya lebih sederhana dan kemudahan
dalam operasionalnya.
3. Catalytic cracking
Cracking cara ini menggunakan katalis untuk melakukan reaksi perekahan.
Dengan adanya katalis, dapat mengurangi temperatur dan waktu reaksi. Osueke
dan Ofundu (2011) melakukan penelitian konversi plastik low density
polyethylene (LDPE) menjadi minyak. Proses konversi dilakukan dengan dua
metode, yaitu dengan thermal cracking dan catalyst cracking. Pyrolisis
dilakukan di dalam tabung stainless steel yang dipanaskan dengan elemen
pemanas listrik dengan temperatur bervariasi antara 145 – 200 °C. Kondenser
dengan temperatur 30 – 35 °C, digunakan untuk mengembunkan gas yang
terbentuk setelah plastik dipanaskan menjadi minyak. Katalis yang digunakan
pada penelitian ini adalah silica alumina. Dari penelitian ini diketahui bahwa
dengan temperatur pirolisis 150 °C dan perbandingan katalis/sampah plastik 1 :
4 dihasilkan minyak dengan jumlah paling banyak.
Pada ikatan struktur molekul polietilen hanya terdapat dua jenis atom yang
berikatan, yaitu ikatan C-C dan C-H. Ikatan paling lemah diantara dua jenis atom
tersebut adalah ikatan antara atom C-C. Sehingga kemungkinan produk yang
diperoleh dari proses pirolisis polietilen sangat banyak. Produk yang mungkin
diperoleh dari proses pirolisis LDPE berdasarkan energi disosiasi ikatan paling
lemah antara lain produk gas C1 – C4, produk Minyak ringan C5 – C12, dan produk
minyak berat dengan C > 12.
o
3. Berat Jenis, Specific Gravity, API Gravity
o
Berat jenis dan API Gravity menyatakan densitas atau berat persatuan volume
sesuatu zat. oAPI Gravity dapat diukur dengan hidrometer (ASTM 287),
sedangkan berat jenis dapat ditentukan dengan piknometer (ASTM D 941 dan
o
D 1217). Pengukuran API Gravity dengan hidrometer dinyatakan dengan angka
0-100. Hubungan oAPI Gravity dengan berat jenis adalah sebagai berikut
:
13
Satuan berat jenis dapat diyatakan dengan lb/gal atau lb/barel atau m 3 /ton.
o
Tujuan dilaksanakan pemeriksaan terhadap API Gravity dan berat jenis
o
adalah untuk indikasi mutu minyak dimana makin tinggi API Gravity atau
makin rrendah berat jenis maka minyak tersebut makin berharga karena
o
banyak mengandung bensin. Sebaliknya semakin rendah API Gravity karena
mengandung banyak lilin. Minyak yang mempunyai berat jenis tinggi berarti
minyak tersebut mempunyai kandungan panas yang (heating value) yang
rendah.
4. Titik Tuang (Pour Point)
Titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan
bakar minyak sehingga bahan bakar tersebut masih dapat mengalir karena
gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan adanya
persyaratan praktis dari prosuder penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar
minyak, hal ini dikarenakan bahan bakar minyak sering sulit untuk di pompa,
apabila suhunya telah dibawah titik tuang.
5. Titik nyala (Flash Point)
Titik nyala adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan
bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada
permukaan minyak didekatkan pada nyala api. Titik nyala ini diperlukan
sehubungan dengan adanya pertimbangan-pertimbangan mengenai keamanan
dari penimbunan minyak dan pengangkutan bahan bakar minyak terhadap
bahaya kebakaran. Titik nyala tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam
persyaratan pemakaian bahan bakar minyak untuk mesin diesel atau ketel uap.
4. Viskositas (Viscosity)
Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besar perlawanan / hambatan dari
suatu bahan cair untuk mengalir atau ukurannya tahanan geser dari bahan cair.
Makin tinggi viskositas minyak akan makin kental dan lebih sulit mengalir.
Demikian sebaliknya makin rendah viskositas minyak makin encer dan lebih
mudah minyak untuk mengalir, cara mengukur besar viskositas adalah tergantung
pada viscometer yang digunakan , dan hasil (besarnya viskositas) yang dapat
harus dibubuhkan nama viscometer yang digunakan serta temperatur minyak pada
saat pengukuran. Viskositas merupakan sifat yang sangat penting
14
16
17
b. Furnace
Furnace berfungsi sebagai tungku bakar atau media pemanas pada reaktor,
bahan bakar yang di gunakan adalah tempurung kelapa, yang memiliki nilai
kalor sebesar 19388,05 Kj/Kg (Sutrisno. 2016). Serta memiliki komposisi
lignin 29,40 %, pentosan 27,70 %, selulosa 26,60 %, air 8,00 %, abu 6,60
18
a. Variabel tetap :
- Massa Kantong kresek : 11,72 kg
- Volume reaktor 2
: 0,281 m
- Massa tempurung Kelapa : 87.69 kg dan 7,3 kg/10 menit
b. Variabel Berubah :
- Waktu Proses : 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120
21
Blok diagram dan diagram alir proses Unit Prototype Konversi Kantong
Limbah Plastik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2. dan 3.3.
berikut ini.
Bahan Baku
Limbah
Kantong Plastik
(11.72 Kg)
Campuran
SEPARASI I uap
COOLER
(SP 1) (C 1)
PRODUK 1
- BBC berat SEPARATOR
- Lilin
2
Gas KONDENSER
ANALISA
- Nilai Kalor PRODUK 2
- densitas
- Komposisi PRODUK 3 BBC Ringan
- Volume BBC Ringan
- Massa
- % Volum
Distilasi
- Rendemen
produk cairan dan produk uap. Dari Separator II (SP2) didapatkan produk
bottom Separator II berupa Produk 2 (bakar bakar cair ringan) dan top
Separator II yang masih berupa uap akan dilakukan proses kondensasi di alat
Kondensor. Pada Kondensor didapat bottom produk berupa cairan yang akan
di gabung dengan produk 2 dan berupa produk gas. Hasil produk separator
berup Produk 1 dan produk 2 setelah di hitung volume dan beratnya kemudian
dilakukan pengujian terhadap komposisi, karakteristik, nilai kalor dan
rendmen. Karakteristik, nilai kalor dan komposisi bahan bakar minyak yang
dihasilkan akan di bandingkan dengan produk bensin hasil olahan Pertamina.
o
* Komposisi,Nilai Kalor, Angka Oktan, API Berdasarkan Hasil Analisa Laboratorium Pertamina
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Total 5.900.000
Total 500.000
Total 6.600.000
26
27
Eddy Kurniawan dkk 2014 Karakterisasi Bahan Bakar Dari Sampah Plastik Jenis
High Density Polyethelene (HDPE) Dan Low Density Polyethelene (LDPE)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh
Muhammad Faizal dkk 2018 Pembuatan Briket dari Campuran Limbah Plastik
LDPE dan Kulit buah kapuk sebagai Energi Alternatif Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Surono Budi Untoro 2014 Berbagai metode konversi sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak Jurusan Teknik MesinUniversitas Janabadra Yogyakarta