Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISIS DAN KARAKTERISASI BAHAN BAKAR CAIR HASIL KONVERSI


SAMPAH KANTONG PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE)
PADA UNIT PROTOTYPE PIROLISIS REACTOR (UPPR)

Diusulkan sebagai persyaratan mata kuliah


Seminar Proposal Tugas Akhir Diploma IV
Pada Jurusan Teknik Kimia Program Studi Sarjana Terapan (D IV) Teknik Energi

OLEH :
IDHAM SATRIAWAN
0615 4041 1913

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PALEMBANG
2019
RINGKASAN
ANALISIS DAN KARAKTERISASI BAHAN
BAKAR CAIR HASIL KONVERSI SAMPAH
KANTONG PLASTIK JENIS LOW DENSITY
POLYETHYLENE (LDPE) PADA UNIT
PROTOTYPE PIROLISIS REACTOR (UPPR)

Plastik bekas adalah penyumbang urutan ke tiga terbesar kepada perusahaan dan
industri pengolahan plastik bekas setelah makanan dan kertas. Tahun 2016 jumlah
timbulan sampah di Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun dengan
penduduk sebanyak 261.115.456 orang. (Statistik Lingkungan Hidup, BPS 2018).
Penanganan sampah plastik yaitu proses daur ulang yang lebih mengutungkan
salah satunya adalah dengan mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak sebagai sumber energi alternatif karena pada dasarnya plastik berasal dari
minyak bumi sehingga dikembalikan kebentuk semula. (Velma Nindita, 2015).
Salah satu jenis limbah plastik yang sering menjadi permasalahan di berbagai kota
Indonesia adalah jenis kantong plastik (LDPE). Jika dikaji lebih lanjut, berbagai
penelitian yang telah dilakukan, sudah mendapatkan berbagai kondisi operasi
yang baik, namun dari berbagai literature yang ada, penelitian masih berskala
labotaorium sehingga diperlukan pengkajian dan pengujian lebih lanjut ke tingkat
skala yang lebih besar berupa prototype. Dengan melihat kekurangan dari alat
Unit Prototype Pirolisis Reactor (UPPR) maka diperlukan modifikasi lebih lanjut
agar mampu mengkonversi sampah plastik jenis (LDPE) dengan lebih baik serta
mampu mengetahui karakteristik dari hasil konversinya dengan melakukan
berbagai analisis seperti waktu proses (15, 30, 45, 60, 75, 90, 105 dan 120 menit),
Nilai Kalor, Komposisi, Volume, Massa, % Volum Distilasi, dan Rendemen.

Kata kunci : sampah plastik, LDPE, pirolisis, bahan bakar cair, waktu operasi,
nilai kalor.
DAFTAR ISI
Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iii


DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 3
1.5 Relevansi ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5

2.1 Plastik .................................................................................... 5


2.2 Jenis Plastik .............................................................................. 5
2.3 Struktur dan Jenis LDPE .......................................................... 7
2.4 Pirolisis ..................................................................................... 8
2.4.1 Pirolisis Sampah Plastik ................................................. 9
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pirolisis Sampah Plastik .... 10
2.5 Bahan bakar cair ....................................................................... 12
2.5.1 Karakteristik Bahan Bakar Cair ....................................... 12
2.6 Tempurung Kelapa .................................................................... 15
BAB III METODOLOGI ............................................................................ 17

3.1 Rancangan Desain Fungsional ................................................. 17


3.2 Pendekatan Desain Struktural ................................................... 19
3.3 Pertimbangan Percobaan ........................................................... 19
3.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................... 19
3.3.2 Alat dan Bahan ................................................................ 19
3.3.3 Perlakuan dan Analisis Sederhana .................................. 20
3.4 Pengamatan Proses ................................................................... 21
3.5 Prosedur Percobaan .................................................................. 23
3.6 Matrik Penelitian ...................................................................... 25
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ......................................... 26

4.1 Anggaran Biaya ........................................................................ 26


4.2 Jadwal Kegiatan ....................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 28

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Molekul LDPE........................................................................................................8


2. Contoh plastik bahan LDPE.................................................................................................8
6. Reaktor Furnace Tampak Atas..........................................................................................16
7. Reaktor Furnace Tampak Depan......................................................................................17
8. Reaktor Furnace Tampak Samping..................................................................................17
3. Limbah Plastik LDPE..........................................................................................................20
4. Blok Diagram Proses Pirolisis..........................................................................................21
5. Diagram Alir Unit Prototype Konversi Kantong Limbah Plastik..........................22

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jenis Plastik, Kode dan Penggunaannya..........................................................................7


2. Energi Disosiasi Ikatan Rantai Hidrokarbon................................................................10
3. Matriks Penelitian.................................................................................................................25
4. Anggaran Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai..............................................................26
5. Biaya Perancangan Alat......................................................................................................26
6. Rekapitulasi Biaya................................................................................................................26
7. Jadwal Kegiatan Tugas Akhir (Tahun 2019).................................................................27

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia merupakan negara peringkat kedua penghasil sampah


plastik setelah China dengan jumlah sekitar 187 juta ton. Plastik bekas adalah
penyumbang urutan ke tiga terbesar kepada perusahaan dan industri pengolahan
plastik bekas setelah makanan dan kertas. Tahun 2016 jumlah timbulan sampah di
Indonesia mencapai 65.200.000 ton per tahun dengan penduduk sebanyak
261.115.456 orang. Proyeksi penduduk Indonesia menunjukkan angka penduduk
yang terus bertambah dan tentunya akan meningkatkan jumlah timbulan sampah.
Untuk itu harus dilakukan suatu upaya agar Target Sustainable Development
Goals (SDGs) 12.5 yang menyatakan negara secara substansial mengurangi
timbulan sampah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan
kembali dapat dicapai. Langkah pemerintah tertuang dalam Pepres 97 Tahun 2017
yang menargetkan pengurangan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga sebesar 30 persen dan penanganannya sebesar 70 persen. (Statistik
Lingkungan Hidup, BPS 2018).
Selain faktor pertumbuhan penduduk, Kesadaran masyarakat akan
pentingnya pengelolaan sampah masih tergolong rendah seperti yang diungkapkan
oleh Menteri Lingkungan Hidup Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc dalam membuka
acara Konferensi Meja Bundar untuk Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan
(APRSCP) ke-14 di Balai Kartini, Jakarta, Senin (12/11/2018) “Ini akibat dari
gaya hidup masyarakat kita yang belum bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Plastik itu sampah yang sulit terdegradasi”. Untuk itu perlu adanya usaha yang
konkret dalam menangani sampah plastik salah satunya dengan mengkonversi
sampah plastik menjadi bahan bakar minyak.
Adapun pengolahan sampah plastik saat ini sudah dikembangkan sebagai
bahan baku untuk Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Penanganan
sampah plastik yaitu proses daur ulang yang lebih mengutungkan salah satunya
adalah dengan mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai

1
2

sumber energi alternatif karena pada dasarnya plastik berasal dari minyak bumi
sehingga dikembalikan kebentuk semula. (Velma Nindita, 2015).
Plastik memiliki jenis yang berbeda salah satu jenis plastik yaitu LDPE (Low
Density Polyethylene). LDPE atau polietilena berdensitas rendah adalah salah satu
jenis termoplastik yang dibuat dengan bahan baku minyak bumi. LDPE adalah jenis
plastik yang paling mudah untuk dibentuk ketika diberi perlakuan tekanan dan panas.
Rumus molekul LDPE adalah (-CH2- CH2-)n. LDPE termasuk resin yang bersifat
keras, kuat dan tidak dapat bereaksi terhadap zat atau senyawa kimia lain. Secara
umum, kemungkinan LDPE merupakan plastik yang paling baik atau paling tinggi
mutunya dibanding plastik polietilen lainnya. (Muhammad Faizal dkk, 2018)
Penelitian konversi sampah plastik jenis LDPE khususnya kantong plastik
telah banyak dilakukan dan telah mendapatkan berbagai kondisi operasi serta nilai
rendemen yang dihasilkan . Tercatat Eddy Kurniawan tahun 2014 dari Universitas
Malikussaleh melakukan penelitian terhadap karakteristik bahan bakar berasal dari
HDPE dan LDPE dengan proses pirolisis selama 60 menit dan suhu variasi antara 400
o o
C sampai dengan 480 C dengan mendapatkan persen yield 59,7%. Ditahun 2017,
Taufan Landi melakukan penelitian terhadap plastik jenis LDPE menjadi bahan bakar
o o o
alternatif metode pirolisis dengan temperature 300 C, 500 C dan 700 C pada waktu
0 sampai 60 menit hasilnya suhu optimum untuk nilai kalor tertinggi berada pada
o
suhu kisaran 700 C. Di tahun yang sama, S.L. Wong dari Universitas Teknologi
Malaysia melakukan pirolisis plastik jenis LDPE kantong plastik mendapatkan suhu
o
optimal degradasi pada 152,3 C dengan persen rendemen 68%.
Berdasarkan ketiga penelitian yang telah dilakukan untuk menkonversikan
limbah kantong plastik menjadi bahan bakar cair, semuanya merujuk pada proses
pirolisis. Pirolisis merupakan teknik daur ulang limbah tersier atau teknik yang
mampu mengkonversi limbah bahan bakar monomer atau bahan berharga lainnya
melalui proses degradasi termal dan katalitik. Pirolisis dinilai sebagai salah satu
metode terbaik karena selain dapat mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan,
pirolisis juga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai ekonomis yang
tinggi dengan menawarkan potensi untuk efesiensi yang lebih besar dalam
produksi plastik serta minim polusi. (Ir. Mawar Silalahi, M.Si. 2015).
3

Bila dikaji lebih lanjut, dari berbagai penelitian yang telah dilaksanakan
sudah mendapatkan berbagai kondisi optimal yang cukup baik dengan pencapaian
persen hasil 60%. Namun dari berbagai literature yang ada penelitian masih
bersifat laboratorium sehingga perlu dilakukannya pengkajian dan pengujian lebih
lanjut ke tingkat skala yang besar berupa prototype.
Dengan uraian tersebut maka lingkup peneliti ini bermaksud untuk
mengembangkan dan memodifikasi proses konversi limbah plastik yang
menghasilkan bahan bakar cair pada sebuah Unit Prototype Pirolisis Reactor
(UPPR) sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar motor bakar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik bahan bakar cair dari konversi sampah plastik
jenis Low Density Polyethylene (LDPE) di Unit Prototype Pirolisis
Reactor (UPPR)?
1.3 Tujuan
1. Memodifikasi alat Prototype Pirolisis Reactor
2. Mempelajari proses konversi limbah plastik jenis LDPE menjadi bahan
bakar cair.
3. Mempelajari karakteristik bahan bakar cair hasil konversi sampah plastik
di Unit Prototype Pirolisis Reactor (UPPR) dari plastik jenis Low Density
Polyethylene (LDPE)?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari Penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Terhadap IPTEK
Memberikan wawasan ilmiah mengenai karakteristik bahan bakar cair
yang dihasilkan oleh proses pirolisis dan peneliti mendapatkan
pengalaman praktek dalam menganalisis suatu masalah serta dapat
mengembangkan pola pikir dalam memecahkan sebuah permasalahan
secara efektif dan efisien.
2. Manfaat Terhadap Instansi
Dapat dijadikan sebagai alat pendukung dalam praktikum di laboratorium
Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya.
4

3. Manfaat Terhadap Masyarakat


Dapat membantu mengurangi sampah plastik yang berada dilingkungan
masyarakat dan membantu kebutuhan bahan bakar cair untuk industri kecil
dan menengah yang bersumber dari sampah plastik jenis Low Density
Polyethylene (LDPE).

1.5 Relevansi
Relevansi penelitian ini yang mempelajari tentang konversi sampah plastik
jenis LDPE menjadi Bahan Bakar Cair termasuk dalam kajian materi teknik
energi Politeknik Negeri Sriwijaya pada mata kuliah konversi energi serta
menjadi pendukung praktikum dalam Laboratorium Jurusan Teknik Kimia
Program Studi Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Plastik
Plastik adalah salah satu jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses
polimerisasi. Polimerisasi adalah proses penggabungan beberapa molekul
sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar
(makromolekul atau polimer). Plastik merupakan senyawa polimer yang unsur
penyusun utamanya adalah karbon dan hidrogen. Plastik juga mengandung zat
aditif, yaitu zat yang digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat plastik. Zat aditif
berupa zat-zat dengan berat molekul rendah yang dapat berfungsi sebagai
pewarna, antioksidan, penyerap sinar ultraviolet, anti lengket dan sebagainya.
Untuk membuat plastik, salah satu bahan yang digunakan adalah naphta,
yaitu bahan yang dihasilkan dari penyulingan minyak bumi dan gas alam.
Komposisi dan material plastik adalah polimer dan zat aditif lainnya. Sebagai
gambaran, untuk membuat 1 kg plastik memerlukan 1,75 kg minyak bumi, untuk
memenuhi kebutuhan bahan bakunya maupun kebutuhan energi prosesnya.
Polimer dibuat dengan merangkaikan rantai monomer yang dapat dilakukan
dengan metode thermosetting dan thermoplastik. Pada metode thermosetting,
monomer cair dituangkan ke dalam cetakan dan dibiarkan dingin. Monomer cair
memiliki bentuk permanen sehingga produk yang dihasilkan bersifat tahan lama.
Dengan pendekatan thermoplastik, monomer cair dipanaskan dan
perlahan-lahan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Setelah itu, produk kemudian
didinginkan hingga menjadi item yang diinginkan. Sementara plastik umumnya
dianggap sebagai produk yang murah, plastik dapat pula diproses menjadi sesuatu
yang bernilai tinggi. Plastik dapat diolah lebih lanjut sehingga memiliki
karakteristik tahan panas maupun dingin.
2.2 Jenis Plastik
Berdasarkan sumbernya plastik dikelompokan menjadi 2 macam yaitu
polimer alami dan polimer sintetis. Polimer alami adalah polimer yang bahan
bakunya diperoleh secara alami dari alam. Contohnya adalah kulit kayu, kulit

5
6

binatang, karet alam dan rambut. Sedangkan polimer sintetis adalah polimer
buatan hasil sintetis dari industri. Polimer sintetis terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Tidak terdapat secara alami di alam : contohnya nylon, poliester, polipropilen,
polistiren.
2. Terdapat di alam tetapi dibuat secara sintetis. Contohnya adalah karet alam.
3. Polimer alami yang dimodifikasi. Contohnya adalah seluloid, cellophane
(bahan dasarnya dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara
radikal sehingga kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya.
Berdasarkan sifat fisiknya plastik dapat dikelompokkan menjadi dua
macam yaitu thermoplastik dan termosetting. Thermoplastik adalah plastik yang
apabila dipanaskan sampai temperatur tertentu, akan mencair dan dapat dibentuk
kembali menjadi bentuk yang diinginkan. Contohnya adalah polyetylene (PE),
Polystyrene (PS), ABS, dan Polikarbonat (PC). Sedangkan thermosetting adalah
plastik yang apabila telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicairkan
kembali dengan cara dipanaskan. Pemanasan ulang akan menyebabkan kerusakan
pada molekul-molekulnya. Contohnya adalah resin epoksi, bakelit, resin melamin,
urea-formaldehida. Berdasarkan sifat kedua plastik tersebut, Thermoplastik adalah
jenis yang memungkinkan untuk didaur ulang.
LDPE (Low density polyethylene)

LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan,plastik


kemasan, dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode 4 dapat di daur ulang dan
baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan kode 4 bisa
dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi
secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini. Tabel Jenis plastik, kode, dan
penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2.1
7
Tabel 2.1 Jenis plastik, kode dan penggunaannya

No. Jenis Plastik Penggunaan


Kode
1. PET (polyethylene botol kemasan air mineral, botol minyak
terephthalate) goreng, jus, botol sambal, botol obat, dan botol
kosmetik
2. HDPE (High-density botol obat, botol susu cair, jerigen pelumas, dan
Polyethylene) botol kosmetik
3. PVC (Polyvinyl pipa selang air, pipa bangunan, mainan, taplak
Chloride) meja dari plastik, botol shampo, dan botol
sambal.
4. LDPE (Low-density kantong kresek, tutup plastik, plastik
Polyethylene) pembungkus daging beku, dan berbagai macam
plastik tipis lainnya.
5. PP (Polypropylene cup plastik, tutup botol dari plastik, mainan
atau Polypropene) anak, dan margarine.
6. PS (Polystyrene) kotak CD, sendok dan garpu plastik, gelas
plastik, atau tempat makanan dari styrofoam,
dan tempat makan plastik transparan
7. Other (O), jenis botol susu bayi, plastik kemasan, gallon air
plastik lainnya selain minum, suku cadang mobil, alat-alat rumah
dari no.1 hingga 6 tangga, komputer, alat-alat
elektronik, sikat gigi, dan mainan lego
(Sumber : Untoro, 2014)
2.3 Struktur Kimia Low-density Polyethylene (LDPE)
Low-density polyethylene ( LDPE ) adalah termoplastik yang dibuat

dari monomer Etilen. Low-density polyethylene ( LDPE ) adalah kelas

pertama polietilena, diproduksi pada tahun 1933 oleh Imperial Chemical


Industries (ICI) menggunakan proses tekanan tinggi dengan polimerisasi radikal
bebas. Meskipun persaingan dari polimer yang lebih modern, LDPE terus menjadi
kelas plastik yang penting. Pada 2013, pasar LDPE di seluruh dunia mencapai
volume sekitar US $ 33 miliar. LDPE adalah plastik yang mudah dibentuk ketika
panas, yang terbuat dari minyak bumi. rumus molekulnya (-CH 2- CH2-)n. LDPE
memiliki densitas antara 0,92-0,94 g/mL dan memiliki titik lebur pada
o
temperature 115 C. Rumus molekulnya adalah (C2H4)n seperti pada Gambar 2.1
8

Gambar 2.1 Struktur Molekul LDPE


(sumber : wikipedia, diakses tanggal 5 April 2019)

Diproduksi melalui polimerisasi radikal bebas, LDPE memiliki


percabangan rantai panjang dan pendek dari berbagai bentuk PE, sehingga
menghasilkan kerapatannya yang lebih rendah. Percabangan membuat rantai
molekul tidak berkemas erat dalam bentuk kristalnya, sehingga LDPE memiliki
kekuatan tarik yang lebih sedikit namun memiliki keuletan yang lebih besar.
"Kemampuan berformat" yang luar biasa itu membuat LDPE sangat berguna
LDPE adalah resin yang keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia
lainnya, merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Biasa dipakai untuk
tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang lembek, kantong plastik, dll.
Contoh bahan plastik LDPE dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Contoh plastik bahan LDPE


(sumber : https://surfaceid.com, Diakses : 29 Maret 2019 )

2.4 Pirolisis
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organic melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah
9

akan mengalamipemecahan struktur kimia menjadi fasegas. Pirolisis adalah kasus


khusus termolisis. Pirolisis ekstrem, yang hanya meninggalkan karbon sebagai
residu disebut karbonisasi. (Muhamad Rijani,2015)

Ada beberapa tipe reaktor yang telah dikembangkan dan digunakan untuk
pirolisis seperti batch/semi batch, reaktor unggun tetap (fixed bed) dan reaktor
unggun terfluidisasi (fluidized bed). Reaktor tipe batch/semi batch telah
digunakan oleh banyak peneliti karena desainnya lebih sederhana dan kemudahan
dalam operasionalnya.

2.4.1 Piroilisis Sampah Plastik


Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur
ulang tersier. Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat 5
dilakukan dengan proses cracking (perekahan). Cracking adalah proses memecah
rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah. Hasil
dari proses perekahan plastik ini dapat digunakan sebagai bahan kimia atau bahan
bakar. Ada tiga macam proses perekahan yaitu hydro cracking, thermal cracking
dan catalytic cracking (Panda, 2011).
1. Hydro Cracking
Hydro cracking adalah proses cracking dengan mereaksikan plastik dengan
hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi dengan pengaduk pada
temperatur antara 423 – 673 K dan tekanan hidrogen 3 – 10 MPa. Dalam
proses hydrocracking ini dibantu dengan katalis. Untuk membantu pencapuran
dan reaksi biasanya digunakan bahan pelarut 1 methyl naphtalene, tetralin dan
decalin. Beberapa katalis yang sudah diteliti antara lain alumina, amorphous
silica alumina, zeolite dan sulphate zirconia.
2. Thermal cracking
Thermal cracking adalah termasuk proses pyrolisis, yaitu dengan cara
memanaskan bahan polimer tanpa oksigen. Proses ini biasanya dilakukan pada
temperatur antara 130 °C sampai 600 °C tergantung dari jenis bahan baku yang
digunakan. Dari proses ini akan dihasilkan arang, minyak dari kondensasi gas
seperti parafin, isoparafin, olefin, naphthene dan aromatik, serta gas yang
memang tidak bisa terkondensasi Surono, (2013).
10

3. Catalytic cracking
Cracking cara ini menggunakan katalis untuk melakukan reaksi perekahan.
Dengan adanya katalis, dapat mengurangi temperatur dan waktu reaksi. Osueke
dan Ofundu (2011) melakukan penelitian konversi plastik low density
polyethylene (LDPE) menjadi minyak. Proses konversi dilakukan dengan dua
metode, yaitu dengan thermal cracking dan catalyst cracking. Pyrolisis
dilakukan di dalam tabung stainless steel yang dipanaskan dengan elemen
pemanas listrik dengan temperatur bervariasi antara 145 – 200 °C. Kondenser
dengan temperatur 30 – 35 °C, digunakan untuk mengembunkan gas yang
terbentuk setelah plastik dipanaskan menjadi minyak. Katalis yang digunakan
pada penelitian ini adalah silica alumina. Dari penelitian ini diketahui bahwa
dengan temperatur pirolisis 150 °C dan perbandingan katalis/sampah plastik 1 :
4 dihasilkan minyak dengan jumlah paling banyak.

Dekomposisi termal dari bahan plastik merupakan proses endotermik


sehingga dibutuhkan energi minimal sebesar energi disosiasi ikatan rantai C-C di
dalam rantai plastik. Dekomposisi terjadi karena energi thermal melampaui
energi yang mengikat rantai molekul (energi disosiasi). Secara umum polimer
akan mengalami dekomposisi pada suhu di atas 1,5 kali dari temperature
lelehnya. Energi disosiasi ikatan rantai hidrokarbon yang lain dapat dilihat pada
Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Energi disosiasi ikatan rantai hidrokarbon


11

Pada ikatan struktur molekul polietilen hanya terdapat dua jenis atom yang
berikatan, yaitu ikatan C-C dan C-H. Ikatan paling lemah diantara dua jenis atom
tersebut adalah ikatan antara atom C-C. Sehingga kemungkinan produk yang
diperoleh dari proses pirolisis polietilen sangat banyak. Produk yang mungkin
diperoleh dari proses pirolisis LDPE berdasarkan energi disosiasi ikatan paling
lemah antara lain produk gas C1 – C4, produk Minyak ringan C5 – C12, dan produk
minyak berat dengan C > 12.

2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Pirolisis Sampah Plastik


Kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan dari proses pirolisis sampah
plastik juga dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain tipe reaktor,
temperature dan waktu tinggal dan tekanan di dalam reaktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pirolisis antara lain waktu, temperature, ukuran partikel
dan berat partikel.
1. Waktu
Waktu berpengaruh pada produk yang akan dihasilkan karena, semakin lama
waktu proses pirolisis berlangsung. produk yang dihasilkannya (residu padat,
tar, dan gas) makin naik. Kenaikan itu sampaidengan waktu tak hingga ()
yaitu waktu yang diperlukan sampai hasil padatan residu, tar, dan gas mencapai
konstan. Nilai dihitung sejak proses isotermal berlangsung. Tetapi jika
melebihi waktu optimal maka karbon akan teroksidasi oleh oksigen (terbakar),
menjadi karbondioksida dan abu.
2. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi produk yang dihasilkan karena sesuai dengan
persamaan Arhenius, suhu makin tinggi nilai konstanta dekomposisi termal
makin besar akibatnya laju pirolisis bertambah dan konversi naik.
3. Tekanan
Tekanan opreasi di dalam Reaktor pirolisis mempunyai peran yang sangat penting
pada pengontrolan kisaran suhu yang akan dicapai atau dioperasikan di dalam
reaktor, demikian juga tekanan sangat mempengaruhi laju pemanasan di dalam
reaktor. Pada skala proses yang lebih besar, peran tekanan merupakan
12

variable yang sangat penting untuk dilakukan pengontrolan guna mencapai


rendemen bahan bakar yang dihasilkan.
4. Ukuran Partikel
Ukuran partikel berpengaruh terhadap hasil,semakin besar ukuran partikel. Luas
permukaan per satuan berat semakin kecil,sehingga proses akan menjadi lambat.
5. Berat Partikel
Semakin banyak bahan yang dimasukkan,persatuan volume reaktor akan
menyebabkan hasil bahan bakar cair (tar) dan arang meningkat.

2.5 Bahan Bakar Cair


Bahan bakar cair adalah suatu bahan bakar berwujud cair yang biasa
dipakai dalam industri, transportasi, maupun rumah tangga. Bahan bakar cair
merupakan fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran yang terdiri dari
berbagai macam hidrokarbon seperti, senyawa parafin, naphtena, olefin, dan
aromatik. (Siti Miskah dkk,2016).
2.5.1 Karakteristik Bahan Bakar Cair
Karakteristik bahan bakar cair yang akan dipakai pada penggunaan
tertentu untuk mesin atau peralatan lainnya perlu diketahui terlebih dahulu,
dengan maksud agar hasil pembakaran dapat tercapai secara optimal. Secara
umum karakteristik bahan bakar cair yang perlu diketahui adalah sebagai berikut :

o
3. Berat Jenis, Specific Gravity, API Gravity
o
Berat jenis dan API Gravity menyatakan densitas atau berat persatuan volume
sesuatu zat. oAPI Gravity dapat diukur dengan hidrometer (ASTM 287),
sedangkan berat jenis dapat ditentukan dengan piknometer (ASTM D 941 dan
o
D 1217). Pengukuran API Gravity dengan hidrometer dinyatakan dengan angka
0-100. Hubungan oAPI Gravity dengan berat jenis adalah sebagai berikut
:
13

Satuan berat jenis dapat diyatakan dengan lb/gal atau lb/barel atau m 3 /ton.
o
Tujuan dilaksanakan pemeriksaan terhadap API Gravity dan berat jenis
o
adalah untuk indikasi mutu minyak dimana makin tinggi API Gravity atau
makin rrendah berat jenis maka minyak tersebut makin berharga karena
o
banyak mengandung bensin. Sebaliknya semakin rendah API Gravity karena
mengandung banyak lilin. Minyak yang mempunyai berat jenis tinggi berarti
minyak tersebut mempunyai kandungan panas yang (heating value) yang
rendah.
4. Titik Tuang (Pour Point)
Titik tuang adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan
bakar minyak sehingga bahan bakar tersebut masih dapat mengalir karena
gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan dengan adanya
persyaratan praktis dari prosuder penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar
minyak, hal ini dikarenakan bahan bakar minyak sering sulit untuk di pompa,
apabila suhunya telah dibawah titik tuang.
5. Titik nyala (Flash Point)
Titik nyala adalah suatu angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan
bakar minyak dimana akan timbul penyalaan api sesaat, apabila pada
permukaan minyak didekatkan pada nyala api. Titik nyala ini diperlukan
sehubungan dengan adanya pertimbangan-pertimbangan mengenai keamanan
dari penimbunan minyak dan pengangkutan bahan bakar minyak terhadap
bahaya kebakaran. Titik nyala tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam
persyaratan pemakaian bahan bakar minyak untuk mesin diesel atau ketel uap.
4. Viskositas (Viscosity)
Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besar perlawanan / hambatan dari
suatu bahan cair untuk mengalir atau ukurannya tahanan geser dari bahan cair.
Makin tinggi viskositas minyak akan makin kental dan lebih sulit mengalir.
Demikian sebaliknya makin rendah viskositas minyak makin encer dan lebih
mudah minyak untuk mengalir, cara mengukur besar viskositas adalah tergantung
pada viscometer yang digunakan , dan hasil (besarnya viskositas) yang dapat
harus dibubuhkan nama viscometer yang digunakan serta temperatur minyak pada
saat pengukuran. Viskositas merupakan sifat yang sangat penting
14

dalam penyimpanan dan penggunaan bahan bakar minyak. Viskositas


mempengaruhi derajat pemanasan awal yang diperlukan untuk handling,
penyimpanan dan atomisasi yang memuaskan. Jika minyak terlalu
kental,maka akan menyulitkan dalam pemompaan, sulit untuk menyalakan
burner, dan sulit dialirkan.
5. Nilai Kalor (Calorific Value)
Nilai kalor adalah suatu angka yang menyatakan jumlah panas / kalori yang
dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar dengan udara/
oksigen. Nilai kalor dari bahan bakar minyak umumnya berkisar antara 18,300
– 19,800 Btu/lb atau 10,160 -11,000 kkal/kg. Nilai kalor berbanding terbalik
dengan berat jenis (density). Pada volume yang sama, semakin besar berat
jenis suatu minyak, semakin kecil nilai kalornya, demikian juga sebaliknya
semakin rendah berat jenis semakin tinggi nilai kalornya. Nilai kalor atas
untuk bahan bakar cair ditentukan dengan pembakaran dengan oksigen
bertekanan pada bomb calorimeter. Nilai kalori dari bensin yang memiliki
angka oktan 90-96 adalah sebesar ±10,500 kkal/kg. Nilai kalori diperlukan
karena dapat digunakan untuk menghitung jumlah konsumsi bahan bakar
minyak yang dibutuhkan untuk suatu mesin dalam suatu periode. Nilai kalori
umumnya dinyatakan dalam satuan Kcal/kg atau Btu/lb (satuan british).
6. Angka Oktan
Angka oktan adalah suatu angka yang menyatakan kemampuan bahan bakar
minyak (khususnya mogas) dalam menahan tekanan kompresi untuk mencegah
gasoline terbakar sebelum busi menyala mencegah terjadinya denotasi (suara
mengelitik) didalam mesin bensin. Angka oktan mewakili suatu perbandingan
antar n-heptana yang memilki angka oktan nol dan iso- oktana yang memiliki
angka oktan seratus. Angka oktan diperlukan karena berhubungan dengan
kemajuan teknologi permesinan, yang mempunyai kecenderungan menaikkan
perbandingan kompresi untuk meningkatkan power output, yang mana
membutuhkan gasoline dengan angka oktan yang tinggi. Secara teoritis angka
oktan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut ini :
15

Keterangan : Ob = Nilai Oktan Campuran Vg = Volume Bensin Ve = Volume


Etanol Oe = Nilai Oktan Etanol Og = Nilai Oktan Bensin 7. Kadar abu (Ash
Content) Kadar abu adalah jumlah sisa-sisa dari minyak yang tertinggal ,
apabila suatu minyak dibakar sampai habis.

2.6 Tempurung Kelapa


Tempurung kelapa beratnya antara 15 – 19 % berat kelapa. Tempurung
kelapa memiliki sifat difusi termal yang baik yang diakibatkan oleh tingginya
kandungan selulosa dan lignin yang terdapat di dalam tempurung. Sebagian besar
dipedesaan Sabut dan Tempurung Kelapa ini dimanfaatkan untuk bahan bakar,
baik dalam bentuk tempurung kering atau arang tempurung. Heating Value dari
tempurung kelapa adalah 70,368 kkal/kg dan kapasitas panasnya adalah 30,62
o
kkal/kg C.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Rancangan Desain Fungsional


Unit Prototype Konversi Kantong Limbah Plastik menggunakan teknologi
Pirolisis untuk mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar cair terdapat
beberapa unit pendukung separti, Reaktor, Furnace, Kompresor, Cooler, Separator,
Kondensor, dengan fungsi masing masing :
a. Reaktor
Reaktor berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi pirolisis yang
mengkonversi limbah plastik fase padat menjadi fase gas, dimana proses
pirolisis menggunakan metode Thermal Cracking.
Konfigurasi Reaktor Furnace dapat dilihat pada Gambar 3.3 sampai 3.5.

Gambar 3.4. Reaktor Furnace Tampak Atas

16
17

Gambar 3.5. Reaktor Furnace Tampak Depan

Gambar 3.6 Reaktor Furnace Tampak Samping

b. Furnace
Furnace berfungsi sebagai tungku bakar atau media pemanas pada reaktor,
bahan bakar yang di gunakan adalah tempurung kelapa, yang memiliki nilai
kalor sebesar 19388,05 Kj/Kg (Sutrisno. 2016). Serta memiliki komposisi
lignin 29,40 %, pentosan 27,70 %, selulosa 26,60 %, air 8,00 %, abu 6,60
18

%, dan nitrogen 0,10 % (Mentari. 2017). Furnace yang digunakan


berbentuk balok yang berfungsi untuk memperbesar kapasitas bahan bakar
yang digunakan. Pada furnace ini pun terdapat lubang udara pada bagian
bawah sebagai penyedia udara suplay.
c. Kompresor
Kompresor berfungsi untuk mengalirkan fase gas hasil pirolisis pada
reaktor ke tahapan selanjutnya, serta digunakan untuk mengatur tekanan
pada proses dan tahapan selanjutnya. Kompresor yang digunakan berjenis
piston kerja tunggal, dikarenakan
d. Cooler
Cooler berfungsi untuk menurunkan temperatur fase gas hasil dari proses
liquifaksi limbah plastik sesuai dengan kesetimbang gas pada separator.
Tipe Cooler yang digunakan adalah Double Pipe, dengan aliran Counter
Current dikarenakan pada tipe aliran ini, temperatur fluida yang menerima
panas (temperatur fluida dingin) saat keluar penukar kalor lebih tinggi
dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor (temperatur fluida
panas) saat meninggalkan alat penukar kalor.
e. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan hasil liquifaksi limbah plastik
menjadi dua fasa yaitu cairan dan gas. Proses pemisahan dalam separator
adalah berdasarkan berat jenis. Berat jenis yang lebih ringan akan berada
di bagian atas separator dalam fasa gas dan akan di teruskan menuju
kondenser, sedangkan berat jenis yang berat akan berada di bagian bawah
separator dalam fasa cair.
f. Kondenser
Kondesnser berfungsi untuk mengkondensasi fasa gas keluaran dari
separator, sehingga menjadi fase cair. Kondenser yang digunakan bertipe
shell and cube dikarenakan perpindahan panas lebih tinggi yang
disebabkan daerah perpindahan panas lebih besar, sehingga memiliki
efisiensi yang lebih tinggi.
19

3.2 Pendekatan Desain Struktural


Perlakuan yang dilakukan untuk modifikasi pada Unit Prototype Pirolisis
Reaktor adalah Keberadaan Kompresor pada Unit Prototype Pirolisis Reaktor.
Kompresor pada Pirolisis reaktor digunakan untuk menaikkan tekanan dalam
aliran dari 1 atm menjadi 3 atm hal tersebut di lakukan sebagai pengaturan jumlah
aliran ke atas dan kebawah pada separator II ternyata perlakuan tersebut tidak
perlu di lakukan karena pada tekanan 1 atm jumlah aliran yang masuk dalam
separator II tidak di pengaruhi oleh tekanan Aliran maka dari itu kompresor pada
Unit Proptotype Pirolisis Reaktor dihilangkan. Kemudian Perlakuan selanjutnya
pada pipa distribusi dari reaktor Pirolisis menuju ke Separator I. Pipa Distribusi
yang di gunakan ¾ inch ternyata terlalu kecil untuk aliran menuju Separator I
karena Kandungan lilin di dalam aliran menyumbat proses aliran sehingga aliran
tidak bisa masuk ke dalam Separator I. oleh karena itu Pipa distribusi di ganti
dengan ukuran 2 inch.
3.3 Pertimbangan Percobaan
3.3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian uji kinerja bahan bakar cair dari sampah kantong
plastik jenis (LDPE) pada Unit Prototype Konversi Kantong Limbah Plastik akan
dilakukan selama 5 bulan yaitu dimulai pada bulan Februari – Juni 2019 di
laboratorium Teknik Energi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.

3.3.2 Alat dan Bahan


a. Peralatan yang digunakan
1 Unit Prototype Konversi Limbah Plastik Kapasitas 11,72 kg.
b. Bahan-bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini yaitu limbah kantong
plastik (Low Density Polyethylen) (LDPE) sebanyak 11,72 kg/run untuk
mendapatkan bahan bakar cair sebanyak 5,86 kg. Gambar limbah kantong
plastik (LDPE) yang digunakan pada percobaan dapat dilihat pada
Gammabr 3.1 berikut ini
20

Gambar 3.1 Limbah Plastik (LDPE)

2. Bahan Bakar Unit Prototype Konversi Kantong Limbah Plastik


Bahan bakar yang digunakan pada unit Unit Prototype Konversi Limbah
Plastik adalah tempurung kelapa sebanyak 87.69 kg untuk satu kali run
dengan 12 kali pemasokan bahan bakar (7.3 kg/pasokan bahan bakar)
dengan selang waktu 10 menit.
3.3.3 Perlakuan dan Analisis Statik Sederhana
Dalam penelitian ini, variabel yang akan diambil terdiri dari variabel tetap
dan tidak tetap. Penelitian ini dilakukan dengan data yang didapatkan dari hasil
pengukuran disusun dalam bentuk tabel untuk dijadikan bahan kajian dalam
menentukan kinerja unit prototype konversi limbah kantong plastik yang di tinjau
dari karakteristik ( nilai kalor, Densitas, viskositas, titik nyala) dan rendemen yang
dihasilkan unit Pirolisis Reaktor sehingga dapat di gunakan sebagai bahan bakar
motor bakar.

a. Variabel tetap :
- Massa Kantong kresek : 11,72 kg
- Volume reaktor 2
: 0,281 m
- Massa tempurung Kelapa : 87.69 kg dan 7,3 kg/10 menit
b. Variabel Berubah :
- Waktu Proses : 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120
21

(0 menit dihitung setelah pembakaran


bahan bakar steady state)

3.4 Pengamatan Proses Konversi Limbah kantong Plastik (LDPE) Menjadi


Bahan Bakar Cair

Blok diagram dan diagram alir proses Unit Prototype Konversi Kantong
Limbah Plastik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.2. dan 3.3.
berikut ini.

Bahan Baku
Limbah
Kantong Plastik
(11.72 Kg)

Tempurung Kelapa PIROLISIS (R1) Gas


(87.69 kg) t= 15, 30, 45, 60, 75, 90,
(17.54 kg/pasokan 105, 120 menit) Buang
10 menit)

Campuran
SEPARASI I uap
COOLER
(SP 1) (C 1)

PRODUK 1
- BBC berat SEPARATOR
- Lilin
2

Gas KONDENSER

ANALISA
- Nilai Kalor PRODUK 2
- densitas
- Komposisi PRODUK 3 BBC Ringan
- Volume BBC Ringan
- Massa
- % Volum
Distilasi
- Rendemen

Gambar 3.2 Blok Diagram Proses Pirolisis


22

Gambar 3.3 Diagram Alir Unit Prototype Konversi Kantong Limbah


Plastik
Pada proses Unit Prototype Konversi Kantong Limbah Plastik diawali dengan
membersihkan sampah plastik dari kotoran dan selanjutnya dikeringkan dengan
sinar matahari dilapangan. Setelah kering, limbah kantong plastik digulung
dengan cara diremas dan dikunci pada gulungan terakhir supaya volume tidak
berubah. Total massa bahan baku sampah kantong plastik yang dimasukkan ke
dalam reaktor sebanyak 11,72 kg dan selanjutnya dilakukan proses pirolis dengan
cara memanaskan reaktor di furnace dengan menggunakan bahan bakar
tempurung kelapa .Selajutnya produk bahan bakar berupa gas dari top reaktor
dikirim ke Separator I (SP1) untuk dipisahkan berupa uap dan cairan. Pada
Separator I (SP1) didapatkan bottom Produk berupa Produk 1 yang masih
bercampur dengan lilin dan bahan bakar minyak berat dan top produk uap yang
diumpankan ke Cooler (C1) dimana Cooler (C1) untuk mengatur temperature
Separator II. Selanjutya dikirim ke Kompresor (K-01) untuk mengatur tekanan
Separator II. Setelah dilakukan pengaturan temperatur dan tekanan uap masuk ke
Separator II (SP2) selanjutnya campuran produk uap dikirim ke Separator II
(SP2) guna memisahkan kembali antara
23

produk cairan dan produk uap. Dari Separator II (SP2) didapatkan produk
bottom Separator II berupa Produk 2 (bakar bakar cair ringan) dan top
Separator II yang masih berupa uap akan dilakukan proses kondensasi di alat
Kondensor. Pada Kondensor didapat bottom produk berupa cairan yang akan
di gabung dengan produk 2 dan berupa produk gas. Hasil produk separator
berup Produk 1 dan produk 2 setelah di hitung volume dan beratnya kemudian
dilakukan pengujian terhadap komposisi, karakteristik, nilai kalor dan
rendmen. Karakteristik, nilai kalor dan komposisi bahan bakar minyak yang
dihasilkan akan di bandingkan dengan produk bensin hasil olahan Pertamina.

3.5 Prosesdur Percobaan


Prosedur percobaan untuk konversi Limbah Kantong Plastik Menjadi
Bahan Bakar Cair adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Unit Prototype Konversi Kantong Limbah Plastik
Persiapan ini meliputi :
 Valve V1,V5,V6,V7,V8, V9 dibuka
 Valve V2, V4, V3(dibuka pada saat mengambil produk SP1) ditutup.
 Pengisian cooling tower dengan air dari sumber air
 Persiapan bahan bakar di ruang bakar dengan mengisi ruang bakar dengan
tempurung kelapa sebanyak 87 kg
2. Bahan baku limbah kantong plastik (LDPE) sebanyak 11,72 kg di bersihkan
sampah plastik dari kotoran dan selanjutnya dikeringkan dengan sinar
matahari dilapangan. Setelah kering, limbah kantong plastik digulung dengan
cara diremas dan dikunci pada gulungan terakhir supaya volume plastik tidak
berubah.
3. Limbah kantong plastik plastik yang telah disiapkan di umpankan ke reaktor
secara manual dengan cara membuka tutup effluent top reaktor. Selanjutnya
reaktor ditutup kembali dan di pastikan tidak mengalami kebocoran.
4. Pompa air pendingin (P1), (P2), (P3) dan (P4) di hidupkan untuk mengirim air
pendingin dari cooling water ke cooler dan kondenser.
5. Bahan bakar tempurung kelapa dinyalakan dan selanjutnya dilakukan proses
pirolisis di dalam reaktor. Bahan bakar tempurung kelapa di masukkan secara
24

periodik selang waktu 10 menit. Stopwatch dihidupkan setelah proses


pembakaran kontinyu sampai proses dihentikan.
6. Selanjutnya, melakukan pencatatan temperatur (TI1). Suhu (TI1) di dalam
o
Reaktor dijaga pada (130, 140, 150 dan 160 C) dan waktu proses (30, 60, 90 dan
120 menit). Temperatur di dalam reaktor secara teknis di kendalikan oleh tekanan
operasi di dalam reaktor dengan cara mengatur bukaan Valve (V1). Pada saat
membukan Valve (V1), maka semua Valve yang ada di pipa distribusi dibuka
kecuali Valve Safety Emergency, Valve Residu di Bottom Reaktor dan Valve (V3)
bottom Separator I di tutup. Demikian juga Kompresor dihidupkan untuk
memberikan tekanan pada uap produk ke alat Separator.
7. Selama proses berlangsung, produk Top Separator II dan produk bottom
Separator II dikeluarkan secara kontinyu sampai proses dihentikan dengan
ditandai tidak ada lagi aliran produk Separator II yang dikeluarkan.
8. Proses dihentikan dengan mengeliminasi proses pembakaran bahan bakar di
Furnace dan mencatat waktu proses dimulai dari penyalaan steady satate
bahan bakar di Furnace hingga produk di Separator II tidak ada pengaliran.
9. Setelah suhu di dadalam Reaktor mencapai suhu ruang, produk Bottom
Separator I (Produk 1) dikeluarkan dengan membuka Valve (V3). Produk 1
dipisahkan dari campuran lilin dengan cara memasukkan crude cairan ke
corong pisah.
10. Selanjutnya proses pengaliran fluida pendingin dihentikan dengan cara
mematikan seluruh pompa setelah temperatur di setiap point pada pembacaan
temperatur ruang.
11. Selanjutnya residu di dalam Reaktor di keluarkan dan massanya ditentukan
dengan cara ditimbang.
12. Jumlah dari bahan bakar yang tidak terbakar (tempurung dan arang ) di
timbang untuk menentukan jumlah bahan bakar yang terbakar
13. Selanjutnya produk bahan bakar produk (1) dan (2) di analisa di Laboratorium
PT. PERTAMINA
25

3.6 Matrik Penelitian


Rancangan data penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. Matrik Penelitian
berikut ini:

Tabel 3.1. Matrik Penelitian

o
* Komposisi,Nilai Kalor, Angka Oktan, API Berdasarkan Hasil Analisa Laboratorium Pertamina
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Anggaran Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai
Spesifikasi Kuantitas Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

Generator Set 1 buah 7.000.000 3.000.000


Pipa besi Ukuran 2 inc 2 batang 450.000 900.000

Lain-Lain 2.000.000 2.000.000

Total 5.900.000

Tabel 4.2 Biaya Perancangan Alat

Subjek Kuantitas Tenaga Kerja Biaya (Rp)


Perancangan Alat 3 Hari 1 Tenaga Kerja 500.000

Total 500.000

Tabel 4.3 Rekapitulasi Biaya

No. Spesifikasi Biaya (Rp)

1. Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai 5.900.000

2. Biaya Perancangan Alat 500.000

3 Biaya Sewa Laboratorium 200.000

Total 6.600.000

26
27

4.2 Jadwal Penelitian


Proses penelitian secara keseluruan dari penyusunan proposal sampai
seminar penelitian akan dilaksanakan dari bulan Februari 2019 sampai bulan Juli
2019. Secara lebih rinci jadwal poelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 Jadwal
penelitian berikut ini.

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Tugas Akhir (Tahun 2019)


BULAN
URAIAN KEGIATAN FBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsolidasi Kelompok
Observasi Lapangan
Konsolidasi Tema Penelitian
Persiapan Penyusunan
Proposal
Seminar Proposal
Pelaksanaan Pembuatan Alat
Pengambilan dan Pengolahan
data
Analisis Hasil
Kontruksi Produk dan
Kemasan
Pengujian kelayakan Produk
Pembutan Label Dagang
Pemasaran
Pembuatan Laporan
Ujian Tugas Akhir
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Statistik Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2018

Eddy Kurniawan dkk 2014 Karakterisasi Bahan Bakar Dari Sampah Plastik Jenis
High Density Polyethelene (HDPE) Dan Low Density Polyethelene (LDPE)
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh

Mawar Silalahi 2015 Laporan Penelitian Pengolahan Limbah Lumpur Minyak


(Oil Sludge) menjadi bahan bakar gas alternatif Jurusan Teknik
Lingkungan Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan,
Universitas Trisakti

Muhammad Faizal dkk 2018 Pembuatan Briket dari Campuran Limbah Plastik
LDPE dan Kulit buah kapuk sebagai Energi Alternatif Jurusan Teknik
Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Muhamad Rijani ,C. Rangkuti 2015 , Konversi Plastik Polipropilena


Menjadi Bahan Bakar Minyak , Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi
Industri Universitas Trisakti, Seminar Nasional Cendekiawan, ISSN: 2460-
8696 (P 229)

Siti Miskah dkk 2016 Pengaruh Penggunaan Katalis CU-AL2O3 Terhadap


Pembuatan Bahan Bakar Cair dari BAHAN LDPE dan PET Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya

Panda, A.K., 2011, Studies on Process Optimization for Production of Liquid


Fuels from Waste Plastics, Thesis, Chemical Engineering Department
National Institute of Technology Rourkela
Velma Nindita. 2015 . Studi berbagai metode pembuatan BBM dari sampah
plastik jenis LDPE dan PVC dengan metode termal dan catalytic cracking
(Ni-Cr/Zeolit).Universitas PGRI Semarang

Surono Budi Untoro 2014 Berbagai metode konversi sampah plastik menjadi bahan
bakar minyak Jurusan Teknik MesinUniversitas Janabadra Yogyakarta

Website: (http://jpicofmindonesia.com/2018/11/menteri-lhk-kesadara lingkungan-


masyarakat-indonesia-rendah/(Diaskes : 30 Maret2019)

Website : (https://id.wikipedia.org/wiki/Polietilena) (Diakses : 5 April 2019)

Anda mungkin juga menyukai