Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
BATAM
2020
i
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3. Batasan Masalah........................................................................................... 1
1.4. Tujuan Pembuatan Makalah ......................................................................... 1
1.5. Manfaat Pembuatan Makalah ....................................................................... 2
1.6. Sistematika Penulisan .................................................................................. 2
ii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
iii
KATA PENGANTAR
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun, yang telah
menggunakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk melaksanakan pembuatan
makalah ini sehingga dapat terbit dalam bentuknya sekarang. Terima kasih juga
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu memberi masukan
dalam pembuatan Makalah ini.
Meskipun upaya telah dilakukan sebaik mungkin untuk menyusun
makalah ini, namun disadari masih belum mendapatkan hasil yang maksimal,
sehingga perlu adanya perbaikan melalui saran dan masukan untuk lebih
menyempurnakan buku panduan ini.
Kelompok 3
Fakultas Teknik
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan permasalahan diatas tidak meluas, perlu adanya batasan
permasalahan. Maka dapat diambil batasan masalah sebagai berikut :
1. Keretakan dan Deformasi pada Beton
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
6) Pengujian terhadap semua data tiba pada kesimpulan dari
penyebab terjadinya kegagalan dan muncullah suatu
rekomendasi untuk pencegahannya.
2.2 Mechanicsm of Failure
Mekanisme retak/patahan Suatu saat para insinyur sudah
merancang suatu desain dengan asumsi komponen dari desain tersebut
dibuat sesuai dengan keinginannya dengan material yang diinginkan.
Mereka sekarang tahu bahwa yang terlebih dahulu adalah tidak benar
dan mereka telah diperingatkan oleh ilmu logam dan ditunjukkan oleh
pemikiran yang keliru oleh yang dulu-dulu. Oleh sebab itu
kerusakan/cacat akan selalu menjadi persembahan sebagaimana
kebaikan dari suatu desain, material, dan pembuatan komponen. Bila
suatu desain tidak dapat menyediakan komponen atau material yang
bebas dari cacat , pemberian toleransi dari suatu kerusakan/cacat
menjadi tujuan dari beberapa designer atau suatu pabrik manufaktur.
Mekanisme retak/patahan adalah hal yang sangat penting. Dalam
perkiraan kerusakan yang kritis pada level tegangan tertentu, awal
kerusakan, dan bagian kecil dari kerusakan yang kritis menimbulkan
karakteristik dari suatu material tapi ekplorasi yang lengkap dari
mekanisme retak/patahan di dalam prakteknya pada tingkat yang lebih
luas pada teknik tanpa merusak benda kerja tersedia untuk mendeteksi
kerusakan dan menyediakan informasi pada lokasi dan ukurannya. 5
teknik tanpa merusak benda kerja yang biasanya digunakan untuk
mendeteksi kerusakan/cacat yaitu dye penetrant, magnetic particle,
eddy current, radiography, dan ultrasonics. Diantara ke 5 teknik
tersebut 3 diantaranya hanya dapat mendeteksi kerusakan pada
permukaan benda/material saja, sedangkan 2 lagi selain dapat
mendeteksi kerusakan/cacat pada permukaan juga dapat mendeteksi
kerusakan/cacat yang jauh terletak di dalam.
2.3 Fatigue
Kelelahan (fatigue) merupakan fenomena terjadinya kerusakan
material karena pembebanan yang berulang. Secara umum apabila
4
pada suatu material dikenakan tegangan berulang, maka material
tersebut akan patah pada tegangan yang jauh lebih rendah
dibandingkan tegangan yang dibutuhkan untuk mematahkannya pada
beban statik.
Kerusakan tipe ini disebut fatigue failures yang biasanya timbul
pada daerah dimana terjadi konsentrasi tegangan, kondisi permukaan
dan ketidaksempurnaan dari tinjauan metalurgi. Proses kerusakan
dimulai dari pembebanan berulang pada material selama waktu
tertentu sehingga terbentuk regangan plastis pada daerah konsentrasi
tegangan.
Regangan plastis ini akan memicu terbentuknya inisiasi retak.
Tegangan tarik kemudian akan memicu inisiasi retak untuk tumbuh
dan merambat sampai terjadinya kerusakan. Dalam dunia
perekayasaan, kelelahan material merupakan penyebab utama (sekitar
90%) kegagalan pada struktur.
Lebar retak pada pembebanan berulang untuk pelat beton bertulang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
5
2. adanya aksi tambahan yang belum diperhitungkan membebani
sistem struktur
6
serupa. Tegangan tekan beton dicapai pada saat regangan beton
berkisar antara 0,002 – 0,003 untuk beton dengan kepadatan normal
dan 0,003 – 0,0035 untuk beton ringan.
Gambar 1
2.5 Penyusutan
shringkage (susut) adalah penyusutan struktur beton akibat
hilangnya kelembaban yang di sebabkan penguapan pada campuran
beton. Hal ini di sebabkan perubahan kondisi adukan beton yang
berubah menjadi lebih kering terpengaruh oleh waktu yang
mempengaruhi volume beton tanpa terpengaruh oleh faktor eksternal
beton, ada 4 jenis shringkage yang kita kenal yaitu
1. plastic shringkage / retak rambut:
7
2. drying shringkage:
3. Penyusutan Karbon:
4. Autogenous shrinkage:
1. Water-Cement Ratio:
2. Kondisi Lingkungan:
8
3. Waktu:
4. Jenis Agregat:
5. Pencampuran:
9
berpengaruh pada lekatan antara pasta semen dengan agregat, besar
kecilnya nilai slump, pemilihan tipe susunan gradasi agregat
gabungan, maupun terhadap lamanya pemadatan. Semakin tinggi
tingkat kepadatan pada beton maka semakin besar kuat tekan atau
mutu beton, sebaliknya semakin besar porositas beton, maka kekuatan
beton akan semakin kecil.
Pada beton yang mengalami pembakaran dengan suhu cukup
tinggi, kondisinya berbeda dengan beton pada suhu ruangan. Hasil
pengujian terhadap benda uji dapat dilihat, semakin tinggi temperatur
maka nilai porositas dari beton akan semakin meningkat walaupun
nilai peningkatannya tidak menunjukkan perbandingan yang linear.
10
BAB III
11
BAB IV
12
DAFTAR PUSTAKA
- https://hesa.co.id/kelelahan-struktur-
beton/#:~:text=Kelelahan%20(fatigue)%20merupakan%20fenomena%20terj
adinya,material%20karena%20pembebanan%20yang%20berulang.&text=Pr
oses%20kerusakan%20dimulai%20dari%20pembebanan,akan%20memicu%
20terbentuknya%20inisiasi%20retak
- https://www.mixreadymix.com/2018/01/13/kenali-4-jenis-
shringkage/#:~:text=shringkage%20(susut)%20adalah%20penyusutan%20str
uktur,terpengaruh%20oleh%20faktor%20eksternal%20beton
13