KELOMPOK BATU
Disusun Oleh :
-
21020110120032
21020110120033
21020110120034
21020110120035
21020110120036
21020110110043
21020110110050
21020110120077
21020110120078
21020110120079
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
2
Kata Pengantar
Daftar Isi
ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
BAB II Pembahasan
2.1 Definisi Batu
1. Batu Andesit
2. Batu Palimanan
3. Batu Templek
4. Batu Candi
5. Batu Paras Jogja
6. Batu Hijau Sukabumi
7. Batu Marmer
8. Batu Koral
9. Batu Kali
10. Batu Kerikil/Kericak
11. Batu Bali Green Stone
12. Batu Granit
13. Mosaik
2.3 Tips Pemasangan Batu Alam
2.4 Tips Perawatan Batu Alam
27
Daftar Pustaka
28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Sudah sejak lama, dan sudah umum di masyarakat bila Batu yang kita dapat jumpai
sehari-hari dapat digunakan sebagai material untuk bangunan. Kombinasi dari Bahan
Batu, seringkali menjadikan sebuah bangunan memiliki nilai estetika tersendiri. Baik
dari bentuk dan ragam batu yang bervariatif, maupun dari warna alami yang
dimilikinya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah dapat
dirumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Batu ?
2. Macam batu apa saja yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan ?
3. Bagaimana cara merawat material Batu ?
1.3
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk mencapai beberapa tujuan, diantaranya:
1. Memahami makna dan pengertian batu
2. Mengetahui Macam Batu yang tepat digunakan untuk bahan bangunan
3. Mengetahui cara merawat material Batu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Batu
Batu adalah sejenis bahan yang terdiri daripada mineral dan dikelaskan menurut
komposisi mineral. Kerak Bumi (termasuk litosfer) dan mantelnya terbuat dari batu.
Dalam bangunan batu biasanya dipakai pada pondasi bangunan untuk bangunan
dengan ketinggian kurang dari 10 meter, Batu juga dipakai untuk memperindah fasad
bangunan dengan memberikan warna dan tekstur unik dari batu alam.
2.2
Ada berbagai macam batu yang dapat digunakan untuk bahan bangunan.
Diantaranya adalah,
1. Batu Andesit
Batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat
porositasnya paling kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang
tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm.
Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang
banyak digunakan adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis
dinding ini kuat karena saling mengikat.
Jenis batu yang satu ini sudah lama digunakan sebagai bahan bangunan. Bahkan
pada jaman kolonial Belanda, batu ini sering digunakan sebagai bahan untuk
mempercantik dinding, pagar, jembatan, bahkan saluran irigasi. Memang pada
dasarnya batu ini digunakan sebagai bahan muka suatu bangunan. Batu ini
diambil dari pinggir sungai dan dikerjakan secara manual oleh masyarakat pada
umumnya.
Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini
menjadi favorit untuk mempercantik suatu bangunan. Apalagi tipe batu ini
sesuai juga untuk bangunan yang memiliki gaya minimalis.
Andesit memiliki warna yang beragam, seperti Andesit Cirebon memiliki warna
abu-abu gelap dan terang dan ada juga yang memiliki bintik atau hanya polos.
Untuk Andesit Tulungagung memiliki tiga warna yaitu, hitam, abu-abu dan
hijau. Sedangkan Andesit Pemalang memiliki warna abu-abu kecoklatan.
Cocok di gunakan untuk semua fungsi dan fasilitas lainnya, baik interior
maupun exterior.
a) Andesit Polos
e) Andesit Napoli
Pola pemasangan batu andesit yang banyak digunakan adalah susun bata
(penataan batu dengan meniru susunan batu bata pada bangunan yang ditata
sejajar)
2. Batu Palimanan
Batu yang mulai dikenal pada tahun 50-an terkenal dengan warna yang
dominan krem dengan corak batik berwarna coklat. Batu ini sangat disukai oleh
masyarakat dan arsitek, karena dapat beradaptasi dengan elemen interior dan
eksterior. Batu yang berasal dari Palimanan, Cirebon ini bisa diaplikasikan pada
permukaan pagar, dinding, pada taman, pilar, dan masih banyak lagi. Sifatnya
yang empuk menjadi keistimewaan batu ini, karena dapat dibentuk menjadi
aneka ornamen dan patung. Batu Palimanan memiliki ciri warna putih hingga
kuning, kadang bergaris urat cokelat. Batu Palimanan memiliki tekstur agak
berongga sehingga mudah menyerap air. Batu palimanan juga mudah berlumut,
sehingga sukar untuk dibersihkan dan tidak dapat digunakan sebagai material
struktur.
Pemasangan umumnya dibentuk tempel acak dengan mesin potong.
Ukuran :
- 10 cm x 10 cm
- 10 cm x 20 cm
- 15 cm x 30 cm
- 20 cm x 20 cm
- 20 cm x 20 cm
- 20 cm x 30 cm
- 20 cm x 40 cm
9
- 30 cm x 30 cm
- 40 cm x 40 cm
10
Untuk batu Palimanan alur (batu palimanan yang sudah dibuat motif
alur) harga termurah dimulai dari Rp 120.000/m2. Sedangkan untuk
batu Palimanan polos harga dimulai dengan Rp 80.000/m2.
3. Batu Templek
Batu ini mengalami jaman keemasan dalam dunia arsitektur sejak zaman
kemerdekaan. Ini dapat dilihat dari bangunan tua di daerah perkotaan dan
rumah tua di Jatinegara, Jakarta Timur. Batu templek yang disusun secara
random atau acak memang menjadi favorit di zamannya. Kemudian pola
pemasangannya berubah menjadi susun sirih bernat lebar pada tahun 50-an.
Kegunaannya pada saat itu adalah mempercantik kolom dan pagar rumah.
Batu templek ini tidak memiliki ukuran khusus
4. Batu Candi
Sifat alami dan sejuk merupakan salah satu alasan mengapa batu ini memiliki
banyak sekali penggemar. Batu candi sejak dulu memang sudah digunakan
untuk membuat candi, stupa, dan patung. Walaupun mudah terserang lumut,
tapi batu ini sering digunakan sebagai bahan dari elemen eksterior. Namun
kelemahan dari batu ini sangat cocok bagi anda yang suka kesan alami.
Batu Candi juga berasal dari Jawa Tengah. Batu volkanik ini bisa kita lihat di
Candi Borobudur dan Prambanan dan tidak menutup kemungkinan candi-candi
yang lain di Indonesia.
Batu yang berwarna hitam ini sangat cocok digunakan sebagai tempelan di
dinding kolam maupun untuk overflow (tumpahan) dari kolam renang.
Batu ini berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar.
Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam. Biasanya
semakin hitam. Umumnya batu candi digunakan pada eksterior. Misalnya di
teras, selasar, dan pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan batu candi dipakai
pada interior. Biasanya hanya sebatas pemanis ruangan.
Ukuran :
12
13
Beda dengan batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses
pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna pun lebih terang. Ada yang
kuning, hijau, cokelat, dan putih. Batu ini cocok di segala ruang, eksterior
maupun interior. Sebagai aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu
paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat porositasnya yang tinggi
membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut.
Batu putih berparas cantik dan alami ini banyak digunakan untuk mempercantik
tampilan bangunan. Sifatnya yang empuk menjadikannya favorit para pematung
atau pemahat batu. Batu ini dikenal pada tahun 60-an dan banyak digunakan
sebagai elemen interior dan eksterior. Hampir sama dengan batu candi, batu ini
juga mudah terserang lumut. Jika ingin meletakkan sebagai elemen eksterior,
ada baiknya memberi lapisan coating pada permukaannya.
Tak hanya dinding yang dapat diaplikasikan dengan batu ini, namun bisa juga
dipasang pada lantai rumah. Yang perlu diperhatikan, aplikasi batu berpori
besar ini perlu mendapat lapisan (coating) agar tidak mudah lembab dan
ditumbuhi lumut.
Batu Jogja ini memiliki warna putih yang sangat bersih, sehingga mampu
memberikan nuansa yang lembut. Penggunaan batu ini bisa di kombinasikan
dengan jenis batu lain, seperti Batu Andesit ( Abu-abu terang, abu-abu gelap
atau hijau) , Batu Candi ( hitam) , Batu Tasik ( pink) , batu Candi Cirebon
( coklat) , Pacitoroso ( Orange) atau Javaroso ( merah) .
Hal penting yang perlu diketahui saat pemasangan, gunakan adukan semen
yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.
14
Ukuran
Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20
cm x 40 cm.
15
kolam renang, tapi batu ini juga bisa diaplikasikan pada bidang pagar, dinding,
taman, pilar, dan lain-lain.
7. Batu Marmer
17
Marmer atau batu pualam merupakan batuan hasil proses metamorfosa atau
malihan dari batu gamping. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh
gaya endogen menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut
membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.
Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan
keteraturan butir. Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 3060 juta
tahun atau berumur Kuarter hingga Tersier.
18
19
20
8. Batu Koral
Karena batu koral sangat sering digunakan untuk mempercantik lantai carport,
teras, kolam, dan tampilan taman. Batu yang berbentuk bulat kecil ini sangat
disuka oleh masyarakat, karena bentuknya yang unik dan memiliki banyak
warna serta corak. Harganya pun sangat ekonomis sehingga dapat digunakan
oleh beragam kalangan.
Sebagai ornamen, keindahan batu alam memang tak bisa dihidari. Karenanya
banyak orang memanfaatkan batu alam untuk memperindah penampilan interior
maupun ekseterior sebuah bangunan. Batu koral (coral stone) merupakan jenis
batu alam yang banyak digunakan.
Bentuk, ukuran dan warna batu koral hias sangat beragam yang sama
menariknya jika digunakan sebagai elemen penghias rumah. Beberapa namanya
diambil dari nama daerah seperti koral Lampung, koral Ambon, Bengkulu,
Pelabuhan Ratu hingga koral Flores. Harganya pun bervariasi sesuai dengan
ukuran dan halus tidaknya permukaan batu. Di pasaran, batu Lampung super
ternyata paling mahal harganya. Selain digunakan di taman rumah, batu koral
dapat digunakan sebagai lantai carport, teras, bahkan dinding rumah.
21
22
9. Batu Kali
Bongkahan menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk
fondasi rumah. Meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan
ukurannya biasanya tidak teratur. Lempengan batu ini biasa dipakai untuk
lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas
membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh tukang ahli supaya
hasilnya rapi.
Foto
25
26
13. Mosaik
Mosaik bukan nama batu. Mosaik adalah pola pemasangan batu pada suatu
bidang.
Batu-batu
disusun
pada
lembaran
netting
yang
dilekatkan
menggunakan lem khusus. Pada awalnya teknik ini terinspirasi dari mosaik
yang terbuat dari porselain, keramik, dan kaca. Keunikan, keartistikan, dan
inovasi yang berkembang, merupakan alasan masyarakat menggemarinya.
Pada umumnya terdapat dua jenis batu yang digunakan untuk membuat lantai
mozaik, yaitu batu pebble atau kerikil dan batu marble atau koral. Kerikil
berbentuk kecil bulat dan biasanya dipilih yang tidak tajam. Sementara marble
biasanya berbentuk pipih dan bentuknya tak beraturan.
Biasanya lantai mozaik dijual dalam bentuk tile dengan ukuran paling kecil 10
cm x 10 cm, hingga yang terbesar 40 cm x 40 cm. Bagi yang ingin ukuran
khusus dapat memesan sesuai ukuran yang diinginkan.
Setiap tile terdiri dari kumpulan batu dengan warna serupa, ada pula yang
berisi kumpulan batu beragam warna. Dan setelah mozaik batu alam ini jadi, ia
bisa dipasang ke seperti halnya memasang lantai keramik biasa.
Selain untuk lantai, mozaik batu ini dapat dipergunakan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan. Banyak yang menggunakannya untuk lantai kamar mandi
dan steping stone di taman. Tidak hanya untuk itu, mozaik batu alam bisa juga
dipergunakan untuk melapis dinding sehingga terlihat lebih alami.
27
2.3
Foto Mosaik
Sebelum dipasang, sebaiknya batu alam direndam dalam air. Sebab batu alam memiliki
pori- pori yang besar sehingga bila ditempel langsung biasanya mudah lepas
Bila akan dipasang pada dinding, kupas acak permukaan dinding agar batu alam akan
lebih kuat menempel pada dinding
Gunakanlah semen khusus atau semen instan agar batu alam lebih kuat menempel
Batu alam memiliki presisi yang tidak terlalu pas. Penyimpangan ukuran pada batu
alam bisa mencapai 5 mm atau bahkan 1 cm. Kalau sudah begini, hasilnya bisa
dipastikan tidak akan rapi. Karena itu perhatikan benar presisi batu pada saat membeli,
dan gunakan tukang yang sudah berpengalaman dalam pemasang batu alam
28
2.4
Rendam batu alam dengan air sebelum dipasang agar permukaannya tidak kering dan
mudah ditempeli semen.
Dalam memasang Gunakan acian semen/pasir sungai halus. Pasir sungai tidak
memiliki kadar garam. Menggunakan campuran pasir laut dapat membuat tepi batu
berkerak.
Jaga agar adonan semen yang dioleskan di batu alam terpasang merata sehingga setelah
kering batu bisa menempel dengan kuat.
Dalam finishing, gunakan pelapis yang antisinar ultraviolet dan anti jamur sehingga
batu tidak mudah berubah warna dan berjamur.
Lakukan proses coating (melapisi batu alam dengan cairan khusus untuk coating).
Proses ini seperti melakukan pengecatan dengan kuas.
Sikat secara periodik, misalnya seminggu sekali atau sebulan sekali tergantung intesitas
debu di lingkungan bangunan.
29
BAB III
KESIMPULAN
30
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi TransMedia, Mempercantik Tampilan Muka Rumah, Jakarta : Transmedia, 2008.
http://nasional.kompas.com/read/2009/01/09/1322374/Membersihkan.Dinding.Batu.Alam
http://nasional.kompas.com/read/2008/06/24/08452070/Atraktif.dengan.Batu.Alam
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/26/08103179/Kamar.Mandi.Lapis.Batu.Alam
http://nasional.kompas.com/read/2008/09/26/08503180/mengenal.karakter.batu.alam
31