Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dankaruniaNya, yang telah menjadi penguat bagi saya dalam menyelesaikan tugasmendirikan
rangka atap system kuda-kuda. Tidak lupa pula saya ucapkan banyak terima kasih kepada
Deosen pembimbing, teman teman sehingga saya dapatmenyelesaikan tugas ini.

Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentutugas ini
tidak mungkin luput dari kekurangan. Dengan semangat dan upayapenigkatan ilmu
pengetahuan, Saya harap kontribusi berupa kritik dan saran sertapemikiraan bapak/ibu
sehingga tugas ini dapat bermanfaat kedepannya nanti.

Surabaya, 22 Oktober 2013

Karismanan
NIM. 135724036

4
1

DAFTAR ISI
JUDUL ....
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Batu
2.1.1 batu alam
2.1.2 batu bata
2.1.3 batako
2.1.4 conblock
2.2 Bahan pengikat hidolis
2.2.1 Semen merah
2.2.2 Kapur
2.2.3 Tras
2.2.4 posolan
2.2.5 gips..
2.2.6 Semen Portland
2.2.7 Semen portland putih ..
2.2.8 Pengadukan mortar dan plesteran

4
1

2.3 Kayu dan Bahan Perkayuan


2.3.1 Mengenal kayu
2.3.2 Vinir
2.3.3 Kayu lapis
2.4 Logam
2.4.1 Besi dan Baja
2.4.2 Aluminium
2.4.3 Seng..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA..

4
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di
pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya pabrik bahan-bahan bangunan yang dibangun masyarakat
untuk memproduksi bahan. Penggunaan material bangunan banyak digunakan untuk
aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar,
saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi
sebagai bahan non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi
struktural, contoh batu kali dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada
diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada
bangunan konstruksi tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai non-stuktural
yang dimanfaatkan untuk dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada
diatasnya. Pemanfaatan bahan bangunan dalam konstruksi baik non-struktural ataupun
struktural perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara
meningkatkan kualitas bahan material sendiri (material dasar lempung atau tanah liat
yang digunakan) maupun penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan mencampur material.
1.2 Rumusan Masalah
A. Batu alam dan buatan
B. Bahan pengikat hidrolis
C. Kayu dan bahan perkayuan
D. Logam
1.3 Tujuan
A. Mengenal jenis-jenis batu alam dan batu buatan
B. Mengetahui bahan-bahan pengikat hidrolis
C. Mengetahui ragam hasil perkayuan
D. Menjelaskan jenis-jenis logam serta campurannya

4
1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BATU
2.1.1 Batu alam
Peredaran batu alam
Batu alam, seperti bahan alam yang lain, tercipta dan terkandung dalam suatu peredaran alam
yang utuh. Batu-batuan yang bersifat plastis pada lapisan barisfera, chalkosfera sering disebut
magma yang jika membeku disebut batuan beku. Batuan beku dipengaruhi oleh aktivitas
atmosfer, hidrosfer, biosfer sehingga mengalami pengikisan dan pelapukan yang dapat
merubah struktur bahkan komposisi batuan beku (misalnya perubahan struktur dari batuan
besar menjadi batuan kecil, sedangkan komposisi tetap.
Perubahan komposisi di akibatkan oleh atom hydrogen dan atom oksigen dari air hujan dan
udara seperti yang terjadi pada logam/besi, tembaga, dan sebagainya.
Jika dibiarkan kehujanan, pelapukan atau pengikisan membentuk partikel baru dan diangkut
oleh angina tau air dibawa ketempat tertentu tertumpuk menjadi batuan sedimen.
- jenis-jenis batu alam
Jenis batu lapisan, batu ubahan dan robohan beserta sifat-sifat dan penggunaannya, dapat
dipelajari pada tabel jenis-jenis batu alam berikut.
Table batu akibat pengerasan dan penggunaannya.
Golongan
batu
Batu dalam

Jenis batu/
tempat asal
Granit/pejal;
- Lampung
- Karimun
jawa
(jateng)

Berisi
mineral
Feldspar,
kuarsa, mika

Bentuk batuan

Warna

Sifat

Penggunaan

Balur, kasar
sampai halus

Berbintik,
abu-abu,
kuning agak
biru, merah
hitam

Dinding batu
alam, tangga,
kerakal, pelat
lantai batu
alam

Syenit;
- Kalimantan
perbatasan
sabah

Feldspar,
batu tanduk,
kadangkadang
sedikit mika
felspar putih,
batu tanduk
yang hitam,
hijau sisik

Balur, halus
sampai kasar

Tua, seragam
agak hijau
atau biru,
coklat abu,
merah hitam
Putih hitam
bercorak

Tahan
terhadap air,
cuaca asam;
keras sekali
sulit di
kerjakan
tahan
terhadap air,
cuaca, keras
sekali, sulit
dikerjakan
Seperti
granit

Diorite;
- Kalimantan
perbatasan
sabah

Halus dan
padat sekali

Seperti granit

Seperti granit

4
1

Batu bunga

Porfir
- daerah
gunung api
tua

dari klorit,
mungkin
juga kuarsa
Felspar,
mika kuarsa,
batu tanduk
dan lempung

Batu
curahan

Basalt
- sengguruh
malang

Augit,
olivine lensi,
besi magnit

Padat sekali
berbuih halus
berkolom

Batu
hamburan

Lahar basalt
- lava tua

Basalt yang
berlahar

bergelembung

Cadas/wadas
- cadas porfir,
diabas, trakhit
dari gunung
api
Batu apung
- gunung
kelud dan
krakatau

Seperti
porfir,
diabas,
trakhit, dsb.

Halus sampai
kasar,
mampung

Kuning muda
ke merah, abu
muda

Seperti cadas

Keropos,
mampung

Batu paras
(tufa)
- bali dan
madura

Kuarsa, mika
felspar,
kapur,
lempung

Batu robohan
granit
- banyuwangi

Batu api
dan batu
lempung

Lempung
keping
- selatan
gunung
semeru (piket
nol)
Golongan
batu
Batu api
dan batu
lempung

Jenis batu/
tempat asal
Konglomerat
- bendungan
sutami (jatim)
Breca
- bendungan
sutami (jatim)

Halus dan
padat sekali
berisi balur
dan mineral

Merah, abuabu muda,


agak hijau,
coklat hijau

Tahan
terhadap
cuaca, keras
sekali,
masir,
renyah
Keras
sekali,
rapuh sulit
dikerjakan
Tahan
terhadap
cuaca, keras
sekali
Tambah
tahan pada
udara kering

Kerakal, pelat
lantai dan
dinding, batu
ganjal
bangunan

Abu-abu tua,
hijau tua, biru
tua sampai
hitam
Abu-abu
sampai hitam,
biru tua

Abu-abu muda
ke kuning
muda

Tahan
terhadap
cuaca dan
air, ringan
sekali

Masir kasar
sedang/halus,
biasa berlapis

Putih, kuning,
abu-abu,
merah coklat,
hijau/bercorak

Robohan
dari granit:
kuarsa
felspar, mika
lempung
keping
Debu kuarsa
dan endapan
batu keras
yang
bergala-gala

Masir
bersudut/
bulat, kasar
sampai halus

Abuabu/kelabu

Ketahanan
terhadap
cuaca
sedang,
mudah
dikerjakan
Ketahanan
terhadap
cuaca
sedang

Dengan
tambahan
semen dapat
di buat
semacam
batako
Tirai jemdela
dan pintu,
kontruksi dsb.

Masir, halus,
berlapis,
berkeping

Abu-abu tua
ke hitam, hijau
tua atau ungu
tua

Berisi
mineral
Batu karena
pengerasan
dan bingkah
batu paras
bergala-gala
dengan pasir

Bentuk batuan

Warna

Masir kasar
bundar dan
tiada berkala
Seperti
konglomerat
tetapi masir

Abu-abu
panca warna

Kerakal untuk
jalan dan di
dalam air
Batu alam
untuk
dinding/lantai
Batu alam
untuk dinding

Dinding batu
alam, kerakal
pelat dinding
dan lantai

Tahan
terhadap
cuaca dan
api
memecah
tipis, bunyi
terang
(nyaring)
Sifat

Atap batu
alam, pelat
lapis dinding

Ketahanan
terhadap
cuaca
terbatas

Dinding batu
alam, batu
hancuran
untuk jalan

Penggunaan

4
1

Batu kapur

Kapur spar
dengan
berbagai
tambahan

Marmer
- tulungagung
(jatim)
- D.
singkarak
(sumut)
- hiku
(ambon)
Kapur kerang
- pacitan
(jatim)

Kapur spar
dengan
berbagai
tambahan

Masir kasar
dan halus,
retak dan
berurat (harus
didempul)

Semua warna
hitam dan
putih, panca
warna,
berpelinggan

Kerang dan
endapan
kerang yang
bergala-gala
Kapur spar
dengan
magnesit
Batu lapisan
kapur air
tawar

Masir kasar
sampai halus
padat

Kuning abuabu sampai


abu-abu biru

Masir halus
berpasir

Abu-abu
kuning

Berpesukpesuk, di abas

Kuning mas
ke kuning
muda

Seperti batu
karena
pengerasan,
banyak
kuarsa
kuarsa

Sebagai pasir
atau kerikil

Kuning
sampai abuabu muda
sampai tua

Dolomite
- sekapuk
(jatim)
Travertine

Batu
robohan

bersudut
Masir halus
dan padat
sekali

Kapur
keeping
- malang
selatan

Kerikil
- diseluruh
indonesia
Pasir kuarsa

Agak kuning

Tahan
terhadap
cuaca,
memecah
tipis
Tahan
terhadap
cuaca, agak
mudah
dikerjakan

Pelat lapis
lantai dan
dinding, batu
cetakan

Tahan
terhadap
cuaca, baik
dikerjakan
Lebih keras
dari pada
kapur murni
Tahan
terhadap
cuaca, baik
dikerjakan
Tahan
terhadap
cuaca, keras
sekali

Seperti
marmer

Pelat lapis
dinding dan
lantai, anak
tangga

Pelat lapis
dinding dan
lantai
Seperti
marmer
Untuk
campuran
beton dan
dasar jalan

pasir

Ketahanan batu alam


Berat jenis batu alam dapat ditentukan antara 2 t/m3 dan 3 t/m3. Tekanan yang di
perkenankan pada batu alam yaitu pada:
Batu cadas ringan

100 kg/cm2

Batu cadas

500 kg/cm2 1000 kg/cm2

Kapur kerang

300 kg/cm2 900 kg/cm2

Batu kapur (marmer dsb.)

1300 kg/cm2 2500 kg/cm2

Granit/batu pejal

2000 kg/cm2 2700 kg/cm2

2.1.2 Batu bata


4
1

Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh
masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan
konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang dibangun masyarakat
untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan untuk aplikasi teknik
sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan
pondasi.
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata
terbuat dari tanah liat (lempung) yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan.
Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun. Munculnya
material-material baru seperti gipsum, bamboo yang telah diolah, cenderung lebih dipilih
karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur lebih indah.
Syarat-syarat batu bata yang baik
1. Bila diketok suaranya nyaring
2. Panjang bata = 2 lebar dan siar (1cm)
3. Penyimpanan ukuran untuk panjang maksimum 3%, lebar maksimum 4% dan
tebalmaksimum 5%4.
Kuat desak bata yang banyak terdapat dalam perdagangan di Indonesia dibagi dalam
3golongan:
a. Batu merah mutu tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih besar dari 100 kg/cm 2
dengan
ukuran yang sama tanpa penyimpangan.
b. Batu merah mutu tingkat II dengan kuat tekan rata-rata antara 80 kg/cm2 dan
100kg/cm2 dan
ukurannya menyimpang 10%.
c. Batu merah mutu tingkat III dengan kuat tekan rata-rata antara60 kg/cm2
dan 80kg/cm2 dan
ukurannya menyimpang 20%.
Batu bata konvesional
Batu bata ini dibuat dengan cara tradisional dan menggunakan alat-alat yang sederhana.
Tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan, diberi sedikit air dan selanjutnya
dicetak menjadi bentuk kotak-kotak. Cetakan batu bata biasanya terbuat dari kayu yang
secara sederhana dibuat menjadi kotak. Adonan yang telah dicetak, dikeluarkan dan dijemur
di bawah matahari sampai kering. Batu bata yang sudah kering kemudian disusun
menyerupai bangunan yang tinggi kemudian dibakar dalam jangka waktu yang cukup lama,
kurang lebih selama 1 hari sampai batu terlihat hangus.
Manfaat batu bata
Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu
adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan
material batu bata sendiri (material dasar lempung atau tanah liat yang digunakan) maupun

4
1

penambahan dengan bahan lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencampur
material dasar batu bata menggunakan abu ampas tebu yang merupakan limbah industri dari
sisa pengolahan tebu.Abu ampas tebu memiliki komposisi kimia seperti Silikat (SiO 2) sebesar
71%, Aluminat (AL2O3). Tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan murni
mempunyai rumus AL2O3, 2SiO2, 2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-unsurnya:
47%, 39% dan 14%. Tebu merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di
daerah yang memiliki iklim tropis. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas areal 232
ribu hektar, yang tersebar di Medan, Lampung, Semarang, Solo, dan Makasar. Dari seluruh
perkebunan tebu yang ada di Indonesia, 50% di antaranya adalah perkebunan rakyat, 30%
perkebunan swasta, dan hanya 20% perkebunan Negara. Pada tahun 2002 produksi tebu
Indonesia mencapai 2 juta ton.
Macam-macam Batu bata
1. Bata merah
Bata dengan atau tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir.
Tanah liat ini dicetak berbentuk balok balok, lalu dibakar dengan temperatur 1050 C untuk
mengeraskannya, sehingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Ukuran
standarnya untuk Indonesia adalah :
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm.
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
Penimbunan dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah. Bata
disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang-seling empat buah-empat buah.
Ketinggian penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam pengambilan. Diatasnya
ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata merah.
2.1.3 Batako
Pemakaiannya bila dibandingkan dengan batu merah, terlihat penghematannya dalam
beberapa segi, misalnya: per m2 luas dinding lebih sedikit jumlah batu yang dibutuhkan,
sehingga kuantitatif terdapat penghematan. Terdapat pula penghematan. Terdapat pula
penghematan dalam pemakaian adukan sampai 75%. Berat diperingan dengan 50%, dengan
demikian fondasinya juga bisa berkurang. Bentuk batako yang bermacam-macam
memungkinkan variasi yang cukup banyak, dan jika kualitas batako baik, maka tembok
tersebut tidak perlu di plester dan sudah cukup menarik. Batako dapat di buat dengan mudah
dengan menggunakan peralatan atau mesin sederhana, tidak perlu dibakar, dan dengan
demikian menghemat energy sekitar 80%.
Batako dapat digolongkan sebagai bahan bangunan yang ekologis.

4
1

Proses Pembuatan Batako


-

adukan kering yang terdiri dari 5 bagian tras : satu bagian kapur, di beri air
secukupnya , kadar air adukan di usahakan baik, sehingga akan mudah dicetak.
Batako yang baru di cetak diletakkan di tempat yang teduh agar terhindar dari panas
matahari maupun hujan.
Masa perawatan 3-5 hari, agar memperoleh pengeringan yang cukup,setelah itu di
biarkan 3-4 minggu untuk memperoleh proses pengerasan.

Ukuran-ukuran batu batako dalam perdagangan.


Jenis Batu

Ukuran panjang/tinggi/lebar

Pemakaian

Untuk dinding luar

Panjang 400 3
Lebar 200 3
Tebal 200 2
Panjang 400 3
Lebar 200 3
Tebal 150 2
Panjang 400 3
Lebar 200 3
Tebal 100 2

Bagian luar 25 dinding


pemisah lubang 20

Untuk dinding luar


Batu khusus untuk dinding
pengisi dengan tebal 10 cm

Bagian luar 20 dinding


pemisah lubang 15
Bagian luar 20 dinding
pemisah lubang 15

Persyaratan fisik batu batako


Batako berlubang
A1
A2
A3
A4

Kuat tekan maksimum (N/mm2)


Rata-rata
Masing-masing
2.0
1.7
3.5
3.0
5.0
4.5
7.0
6.5

Penyarapan air
maksimum
35%
25%

2.1.4 Conblock (batu beton bertulang )


Conblock adalah bata berlubang yang dibuat dengan cara pemadatan. Conblock dibuat dari
campuran pasir dan semen Portland.
Proses pembuatan conblock
-

Adukan kering yang terdiri dari satu bagian semen Portland : bata bagian pasir.
Pembuatannya dilakukan dengan pasir yang diayak dengan menggunakan ayakan
diameter 2 mm, dan dibuat adukan dengan semen Portland dan air sehingga lembab
supaya mudah dicetak dan tidak pecah.
4
1

Setelah adukan selesai,kemudian dilakukan percetakan dengan pengepresan, seperti


telah terurai pada batako.

Ukuran conblock dalam perdagangan


Ukuran-ukuran batu conblock dalam perdagangan mirip dengan ukuran-ukuran batu batako.
Persyaratan fisik conblock mirip dengan persyaratan fisik batako.
Persyaratan jenis conblock :

Mutu 1
Untuk kontruksiyang di
bebani dan yang tidak
terlindung
Mutu 2
Untuk kontruksi yang di
bebani dan yang terlindung.
Mutu 3
Untuk kontruksi yang tidak di
bebani dan yang tidak
terlindungi
Mutu 4
Untuk kontruksi yang tidak di
bebani dan yang terlindung

Kuat tekan ( havern)


minimal
6.5 N/mm2

Penguapan air maksimal

4.5 N/mm2

35%

3.0 N/mm2

1.7 N/mm2

25%

Keuntungan pasangan batako dan conblock.


-

Lebih hemat dalam pemakaian adukan di bandingkan pasangan batu bata.


Dinding tidak perlu di plaster/cat.
Pemasangan lebih cepat di bandingkan dengan batu bata.
Dapat di buat sendiri dengan peralatan press yang agak sederhana.
Menghemat penggunaan air dalam proses membangun (5 liter/m2 dibandingkan 42
liter/m2 untuk dinding batu bata) dan dengan begitu bangunan lebih cepat kering dan
sehat.

2.2 Bahan pengikat hidrolis

4
1

Bahan pengikat hidrolis biasanya berbentuk bubuk, bilamana dicampur dengan air dalam
waktu tertentu akan mengeras serta mengikat bahan tambahan (pasir mortar, kerikil
beton) menjadi semacam batuan yang baru. Bahan pengikat hidrolis biasanya akan mengeras
pada tempat yang kering/terbuka maupun di dalam air.
Cara bekerjanya:

2.2.1 Semen merah


Semen merah berasal dari batu merah yang digiling atau ditumbuk halus. Berdasarkan
susunan kimia, semen merah bereaksi terhadap asam sebab terdiri dari oksida-oksida asam
seperti SiO2 dan aluminia. Semen merah bila dicampur dengan kapur dan air akan mengeras,
karena bahan tersebut mengandung silika amorf di dalam mineral-mineralnya yang
membentuk senyawa kalsium hidrosilikat.
Reaksi diduga sebagai berikut.

4
1

Ca(OH)2 + SiO2 + (n-1)H2O menjadi CaO SiO2 nH2O

Disamping itu juga terjadi reaksi antara aluminia dengan kapur dan air membentuk senyawa
kalsium hidroaluminatbsebagai berikut.
Ca(OH)2 + Al2O2 + SH2O

menjadi CaO Al2O3 6H2O

Semen merah biasanya digunakan sebagai perekat dalam mortar, misalnya pada adukan 1
bagian semen merah : 1 bagian kapur : 3 bagian pasir. Jenis mortar ini pada masa kini sudah
jarang digunakan.
2.2.2 Kapur
Di Indonesia terdapat beberapa batuan yang mengandung senyawa karbonat, antara lain batu
kapur, batu kapur kerang, dan batu kapur magnesia.
Ada bermacam-macam cara pembakaran dan pemadamannya, sehingga terdapat bermacammacam mutu kapur tohor dan kapur padam. Pembakaran pada umumnya dilakukan dalam
tunggu ladang (field kilns) yang sangat sederhana dan tungku bumbung (shaft kilns) dengan
bahan bakar kayu.
Dengan membakar batu kapur ditarik CO2 dari batu kapur sehingga menjadi kapur tohor.
Dalam bahasa kimia terjadilah proses sebagai berikut.
Dalam pembakaran:
CaCO3

+ panas

CaO + CO2

Batu kapur

+ api

kapur tohor + asam arang

Pada pemadaman:
CaO

+ H2O

Ca(OH)2

Kapur tohor

+ air

kapur padam

Batu batu kapur hidup (kapur tohor) dimasukkan kedalam keranjang bamboo atau
keranjang kawat kasa.
Kemudian dimasukkan ke dalam air dan diangkat dengan keras,kemudian dilepas
sehingga batu kapur tohor jatuh hancur menjadi tepung dan dapat diayak.
Air yang digunakan kira-kira setengah berat kapur yang akan disiram. Batu-batu
dibolak-balik dengan garpu kayu, sisa batu yang belum tersiram betul dikumpulkan
dan disiram lagi sampai hancur.

4
1

Setelah disiram dengan air, kapur dibiarkan dahulu selama 7 hari sehingga menjadi
sempurna dan memuai menjadi tepung.
Pemadaman kapur secara kering: batu kapur tohor disebarkan di atas lantai (dari
papan atau batu) setebal 5-7 cm, batu yang agak besar dipecahkan, disiram dengan
air, supaya memuai menjadi tepung.
Digunakan bak-bak bekas atau tahang/tong kayu dengan ukuran yang berbeda-beda
sebagai tempat pemadam kapur.
Batu kapur dimasukkan kedalam bak-bak, disiram dengan air sehingga menjadi
gembur. Kemudian di aduk sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit. Banyaknya
air yang digunakan sekitar 3-4 kali berat batu kapur tohor.

Pada pengerasan:
Ca(OH)2

CO2

CaCO3

H2O

Kapur padam

asam arang

batu kapur

air

Kualitas kapur di Indonesia harus memenuhi syarat-syarat untuk kapur bahan bangunan.
Jenis-jenis kapur
Ditinjau dari pengembangan, maka kapur dibagi sebagai berikut.
-

Kapur gemuk
Jika pengembangan pada waktu penyiraman menghasilkan 2.5 4 kali isi semula dan
bersifat lunak.
Kapur kurus
Jika waktu penyiraman, kapur mengembang 1.25 2 kali isi semula dan memberikan
perasaan berbutir bila dipegang.

Ditinjau dari bentuknya kapur menjadi:


-

Kapur tohor
Berbentuk gumpalan hasil pembakaran batu kapur.
Kapur padam kering
Berbentuk serbuk dihasilkan dengan pembakaran kapur tohor secara kering.

Menurut cara pengerasnya kapur dibedakan menjadi:


-

Kapur udara
Kapur padam bila diaduk dengan air, setelah beberapa waktu dapat mengeras di
udara.
Kapur hidrolis

4
1

Kapur padam apabila diaduk dengan air, setelah beberapa waktu dapat mengeras di
dalam air maupun udara.
Ditinjau dari penggunaannya:
-

Kapur pemutih
Yaitu kapur yang digunakan untuk memutihkan dinding.
Kapur adukan
Yaitu kapur yang digunakan untuk membuat adukan.
Kapur magnesia
Yaitu kapur yang mengandung lebih dari 15% magnesium oksida (MgO) dihitung
dari contoh kapur yang dipijarkan.

2.2.3 Tras
Tras dibagi menjadi 2 yaitu tras alam dan tras buatan;
-

Tras alam: adalah lapukan batu-batuan yang berasal dari gunung berapi yang banyak
mengandung silica, yang dalam keadaan halus bila dicampur dengankapur dan air,
setelah beberapa waktu dapat mengeras pada suhu hangat, membentuk massa yang
padat dan sukar larut dalam air.
Tras buatan: tras buatan disebut juga semen merah, adalah suatu bahan yang didapat
dengan menggiling halus batu bata, genting dan barang-barang bakaran tanah liat
lainnya, yang mempunyai sifat-sifat seperti tras.

Cara pembuatan tras alam


Bahan dasar dan proses pembuatan
-

Lapukan batu-batu yang berasal dari gunung berapi, banyak mengandung silica.
Batu tuf

Bahan-bahan tersebut digiling halus, kemudian diayak dengan ayakan, lolos diameter ayakan
2.5 mm dan di atas ayakan 0.21 mm.
Penggunaan tras
Hampir semua komponen-komponen bangunan dapat dibuat dengan campuran tras, terutama
untuk kontruksi tidak berat. Pada umumnya campuran-campuran tras tersebut digunakan
untuk pekerjaan antara lain: pondasi, adukan, plesteran, adukan mortar dan juga batu batako.
Keuntungan dalam pemakaian tras antara lainsebagai berikut
-

Pencampuran tras menyebabkan semen menjadi lebih tahan terhadap seranganserangan ion sulfat.
4
1

Dapat memperbaiki atau melengkapi reaksi antara semen dengan bahan-bahan


tambahan lain.
Mempengaruhi derajat panas yang timbul dalam pengecoran beton semen Portland.
Menghemat pemakaian semen Portland, sehingga lebih ekonomis.

Cara pembuatan tras buatan


Bahan dasar dan proses pembuatan:
-

Bakaran tanah liat;


Pecahan batu bata atau genting tanah liat;
Kerak tanur tinggi.

Bahan-bahan tersebut digiling halus, kemudian diayak dengan ayakan, lolos diameter ayakan
2.5 mm dan di atas ayakan 0.21 mm.
Sifat-sifat tras
-

Bahan dasar tras banyak mengandung silica baik dalam struktur amorf atau Kristal
oval yang halus, yang terjadi karena pengendapan proses pelapukan bumi.
Bahan ini sama sekali tidak mempunyai sifat mengikat atau mengeras tanpa adanya
kapur dan air.

2.2.4 Posolan (hancuran batu cadas)


Nama posolan berasal dari nama suatu desa, yaitu desa Pozzuoli dilereng gunung Vesuvius,
Italia. Posolan yang dicampur dengan air, tidak dapat menjadi keras, maka ia harus dicampur
dengan suatu bahan ikat lain seperti kapur.
Posolan mengandung senyawa-senyawa silica, oxid-aluminium serta juga oxid-besi, yang
dapat larut didalam asam garam (muriatic acid), dan yang dapat dipergunakan sebagai ukuran
atas kemampuan mengeras, apabila dicampur dengan kapur.
Posolan berasal dari hancuran batu-batu cadas, yang disebabkan oleh pengaruh iklim. Juga
hancuran dari batu-batu alam (andesit, basalt, dan sebagainya) dapat bersifat seperti posolan
tersebut. Butiran-butiran batu-batu ini tidak berbentuk Kristal, tetapi merupakan massa kaca
alam dan juga sebagai lelehan dari gunung berapi.
Tempat asalposolan di Indonesia ialah di gunung muria, di dekat Surabaya (gembong), dan di
nagrek.
2.2.5 Gips
Gips dapat dibedakan menurut sumbernya atas gips alam, gips sebagai produk pembersih
asap, dan gips sebagai produk sampingan proses kimia.

4
1

Gips alam (batu tahu) adalah batu kapur-asam-belerang yang mengandung air dan pada
mulanya berwarna putih, kemudian dibakar dengan suhu tertentu dan setelah itu digiling
halus. Gips alam umumnya dapat digilongkan sebagai bahan yang tidak mengganggu
kesehatan manusia.
Gips sebagai produk pembersih asap dari belerang terdapat pada pembangkit tenaga listrik
dengan batu bara. Asap yang mengandung banyak belerang dioksida dipaksakan melewati
batu kapur. Dengan begitu diperoleh gips yang agak mirip dengan gips alam.
Gips sebagai produk sampingan proses kimia sangatberbeda dalam mutunya, karena
tergantung pada proses kimia yang membentuknya. Karena dapat mengandung fosfor asam
yang radioaktif atau timah hitam yang juga mengakibatkan kanker sebaiknya gips ini tidak
digunakan sebagai bahan bangunan.
Gips alam mirip dengan batu kapur, dapat dibedakan dengan cara:
Gips akan melekat pada jari tangan yang basah tidak larut dalam asam garam.
Gips kalau dicampur dengan air akan mengembang, mengikat keras dan harus disimpan
ditempat-tempat yang kering dan terhindar dari udara lembap. Gips selalu harus dimasukkan
kedalam air jika adukan disediakan dan bukan sebaliknya!
Cara pembuatan gips alam
Pembuatan gips alam:
1)
2)
3)
4)
5)

Pemecah batu dengan alat penjepit dan kilang palu;


Oven pemasak;
Terowongan pendingin;
Penggilingan gips
Silo gips dan pengantongan

Bongkahan-bongkahan batu kapur-asam-belerang dipecah-pecah. Kemudian dimasukkan


kedalam tungku pembakaran, setelah terlebih dahulu tungkunya dikosongkan dan dibersihkan
dari api pembakaran. Pembakaran dilakukan dengan udara panas dengan suhu 130 oC
160oC, akan menghasilkan gips yang cepat mengikat air dan menjadi keras.
CaSO42H2O

CaSO4 H2O +

H2O

CaSO4 H2O, berupa serbuk putih yang halus mudah menarik air dari udara dan membentuk
CaSO42H2O.

4
1

Pembakaran dengan suhu 200oC, akan menghasilkan gips yang bebas air dan bila dicampur
dengan air akan menjadi
CaSO4 H2O

CaSO4 +

H2O

Pembakaran dengan suhu 400oC, akan menghasilkan gips yang bila dicampur dengan air akan
menjadi keras seperti batu dan tahan terhadap iklim.
Pemakaian gips dalam bahan bangunan
Gips untuk adukan dan beton gips jarang digunakan, oleh karena mudah larutnya dalam air
dan membahayakan karena mengurangi sifat kekal bentuk. Biasanya gips dipergunakan pada
pembualan lis-lis dinding dan berbentuk gips-karton buat langit-langit. Di samping itu gips
juga digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan semen.
2.2.6 Semen Portland
Semen Portland adalah bahan pengikat hidrolis yang digiling halus dan dibakar. Untuk
membuat satu ton semen Portland membutuhkan:
-

Batu kapur
Lempung
Pasir silica

1200 kg
pasir besi
10 kg
250 kg gips (batu tahu) 30 kg
100 kg (ditambah 3600 liter air dan 4100 kWh energy)

Semen Portland ditemukan dengan membakar batu kapur sampai terjadi peleburan sebagian
pada tahun 1825 oleh tukang batu Aspidin di Leeds, Inggris. Karena ia menggunakan batu
kapur dari Portland maka diberi nama semen Portland. Akan tetapi, baru sekitar dua puluh
tahun kemudian Johnson menemukan cara pembuatan semen Portland yang lebih sederhana.
Proses pembuatan semen Portland yang modern dapat dibagi atas 3 cara, berikut ini.
-

Cara basah dengan tungku putar yang mendatar. Pada cara basah bahan baku
melalui penggilingan dan dengan tambahan air menjadi lumpur. Kemudian lumpur
bahan baku akan terbakar dalam tungku.
Cara kering dengan tungku putar yang mendatar. Karena cara pembuatan semen
Portland tersebut biasa dilakukan di Indonesia, maka diperhatikan proses ini sedikit
lebih dalam. Proses pembuatan tersebut adalah sebagai berikut.
1) Persiapan bahan baku.
2) Pemecahan batu dengan menggunakan alat pemecah batu (crusher) supaya < 30
mm.

3) Pencampuran semua bahan dasar dalam bentuk pasir.


4) Penggilingan pasir (bahan dasar) dan batu bara menjadi bubuk.
5) Tungku putar tempat membakar bahan baku sehingga menjadi terak/butiran
(klinker). Pembakaran pada suhu 1450oC.

4
1

Panjang dapur > 70 m dengan 4.75 m.


6) Tempat penyimpanan terak.
7) Batu tahu (gips) yang sudah digiling.
8) Penggilingan semen
9) Silo semen/pengantongan.
Cara kering dengan tungku tegak. Cara ini sangat ekonomis untuk perusahaan
semen yang agak kecil. Produksi semen terjadi dekat pada pengguna yang lebih
ekologis. Juga penggunaan tanah lebih sedikit daripada tungku putar yang mendatar.
Akan tetapi hasil dari tungku tegak juga lebih kecil.

Syarat semen Portland dan semen putih


Uraian

Semen portland
Tipe I

Hasil tes
fisis. Sisa di
atas ayakan
0.09 mm
(%)
maksimum
Waktu
pengikatan
awal (menit)
Akhir (jam)

Kekuatan
tekan
1 hari
N/mm2, min.
3 hari
N/mm2, min.
7 hari
N/mm2,
min.
28 hari
N/mm2, min.
kegunaan

2.0

Tipe II
2.2.

Tipe III
1.3

Semen
Portland
putih
Syarat

Tipe IV
2.2

10

150
5 : 40

155
5 : 50

155
5 : 35

230
7 : 10

45
8
Penyekatan
semu:
penetrasi
akhir, min.
50%

14.1

21.2

16.0

29.5

15.0

29.8

22.1

36.1

21.8

40.7

33.4

46.4

30.9

Rumah,
perkantoran,
pabrik,
gedung

Bangunan di
pinggir laut,
kontruksi
irigasi,

Dengan
warna putih
di
bandingkan
MgO,
min. 80%
Semua tujuan
didalam
pembuatan
adukan

Kontruksi
bangunan
yang
kekuatan

Kontruksi
bangunan
pada tanah
atau air yang

4
1

bertingkat

jembatan,
bendungan,
dsb.

tekan tinggi
(gedung
bertingkat)

mengandung
sulfat seperti
jembatan,
terowongan,
pelabuhan.

semen serta
beton yang
tidak
memerlukan
persyaratan
khusus,
kecuali warna
putih.

2.2.7 Semen Portland putih


Semen Portland putih adalah semen hidrolis yang berwarna putih, dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis,
bersama bahan tambahan yang biasanya adalah gips, dan semen Portland putih.
Karena dari proses pembakaran bahan batu semen, terak (klinker) tidak dapat kembali pada
alam (irreversible), maka semen termasuk bahan bangunan yang agak kurang ekologis.
2.2.8 Pengadukan mortar dan plesteran
Sesudah diketahui bahan perekat pada mortar, maka tinggal diperhatikan bahan tambahan,
yaitu pada pengadukan mortar biasanya pasir. Pasir yang digunakan bergaris-tengah butir
sebesar 0.2 3 mm. Pasir harus bebas dari tanah, lempung atau bahan organis, dan terdiri
sebagian besar dari kuarsa. Dapat di bedakan antara pasir kali (yang digali) dan pasir buatan
(yang dibuat dengan galian batu).
Air yang digunakan untuk mencampur mortar harus memenuhi syarat yang telah ditentukan
pada halaman 103.
Sebagai bahan kelengkapan (biasanya bahan-bahan kimia) terdapat lem PVA atau epoxy
untuk meningkatkan daya lekat dan elastisitas.
Keperluan/banyaknya bahan perekat dan bahan tambahan untuk mortar dan plesteran
(sebagai lapisan dinding) terlihat pada tabel berikut.
Tabel dengan macam-macam mortar dan plesteran serta keperluan bahannya:
Mortar yang digunakan
untuk:
Fondasi batu kali besar
Fondasi batu kali pada
rumah biasa

Banyaknya bahan-bahan dalam bagian volume


pasir tras
kapur Semen
Semen
merah
portland
1
1
1
12
1
2
1
1
3
1
1

4
1

3
5
Mortar sebagai pengikat
dinding batu merah
Plesteran dinding batu
merah
Lantai plesteran
Plesteran pada kawat
ayam
Plesteran anyaman
bambu

10
4
6
4
6
2
1
3
2
3
4
4

1
5

1
1.5
1

3
1
0.5

1
1
1

0.5
1
1
1
1
1
1

2.3 KAYU DAN BAHAN PERKAYUAN


2.3.1 Mengenal kayu
Sifat-sifat utama kayu dan bahan perkayuan sebagai bahan bangunan dapat di susun sebagai
berikut:
1. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya, apabila di
kelola/diusahakan dengan baik. Artinya: apabila pohon-pohon ditebang (di hutan )
untuk di ambil kayunya, segera ditanami kembali pohon pengganti, supaya sumber
kayu tidak habis. Kayu dikatakan juga sebagai renewable resources (sumber
kekayaan alam yang dapat diperbaharui lagi/diadakan lagi). Berbeda misalnya
dengan minyak bumi atau barang-barang tambang lain yang setelah beberapa puluh
atau beberapa ratus tahun sumbernya akan habis.
2. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain.
Dengan kemajuan teknologi, kayu sebagai bahan mentah mudah diproses menjadi
barang-barang seperti kertas, tekstil dan sebagainya dibuat dari kayu.
3. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain yang
dibuat oleh manusia. Misalnya, kayu mempunyai sifat elastis, ulet, mempunyai
ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar
seratnya dan masih ada sifat lain-lain lagi. Sifat-sifat seperti ini tidak dimiliki bahanbahan baja, beton, atau bahan-bahan lain yang bisa dibuat oleh manusia.
Bagian-bagian kayu

4
1

Sebatang pohon dipotong melintang akan diperoleh secara kasar gambaran dari bagianbagian kayu.

Kulit luar
- Lapisan luar yang sudah mati.
- Fungsinya sebagai pelindung kayu terhadap serangan dari luar,
misalnya: iklim, serangan serangga, jamur.
Kulit dalam
- Bersifat hidup dan tipis.
- Fungsinya sebagai jalan zat yang mengandung gizi dari akar ke daun.
Kambium
- Merupakan jaringan tipis dan bening.
- Terletak antara kulit dalam dan kayu gubal kearah melingkar dari pohon.
- Fungsinya: kearah luar membentuk kulit baru yang rusak, kearah dalam membentuk
kayu gubal
baru.
Kayu gubal
- Bagian kayu muda, terdiri dari sel-sel yang masih hidup.
- Terletak disebelah dalam kambium.
- Fungsinya: sebagai penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat yang
mengandung gizi.
- Jenis kayu yang bertumbuh cepat mempunyai lapisan yang lebih tebal, sedang
lapisan kayu
teras adalah tipis.
- Warnanya biasanya lebih terang dibandingkan kayu teras.
Kayu teras
- Bagian kayu teras, terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan
sel hidup
pada lingkaran kayu gubal yang paling dalam. Hal ini disebabkan oleh karena tidak
berfungsinya
kayu gubal sebagai penyalur cairan dan lain-lain proses kehidupan.
- Dibandingkan dengan kayu gubal, kayu teras lebih awet karena sel-selnya lebih tua,
sehingga
dinding sel tebal dan kuat. Sel-sel sudah berisi zat ekstraksi yang dapat menambah
keawetan
kayu.
- Warna kayu teras lebih gelap dibandingkan kayu gubal.
Hati
- Bagian kayu yang terletak dipusat.
- Berasal dari kayu awal, yang dibentuk oleh kambium.
- Sifatnya: rapuh dan lunak.
Renggat (lingkaran tahun)
- Menunjukkan perkembangan kayu dari musim kemarau ke musin hujan dan
sebaliknya.

4
1

- Renggat juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui umur dari suatu pohon.
Jari-jari
- Terdapat dari luar ke dalam berpusat pada sumbu batang.
- Fungsinya: menyampaikan zat bergizi dari kulit dalam ke bagian-bagian dalam dari
pohon.
- Jari-jari teras tidak sama pada setiap pohon.

Jenis-jenis kayu
a. Kayu jati (tectona grandis), jatos, deleg, jawa teak
- Tempat tumbuh: Jawa, Sulsel, NTB, Maluku, Lampung, dan Madura.
- Tinggi mencapai 45 m, panjang bebas cabang 15-20 m. Gemang batang mencapai
2.20 m
- Warna: kayu teras coklat kekuning-kuningan, coklat kelabu sampai coklat tua atau
merah
coklat.
b. Kayu kamfer (dryobalanops spp), kapur, sintak, kuras
- Tempat tumbuh: Aceh, Sumatra utara, Sumatra barat, Riau, dan Kalimantan
- Tinggi 35-45 m dan dapat mencapai 60 m, panjang batang bebas 25-30 m. gemang
batang 80100 cm, bentuk batang sangat baik.
- Warna: kayu teras merah coklat, merah kelabu, merah. Kayu gubal hampir putih
sampai coklat
kuning muda.
c. Kayu keruing (dipterocarpus), ariung, kayu kawan
- Tempat tumbuh: Sumatra, Jawa, Kalimantan
- Tinggi mencapai 50 m, bebas cabang 35 m. gemang batang mencapai 1.20 m,
bentuk batang
silindris
- Warna: kayu teras bervariasi dari merah jambu, merah coklat muda, dan merah
sampai merah
tua. Kayu gubal lebih muda dari kayu teras, putih, putih kotor kelabu.
d. Kayu meranti merah (shorea spp), tengkawang, lanau, kayu bapa
- Tempat tumbuh: Sumatra, Kalimantan, Maluku
- Tinggi 50 m, bebas cabang 30 m. gemang batang 1.00 m
- Warna: kayu teras bervariasi dari merah jambu, merah coklat muda, dan merah
sampai merah
tua. Kayu gubal lebih muda dari kayu teras, putih, putih kotor kelabu. Kulit luar
berwarna
kelabu atau coklat.
a. Kayu mahoni (swietenia mahagoni spp), swietenia
- Tempat tumbuh: jawa
- Tinggi 35 m, bentuk silindris, tajuk bulat
- Warna: kayu teras coklat muda kemerah-merahan atau kekuning-kuningan sampai
coklat tua

4
1

kemerah-merahan.
b. Kayu kelapa (cocos nucifera), glugu
- Tempat tumbuh: seluruh Indonesia
- Tinggi mencapai 20 m, bebas cabang. Gemang batang 35 cm
- Warna: tidak ada teras dan gubal, warna coklat kemerah-merahan(inti batang tidak
dapat dimanfaatkan)
Cacat-cacat kayu
Cacat kau dapat di mengerti sebagai kelainan struktur dan anatomi dari kayu biasa sehingga
mengakibatkan kekurangan/kesulitan pada penggunaan dan pengerjaan kayu.

1. Cacat dalam pembentukan batang


- Batang yang lurus dan tanpa cacat, batang yang ideal dan yang dikehendaki.
- Batang bengkok.
- Batang bengkok-puntir menghasilkan kayu yang sedikit dan yang mudah lengkung.
- Batang kerucut terpancung menurunkan mutu kayu oleh serat-serat yang tidak
sejajar (tetapi
bagus untuk finir)
2. Cacat dalam pembentukan anatomis
- Jarak renggat berbeda keras. Kayu menyusut tidak teratur dan mudah pecah.

4
1

- Batang memilin arah matahari menurunkan mutu kayu karena menyusut sehingga
berubah
bentuknya menjadi baling-baling.
- Mata kayu dibedakan atas:
Mata kayu yang sehat,
Mata kayu yang lepas,
Mata kayu yang busuk.
- Mata kayu yang lepas atau busuk mengurangi keindahan kayu dan mempersulit
pengerjaannya.
3. Cacat pengaruh dari luar
- Retak pengeringan akibat penyimpanan batang kayu tidak terlindung dari sinar
matahari.
Member peluang hama bertelur.
- Hati/inti kayu yang membusuk. Pohon tua, kau tidak dapat dimanfaatkan lagi.
- Retak angina tau penebangan. Retak yang melintang pada serat kayu. Kayu tidak
dapat
dimanfaatkan lagi.
- Kerusakan mekanik disebabkan oleh paku, peluru, pengukiran kulit, burung
pelatuk, dan
sebagainya.
Kerusakan kayu di sebabkan oleh hama
Golongan ekologis

Objek yang dimakan


hama

Kondisi kayu

Hama pohon

Pohon yang sehat

Bentuk asal berubah


secara teknis
maupun fisiologis

Serangga penggerek

Pohon yang baru


ditebang

Bentuk asal belum


berubah secara
teknis maupun
mekanis

Hama kayu
kumbang

Kayu yang sedang


dikeringkan

Kayu yang belum


kering

Bubuk kayu rayap

Kayu dalam
kontruksi/mebel

Kayu yang kering

Hama kayu lembab


cacing laut

Kayu lembab yang


mulai membusuk dan
terendam

Kayu yang lembab

Hama kayu busuk

Kayu yang busuk

Kayu yang basah


dan dipengaruhi

Karakteristik hama

Hama primer

Hama sekunder

4
1

secara teknik
Semut, ulat

Kayu yang lapuk

Struktur kayu rusak


secara teknis
maupun mekanis,
basah

Hama tersier

Perlu diperhatikan disini bahwa misalnya serangga penggerek terdapat juga pada kayu dalam
kontruksi jika sudah berada dalam kayu waktu pohon tersebut ditebang.

Kerusakan kayu disebabkan oleh jamur


Jamur merupakan organisme perompak yang makan tumbuhan (kayu). Jamur terdiri dari
badan dan akar (mycel), kita bedakan menurut bahan makanan sebagai berikut.
-

Jamur yang makan lignin kayu


Jamur lapuk yang mengakibatkan kayu menjadi lapuk.

Jamur yang makan selulosa kayu


Jamur kuping yang mengakibatkan kayuakan patah secara mendadak dan struktur
kayu akan hancur.

Jamur yang makan isi sel-sel kayu


Jamur yang mengakibatkan perubahan warna kayu (biasanya menjadi biru) tanpa
mengurangi kekuatan kayu.

Kelas dan mutu kayu


Kelas kayu di Indonesia dibedakan menjadi: kelas (tingkat) keawetan kayu, kelas (tingkat)
kekuatan kayu dan kelas pemakaian kayu.

Kelas kayu menurut keawetannya:


Kelas (tingkat)
keawetan kayu
Selalu berhubungan

I
8 tahun

II
5 tahun

III
3 tahun

IV

Sangat pendek

Sangat pendek

4
1

dengan tanah lembap


Tidak terlindung,
tetapi dilindungi dari
pemasukan air
Tidak berhubungan
dengan tanah lembap,
di bawah atap dan
dilindungi dari
kelemasan beban
Seperti di atas tetapi
selalu dipelihara
Serangan rayap
Serangan bubuk kayu
kering dan sebagainya

20 tahun

15 tahun

10 tahun

Beberapa
tahun

Sangat pendek

Tak terbatas

Tak terbatas

Sangat lama

Beberapa
tahun

pendek

Tak terbatas

Tak terbatas

Tak terbatas

20 tahun

20 tahun

tidak
Tidak

jarang
tidak

Agak cepat
Hampir tidak

Sangat cepat
Tak seberapa

Sangat cepat
Sangat cepat

Kelas kayu menurut kekuatannya:


Kelas
kuat
I
II
III
IV
V

Berat jenis kering udara


(kg/dm3)
> 0,90
0,90 0,60
0,60 0,40
0,40 0,30
< 0,30

Keteguhan lentur
mutlak (kg/cm2)
> 1100
1000 725
725 500
500 360
< 360

Keteguhan tekan
mutlak (kg/cm2)
> 650
650 425
425 300
300 215
< 215

Kelas kayu menurut pemakaiannya:


Kayu bangunan structural
Digunakan dalam setruktur
bangunan, yang
penggunaannya memerlukan
perhitungan beban

Kayu bangunan nonstruktural


Digunakan dalam bagian
bangunan, yang
penggunaannya tidak
memerlukan perhitungan
beban

Kayu bangunan untuk


keperluan lain
Di luar klasifikasi kayu
bangunan structural maupun
non-struktural di pergunakan
sebagai bahan bangunan
pendukung ataupun
bangunan sementara

Kelas berat kayu berdasarkan jenisnya:


Kelas berat kayu
a) Sangat berat
b) Berat
c) Agak berat
d) Ringan

Berat jenis
Lebih besar dari 0.90
0.75 0.90
0.60 0.75
Lebih kecil dari 0.60

Contoh
Giam, balau
Kulim
Bintangur
Pinus balsa

4
1

Syarat-syarat umum mutu kayu:


Uraian
Mata kayu
Lebarnya renggat yang
berbeda karena
pohontumbuh sebelah dan
berat jenis berbeda pula
Arah serat, serat miring
Retak-retak
- arah radial
- arah renggat
Lubang penggerak
- < 1.0 mm
- 1,0 s/d 2.0 mm
- > 2.0 mm
Cacat tergabung

Cacat lain seperti jamur, hati


rapuh atau retak berlawanan
serat kayu

Mutu A
Maksimum 1/6 lebar balok
atau 3,5 cm
Maksimum 1/10 dari tinggi
balok

Mutu B
Maksimum1/4 lebar balok

Kemiringan serat maksimum


1:10

Kemiringan serat maksimum


1:7

Maksimum 1:4 tebal kayu


Maksimum 1:5 tebal kayu

Maksimum 1:3 tebal kayu


Maksimum 1:4 tebal kayu

Maksimum 1/10 dari tinggi


balok

Maksimum 16 lubang per


Maksimum 32 lubang per
100 cm2
100 cm2
Maksimum 2 lubang per 100 Maksimum 4 lubang per 100
cm2
cm2
Tidak diperkenankan
Tidak di perkenankan
Diperkenankan asal saja jarak cacat satu dengan yang lainnya
tidak kurang dari 2x lebar permukaan kayu, dan dengan
jumlah pengaruh kumulatif tidak melebihi satu ukuran cacat
tunggal maksimum yang diperkenankan.
Tidak diperkenankan
Tidak diperkenankan

Kekerasan kayu
Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan dan berat kayu. Kayu yang
keras termasuk kayu berat, sebaliknya kayu yang ringan termasuk kayu lunak.
Jenis-jenis kayu menurut kekerasannya:
-

kayu sangat keras: giam, balau;


kayu keras: kulim, pilang;
kayu sedang: mahoni, meranti;
kayu lunak: pinus, balsa;

Cara menetapkan kekerasan dengan memotong kayu arah melintang dengan pisau:
-

kayu yang keras akan sulit di potong dan hasil potongan mengkilap, sedangkan kayu
lunak akan mudah rusak dan menghasilkan potongan yang kasar dan suram.

4
1

Warna kayu
Warna kayu sebagai warna hangat antara lain:
-

coklat;
merah;
kuning.

Warna terbuat dari zat-zat yang menumpuk dan bahan samak. Warna suatu jenis kayu di
pengaruhi oleh lapisan kayu seperti kayu teras dan kayu gubal.
Warna kayu pada daerah tropis biasanya akan luntur perlahan-lahan karena kenasinar
matahari (ultra violet).
Jenis kayu
Jati
Kamper
Meranti
Keruing
Mahoni
Kelapa
Nangka

Pohon baru ditebang


Coklat muda kekuning-kuningan
Coklat kemerah-merahan merah tua
Coklat kekuning-kuningan coklat kemerahmerahan
Merah kecoklat-coklatan merah
Merah muda coklat muda
Merah muda merah tua
Kuning

Kayu sesudah 5 tahun


Coklat tua
Tetap
Tetap
Tetap
Coklat muda
Coklat tua hitam
Coklat tua

Tekstur kayu
Tekstur kayu adalan ukuran sel-sel kayu dan arah serat kayu. Tektur kayu dapat digolongkan
sebagai berikut.
tekstur
Kayu bertekstur halus
Kayu bertekstur sedang
Kayu bertekstur kasar
Kayu bertekstur lurus
Kayu bertekstur bergelombang

Contoh
Agatis, rasamala, sawo
Mahoni
Jati, kamper, keruing, kelapa
Jati, kamper, keruing, mahoni, kelapa
Bangkirai

Ukuran kayu dalam perdagangan


Dalam perdagangan hasilhutan yang diperdagangkan ialah:
Kayu sebagai hasil utama
-

Kayu perkakas kayu kasar/mentah (dolok)


kayu masak (kayu gergajian)

Kayu bakar

arang kayu
4
1

Hasil ikatan (bukan kayu)


-

Damar

vernis, terpentin

Kapur barus

Biji tengkawang

Ukuran gergajian kayu


0

1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

10

12

3
4

6
7
8
10

12

15

18

4
1

20

25

2.2.3 Vinir
Proses pembuatan:
-

Dengan mengupas. Mengupas kayu untuk vinir menghasilkan vinir setebal 0.5 mm
sampai 10 mm. tampak dari lingkaran pertumbuhan tidak terlalu baik.
Proses pengupasan ini adalah cara yang paling murah karena vinir yang dibuat
dengan proses ini biasanya hanya digunakan sebagai lapisan tripleks/multipleks
kualitas biasa walaupun juga sebagai lapisan inti/pengisi pada multipleks/tripleks
dengan kualitas tinggi.
Dengan menyayat. Vinir yang dihasilkan dengan proses menyayat, tampak
lingkaran pertumbuhan pohon akan tetap terwujud seperti pada papan, tanpa ada
kehilangan potongan yang disebabkan dengan gergaji.
Tebal vinir yang diproses dengan cara ini biasanya berukuran 0.05 8 mm. karena
proses ini sangat mahal, vinir sayat hanya digunakan sebagai lapisan muka dan
belakang dari multipleks/triplek berkualitas tinggi, benda dekoratif, dan sebagainya.
Dengan gergaji. Proses pembuatan vinir ini berbeda dengan vinir melalui kedua
proses di atas yang harus terlebih dahulu disimpan dalam kamar uap. Tetapi kayu
yang tidak dapat disimpan dalam kamar uap (karena akan berubah warna), maka
pembuatannya dilakukan dengan cara menggergaji.
Tebal vinir yang dihasilkan dengan proses penggergajian berkisar antara 1 5 mm.

Syarat mutu kelas vinir


Syarat mutu untuk masing-masing kelas vinir muka dan belakang adalah sebagai berikut.
karakteristik
Cacat alami:
warna

A
Menurut

Syarat mutu kelas vinir


B
C
Menurut

Menurut

D
Menurut

4
1

gembol
Mata kayu
sehat
Mata kayu
busuk

keadaan aslinya
tidak
diperkenankan
terlalu banyak
kelainan warna
Diperkenankan
asal diampelas
rata
Diameter
maksimum 20
mm tersebar dan
diampelas rata
Tidak
diperkenankan

Lubang gerek

Tidak
diperkenankan

Kantong
kulit/damar

Besarnya tidak
melebihi 7x51
mm dengan
panjang sejajar
serat
Tidak
diperkenankan

Perubahan
warna
Cacat teknis:
Retak

Tambahan

Permukaan
kasar

2 buah retak
dengan ukuran
maks.1x16 mm
didempul
dengan warna
yang sama dan
diampelas rata
Tidak
diperkenankan
Maks. 5% dari
luas muka panel

keadaan aslinya
tidak
diperkenankan
terlalu banyak
kelainan warna
Diperkenankan
asal diampelas
rata
Diameter
maksimum 39
mm tersebar dan
diampelas rata
Diameter
maksimum 7
mm tersebar, di
dempul dengan
warna yang
sama dengan
kayu
Di perkenankan
asal tersebar,
diameter
maksimum 6
mm
Besarnya tidak
melebihi 13x51
mm dengan
panjang sejajar
serat
Maksimum 5%
dari luas muka
panel

keadaan aslinya
kelainan warna
diperkenankan

2 buah retak
dengan ukuran
maks. 2x26 mm
didempul
dengan warna
yang sama dan
diampelas rata
Diperkenankan
asal warnanya
sama dan ukuran
>10x250 mm
Maks.10% dari
luas muka panel

2 buah retak
dengan ukuran
maks. 4x31 mm
didempul
dengan warna
yang sama dan
diampelas rata
Tidak dibatasi,
asal warnanya
sama

Diperkenankan
asal diampelas
rata
-

keadaan aslinya
kelainan warna
diperkenankan

Diameter
maksimum 20
mm asal
didempul

Tidak dibatasi
asal didempul
atau di tambal

Diperkenankan
tanpa batas, asal
didempul
dengan warna
yang sesuai
Besarnya tidak
melebihi 13x102
mm dengan
panjang serat
sejajar
Maksimum 10%
dari muka luar
panel

Diperkenankan
asal didempul
dengan warna
yang sesuai

Maks. 20% dari


luas muka panel

4
1

Sambungan

Delaminasi

dan diampelas
rata
Diperkenankan
sebuah
sambungan,
warna sama dan
arah serat sejajar
sisi kayu lapis.
Tidak
diperkenankan

dan diampelas
rata
Diperkenankan
2 buah
sambungan,
warna sama dan
arah serat sejajar
sisi kayu lapis
Tidak
diperkenankan

dan diampelas
rata
Diperkenankan
tanpa batas,
warna sama

Tidak
diperkenankan

Tidak
diperkenankan

2.3.3 Kayu lapis (tripleks danmultipleks)


Kayu lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan beberapa lapisan vinir yang
mempunyai arah serat bersilangan tegak lurus dengan diikat oleh perekat tertentu, serta
jumlah lapisan harus ganjil.
Vinir adalah lembaran kayu tipis yang diperoleh dengan cara mengupas atau mengiris dari
dolok kayu tertentu.
Kayu yang biasa dipilih untuk membuat vinir dari jenis kayu yang lunak, ringan, kelas kuat
dan kelas awetnya sekitar II IV dan bila dikupas tidak mudah pecah/retak.
Contoh kayu:
-

Agathis (damar)
Kamfer (dryobalanops spp)
Keruing (dipterocarpus spp)

- mangir (canophylum)
- meranti (shorea spp)
- merawan (hopea spp)

Sedangkan untuk pembuatan vinir indah (fancy-veneer) digunakan jenis-jenis kayu yang
berkualitas tinggi dengan nilai dekoratif yang indah dan menarik, misalnya:
-

Sonokeling (dalbergia laetifolia)


Sonokembang (pterocarpus indicus)
Kayu hitam (diospyros indicus)

- jati (tectona grandis)


- kuku (pericopsis mooniana)
- renghas (gluta renghas) dll.

Sebagai bahan perekat kayu lapis yang tahan terhadap kelembapan udara (jenis II) digunakan
perekat khusus yang terbuat dari lem PVA. Perekat untuk kayu lapis yang tahan air dan cuaca
(jenis I) terbuat dari phenol-formaldehid (formaldehid mempengaruhi kesehatan manusia).
Penggunaan kayu lapis
-

Untuk bangunan misalnya bekisting, daun pintu, dinding penyekat, langit-langit,


lapisan dasar lantai parket.
Untuk perabot rumah tangga misalnya almari, tempat tidur, meja, dan kursi.
4
1

Proses pembuatan kayu lapis


1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)

Pengawetan dalam lubang uap;


Pengupasan vinir;
Pemotongan vinir;
Pengeringan vinir;
Alat perekat;
Kempa panas;
Pemotongan sesuai ukuran;
Penggosokan dan pengontrolan kualitas;
Gudang dengan suhu udara dan iklim teratur

Perdagangan kayu lapis


-

Tripleks. Kayu lapis yang terdiri dari 3 lapis vinir yang dilekatkan dengan lem, seratserat kayunya bersilangan, lapis atas dan bawah seratnya harus searah.
Ukuran:
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 4 mm 3 lapisan vinir
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 6 mm 3 lapisan vinir
Tripleks jati
(7 ft x 3 ft) 2130 x 915 x 4 mm 3 lapisan vinir
Tripleks ukuran kecil
2130 x 915 x 4 mm 3 lapisan vinir

Multipleks. Kayu lapis yang terdiri dari 5 atau lebih lapisan vinir. Arah serat lapisan
bawah dan atas harus searah.
Ukuran:
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 9 mm 5 lapisan vinir
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 12 mm 5 lapisan vinir
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 14 mm 5 lapisan vinir
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 15 mm 5 lapisan vinir
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 18 mm 7 lapisan vinir
Tripleks biasa (8 ft x 4 ft) 2440 x 1220 x 24 mm 7 lapisan vinir

Perawatan dan penanganan kayu lapis


-

Kayu lapis hendaknya disimpan secara mendatar dan rata.


Hindarkan dari pengaruh sinar matahari dan kelembapan.

Papan blok (blockboard) dan papan lamin (laminboard)


Selain kayu lapis biasa, ada pula produksi papan blok atau papan lamin, yaitu kayu lapis
dengan intinya yang terdiri dari kayu gergajian (blockboard) atau vinir tebal yang berdiri
tegak lurus dengan lapisan vinir muka dan belakang.
2.4 Logam

4
1

Logam adalah sebuah elemen kerak bumi sekitar 4%. Logam terbuat bukan dalam bentuk
murni, melainkan dalam bentuk batuan yang mengandung biji besi. Biji besi merupakan
persenyawaan antara besi dengan oksigen tetapi dalam bentuk silikat. Biji besi terdapat
ditambang-tambang dan dipermukaan bumi (misalnya di tembagapura)
2.4.1 Besi dan baja
Logam campuran:
Sifat-sifat baja dapat dipengaruhi oleh campuran logam yang lain:
Logam campuran
Karbon (C)
Silisium (Si)
Fosfor (P)
Sulfur (S)
Mangan (Mn)
Nikel (Ni)

Krom (Cr)
Vanadium (V)
Molibdan (Mo)
Kobal (Co)
Wolfam (W)

Pengaruh terhadap sifat-sifat baja


menambah
Mengurangi
Kekokohan, kekerasan, sifat
Titik lebur, keuletan,
pengeras
regangan, sifat mengelas dan
menempa
Menambah elastisitas,
Sifat mengelas
kekokohan, kekerasan dan
daya tahan karat
Leburan encer, tahan panas
Regangan dan daya tahan
pukul
Leburan kental, serpihan
Daya kekuatan pukul
mudah patah
Kekerasan, kekokohan, daya Sifat membuat serpih
kekuatan pukul dan daya
keausan
Keuletan regangan,
Regangan oleh suhu tinggi
kekokohan, daya tahan karat,
tahanan listrik dan suhu
tinggi
Kekerasan, kekokohan, daya Regangan
tahan karat, suhu tinggi dan
ketajaman
Daya tahan lama, kekerasan, Mengurangi daya tahan suhu
keuletan
tinggi
Kekerasan, daya tahan lama
Regangan dan sifat menempa
Kekerasan, ketajaman
Keuletan mengurangi daya
tahan suhu tinggi
Kekerasan, kekokohan, daya Regangan
tahan karat, suhu tinggi dan
ketajaman

Perubahan struktur logam:


System pengubahan

Cara

Hasil
4
1

pemanasan
System pengubahan
Pendinginan mendadak
pengerasan

Tempering
Tempering mendadak
Pelapisan nitrogen
Pelapisan karbon

Logam dipanaskan,
kemudian didinginkan
perlahan-lahan
Cara
Logam dipanaskan,
kemudian didinginkan
mendadak dalam air atau oli
Logam dipanaskan,
kemudian didinginkan
sedemikian rupa sehingga
pengerasan merata
Logam yang telah diperkeras
dipanaskan pada suhu 180o
300oC
Logam yang telah diperkeras
dipanaskan pada suhu 450o
700oC
Pengerasan dilakukan dalam
oven dengan semprotan
nitrogen
Pengerasan dilakukan dalam
oven dan dengan karbon
mempengaruhi permukaan
logam

Struktur logam berbentuk


baru dan logam jadi lebih
lunak
Hasil
Menambah kekokohan
Menambah kekerasan dan
ketajaman
Menambah elastisitas
Mempertinggi batang
renggang
Memperkeras permukaan
logam dan daya tahan karat
Memperkeras tepid an inti
logam tetep lunak

2.4.2 Aluminium (Al)


Aluminium terbuat dari 66% bauksit dan 33% tanah liat (aluminiumoksida dari pulau bintan)
dengan proses elektrolisa pada suhu 950o 970oC dibagi atas aluminium dan oksigen.
Dengan proses ini dibutuhkan 72500 kWh daya listrik arus searah per ton aluminium.
Aluminium termasuk golongan logam ringan yang dapat dicor, digilas, ditarik, ditekan, dan
dilas. Aluminium akan rusak oleh kapur, gips. Adukan semen dan beton. Oleh karena itu,
elemen kontruksi bangunan aluminium harus dilindungi pada tempat pembangunan.
Aluminium, selain profil untuk jendela dan sebagainya, banyak digunakan sebagai lembaran
papak, atau aluminium gelombang seperti berikut.
Tebal
mm

Bobot
per m2

1.2

3.2 kg

Aluminium
lembaran
papak/gel.
Panjangnya
(mm)

Aluminium Aluminium gelombang


lembaran
Lebar
Tinggi
Lebar
papak
gelombang gelombang total
lebarnya
(mm)

Jumlah
gelombang

4
1

1.0
0.8
0.7
0.5

2.7 kg
2.2 kg
1.9 kg
1.4 kg

2000

1000

2400

1200

76 mm

18 mm

836

11

Aluminium campuran
Sifat-sifat aluminium dapat dipengaruhi oleh logam-logam lain sehingga terdapat campuran
aluminium sebagai berikut.
Aluminium campuran yang dapat dicor.
Nama dagang
Antikorodal
Silafont
Alufont

campuran
Aluminium
Magnesium
Silisium
Aluminium
Silisium
Aluminium (Al)
Tembaga
titan

Penggunaan
Alat perlengkapan pintu,
jendela dan mebel
Permukaan pemasak pada
kompor listrik
Pembangunan kendaraan,
kapal dan pesawat terbang

Aluminum campuran yang dapat digilasatau ditarik.


Nama dagang
Aluman
Peraluman
Extrudal atau antikorodal
Avional
Zinkaluminium

Campuran
Aluminium
Mangan
Aluminium
Magnesium
Aluminium
Magnesium
Silisium
Aluminium
Tembaga
Magnesium
Aluminium
Seng

penggunaan
Aluminium lembaran
Aluminium lembaran hiasan
dengan anode oksidasi
Aluminium lembaran hiasan
dengan anode oksidasi
Pembangunan kendaraan, kapal
dan pesawat terbang
Aluminium untuk lembaran atap

2.4.3 Seng

4
1

Senga adalah jenis logam yang biasa digunakan untuk melindungi terhadap terjadinya korosi
dengan menggunakan cara menyepuh atau melapisi secara galvanis. Di Indonesia atap seng
gelombang masih sering digunakan karena harganya agak murah untuk atap yang jadinya
kedap air hujan dan tahan lama dengan kekecualian pada daerah yang mengalami udara
tercemar sulfur (dekat gunung api dsb.). kehilangan lebarnya seng papak oleh gelombanggelombang sekitar 16%
Seng berbentuk pelat dasar atau gelombang serta rol biasanya ditentukan dalam ukuran BWG
(Birmingham Wire Gauge) seperti berikut.

BWG

20
22
24
26
28

Tebal
mm

Bobot
per m2
(kg)

0,9
0.7
0.56
0.46
0.36

7.2
5.6
4.5
3.7
2.9

Panjang
per
lembar
(mm)
1830
1830
1830
1830
1830

Seng
papak
lebar
(mm)
915
915
915
915
915

Lebar
profil
(mm)
76
76
76
76
76

Seng gelombang biasa


Tinggi
Lebar
Jumlah
profil
total
gelombang
(mm)
(mm)
16
176
10
16
176
10
16
176
10
16
176
10
16
176
10

Ukuran diameter kawar juga ditentukan dalam BWG sebagai berikut.


BWG
11
10
9

Ukuran mm
3.05
3.40
3.76

BWG
8
7

Ukuran mm
4.19
5.20

Seng gelombang khusus


Sebagai perkembangan atap seng gelombang biasa dapat digunakan atap seng gelombang
khusus yang mengandung keuntungan bahwa kekuatan lebih tinggi yang berarti jarak kasau
berbentuk peran (biasanya kontruksinya baja) dapat dijauhkan sampai 1.90 m, dengan
panjang selembar sampai 15.00 m. karena panjangnya ini lapisan atap tidak perlu disambung
dan kemiringan atap boleh sangat landai (>1o).

4
1

Ukuran-ukuran seng gelombang khusus serta perlengkapannya yang dipasarkan di Indonesia


diambil dari merek lysaght klip-lok.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama menjalani tugas makalah ini dan membuat laporan
kerja, kami mencoba memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
A. Penggunaan material bahan bangunan sangat di anjurkan untuk memilih kualitas
material yang bagus.
B. Karena sifatnya bahan bangunan bermacam-macam tergantung cara produksinya.
Mulai yang berkualitas tinggi sampai kualitas rendah.
C. Untuk mendapatkan hasil pembangunan diperlukan pemilihan materialyang
berkualitas. Sehingga bangunan bisa tahan lama.
3.2 Saran
Selain kesimpulan di atas, kami juga mempunyai beberapa saran yang mudahmudahan dapat memberikan sedikit manfaat bagi semua pihakyang memerlukannya:
A. Agar pelaksanaan pembuatan makalah dapat belajar secara optimum,dan sebaiknya
pada saat pembuatan makalah aktif bertanya dan mencari informasi kepada mahasiswamahasiswa yang ada di dalam kelas.
B. Di sarankan dalam pelaksanaan pembuatan makalah tentang bahan
bangunanberusaha minta kesempatan untuk turut serta dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan yang ada sehingga semua pengetahuan yang dapat di bangku kuliah dapat di
bandinkan dengan kenyataan yang ada.

4
1

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.2009.Pengetahuan Teknik Bangunan(cetakan 3).Jakarta:Rineka cipta.
http://wikipedia.org
ferick,Heinz, dan Koesmartadi,Ch.1999.Ilmu Bahan Bangunan.Yogyakarta:Kanisius
http://google.co.id (Search : Praktek kerja batu )

4
1

Anda mungkin juga menyukai