Anda di halaman 1dari 13

Volume 11 No 1

September 2015

Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013

Oleh: Sardiman AM
(Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, UNY)
e-mail: sardiman@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui posisi mata pelajaran sejarah dalam
Kurikulum 2013, dan (2) Mengetahui peran mata pelajaran sejarah dalam pembentukan
karakter bangsa. Metode yang digunakan peneliti dalam penulisan sejarah ini adalah metode
penelitian menurut Kuntowijoyo. Adapun tahapan penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo
mempunyai lima tahap yaitu pemilihan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan penulisan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 dikembangkan dalam rangka
menjawab berbagai tantangan baik internal maupun eksternal. Tantangan internal misalnya
adanya tuntutan penyelenggaraan pendidikan yang mengacu pada delapan standar nasional
pendidikan, sementara dari segi eksternal misalnya pengaruh globalisasi dan perkembangan
IPTEKS. Di samping itu implementasi Kurikulum 2013 ini juga dalam rangka mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter. Kurikulum 2013 telah menempatkan mata pelajaran Sejarah
Indonesia pada posisinya yang sesungguhnya. Diharapkan mata pelajaran Sejarah Indonesia
mampu mengembangkan berpikir kritis dan imajinatif serta menjadi wahana pembentukan
karakter bangsa, menjadi alat pemersatu dan penguatan rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Kata kunci: Kurikulum 2013, Sejarah Indonesia, karakter bangsa.

Abstract
This study aims to: (1) Knowing the position of subjects of history in the curriculum
2013, and (2) Determine the contribution of the subjects of history in the formation of
national character. The method that the researcher used in the writing of this history is a
research method according to Kuntowijoyo . The stages of historical research according to
Kuntowijoyo has five stages, there are selection of topics, heuristic, verification,
interpretation, and writing. The results showed that the 2013 curriculum was developed in
order to answer the challenges of both internal and external. The Internal challenges such as
the presence demands of education provision which refers to the eight national education
standards, while in terms of the external example of globalization and the development of
science and technology. In addition, the implementation of Curriculum 2013 and also in
order to support the implementation of character education. Curriculum 2013 has placed the
subjects History of Indonesia on the actual position. History Indonesia expected to subjects
able to develop critical thinking and imaginative as well as being a vehicle for the formation
of national character, into a means of unifying and strengthening a sense of nationalism and
patriotism.

Keywords: Curriculum 2013, Indonesian History, nation's character.

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


Volume 11 No 1
September 2015

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


Pendahuluan Indonesia harus berjuang melalui berbagai
Sungguh menarik mengkaji posisi mataperlawanan dan pergerakan kebangsaan yang
pelajaran Sejarah Indonesia pada Kurikulumakhirnya sampailah kepada saat yang
2013. Di tengah-tengah ketidaksenangan danberbahagia untuk menemukan jati diri sebagai
ketidaktertarikan para peserta didik terhadapbangsa yang berdaulat setelah tercapai
mata pelajaran sejarah, tiba-tiba pemerintahproklamasi kemerdekaan Indonesia yang
me-launching dan menerapkan Kurikulumdinyatakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
2013 yang menempatkan mata pelajaranBerbagai perangkat, termasuk falsafah dan
Sejarah Indonesia sebagai mata pelajarandasar negaranya Pancasila sebagai karakter
wajib di jenjang SMA/MA/SMK/MAK.dan panduan hidup bangsa, telah ditetapkan.
Dengan demikian pada Kurikulum 2013 iniKini kita hampir dua pertiga abad merdeka dan
mata pelajaran Sejarah Indonesia sebagai mataPancasila sebagai dasar negara.
pelajaran yang harus ditempuh oleh semua Hampir dua pertiga abad pemerintah
siswa di jenjang pendidikan menengah, tanpadan masyarakat telah menyelenggarakan
memandang penjurusan atau peminatan yang program pendidikan nasional untuk
diambilnya. Hal ini secara tidak langsungmembentuk manusia seutuhnya.
ingin menunjukkan begitu pentingnya posisiPertanyaannya adalah sudahkah masyarakat
dan peran mata pelajaran Sejarah Indonesiadan bangsa kita yang sudah 69 tahun
dalam pembinaan peserta didik sebagaimengenyam kemerdekaan ini telah
generasi muda bangsa. melaksanakan amanah dan tanggung jawab
Mungkin kita ingat pesan Bung Karnosejarah sebagai anak bangsa dengan
Jangan sekali-kali melupakan sejarah.mengamalkan nilai-nilai Pancasila, nilainilai
Bangsa yang besar adalah bangsa yang maukeindonesiaan seperti menjunjung tinggi dan
menghargai perjuangan para pendahulunya.mengamalkan hidup sebagai orang yang
Demikian kata-kata bijak yang sering menjadiberiman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
konsumsi para pejabat dalam mengawaliberakhlak mulia seperti berlaku santun, saling
pidatonya di berbagai kesempatan. Rangkaiankasih sayang, toleran, cinta damai, hormat
kata-kata bijak itu sebenarnya memiliki maknamenghormati, tolong menolong dan rela
yang mendalam, yakni menyadarkanberkorban, menjaga persatuan, mengokohkan
bagaimana setiap generasi penerus itujati diri dan semangat kebangsaan, demokratis
memahami asal usul dirinya sebagai bangsa,dan tanggung jawab, hidup dengan nyaman
dan sudah seharusnya selalu mengingat sejarahmerasa terlindungi, adil dan sejahtera,
perjuangan bangsanya karena di dalamnyawilayahnya aman tidak diganggu oleh bangsa
penuh dengan pelajaran moral. Kita perlulain? Sudahkah penyelenggaraan pendidikan
menghargai jasa perjuangan mereka dengannasional melahirkan para pemimpin dan
meneladani nilai-nilai kejuangan mereka.sumber daya manusia yang berdaulat, tangguh,
Tetapi nampaknya kata-kata bijak itu tidakberkemampuan dan berkemauan serta rela
pernah singgah di relung hati para penuturnya berkorban untuk mewujudkan cita-cita
sehingga tidak memiliki implikasi dalamkemerdekaan (Sri Edi Swasono, 2010:5).
kehidupannya sebagai bangsa Indonesia. Nampaknya jawaban untuk pertanyaan-
Bangsa Indonesia terbentuk melaluipertanyaan tersebut masih memprihatinkan.
proses sejarah yang panjang. Dimulai sebagaiBahkan yang lebih menyedihkan lagi banyak
masyarakat yang bebas dan berdaulat, bebasdi antara warga bangsa ini melupakan produk
berinteraksi dengan pihak manapun dandan amanah sejarah. Pancasila tidak lagi
mengadakan hubungan dagang dengan siapadihayati, sistem dan rumusan tujuan
saja, tetapi kemudian harus mengalamipendidikan nasional sebagaimana diamanatkan
penjajahan oleh kolonialisme dan imperialismeoleh Pembukaan dan pasal 31 UUD 1945 serta
Barat. Beratus-ratus tahun lamanya rakyat

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


peraturan perundang-undangan yang terkait,cenderung pragmatis, konsumtif-materialistik,
juga kurang mendapat perhatian? berorientasi kepada materi fisik-kebendaan,
Harus diakui bahwa tidak sedikit didan mengejar kepuasan sesaat (lih. I Gde
antara warga bangsa ini yang tidak peduliWidja, 2002:2). Format kehidupan ini ternyata
terhadap produk sejarah bangsa kita. Apalagijuga membawa bencana kultural. Nilai-nilai
kalau kita kaitkan dengan kehidupansosial budaya keindonesiaan yang telah
masyarakat, khususnya para pelajar dandibangun beratus-ratus tahun seperti,
remaja kita yang kurang menghargai sejarahkesantunan dan kepeduliaan, gotong royong,
perjuangan para pendahulunya. Salah satusaling bermusyawarah, semangat kebangsaan,
indikator dapat ditunjukkan dengan banyakjiwa kepahlawanan, rela berkorban, keteguhan
peserta didik yang tidak tertarik dengan matadan kegigihan serta kerja keras yang pernah
pelajaran sejarah di sekolah, bahkandikembangkan oleh para pejuang pendahulu
memandang remeh dan tidak ada gunanyakita terasa hambar dalam kehidupan
belajar sejarah itu. Pelajaran sejarah di sekolahbermasyarakat dan berbangsa dewasa ini. Kita
menjadi mata pelajaran yang membosankan. cenderung individualistik; berkembang budaya
Pelajaran sejarah dipandang sebagai pelajarannerabas dan tidak jujur yang dapat berujung
yang tidak penting, apalagi kalau tidak di UN-pada pengkerdilan dan penumpulan inti dan
kan. Pandangan semacam ini mulai marakmakna kemanusiaan (Suswandari, 2010:30).
terutama setelah pemerintah Orde BaruTerjadilan eksklusi sosial (dan moral) bagi
berhasil mengusung kebijakan pembangunankebanyakan manusia di Indonesia
yang lebih menekankan pada pembangunan(Burhanuddin Abdullah, 2008: 74). Tawuran
fisik dan ekonomi. Hal-hal yang tidakantarpelajar; perilaku amoral seperti korupsi,
bersentuhan langsung dengan materi dan uangminum-minuman keras dan penyelewenagn
tidak begitu diminati oleh para peserta didikseksual, di samping lunturnya semangat
dan bahkan juga orang tua/wali sebagainasionalisme, kemandirian dan jati diri bangsa,
representasi masyarakat. Mereka memandangterus menghantui kehidupan bermasyarakat
pelajaran sejarah itu sebagai pelajaran yangdan berbangsa. Oleh karena itu, krisis ekonomi
tidak marketable, sebagai pelajaran yang tidakdan moneter menjadi berkepanjangan,
berorientasi ke masa depan. sehingga berlanjut menjadi krisis
Mengapa demikian? Salah satumultidimensional yang kemudian
sebabnya bisa ditebak karena pembelajaranbermetamorfosis menjadi krisis intelektual dan
sejarah kita cenderung hafalan. Penelitian yanghati nurani atau krisis akhlak dan moral
dilakukan Nunuk Suryani (2013:211)(Soemarno Soedarsono, 2009:115). Tentunya
menemukan bahwa guru-guru sejarah dalamhal ini menjadi pelajaran kita semua sebagai
melakukan pembelajaran masih banyakwaraga bangsa Indonesia.
menggunakan metode konvensional (yang Kini pemerintah sedang mengawali
cenderung hafalan), belum dikaitkan denganpelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu
nilai atau karakter.ngga melahirkan kebiasaanalasan mengapa Kurikulum 2013
berpikir praktis-prgamatis. Pembelajarandikembangkan dan dilaksanakan di dunia
sejarah cenderung berorientasi pada masapersekolahan adalah persoalan karakter anak
lampau yang statis, masa lampau untuk masabangsa. Seperti telah disinggung bahwa pada
lampau sehingga kurang kontekstual denganKurikulum 2013 ini telah menempatkan mata
kehidupan kekinian, apalagi untuk masapelajaran Sejarah Indonesia merupakan mata
depan. pelajaran wajib yang harus diikuti oleh semua
Kehidupan masa depan yang ditandaipeserta didik di jenjang
dengan kuatnya arus globalisasi danSMA/MA/SMK/MAK. Kurikulum 2013 ingin
meluasnya paham materialisme telahmeluruskan pola pandang masyarakat
membawa kehidupan masyarakat sekarang inikebanyakan yang menganggap pelajaran

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


sejarah tidak penting dengan menempatkanTantangan internal misalnya terkait dengan
mata pelajaran Sejarah Indonesia sebagaimanakondisi pendidikan yang menyangkut tuntutan
yang sesungguhnya untuk melatih berpikirpendidikan yang mengacu delapan Standar
kritis dan inspiratif serta sebagai alatNasional Pendidikan yang meliputi Standar
permersatu, penguatan semangat kebangsaankompetensi lulusan (SKL), Standar isi (SI),
dan cinta tanah air di tengah-tengahstandar proses, standar penilaian, standar
melemahnya kebanggaan dan jati diripengelolaan, standar biaya, standar sarana
keindonesiaan. prasarana, standar pendidik dan tenaga
Persoalannya, mampukan pelajarankependidikan. Di samping itu, terkait dengan
Sejarah Indonesia itu mengembangkan polatuntutan kehidupan dan perkembangan
berpikir kritis dan inspiratif, mampukanIPTEKS yang begitu cepat berubah sehingga
pelajaran Sejarah Indonesia menjadi salah satudiperlukan adanya penyempurnaan pola pikir
instrument untuk membina karakter pesertadan penguatan tata kelola kurikulum serta
didik dan membangun karakter bangsa?pendalaman dan perluasan materi serta
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dicobapenguatan pembelajaran dan penilaian
dijawab melalui tulisan singkat ini dengan(Panduan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia,
tajuk: Menakar Posisi Sejarah Indonesia 2013:7).
pada Kurikulum 2013 Tantangan internal ini juga terkait
dengan fenomena dan realitas kehidupan
Metode Penelitian masyarakat serta apa yang terjadi lingkungan
Metode penelitian yang digunakanpara remaja dan pelajar. Sebagai contoh
peneliti dalam penulisan sejarah ini adalahmaraknya perkelahian antarpelajar, berbagai
metode penelitian menurut Kuntowijoyo.tindak kekerasan dan anarkhisme,
Adapun tahapan penelitian sejarah menurutpenyalahgunaan narkoba dan minum-minuman
Kuntowijoyo mempunyai lima tahap yaitukeras, ketidakjujuran dan perilaku nyontek
pemilihan topik, heuristik, verifikasi,dalam ujian/ ulangan/mengerjakan tugas,
interpretasi, dan penulisan (Kuntowijoyo,plagiraisme, korupsi, lunturnya kesantunan
2005: 91). dan melemahnya semangat nasionalisme dan
jati diri bangsa. Di samping itu, juga timbul
Hasil Penelitian dan Pembahasan kritik dari masyarakat bahwa penyelenggaraan
Posisi Sejarah Indonesia dalam Kurikulumpendidikan kita terlalu menitikberatkan pada
2013 aspek kognitif, beban peserta didik terlalu
Sebelum menelaah posisi mataberat dan kurang memperhatikan pendidikan
pelajaran Sejarah Indonesia di dalamkarakter. Pendidikan kita cenderung
Kurikulum 2013, perlu kiranya ditelaahinteletualistik bahkan pragmatis- formalistik.
terlebih dulu beberapa contoh ciri atauBagi para peserta didik (bahkan di kalangan
karakteristik Kurikulum 2013. Terlepas dariorang tua), sekolah itu yang penting dapat
soal pro dan kontra, Kurikulum 2013 itu by mengerjakan soal ulangan atau soal ujian,
design layak untuk dilaksanakan di duniayang penting naik kelas dan kemudian lulus
persekolahan kita. Sayang dalamdapat ijazah. Sampai-sampai ada kasus guru
penerapannya terasa tergesa-gesa sehinggadimarahi orang tua/wali peserta didik karena
kesiapan-kesiapan menjadi kurang matang,anaknya disuruh kerja bakti di sekolah. Tidak
termasuk penyiapan guru dan bahan ajarnya. sedikit orang tua/wali di Indonesia
Mengapa Kurikulum 2013 dikembangkan danberpendapat bahwa sekolah itu yang penting
diterapkan di Indonesia? Penyempurnaanbelajar ilmu, naik kelas dan lulus dengan nilai
kurikulum adalah sebuah keharusan,baik. Mereka orang tua/wali itu berpendapat
mengingat adanya tuntutan dan berbagaibahwa mengirim anaknya ke sekolah itu untuk
tantangan baik internal maupun eksternal.belajar, tidak untuk kerja bakti. Pandangan

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


orang tua yang demikian ini jelas tidak sesuaimendasarkan pada pertimbangan moral,
dengan kebijakan dan program pelaksanaankemampuan berpikir kritis dan kreatif, atau
pendidikan karakter. memiliki kecerdasan intelektual,
Sementara itu tantangan eksternalsosial/emosional dan spiritual, kemampuan
terkait dengan globalisasi yang semakinberkomunikasi, kemampuan menjadi warga
kompleks, masalah lingkungan hidup,negara yang demokratis dan bertanggungjawab
perkembangan teknologi informasi, ekonomiserta peduli dan toleran terhadap sesama dan
berbasis pengetahuan, bekembangnya industrilingkungan.
kreatif, juga menyangkut soal mutu, investasi Sehubungan dengan harapan tersebut,
dan transformasi pada sektor pendidikan (lih.maka dirumuskan SKL yang bersifat umum
Kurikulum 2013). Terkait dengan globalisasi,dan mendasar yang menggambarkan lulusan
sebuah kajian yang dilakukan Suswandarisebagai insan yang tidak hanya cerdas secara
(2010:30) dengan mengutip pendapat Anthonyintelektual tetapi juga memiliki kecerdasan
Giddens menjelaskan bahwa globalisasi telahspiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang
merombak kehidupan manusia, ada yangmemadai. Oleh karena itu, di dalam
membantu manusia tetapi ada juga yangKurikulum 2013 dirancang sedemikian rupa
membuat susah umat manusia. Sementara itu pada struktur isi memuat Kompetensi Inti (KI)
Sudiati (2009:209) menjelaskan bahwadan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti
kehidupan di era global ini semakin kompleks.merupakan terjemahan atau operasionalisasi
Kompleksitas itu ditandai misalnya soal HAM,SKL yang harus dimiliki mereka yang telah
penyalahgunaan narkotika. Kemudian lahirnya menyelesaikan pendidikan pada satuan
revolusi teknologi telekomunikasi danpendidikan atau jenjang pendidikan tertentu.
transportasi satu sisi melahirkan kemudahanKompetensi Inti (KI) adalah tingkat
dalam berbagai bidang kehidupan tetapi jugakemampuan untuk mencapai SKL yang harus
memunculkan dampak negatif sepertidimiliki peserta didik pada setiap tingkat kelas
kompetisi yang tidak sehat, dan berbagaiatau program. Kompetensi Inti juga
bentuk perilaku amoral. Globalisasi juga telahmenggambarkan kualitas yang seimbang
mengancam eksistensi jati diri keindonesiaan. antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Terkait dengan dengan berbagai Secara substansial, Kompetensi Inti
tantangan tersebut, secara filosofis(KI) didesain dalam empat kelompok yang
penyelenggaraan pendidikan dansaling terkait, yaitu berkenaan dengan sikap
pengembangan Kurikulum 2013 perlukeagamaan (Kompetensi Inti-1), sikap sosial
didasarkan pada akar budaya bangsa(Kompetensi Inti-2), pengetahuan
(Pancasila) yang dapat mendorong terjadinya(Kompetensi Inti-3), dan
proses pewarisan dan pengembangan budaya,keterampilan/penerapan pengetahuan
memberikan dasar bagi keberlanjutan(Kompetensi Inti-4). Keempat kelompok itu
kehidupan bangsa dengan segala aspekmenjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan
kehidupan yang mencerminkan karakterharus dikembangkan dalam setiap peristiwa
bangsa masa kini dan masa yang akan datang, pembelajaran secara integratif. Kompetensi
eklektik antara perenialisme, esensialisme,yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan
humanism, progresivisme dan rekonstruksisikap sosial dikembangkan melalui
sosial (S. Hamid Hasan, 2013:34).pembelajaran secara tidak langsung (indirect
Pengembangan Kurikulum 2013 harus jugateaching), yaitu pada waktu peserta didik
mewujudkan komptensi lulusan yang mampubelajar tentang pengetahuan tertentu
memahami dan mencari solusi berbagai(Kompetensi Inti kelompok - 3) dan penerapan
permasalan yang terkait dengan berbagaipengetahuan (Kompetensi Inti kelompok-4).
tantangan itu. Misalnya kompetensi yangSetiap Kompetensi Inti dijabarkan menjadi
terkait dengan kemampuan berpikir jenih dankompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


merupakan kompetensi setiap mata pelajarandikatakan sebagai jiwa Kurikulum 2013 yang
untuk setiap kelas yang diturunkan daridimanifestasikan sejak dari dokumen sampai
Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalahpenerapan di kelas.
kompetensi dan konten yang juga terkait Ada satu hal yang spektakuler dalam
dengan aspek spiritual, sikap sosial,desain Kurikulum 2013, yakni munculnya
pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumbermata pelajaran Sejarah Indonesia sebagai mata
pada Kompetensi Inti yang harus dikuasai pelajaran wajib pada struktur organisasi isi
peserta didik. Dalam pelaksanaanuntuk jenjang SMA/MA/SMK/MAK (yang
pembelajaran semua aspek itu didesain atauselanjutnya disebut SMA dan yang sederajat).
dimuat dalam Rencana PelaksanaanSemua peserta didik di jenjang SMA dan yang
Pembelajaran (RPP). Oleh karena itu, setiap sederajat itu harus menempuh mata pelajaran
guru yang berinteraksi dengan peserta didikSejarah Indonesia. Di samping itu masih ada
dalam proses belajar mengajar di kelas pada mata pelajaran Sejarah bagi peserta didik yang
hakikatnya memiliki tanggung jawab menggalimengambil peminatan rumpun Ilmu Sosial.
dan mengembangkan empat aspek tersebut. Desain ini dikatakan spektakuler mengingat
Kurikulum 2013 juga menekankanselama ini oleh masyarakat dan juga peserta
pengembangan pemikiran kritis-kreatif dandidik pada umumnya memandang mata
inovatif bagi peserta didik. Peserta didik jugapelajaran Sejarah itu merupakan pelajaran
dikembangkan rasa ingin tahu, peserta didikyang tidak penting dan tidak bermanfaat dalam
tidak lagi harus diberi tahu atau menerimakehidupan keseharian. Dengan demikian
pengetahuan tetapi bagaimana mereka itukeberadaan mata pelajaran Sejarah dan Sejarah
dilatih mencari dan menemukan pengetahuan.Indonesia pada Kurikulum 2013 diharapkan
Sumber belajar tidak hanya terbatas guru tetapiterjadi proses pembalikan pola pikir dan
bisa siapa dan apa saja yang relevan. Tempatpandangan masyarakat yang sekaligus
pembelajaran tidak terbatas di ruangan kelasmemberikan penyadaran tentang pentingnya
tetapi di masyarakat dan lingkungan alam.Sejarah, apalagi Sejarah Indonesia akan
Oleh karena itu, secara metodologis, dalammenjadi cermin dalam kehidupan
pembelajaran pada Kurikulum 2013bermasyarakat dan berbangsa. Keberadaan
menekankan pendekatan saintifik. Padamata pelajaran Sejarah Indonesia pada
peserta didik dikembangkan kemampuanKurikulum 2013 akan senantiasa menjadi alat
mengamati dan menanya, kemampuanedukasi yang lebih menekankan pada
mengumpulkan informasi, berikutperspektif dan pengembangan sikap sosial dan
mengasosiasi atau mengolah informasi sampainilai-nilai kebangsaan bagi peserta didik.
menarik kesimpulan dan kemudianSementara mata pelajaran Sejarah pada
mengkomunikasikan hasil. peminatan lebih menekankan pada
Mencermati uraian tentang beberapapengembangan keilmuan.
contoh ciri atau karakteristik Kurikulum 2013 Melalui KI-KD yang ada pada mata
tersebut, nampak ada beberapa perubahan danpelajaran Sejarah Indonesia, para peserta didik
ada yang bersifat reaktualisasi bila dibandingdiharapkan menguasai kompetensi yang terkait
dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya.dengan kemampuan meneladani para
Sebagai contoh kalau menelaah rumusan SKLtokoh/pemimpin dalam pengamalan agama
dan standar isi yang yang terkait dengan KIyang dianutnya dan meningkatkan rasa syukur
dan KD, terutama KI menunjukkan adanyaatas karunia-Nya, baik dalam bidang sosial
perbedaan di banding dengan KTSP ataukemasyarakatan, budaya, politik,
kurikulum sebelumnya. Begitu juga substansipemerintahan, dan kekyayaan ekonomi (KI1).
yang dituangkan dalam KI-1, KI2 dan KI4,Peserta didik juga diharapkan memiliki dan
menunjukkan adanya perubahan. Keberadaanmengembangkan sikap sosial dan nilai-nilai
KI-1, KI-2 dan KI-4 bersama KI-3 bolehseperti tanggung jawab dan peduli terhadap

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


karya budaya bangsa, cinta damai, jujur,melupakan akan eksistensinya terkait dengan
responsif dan proaktif dalam menyikapitiga pertanyaan historis-filosofis tersebut. Oleh
masalah lingkungan dan sosial kebangsaan,karena itu, sangat wajar bila masih banyak
rela berkorban, memperkokoh semangatpihak yang mepertanyakan apa perlunya
kebangsaan, kerja sama/persatuan danbelajar sejarah, dapatkah kita belajar dari
kesatuan, memperkuat harga diri sebagaisejarah? Pertanyaan ini muncul dari dua
bangsa (KI2). Dalam KI-KD itu para peserta komunitas. Pertama, komunitas yang memang
didik juga diharapkan dapat memahami dansudah apatis, mengapa susah-susah
menerapkan konsep berpikir diakronis danmemikirkan hal yang sudah lampau, hal yang
sinkronis kemudian menganalisis perubahansudah ketinggalan zaman. Hidup itu untuk
dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah.sekarang maka agar terus survive harus
Selanjutnya para peserta didik dituntut untukberpikir untuk masa depan. Kedua, kelompok
menganalisis dan mengevaluasi sejarahakademisi yang sedikit mengetahui konsep
perkembangan kehidupan bangsa Indonesiasejarah. Peristiwa sejarah itu bersifat unik dan
dengan berbagai aspek kehidupannya sejakhanya sekali terjadi (einmalig) (lih. Sartono
zaman praaksara sampai zaman reformasiKartodirdjo, 1992:153). Berangkat dari hakikat
(terkait dengan KI3). Yang penting lagiatau sifat dasar sejarah yang hanya sekali
peserta didik dituntut untuk mampu mengolahterjadi dan tidak berulang inilah maka akan
informasi, merekonstruksi peristiwa sejarah disulit mendapatkan pelajaran atau menemukan
Indonesia dan kemudian dapat disajikan dalamrambu-rambu kehidupan dari sejarah untuk
bentuk tulisan (KI4). menghadapi kehidupan masa kini, apalagi
untuk masa depan. Lain halnya di kalangan
Mengembangkan Kecerdasan Sejarah para sejarawan dan peminat sejarah
Seiring dengan upaya mencapaiberpandangan bahwa peristiwa sejarah itu
komptensi-kompetensi tersebut di atas, melaluimemang tidak berulang, tetapi kalau dicermati
pembelajaran Sejarah Indonesia diharapkanada peristiwa-peristiwa sejarah yang
para peserta didik mampu mengembangkanberikutnya terdapat fenomena, suasana atau
kecerdasan sejarah melalui pola berpikir kritis,pola-pola yang sama/mirip dengan peristiwa
kreatif dan imajinatif. Dengan kecerdasanmasa lalu. Lahirlan pola-pola atau
sejarah itu seseorang dapat memahami setiapkecenderungan dalam sejarah. Bahkan ada
fenomena dan peristiwa sosio kebangsaansebagian ahli menegaskan adanya generalisasi
secara cermat, jernih dan komprehensifdalam sejarah (Kuntowijoyo, 2013:141-155).
sehingga melahirkan sebuah kearifan danDalam kajian sejarah memang ada yang
kedasaran sejarah. Kesadaran sejarah adalahbersifat ideografis yang menekankan pada
suatu orientasi intelektual, dan sikap jiwaperistiwa khusus dan studi sejarah yang
untuk memahami keberadaan dirinya sebagaibersifat nomotetis yang memperhatikan
suatu bangsa. Taufik Abdullah (1974:9)generalisasi dalam sejarah (I Made Pageh,
menegaskan bahwa kesadaran sejarah tidak2010:2).
lain adalah kesadaran diri. Secara historis- Berangkat dari pemahaman tentang
filosofis, kesadaran diri dapatpola-pola dan kecenderungan serta generalisasi
direpresentasikan dengan pertanyaan-dalam sejarah, sangat wajar kalau di
pertanyaan, dari mana seseorang itu, untuk apamasyarakat begitu popular pengertian sejarah
ada, setelah itu mau kemana? Jelassebagai peristiwa masa lalu untuk kehidupan
pertanyaan-pertanyaan ini cukup mendasarmasa sekarang dan dapat dijadikan rambu-
dalam hidup dan kehidupan manusia. rambu untuk merancang masa depan. Dengan
Namun dalam kehidupan modern yangdemikian dapat ditegaskan bahwa masa
serba pragmatik-materialistik ini memanglampau itu perlu dan penting untuk dipelajari.
tidak sedikit di antara manusia yangMasa lampau itu tidak mandeg, tetapi bersifat

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


dinamis, berlanjut secara kronologis denganmenghapus hari lahirnya dalam sejarah
prinsip sebab akibat. Akibat dari suatuhidupnya, tidak ada manusia langsung dewasa
peristiwa akan menjadi sebab dari peristiwatanpa melalui masa kanak-kanak dan masa
berikutnya dan begitu seterusnya. Pemahamanremajanya, tidak ada manusia mencapai
tentang masa lampau juga dapat menjadiderajat sarjana tanpa melaui pendidikan dasar
sumber inspirasi, motivasi, dan kekuatan untukdan pendidikan menengah. Dengan kata lain
membangun semangat kebangsaan dankehidupan manusia masa kini pada hakikatnya
persatuan. Dengan demikian memahamimerupakan kelanjutan dari masa lampau,
sejarah atau hasil rekonstruksi masa lampaukehidupan masa depan merupakan kelanjutan
itu dapat memerluas cakrawala pemikirandari kehidupan manusia masa kini.
karena peristiwa masa lampau itu mengandung Pemahaman secara kritis terhadap tiga dimensi
berbagai sumber informasi dan inspirasi sertawaktu kehidupan itulah sebuah kecerdasan
bahan yang tidak akan habis untuk dikaji demisejarah. Seseorang yang memiliki kecerdasan
kehidupan masa kini (Sam Wineburg,sejarah dapat dimaknai cerdas memahami
2006:7). Dalam kaitan ini menarik apa yang masa lampaunya sehingga mampu mengambil
disampaikan oleh sejarawan Belanda, Blok: hikmah, cerdas memahami kekiniannya
The knowledge, the detailed knowledge sehingga mampu menjalani kehidupannya
of the past cannot, of course, lead us, secara bijak dan cerdas melihat
historians, to an infallible prediction of kecenderungan masa depan sehingga mampu
what will take place tomorrow on the secara cermat merancang kehidupannya ke
day after, but it can and must serve to a depan.
better understanding of the present. Ang Dalam konteks membangun kecerdasan
a good understanding of the present is sejarah tersebut, para peserta didik melalui
one of the best guarantees of a wise pembelajaran sejarah dilatih untuk
treatment of this present with a view to mengembangkan model berpikir sejarah.
the things which the future will bring Berpikir sejarah ini merupakan bentuk
us (Dikutip dari Renier, lih. I Madepenalaran khas sejarah, dalam upaya kreatif
Pageh, 2010:3) untuk memperoleh pengetahuan sejarah secara
Memahami kutipan di atas menunjukan bahwalebih akurat dengan cara menyelami kondisi
memahami masa lampau itu merupakanhistoris tertentu atas dasar kesadaran, bahwa
sesuatu yang sangat penting dalam rangkakondisi kehidupan di masa lalu berbeda
memahami dirinya baik sebagai individu,dengan kehidupan kita sekarang (Mestika Zed,
sebagai masyarakat dan sebagai bangsa dalam2012:55). Dalam hal ini harus diingat bahwa
menghadapi kehidupan kini dan yang akan belajar sejarah tidak sekedar mengahafal
datang. Manusia yang hidup masa kinideretan peristiwa, nama-nama tokoh, institusi,
sebenarnya merupakan kelanjutan dari masanama kerajaan, angka tahun dan tempat dan
lampau sehingga pelajaran sejarahseterusnya, tetapi perlu dan mampu berfikir
memberikan dasar pengetahuan untuksecara kesejarahan. Berpikir secara
memahami kehidupan masa kini, dankesejarahan tidak lain juga meruapakan
membangun kehidupan masa depan. Dalamkemampuan berpikir kritis-imajinatif dan
konteks inilah sejarah sering dikenal sebagaiinspiratif yang dapat dimanfaatkan untuk
guru kehidupan, historia magistra vitaememahami dan mencari solusi masalah-
(Ankersmit, 1987:374-375). masalah kekinian.
Kata-kata atau pendapat Ankersmit Furay dan Salevouris menegaskan ada
tersebut tidaklah berlebihan. Karena secaralima standar dalam berpikir sejarah (lih.
kodrati setiap manusia itu tidak akan bisaMestika Zed, 2012:57-62). Seseorang
terlepas dari masa lampaunya. Secara logikadikatakan memiliki kecerdasan sejarah karena
sederhana, tidak ada manusia yang inginmampu menerapkan lima standar berpikir

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


sejarah tersebut. Secara singkat dapatdua hal yang berbeda. Masa lampau bisa
dijelaskan, standar pertama terkait denganmerupakan peristiwa yang terlah terjadi, yang
kepekaan (sensitivity) terhadap adanyakemudian secara metodologis direkonstruksi
perbedaan kondisi sejarah pada waktu dansehingga menghasilkan sejarah. Sesuai dengan
tempat tertentu dengan kondisi kehidupan kitasalah satu tujuan dari mata pelajaran Sejarah
sekarang. Dalam hal ini perlu pemahamanIndonesia yakni mengembangkan kemampuan
konsep verstehen. Konsep verstehen, terkaitberpikir historis (historical thinking) yang
dengan proses pemahaman dan penghayatanmenjadi dasar untuk kemampuan berpikir
bahwa setiap peristiwa sejarah dalam kurunlogis, kreatif, imajinatif dan inovatif, maka
waktu tertentu akan senantiasa berbedaseseorang yang memiliki kecerdasan sejarah
dengan zaman yang lain. Setiap zamandiharapkan mampu merekonstruksi masa
memiliki jiwa zaman atau iklim intelektualnya lampau itu melalui proses berpikir tersebut
sendiri. Jadi kalau kita ingin memahamisehingga melahirkan sejarah yang bermakna
peristiwa sejarah yang telah terjadi kita harus bagi kehidupan manusia dan penguatan jati
mengerti jiwa zamannya dan pola pikir sertadiri keindonesiaan di tengah-tengah dunia
pandangan-pandangan yang berkembang saatglobal dewasa ini.
itu.
Standar kedua, kesadaran tentang sifat
continuum sejarah, bahwa peristiwa sejarah itu Membangun Karakter Bangsa
memiliki sifat berkesinambungan yang secara Presiden Sukarno pernah
kronologis dari peristiwa yang telah terjadi kememperingatkan kepada kita bahwa
peristiwa berikutnya, dari masa lalu ke masa
pembangunan menuju kesejahteraan Indonesia
kini. Hal ini mengingatkan kita kepada
pernyataan Carr bahwa sejarah padaperlu didasari pembangunan karakter.
hakikatnya merupakan: unending dialogue Pembangunan tanpa pembangunan karakter
between the present and the past(1972:35).hanya akan melahirkan bangsa kuli. Dengan
Standar ketiga, kemampuan untuk menangkapdemikian pembangunan karakter bangsa itu
dan menjelaskan perubahan. Perubahan
menjadi hal yang prinsip. Oleh karena itu,
merupakan salah satu konsep penting dalam
sejarah. Sejarah itu ada karena ada perubahan,sejak tahun 2010 pemerintah telah
apakah jangka pendek atau jangka panjang,melaksanakan program pendidikan karakter
Perubahan itu bisa menyangkut waktu, tempat,dan budaya bangsa melalui dunia pendidikan.
aspek-aspek kehidupan seperti aspek sosial,Salah satu piranti penting dalam pelaksanaan
ekonomi, politik, kebudayaan. Standar
pendidikan karakter itu adalah pelajaran
keempat, adalah kepekaan terhadap
pemahaman bahwa penyebab sejarah itu tidakSejarah Indonesia seperti yang tertuang pada
tunggal, tetapi jamak (multiple causation).Kurikulum 2013. Sejarah Indonesia dalam hal
Kalau ilmu kealaman mungkin cenderungini memiliki posisi strategis yang berfungsi
pada sebab yang tunggal tetapi pada studisebagai wahana dalam pembentukan watak
sejarah atau Ilmu-ilmu Sosial pada umumnya
dan peradaban bangsa yang bermartabat serta
selalu melihat sebab dalam konstelasi yang
kompleks dan hampir selalu bersifat jamakdalam pembentukan manusia Indonesia yang
sehingga dalam merekonstruksinyamemiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air
memerlukan pemikiran yang kompleks pula. (Panduan Mapel Sejarah Indonesia, 2013:5).
Standar kelima, kesadaran, bahwa masaAdapun tujuan mata pelajaran Sejarah
lampau (past) dan sejarah (history) atau
Indonesia antara lain: (1) menumbuhkan
rekonstruksi tentang masa lampau memilki
hubungan yang erat tetapi keduanya adalahkesadaran dalam diri peserta didik sebagai

10

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


bagian dari bangsa Indonesia yang memilikiagama (ketakwaan), meningkatkan rasa
rasa bangga dan cinta tanah air, melahirkansyukur, toleransi, peduli dan tanggung jawab
empati dan perilaku toleran yang dapatterhadap karya budaya bangsa/lebih mencintai
diimplementasikan dalam berbagai bidangproduk bangsa sendiri, rela berkorban dan
kehidupan masyarakat dan bangsa; (2)cinta damai, responsif-proaktif dalam
menumbuhkan pemahaman peserta didikmenyikapi masalah sosial dan lingkungan,
terhadap diri sendiri, masyarakat, dan prosesjujur, gigih/kerja keras, kerja sama, persatuan
terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarahdan kesatuan, harga diri/jati diri, harga diri/jati
yang panjang dan masih berproses hinggadiri, semangat kebangsaan dan cinta tanah air
masa kini dan masa yang akan datang; (3)(lih. KD-KD pada KI-1 dan KI-2). Agar nilai-
mengembangkan perilaku yang didasarkannilai itu menjadi bagian dari kehidupan peserta
pada nilai dan moral yang mencerminkan didik maka perlu dikembangkan pembelajaran
karakter diri, masyarakat dan bangsa; (4)sejarah yang kreatif dan kontekstual.
menumbuhkan apresiasi dan penghargaan Melalui pembelajaran sejarah akan
peserta didik terhadap peninggalan sejarahterjadi dialog intensif antara peserta didik
sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia didengan fakta sehingga peserta didik dapat
masa lampau. merekonstruksi pengetahuan sejarah. Melalui
Mencermati makna, fungsi dan tujuanpembelajaran Sejarah Indonesia, dengan
mata pelajaran Sejarah Indonesia tersebut,kreativitas dan daya imajinasinya peserta didik
sangat tepat kalau dijadikan salah satu dapat merumuskan dan kemudian
instrument pendidikan karakter bangsa.menginternalisasikan nilai-nilai yang ada di
Meminjam hasil kajian Sumarno (2011:75-76)balik peristiwa Sejarah Indonesia yang sedang
yang menjelaskan bahwa pendidikan karakterdikajinya. Terkait dengan tuntutan
yang sering diidentikkan dengan pendidikanpembelajaran ini maka Djoko Suryo (1991:10)
moral, pendidikan akhlak mulia atau budimenegsakan pembelajaran sejarah harus dapat
pekerti senantiasa mengandung dua maknamengaktualisasikan dua hal yakni : (1)
yakni (1) penanaman nilai-nilai moral dan (2)pendidikan dan pembelajaran intelektual, dan
pembentukan (dan penguatan) jati diri yang(2) pendidikan dan pembelajaran moral
akan membedakan dengan kedirian bangsabangsa, membangun nurani, civil society yang
lain. Dengan kererangan ini, pendidikandemokratis dan bertanggungjawab kepada
karakter bangsa dapat dimaknai sebagai prosesmasa depan bangsa. Hal yang pertama
untuk mendukung pembentukan danmenuntut pembelajaran sejarah tidak hanya
penguatan jati diri keindonesiaan yang saratmenyajikan pengetahuan faktual, namun
dengan nilai-nilai moral. Pertanyaannya adalahdituntut untuk memberikan latihan berpikir
cakupan nilai-nilai moral apa saja yangkritis, dapat melakukan investigasi dan mampu
senantiasa mewarnai jati diri keindonesiaanmenarik kesimpulan menurut kaidah dan
itu. Terkait dengan pertanyaan ini, pada KI-norma keilmuan. Kemudian yang kedua
KD mata pelajaran Sejarah Indonesia sudahmenunjuk pada pembelajaran sejarah yang
dirumuskan beberapa nilai seperti meneladaniberorientasi pada pendidikan kemanusiaan
para tokoh dalam hal semangat menjalankan yang memperhatikan nilai-nilai luhur, nilai-
11

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


nilai sosio kebangsaan, norma-norma,memiliki posisi yang penting sebagai alat
termasuk norma dan nilai keagamaan. Denganpemersatu dan memperkokoh semangat
memahami karakteristik pembelajaran sejarahkebangsaan dan cinta tanah air Indonesia.
Melalui pembelajaran efektif-inovatif,
ini, maka direkomendasikan beberpa modelpembelajaran Sejarah Indonesia akan
pembelajaran seperti pembelajaran discovery-mengembangkan kecerdasan sejarah sebagai
inquiry, pembelajaran berbasis masalah,upaya penguatan kesadaran sejarah.
pembelajaran berbasis proyek. UntukPembelajaran Sejarah Indonesia akan
pembelajaran Sejarah Indonesia perlu juga mengantarkan pada proses pembentukan
watak dan peradaban bangsa yang
dikembangkan model values exploration danbermartabat, mengantarkan pada pembentukan
Value Clarification Technique (VCT). generasi muda yang berkarakter
Model VCT ini sangat tepat untuk keindonesiaan.
memenuhi tujuan pencapaian pendidian nilai.Ucapan Terima Kasih
VCT ini dapat dimaknai sebagai teknik Penulis mengucapkan terima kasih
pembelajaran untuk membantu peserta didikkepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam mencari, merumuskan suatu nilai yang terlaksananya penelitian ini. Tak lupa, penulis
dianggap baik dalam menghadapi persoalanjuga menyampaikan ucapan terima kasih
kepada dewan redaksi Jurnal Istoria terbitan
melalui proses menganalisis nilai-nilai yangPendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
sudah ada (Nunik Suryani, 2013:210). DalamUniversitas Negeri Yogyakarta atas
konteks pembelajaran Sejarah Indonesia, di kesempatan yang diberikan sehingga tulisan
balik peristiwa Sejarah Indonesia banyak nilai, ini dapat dipublikasikan pada edisi September
bagaimana peserta didik mampu melakukan2015.
telaah dan perenungan sehingga dapatDaftar Pustaka
merumuskan nilai-nilai kebaikan, nilai-nilaiAbdullah, Burhanuddin. 2008. Noblesse
keteladanan yang kemudian disepakati untuk Oblige! Membangun Semangat zaman,
diamalkan dalam kehidupan keseharian. Menuju Kebangkitan Ekonomi Negeri:
Apabila nilai-nilai di balik rangkaian Sejarah Konteks Indonesia, Sosio Humanika,
Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan
Indonesia itu dapat diamalkan oleh setiap Kemanusiaan,Vol.1, No. 1 , Mei, hlm.
peserta didik maka akan terbentuklah generasi 69-78.
yang berkarakter.
Abdullah, Taufik, 1974. Masalah Sejarah
Daerah dan Kesadaran Sejarah,
Penutup Bulletin Yaperna No. 2 tahun I, Jakarta
Tentu tidak banyak yang menduga
mata pelajaran sejarah yang selama iniAnkersmit, FR. 1987. Refleksi tentang
diselekan banyak orang, tiba-tiba muncul mata Sejarah, Pendapat-pendapat Modern
pelajaran Sejarah Indonesia sebagai pelajaran tentang Filsafat Sejarah, (alih bahasa
wajib untuk SMA/MA/SMK/MAK di Dick Hartoko), Jakarta: PT Gramedia.
Kurikulum 2013. Seperti di banyak negara
yang menempatkan pelajaran sejarahCarr, E.H. 1972. Whats is History, New York:
nasionalnya sebagai mata pelajaran wajib, Alfred A. Knopt..
sebagai mata pelajaran yang penting bagi
kehidupan bangsanya, Sejarah Indonesia juga

12

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013


Kartodirdjo, Sartono. 1992. Pendekatan Ilmu Suryo, Djoko. 1991. Pengembangan Kajian
Sosial dalam Metodologi Sejarah, Sejarah dalam Kurikulum SLTA
Jakarta: PT. Gramedia. Makalah, disampaikan pada acara
seminar dalam rangka Dies Natalis
Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah, IKIP Semarang, 13 Maret 1991.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suswandari. 2010. Paradigma Pendidikan
Pageh, I Made, Nengah Bawa Atmadja. Sejarah dalam Menghadapi Tantangan
(Peny.) 2010. Sejarah dan Kearifan Masa Depan, Cakrawala Pendidikan-
Berbangsa- Bunga Rampai Perspektif (Jurnal Ilmiah Pendidikan), Th. XXIX,
Baru Pembelajaran Sejarah, Singaraja: No. 1, Yogyakarta: ISPI-LPM UNY,
Fakultas Ilmu Sosial-Universitas hlm. 27-42)
Pendidikan Ganesha.
Swasono, Sri Edi. 2010. Membangun
Panduan Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Ekonomi Indonesia: Pengembangan
Karakter dan Patriotism, Orasi Ilmiah,
Soedarsono, Soemarno. 2009. Karakter disampaikan pada acara Dies Natalis
Mengantarkan Bangsa dari Gelab ke-45 Fakultas Ilmu Sosial dan
Menuju Terang. Jakarta: Kompas Ekonomi Universitas Negeri
Gramedia. Yogyakarta, 18 September 2010.

Sudiati, 2009. Pendidikan Nilai Moral Widja, I Gde. 2002. Menuju Wajah Baru
Ditinjau dari Perspektif Global, Pendidikan Sejarah, Yogyakarta:
Cakrawal Pendidikan, (Jurnal Ilmiah Lapera Pustaka Utama.
Pendidikan), Th. XXVIII, No. 2,
Yogyakarta: ISPI-LPM UNY, hlm. 209-Wineburg, Sam. 2006. Berpikir Historis-
221. Memetakan Masa Depan,
Mengajarkan Masa Lalu, (alih bahasa
Sumarno, 2011. Peran Pendidikan Masri Maris), Jakarta: Yayasan Obor
Nonformal dalam Pendidikan Karakter Indonesia.
Bangsa, Cakrawala Pendidikan,
(Jurnal Ilmiah Pendidikan), Th. XXX- Zed, Mestika. 2012. Karakter Berfikir
Edisi Khusus Dies Natalis UNY, Sejarah, Tulisan Lepas, Padang: UNP.
Yogyakarta, hlm 73-84.

Suryani, Nunik, 2013, Pengembangan Model


Internalisasi Nilai Karakter dalam
Pembelajaran Ssejarah Melalui Model
Value Clarification Technique,
Paramita (Jurnal Sejarah dan
Pembelajaran Sejarah), Vol. 23, No.2,
Juli, Semarang, hlm. 209-219.

13

Sardiman AM, Menakar Posisi Sejarah Indonesia pada Kurikulum 2013

Anda mungkin juga menyukai