Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGUJIAN BATU BATA

Oleh :

Adelia Febrisisilia Prameswari (1)

Dela Putri Puspita Sari (14)

Dewi Tirta Puspita Sari (15)

Liviana Eka Nurhaliza (19)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Pengujian Batu Bata".

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini. Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan..........................................................................................................................3
1.1.Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah........................................................................................................................4

2|KSB’14
1.3. Tujuan.........................................................................................................................................4
Bab II.....................................................................................................................................................5
Pembahasan...........................................................................................................................................5
2.1 Landasan Teori............................................................................................................................5
2.2 Sifat sifat......................................................................................................................................6
2.4 Jenis Batu Bata............................................................................................................................9
2.5 Hasil Pengukuran.......................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................13
Penutup................................................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................13

BAB I
Pendahuluan

1.1.Latar Belakang
Batu bata merupakan salah satu komponen yang penting pada suatu bangunan. Batu
bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding rumah/gedung. Batu
bata sering dipilih sebagai bahan alternatif utama penyusun bangunan karena harganya yang
relatif murah, mudah diperoleh, memiliki kekuatan yang cukup tinggi, tahan terhadap
pengaruh cuaca, dan tahan terhadap api. Dapat dilihat dari banyaknya pabrik batu bata yang
dibangun masyarakat untuk memproduksi batu bata. Penggunaan batu bata banyak digunakan

3|KSB’14
untuk aplikasi teknik sipil seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung,
pagar, saluran dan pondasi. Batu bata umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi
sebagai bahan non-struktural, di samping berfungsi sebagai struktural. Sebagai fungsi
struktural, batu bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya
seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Sedangkan pada bangunan konstruksi
tingkat tinggi/gedung, batu bata berfungsi sebagai non-stuktural yang dimanfaatkan untuk
dinding pembatas dan estetika tanpa memikul beban yang ada diatasnya. Pemanfaatan batu
bata dalam konstruksi baik non-struktural ataupun struktural perlu adanya peningkatan
produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan material batu bata
sendiri (material dasar lempung atau tanah liat yang digunakan) maupun penambahan dengan
bahan lain. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencampur material dasar batu
bata menggunakan abu ampas tebu yang merupakan limbah industri dari sisa pengolahan
tebu.Abu ampas tebu memiliki komposisi kimia seperti Silikat (SiO2) sebesar
±71%,Aluminat (AL2O3). Tanah liat termasuk hidrosilikat alumina dan dalam keadaan
murni mempunyai rumus AL2O3, 2SiO2, 2H2O dengan perbandingan berat dari unsur-
unsurnya:47%,39%dan 14%.

1.2.Rumusan Masalah
1) Apa definisi batu bata?

1.3. Tujuan
1) Mengetahui definisi batu bata.
2) Mengetahui sifat fisis dan mekanis batu bata.
3) Mengetahui jenis batu bata.
4) Mengetahui langkah kerja pembuatan batu bata.

Bab II

Pembahasan

2.1 Landasan Teori


Batu Bata adalah suatu unsur bangunan yang dipergunakan dalam pembuatan
konstruksi bangunan dan dibuat dari tanah liat ditambah air dengan atau tanpa campuran
bahan-bahan lain melalui beberapa tahap pengerjaan, seperti manggali, mengolah,
mencetak, mengeringkan, membakar pada temperature tinggi hingga matang dan

4|KSB’14
berubah warna, serta akan mengeras seperti batu jika didinginkan hingga tidak dapat
hancur lagi bila direndam dalam air.Definisi Batu Bata menurut NI-10, SII-0021-78
sebagai berikut: Batu Bata adalah suatu unsur bangunan yang diperuntukkan pembuatan
konstruksi bangunan dan yang dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan-
bahan lain, dibakar cukup tinggi, hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam
air.Tanah liat merupakan bahan dasar dalam pembuatan Batu Bata yang memiliki sifat
plastis dan susut kering. Sifat plastis pada tanah liat sangat penting untuk mempermudah
dalam proses awal pembuatan Batu Bata. Apabila tanah liat yang dipakai terlalu plastis,
maka akan mengakibatkan Batu Bata yang di bentuk mempunyai sifat kekuatan kering
yang tinggi sehingga akan mempengaruhi kekuatan, penyusutan, dan mempengaruhi
hasil pembakaran Batu Bata yang sudah jadi.Tanah liat yang dibakar akan mengalami
perubahan warna sesuai dengan zat-zat yang terkandung didalamnya. Warna tanah liat
bermacam-macam tergantung dari oxid-oxid yang terkandung dalam tanah liat, seperti
alumunium, besi, karbon, mangan, maupun kalsium.Senyawa-senyawa besi
menghasilkan warna krem, kuning, merah, hitam, dan coklat. Liconit merupakan
senyawa besi yang sangat umum menghasilkan warna krem, kuning dan coklat.
Sedangkan hematite akan memberikan warna merah pada tanah liat. Senyawa besi silikat
member warna hijau, senyawa mangan menghasilakan warna coklat, dan senyawa
karbon memberikan warna biru, abu-abu, hijau, atau coklat.

2.2 Sifat sifat

2.2.1 Sifat Fisis Batu Bata


Sifat fisis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata tanpa adanya
pemberian beban atau perlakuan apapun. Sifat fisis batu bata (Civil
Engeneering Materials, 2001), antara lain adalah:

1. Densitas atau Kerapatan Batu Bata


Densitas adalah massa atau berat sampel yang terdapat dalam satu
satuan volume. Densitas yang disyaratkan untuk digunakan adalah 1,60

5|KSB’14
gr/cm3 –2,00 gr/cm3. Persamaan yang digunakan dalam menghitung densitas
atau kerapatan batu bata adalah :

D(density) = berat kering/volume (gr/cm)

2. Warna Batu Bata


Warna batu bata tergantung pada warna bahan dasar tanah, jenis
campuran bahan tambahan kalau ada dan proses berlangsungnya pembakaran.
Standar warna batu bata adalah orange kecoklatan.

3. Dimensi atau Ukuran Batu Bata


Dimensi batu bata yang disyaratkan untuk memenuhi hal diatas adalah
batu bata harus memiliki ukuran panjang maksimal 16 in (40 cm), lebar
berkisar antara 3 in – 12 in (7,50 cm – 30,0 cm) dan tebal berkisar antara 2 in
–8 in (5 cm – 20 cm).

4. Tekstur dan Bentuk Batu Bata


Bentuk batu bata berupa balok dengan ukuran panjang, lebar, tebal
yang telah ditetapkan. Permukaan batu bata relatif datar dan kesat tapi tak
jarang berukuran tidak beratur.

2.2.2 Sifat Mekanis Batu Bata


Sifat mekanis batu bata adalah sifat yang ada pada batu bata jika dibebani atau
dipengaruhidengan perlakuan tertentu. Sifat teknis batu bata (Civil Engeneering
Materials, 2001), antara lain adalah :

1. Kuat Tekan Batu Bata


Kuat tekan batu bata adalah kekuatan tekan maksimum batu bata per
satuan luas permukaan yang dibebani. Standar kuat tekan batu bata yang
disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 10,40 MPa. Persamaan yang
digunakan dalam menghitung kuat tekan batu bata :

6|KSB’14
C = W/A (lb/in2)

2. Modulus of Rupture
Batu Bata Modulus of rupture adalah modulus kegagalan dari batu bata
akibat diberi beban maksimum. Standar modulus of rupture batu bata yang
disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah sebesar 3,50 MPa. Persamaan yang
digunakan dalam menghitung modulus of rupture batu bata adalah:

S= 1.50W/bd2(lb/in2)

3. Penyerapan ( absorbtion) Batu Bata


Penyerapan (absorbtion) adalah kemampuan maksimum batu bata
untuk menyimpan atau menyerap air atau lebih dikenal dengan batu bata yang
jenuh air. Standar penyerapan (absorbtion) batu bata yang disyaratkan oleh
ASTM C 67-03 adalah masing-masing maksimum 13 % dan 17 %.

4. Initial Rate of Suction (IRS) dari Batu Bata


Initial Rate of Suction (IRS) adalah kemampuan dari batu bata dalam
menyerap air pertama kali dalam satu menit pertama. Hal ini sangat berguna
pada saat penentuan kadar air untuk mortar. Standar initial rate of suction
(IRS) batu bata yang disyaratkan oleh ASTM C 67-03 adalah minimum 30
gr/mnt/30 in2. Persamaan yang digunakan dalam menghitung initial rate of
suction (IRS) batu bata adalah :
IRS = (m1 –m2) K (7)

Karena IRS memiliki satuan gr/mnt/30 in2 atau gr/mnt/193,55 cm2,


maka harus dikalikan dengan suatu faktor, yaitu : K = 30/ Luas area atau K=
193,55/ Luas area

5. Kuat Tekan Pasangan Batu Bata (Compressive Strength of Brick Prism)


Kuat tekan pasangan batu bata (compressive strength of brick prism)
adalah kemampuan maksimum dari pekerjaan pasangan batu bata dengan
mortar. Standar prosedur percobaan kuat tekan pasangan batu bata yang

7|KSB’14
disyaratkan oleh ASTM C 1314-03, adalah sebagai berikut : fc′ = Pu + W
bh(Mpa atau Psi

6. Pemeriksaan Kegagalan Ikatan Pasangan Batu Bata ( Bond Flexure of Brick


Prism)
Pemeriksaan kegagalan ikatan pasangan batu bata (bond flexure of
brick prism) adalah kemampuan menerima beban maksimum dari ikatan
antara mortar dan batu bata. Standar prosedur percobaan kegagalan ikatan
pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM E 518. Pemeriksaan
kegagalan ikatan pasangan batu bata akan menghasilkan nilai modulus of
rupture. Secara matematis dapat dihitung dengan rumus berikut : R = ( P +
0,75 Ps ) bd2 (Mpa atau Psi)

7. Pemeriksaan Kuat Lentur Pasangan Batu Bata


Pemeriksaan kuat lentur pasangan batu bata adalah kemampuan
menerima beban lentur maksimum dari ikatan antara mortar dan batu bata. L =
(Pu+W) lbd2 (Mpa atau Psi)

8. Pemeriksaan Kuat Geser Pasangan Batu Bata (Shear Strength of Brick and
Mortar)
Pemeriksaan kuat geser pasangan batu bata (shear strength of brick and
mortar) adalah kemampuan menerima beban geser maksimum dari ikatan
antara mortar dan batu bata. Standar prosedur percobaan pemeriksaan kuat
geser pasangan batu bata yang disyaratkan oleh ASTM E 519. (Oscar Fitrah
Nur, 2008). Persamaan yang digunakan dalam menghitung kuat geser
pasangan batu bata adalah: fvh = Pu+W2bh (Mpa atau Psi)

2.3Jenis Batu Bata

1. Batu Bata Tanah Liat, terbuat dari tanah liat dengan 2 kategori yaitu bata biasa dan
bata muka. Bata biasa memiliki permukaan dan warna yang tidak menentu, bata ini
digunakan untuk dingding dengan menggunakan morta(campuran semen) Ssebagai
pengikat. Bata jenis ini sering disebut sebagai bata merah. Bata muka , memiliki

8|KSB’14
permukaan yang baik dan licin dan memupnyai warna dan corak yang sragam .
Disamping dipergunakan sebagai dinding juga digunakan sebagai penutup d dan
sebagai dekoratif.
2. Batu Bata Pasir – Kapur, sesuai dengan namanya batu bata ini dibuat dari
campuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1 : 8 serta air yang ditekankan
kedalama campuran sehingga membentuk batu bata.

2.4 Langkah Kerja

Kegiatan 1 : Penentuan Panjang dan Lebar, Tinggi dan Berat


- Ukur panjang dan lebar genteng pada 3 tempat pengukuran yang
berbedadan hasilnya dirata-ratakan. Khusus batu bata berlubang dan
berongga
ketebalan kembang bagian tepi dan dalam juga harus diukur.
- Timbang berat genteng

Kegiatan 2 : Tampak Luar


- Periksa keadaan permukaan batu bata : kerataan, kesikuan, kekuatan rusuk
dan keretakan.
- Hitung % batu bata yang tidak sempurna.
- Lihat keseragaman warna batu bata

Kegiatan 3 : Uji Kuat Tekan


- Potong batu bata pejal dan berlubang menjadi dua bagian pada arah
panjang(untuk bata berongga diuji utuh).
- Tempelkan antar potongan batu bata menggunakan perekat mortar 1
semen :3 pasir. Mortar juga menutupi permukaan atas dan bawah batu
bata.
- Diamkan selama 1 hari, kemudian direndam selama 2 jam .
- Angkat benda uji dan tekan menggunakan mesin penekan.
- Hitung kekuatan tekan batu bata

9|KSB’14
BAB III

Penutup

3.1 KESIMPULAN

Batu Bata adalah suatu bahan yang wajiib digunakan untuk membangun sebuah bangunan.
Tidak ada bangunan yang dapat berdiri dengan kokoh tanpa dukungan dari batu bata. Tidak ada
bangunan yang terlihat indah tanpa di bentuk dari batu bata. Maka dari itu sebelum membangun
bangunan yang bagus, pilhlah batu bata yang bagus yang telah memenuhi standar bahan bangunan
dan telah lolos uji laboratorium.

10 | K S B ’ 1 4

Anda mungkin juga menyukai