Anda di halaman 1dari 7

RANCANG BANGUN TRAINER FREEZER SISTEM KOMPRESI UAP

DENGAN BEBAN AIR MINERAL KAPASITAS 1.8 L


Jihan Nabiela1, Cahadiyono2, Moch. Safry Samsudin3, Noval Setiawan4
1,2,3,4
Jurusan Teknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Negeri Indramayu
1,2,3,4
Jl.Raya Lohbener Lama No.8 Indramayu 45252
E-mail : nabielajihan@gmail.com1, cahadiyono@gmail.com2, safrisamsudin5@gmail.com3,
setiawannoval673@gmail.com4

Abstrak

Air Mineral merupakan kebutuhan pokok manusia untuk menjaga keseimbangan metabolisme tubuh, yang
harus dipenuhi disetiap waktunya karena 50% -75% tubuh kita berisi cairan. Pada era globalisasi ini
bumi semakin panas, untuk menjaga kesegaran Air Mineral tersebut disimpan pada kabin Trainer Freezer
Sistem Refrigerasi Kompresi Uap dengan temperatur yang telah disesuaikan. Sistem Refrigerasi Kompresi
Uap merupakan sistem yang mendasari ilmu refrigerasi. Jenis beban, kapasitas beban sangat berpengaruh
pada Kerja Kompresi, COP, Efesiensi, Temperatur dan Daya. Semakin berat jenis beban dan kapasitas
yang dimasukan dalam kabin, konsumsi daya, kerja kompresi, daya dan temperatur akan menunjukan
grafik yang naik dibandingkan tanpa produk. Sedangkan untuk efesiensi dengan produk menunjukan grafik
menurun.

Kata Kunci: Kompresi Uap, Air Mineral, Refrigerasi

I. PENDAHULUAN Dari pemikiran – pemikiran diatas, maka dari itu penulis


Pemakaian dan penggunaan sistem refrigerasi untuk bermaksud membuat sebuah alat yang bernama freezer
keperluan komersil dan industri kini semakin banyak sistem kompresi uap dengan beban air mineral.
digunakan, terutama sebagai sarana untuk tempat II. TINJAUAN TEORI
penyimpanan yang membutuhkan temperatur yang Siklus Refrigerasi Kompresi Uap
rendah dan konstan, sebagai contoh digunakan untuk Siklus Kompresi Uap Adalah siklus sistem mesin
penyimpanan hingga pengawetan bahan – bahan yang refrigerasi yang menggunakan proses penguapan dalam
mudah rusak seperti sayuran, ikan, buah – buahan, daging menyerap panas, dengan menggunakan media refrigeran
dan lain – lain. serta peralatan utama yang meliputi : Kompresor,
Proses pembekuan bertujuan untuk mencegah, Kondensor, Katup ekspansi, dan Evaporator. Secara
menghambat dan mematikan perkembangan sederhana prinsip dari siklus kompresi uap adalah
mikroorganisme yang ada pada produk karena memanfaatkan proses penguapan (cairan pada saat
diharapkan mikroorganisme tidak dapat tumbuh atau menguap menyerap panas).
berkembang biak pada temperatur yang sangat rendah. Berikut ini merupakan siklus refrigerasi kompresi uap :
Sedangkan penyimpanan bertujuan untuk menjaga suatu
bahan agar tetap segar dengan temperatur yang
diinginkan. Selain itu kami memakai sistem kompresi
uap dikarenakan sistem ini merupakan yang paling
sederhana untuk diaplikasikan sebagai sarana
pembelajaran dan berdasarkan hasil uji coba, air mineral
merupakan beban yang cocok untuk trainer yang kami
buat.
Semakin berkembangnya teknologi seharusnya faktor
keamanan, kenyamanan, dan keselamatan manusia
menjadi suatu prioritas, serta tidak melupakan aspek dari Gambar 2.1 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap
lingkungan yang menjadi sasaran utamanya (Dossat &
Roy, 1961).

1
menyegarkan tubuhnya kembali yaitu dengan meminum
air mineral yang dingin. Pada dasarnya air mineral baik
didinginkan pada temperatur 8o C, setelah kami
melakukan pengambilan data rata – rata temperatur kabin
pada uji coba trainer mencapai temperatur yang
diinginkan yaitu 8o C. Maka dari itu, kami menggunakan
air mineral sebagai beban pendinginan.

III.METODE
Kerangka Pembuatan Trainer
Gambar 2.2 Siklus Refrigerasi Kompresi Uap pada Sebelum pembuatan trainer ini kami membuat kerangka
Diagram P-h atau flowchart untuk mempermudah pembuatan trainer
Komponen Utama ini, adapun flowchartnya sebagai berikut:
Komponen utama yang digunakan pada trainer freezer
sistem kompresi uap adalah sebagai berikut :
1. Kompresor
Kompresor merupakan sebagai jantung dalam
sistem refrigerasi kompresi uap yang berfungsi
menekan refrigerant hingga terjadi kenaikan
tekanan di kondensor dan mensirkulasikan
refrigerant dalam sistem.
2. Kondensor
Kondenser berfungsi sebagai alat untuk membuang
kalor ke lingkungan, sehingga uap refrigeran akan
mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair.
Sebelum masuk ke kondenser refrigeran berupa uap
yang bertemperatur dan bertekanan tinggi,
sedangkan setelah keluar dari kondenser refrigeran
berupa cairan jenuh yang bertemperatur lebih
rendah dan bertekanan sama (tinggi) seperti
sebelum masuk ke kondensor.
3. Alat Ekspansi/Pipa Kapiler
Alat ekspansi dipergunakan untuk untuk
mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigerant Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Trainer
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai
mencapai tingkat keadaan tekanan dan temperatur Alat dan Bahan yang Digunakan
rendah. Selain itu, katup ekspansi juga mengatur Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan
pemasukan refrigerant sesuai dengan beban trainer ini adalah :
pendinginan yang harus dilayani oleh evaporator.
4. Evaporator - Kompresor 1 HP - NFB atau MCB
Evaporator merupakan alat penukar kalor atau - Kondensor - Kabel Merah dan
media pemindahan energi panas melalui permukaan - Evaporator Kabel Hitam
agar refrigeran menguap dan menyerap panas dari - Pipa Kapiler (≤50 - Isolasi
udara dan produk yang ada di dalam ruang tersebut. cm) - Sealtip
Karena, begitu banyaknya variasi kebutuhan - Pipa Tembaga ¼ inch - Steker
refrigerasi, maka evaporator juag dirancang dalam (≤1,5 m) - Ampere Meter
berbagai tipe, bentuk, ukuran dan desain. - Pipa Tembaga 3/16 - Volt Meter
inch (≤2 m) - Stop Contact
Properties Air Mineral - Low Presure Gauge - Styrofoam
Air minum merupakan suatu kebutuhan pokok manusia - High Presure Gauge - Solasiban Hitam
karena tubuh manusia membutuhkan banyak cairan, pada - Filter Dryer - Kawat Tembaga
cuaca yang panas serta kegiatan yang sangat menguras - 2 buah Hand Valve - Kabel Ties
tenaga pastilah orang – orang mencari sesuatu yang dapat - High Low Presure - Timah dan Solder

2
Switch - Bor Tangan
- Thermostat - Gogol Inggris
- Sambungan Pipa - Obeng Kombinasi
Elbow - Gegep
- Sambungan Pipa T - Pengupas Kabel
- Nut - Terminal
- Lampu Indikator - Manifold Gauge
- Push button - Pompa Vacuum
- Relay - Refrigerant R22
- Dudukan Relay
Lubang 8
- Baud + Mur
Gambar 3.4 Skematik Wiring Kelistrikan
- Flaring Tool
Pelaksanaan Instalasi
- Spring + Tube
Pemipaan
Blender
Peralatan dan bahan :
A. Pipa
Perancangan Meja Trainer, Wiring Pemipaan dan
Pipa adalah media atau jalan untuk melajunya
Kelistrikan
refrigerant di dalam sistem refrigerasi. Pipa ada
Berikut ini perancangan meja trainer, wiring pemipaan
yang terbuat dari Tembaga, Baja, Alumunium,
dan kelistrikan trainer yang kami buat :
Stainless Steel, dan Plastik. Namun, hampir
kebanyakan pipa dalam sistem pendingin terbuat
dari Tembaga. Pipa tembaga terbagi 2 macam :
a. Lunak (L) atau Medium Wall Thickness
b. Keras (K) atau Heavy Wall Thickness
Dalam pembuatan trainer freezer membutuhkan
pipa yaitu :
Pipa berukuran 3/16 inch sebanyak ≤2 meter
untuk discharge line, dan pipa berukuran ¼ inch
sebanyak ≤1,5 meter untuk suction line.
B. Tube Blender
Gambar 3.2 Perancangan Meja Trainer Freezer Tube blender adalah alat yang berfungsi untuk
membengkokan pipa. Alat ini terdiri dari dua
macam :
a. Dengan roll dan tuas (Lever Type Tube
Blender)
b. Dengan pegas (Spring Type Tube Blender)

Dalam pembuatan trainer freezer yang


di Tubbing cutter pada pipa yaitu :
- Pipa yang menuju evaporator out
- Pipa yang menuju high pressure gauge.
- Pipa yang menuju low pressure gauge.
- Pipa yang menuju low pressure gauge.
- Pipa dari hand valve menuju out kondensor.
Gambar 3.3 Skematik Wiring Pemipaan - Pipa dari in kondensor menuju high pressure
gauge.
C. Flaring tool
Alat ini berfungsi untuk mengembangkan ujung
pipa, agar pipa dapat disambung dengan flare
fitting. Terdiri dari dua penjepit yang disatukan
dengan baut dan mur kupu-kupu. Batang

3
penekan yang dapat dislipkan pada penjepit sabun pada seluruh bagian pipa dan nut atau
yang dilengkapi dengan flare cone (spiner) yang sambungan pipa, jika busa sabun bergerak atau
berbentuk kerucut dengan sudut kemiringan 45° menghembuskan udara maka terjadi kebocoran,
untuk menekan dan mengembangkan ujung dan jika busa sabun tetap tenang dan tekanan
pipa. pada presure gauge tidak ubah maka tidak terjadi
Dalam pembuatan trainer freezer yang di flaring kebocoran.
tool pada : F. Proses pemvakuman dan pengisian refrigerant
 Pipa yang menuju HPG Alat dan bahan :
 Pipa yang menuju LPG - Sistem Refrigerasi
 Pipa yang menuju HLPS - Manifold
D. Proses breezing - Pompa Vacuum
Las gas atau lebih dikenal dengan istilah las - Terminal
karbit, sebenarnya adalah pengelasan yang Langkah kerja memvacuum dengan pompa
dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas vacuum :
sebagai pembentuk nyala api dan sebagai - Selang low pressure yang terdapat di manifold
sumber panas. Dalam proses las gas ini, gas yang berwarna biru dihubungkan ke suction
yang digunakan adalah campuran dari gas kompresor
Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas bahan - Selang high pressure yang berwarna merah di
bakar (fuel gas). Gas bahan bakar yang paling hubungkan ke pompa vacuum
popular dan paling banyak digunakan dibengkel- - Selang yang berwarna kuning di hubungkan ke
bengkel adalah gas Asetilen. Gas ini memiliki tabung refrigerant
beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan - Lalu buka kedua katup tekan rendah dan tekan
bakar lain. Kelebihan yang dimiliki gas Asetilen tinggi secara berlawanan arah jarum jam
antara lain, menghasilkan temperatur nyala api - Kemudian pompa vacum di jalankan
lebih tinggi dari gas bahan bakar lainya, baik - Tunggu selama 15 menit
bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. - Ketika sistem refrigerasi telah mencapai vacuum
Adapun komponen yang mengalami proses ketika di manifold tekanan kerja
breezing yaitu : - Low pressure menunjukan angka kurang lebih
1. Evaporator In dan Out 29,92 in hg vacuum
2. Expansi In dan Out - Kemudian katup tekanan tinggi di tutup searah
3. Filter Dryer In dan Out jarum jam
4. Pipa sambungan elbow menuju kondensor - Lalu matikan pompa vacuum
5. Kondensor In dan Out G. Proses pengisian refrigerant ke dalam sistem
6. Pipa sambungan T yang menuju ke kompresor refrigerasi
dan HPG - Setelah tadi memvakum dan tekanan yang
7. Pipa sambungan T ke HPG berada di katup low pressure konstan
8. Pipa sambungan T HPS menunjukan angka kurang lebih 29,92 in hg
9. Kompresor In dan Out vac,berarti system tidak mengalami kebocoran
10. Pipa sambungan elbow yang menuju LPS dan dapat dilanjutkan ke pengisian refrigerant.
11. Pipa sambungan T ke LPS - Untuk pengisian refrigerant cukup dengan
12. Pipa sambungan elbow yang menuju Out memutar katup pada tabung refrigerant
Evaporator berlawanan arah jarum jam.
E. Tes Kebocoran - Lalu trainer atau system di nyalakan
Setelah dilakukan proses instalasi / - Apabila bunga es di evaporator telah merata
penyambungan pipa ataupun penyambungan sampai saluran suction, pengisian dihentikan
seluruh komponen refrigerasinya, langkah - Katup tekanan rendah di tutup searah jarum jam.
selanjutnya adalah proses pengecekan kebocoran - Trainer atau system di matikan
instalasi. Yaitu memastikan bahwa sistem - Lalu semua selang yang terhubung pada saat
refrigerasi tersebut benar-benar terisolasi dari proses mengisi dan memvakum refrigerant di
lingkungan sekitarnya. Sebagian teknisi, lepas
melakukan testing kebocoran ini dengan cara
menghubungkan pipa masuknya refrigerant ke
selang pada tabung nitrogen. Lalu beri busa

4
Kelistrikan besar dari pada kerja kompresi dengan beban, mungkin
- Tekan kontak NFB pada posisi “on”, tekan PB1 karena sistem yang belum stabil atau salah perhitungan
(normally Open), lalu lampu indikator, (human error). Karena seharusnya kerja kompresi dengan
amperemeter, voltmeter dan sistem akan beban lebih besar dari pada tanpa beban.
menyala atau pada kondisi on.
- Dan pada saat kita atur thermostat pada posisi Perbandingan COP
off, sistem akan mati dan jika thermostat diputar COP merupakan Coefficient of Performance (Koefisien
pada posisi cold sistem nyala kembali. Performansi), COP dibagi menjadi 2 macam yaitu COP
- Pada saat PB2 (normally close) ditekan semua Aktual dan COP Carnot. Adapun cara perhitungannya
sistem off atau mati. sebagai berikut :
Pengambilan Data a) COP Aktual = .......................... (2)
Adapun titik pengukuran yang dilakukan adalah:
b) COP Carnot = ........................... (3)
a. Tin Kompresor dalam (oC)
b. Tout Kompresor dalam (oC) COP yang kami gunakan sebagai tolak ukur dalam
c. Tin Kondensor dalam (oC) perbandingan praktikum kali ini adalah COP Aktual,
d. Tout Kondensor dalam (oC) berikut contoh perhitungan pada COP Aktual pada titik
e. Tin Evaporator dalam (oC) menit ke – 20 dengan menggunakan produk :
f. Tout Evaporator dalam (oC) Dik : Te = 23.69oC,Tk = 42.69 oC, h1 = 412.952
g. T pada Kabin dalam (oC) kJ/Kg, t = 20 menit, h2 = 424.637 kJ/Kg,
h. T pada Lingkungan dalam (oC) h4 = 253.266 kJ/Kg
i. Arus listrik pada amperemeter dalam (Ampere) Dit : COPaktual dengan produk?
j. Tegangan listrik pada voltmeter dalam (Ampere) Jawab: COPaktual =
k. Tekanan discharge dalam (psi)
=
l. Tekanan suction dalam (psi)
= 11.66868
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerja Kompresi
Kerja Kompresi merupakan pengurangan enthalpy pada
titik 2 dan enthalpy pada titik atau disebutkan pada Buku
Ajar Dasar Refrigerasi :
W = h2 – h1 (kJ/Kg) ......................... (1)
Dimana W = Kerja Kompresi (kJ/Kg)
h2 = Enthalpy pada Titik 2 Sistem Kompresi Uap (kJ/Kg) Gambar 4.2 Grafik Perbandingan COP
h1 = Enthalpy pada Titik 1 Sistem Kompresi Uap (kJ/Kg) Berdasarkan grafik perbandingan COP diatas,
Sebagai contoh perhitungan kerja kompresi dengan performansi sistem refrigerasi terjadi kenaikan dan
produk : penurunan pada tiap 5 menit sekali. Namun saat sistem
Dik : Te = 23.69oC, Tk = 42.69 oC, h1 = 412.952 menggunakan produk tidak mengalami penurunan dan
kJ/Kg, t = 20 menit, h2 = 424.637 kJ/Kg kenaikan secara signifikan, mungkin hal ini dikarenakan
Dit : Kerja Kompresi (Wk)? belum stabilnya kerja sistem refrigerasi kompresi uap
Jawab : Wk = h2 – h1 saat pengambilan data Tanpa Produk.
= 424.637 kJ/Kg - 412.952 kJ/Kg
= 11.685 kJ/Kg Perbandingan Efesiensi
Efesiensi merupakan hasil pembagian dari perhitungan
COP Aktual dibagi dengan COP Carnot dikali 100, untuk
mengetahui presentase efesiensi dari Instalasi Sistem
Refrigerasi yang kami buat.
Adapun contoh perhitungan efesiensi sebagai berikut :
Dik : COPaktual = 13.668
COPcarnot = 15.615
Dit :Berapa efisiensi pada pengambilan
data dengan produk menit ke-20?
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Kerja Kompresi
Berdasarkan grafik perbandingan kerja kompresi, dapat Jawab : efesiensi = x 100
disimpulkan bahwa kerja kompresi tanpa produk lebih

5
= x 100 Dimana:
P = Daya (Watt)
= 87.516
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos ɵ = ketentuan faktor daya nilai yang
sering digunakan adalah 0,7
Untuk konsumsi listrik setiap hari dapat dihitung dengan
rumus:
 Pemakaian per hari = (P / 1000) x waktu
pemakaian
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Efesiensi  Pemakaian per bulan = pemakaian perhari x 30
Berdasarkan grafik perbandingan efesiensi diatas dapat hari
disimpulkan bahwasanya sistem refrigerasi kompresi uap Sehingga untuk menghitung biaya listrik yang digunakan
lebih efisien tanpa beban. selama 1 bulan dapat dihitung dengan persamaan berikut:
 Biaya listrik = pemakaian (kWh) x Tarif dasar
Perbandingan Temperatur listrik
Berikut ini merupakan grafik perbandingan temperatur Dengan menggunakan mesin trainer sistem
Tin Kondensor, Tin Evaporator, Lingkungan dan Kabin refrigerasi penyimpanan Air Mineral, maka hasil
Tanpa Produk maupun dengan Produk. dari pengambilan daya listrik dari menit ke 0
sampai dengan menit ke 120 menghasilkan
komsumsi daya listrik sebagai beriktut :
Dik : Pemakaian per hari = 0.3388 x 2 jam
= 0.6776 kWh
Tarif listrik = Rp. 1.360/ kWh
(bulan November 2017)
Dit : Rupiah perbulan?
Jawab :
= 0.6776 kWh x Rp. 1,360,-
= Rp. 921.536,-
Jadi, pembiayaan listrik dalam waktu satu bulan
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Temperatur sebesar Rp. 921.536,- x 30 hari = Rp.
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwasanya 27,646.08,- /bulan
Temperatur tanpa produk lebih rendah dibandingkan
dengan produk karena suatu sistem terdapat beban
didalamnya akan mempengaruhi temperatur pada kabin
tersebut.

Perbandingan Daya
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung Daya
Listrik dalam sebuah Rangkaian Listrik adalah sebagai Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Daya
berikut :
P = V x I Atau P = I2R Atau P = V2/R ..... (4) Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan,
Dimana : bahwasanya konsumsi daya dari sistem refrigerasi yang
P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W) kami buat lebih banyak dengan produk dibanding dengan
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V) tanpa produk.
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
V. PENUTUP
R = Hambatan dengan satuan Ohm (Ω)
Kesimpulan
Sedangkan untuk pemakaian pendinginan Air Mineral
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah
biasanya mengkonsumsi daya tergantung dari daya
dibahas dapat disimpulkan bahwa jenis beban, kapasitas
kompresor, dalam pendinginan dinyalakan dalam 2 jam.
beban sangat berpengaruh pada Kerja Kompresi, COP,
Sehingga untuk menghitung daya yang terpakai adalah:
Efesiensi, Temperatur dan Daya.
P = V . I. Cos ɵ ...................................... (5)

6
Semakin berat jenis beban dan kapasitas yang dimasukan
dalam kabin, konsumsi daya, kerja kompresi, daya dan
temperatur akan menunjukan grafik yang naik
dibandingkan tanpa produk. Sedangkan untuk efesiensi
dengan produk menunjukan grafik menurun.

Saran
Sebaiknya sebelum melaksanakan praktikum memastikan
alat – alat yang digunakan berfungsi dengan baik, agar
tidak terjadinya human error.
Adapun untuk peralatan yang ada di Laboratorium
Teknik Pendingin dan Tata Udara Politeknik Negeri
Indramayu sebaiknya dilengkapi, agar mempermudah
Mahasiswa dan melaksanakan praktikum sebagaimana
mestinya.

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada Bapak Wardika, S.ST., M.Eng
selaku dosen pengampu mata kuliah Instalasi Sistem
Refrigerasi yang selalu sabar menghadapi kami, yang
selalu dengan senang hati membimbing kami dalam
pelaksanaan praktik, pengerjaan laporan dan jurnal, tak
lupa kami ucapkan terima kasih juga kepada kedua
orangtua kami yang selalu mendukung pembuatan tugas
ini.

VI. DAFTAR PUSTAKA


[1] Dossat, R.J. 1978 Principles of Refrigeration.
SecondEdition, Jhon Wiley & sons, New York.
[2] ASHRAE, 2005. Handbook Fundamental
[3] Agung, Gregorius (2010, Des.11) Mesin Pendingin
Siklus Kompresi Uap [online]. Available
https://gregoriusagung.wordpress.com/2010/12/11/mesin
-pendingin-siklus-kompresi-uap/

Anda mungkin juga menyukai