Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421

Pratama, Taufiqurrahman & Ivanto, Vol. 4, No. 2, 2023: 01-06

Analisis Perbandingan Penggunaan Refrigeran R-134a dan R-404A Pada


Trainer Sistem Refrigerasi Dengan Kompresor ¼ PK
(1)*
Jodi Iryanto Pratama, (2) Muhammad Taufiqurrahman, (3) Muhammad Ivanto
(1,2,3)
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak

*Email: jodiiryantopratama@student.untan.ac.id

ABSTRACT

Abstract ditulis dengan panjang 200-250 kata dan diikuti 3-6 kata kunci. Abstract ditulis dalam
bahasa Inggris, baik artikel dalam bahasa Indonesia maupuan bahasa inggris. Abstract ditulis
menggunakan font time rew roman 11 pt, spasi 1, dan italic. Abstract ditulis dalam 1 (satu) paragraf.
Isi Abstract mencakup: latar belakang, tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil dan
kesimpulan.

Keywords: berisi 3-6 keywords, keyword 1, keyword 2, keyword 3

ABSTRAK

Abstrak ditulis dengan panjang 200-250 kata dan diikuti 3-6 kata kunci. Abstrak ditulis dalam bahasa
Indonesia, baik artikel dalam bahasa Indonesia maupuan bahasa inggris. Abstrak ditulis menggunakan
font time rew roman 11 pt, spasi 1. Abstrak ditulis dalam 1 (satu) paragraf. Isi Abstrak mencakup:
latar belakang, tujuan penelitian, metode yang digunakan, hasil dan kesimpulan.

Kata Kunci: berisi 3-6 kata kunci, kata kunci 1, kata kunci 2, kata kunci 3

I. Pendahuluan gas sangat dipengaruhi oleh tekanan, refrigeran


dapat dibuat lebih sesuai aplikasi tertentu
R-134a dan R-404A adalah dua refrigeran melalui pilihan tekanan opeasi yang sesuai.
yang termasuk dalam kategori (Nizam Umami, 2020).
hidrofluorokarbon (HFC). Refrigeran ini
memiliki dampak rendah terhadap lapisan Pemilihan refrigeran yang sesuai dengan
ozon. Penggunaan aplikasi antara kedua kapasitas kompresor dalam sistem pendingin
refrigeran ini berbeda, R-134a umumnya adalah faktor kritis untuk memastikan kinerja
digunakan dalam sistem pendingin udara optimal dan efisiensi sistem. Beberapa faktor
mobil, kulkas, dan beberapa sistem AC rumah yang perlu dipertimbangkan dalam memilih
tangga. Sedangkan R-404A biasanya refrigeran sesuai kapasitas kompresor meliputi:
digunakan dalam sistem pendingin komersial, tekanan kerja (Pressure-Temperature
seperti di supermarket untuk sistem pendingin Relationship), sifat termal dan termokimia,
dan pembekuannya. efisiensi energi, kemampuan pelumasan,
keamanan dan lingkungan, dan kondisi
Untuk mendapatkan suhu udara yang Operasional.
sesuai dengan yang diinginkan banyak
alternativ yang dapat diterapkan, diantaranya Refrigerant sebagai fluida kerja yang
adalah dengan menukar jenis rerigerant pada sangat berpengaruh terhadap komponen-
mesin pendingin (Novrizaldi, 2019). Sifat komponen (AC) tersebut sebagai media
termodinamika yang diinginkan adalah suatu pembawa kalor. Adapun sebab mengapa
titik didih yang di bawah suhu target, panas refrigerant di gunakan sebagai bahan yang
penguapan yang tinggi, masa jenis yang disirkulasikan, yaitu karna bahan ini mudah
moderat dalam bentuk cair, masa jenis relatif menguap dan berubah bentuk cairan dan gas
yang tinggi dalam bentuk gas, dan suhu kritis ataupun mudah dengan menyerap dan
yang tinggi. Karena titik didih dan masa jenis melepaskan panas (Novrizaldi, 2019).

-1-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Pratama, Taufiqurrahman & Ivanto, Vol. 4, No. 2, 2023: 01-06

R-404A memiliki tekanan uap yang relatif Thermocouple set, Smartphone, Software
tinggi dan digunakan dalam sistem yang Coolpack, Laptop, Pipa tembaga sambungan
bekerja pada suhu rendah hingga sangat kulkas.
rendah, sementara kulkas rumah tangga
Bahan : Refrigeran R-134a dan R-404A, Oli
umumnya beroperasi pada suhu yang lebih
Kompresor.
tinggi.
3. Prosedur Perancangan dan bangun trainer
Penggunaan Kompresor dengan daya
tertentu pada trainer refrigerasi biasanya Proses desain dilakukan dengan Software
dirancang untuk memberikan efisiensi energi Adobe Fusion 360. Setelah desain terbentuk,
yang baik, serta informasi penggunaan dilanjutkan dengan menyiapkan alat dan bahan
refrigeran yang sesuai kapasitas mesin dan untuk membangun trainer.
ukuran sistem refrigerasi tersebut.
Beberapa penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya seperti Analisis Kinerja
Evaporator Pada AC Split 1 PK Dengan
Referigerant R-22 dan R-290 (Ayyubi, 2021),
Karakteristik Showcase Dengan R-12 dan R-
134a (Heru, 2015), dan Perbandingan
Coefficient Of Performance (COP) Refrigerant
R-134a Dengan Referigerant MC-134 Pada
Sistem Pengkondisian Udara Mobil (Roni,
2015).
Hampir semua penelitian-penelitian
tersebut menyatakan bahwa penggunaan
refrigeran yang berbeda pada kompresor
tertentu mempengaruhi kinerja mesin,
pencapaian suhu, tekanan, dan efesiensi.
Dengan memperhatikan perumusan Gambar 1. Desain Trainer Refrigerasi
masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan penggunaan refrigeran R-134a
dan R-404A dengan menggunakan Trainer 4. Prosedur Pengisian Refrigeran
Refrigerasi dengan pompa kompresor 1/4 PK. Setelah proses pembuatan dan perakitan
selesai, selanjutnya maka dilakukan uji coba
dengan prosedur awal pemvakuman system,
dimana pengosongan udara pada jalur
II. Bahan dan Metode refrigerasi hingga dibawah 1 atmofsir pada
manifold. dilanjutkan dengan pengisian
1. Waktu dan Tempat
refrigeran uji coba untuk dapat
Penelitian dilakukan di bengkel mengoperasikan trainer. Setelah itu dengan
CV.Multiairconindo, Sungai Bangkong, Kec. menguji kinerja pencapaian suhu minimum
Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan dan tekanan kerja maksimal refrigerasi pada
Barat kabin pendingin. Untuk mengetahui
2. Alat dan Bahan pencapaian suhu pada kabin pendingin serta
tekanan kerja yang sesuai refrigeran,
Pada penelitian ini, alat dan bahan yang diperlukan menggunakan alat ukur daya listrik
digunakan sebagai berikut: yang berupa pengukuran watt, ampere, dan
Alat : Software perancangan desain trainer tegangan, alat ukur tekanan manifold pressure
(Fusion 360), Kompresor Hermetik ¼ PK, gauge untuk mengetahui tekanan berupa psi
Kondensor force air cooled, Evaporator force atau bar, serta alat ukur suhu berupa
air cooled, Pipa kapiler ukuran 0,31mm, thermometer dengan satuan suhu derajat
Pressure Gauge, Manifold Gauge, Vaccum celsius untuk mesin tersebut beroperasi.
Pump untuk Refrigerasi, Thermometer dan

-2-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Pratama, Taufiqurrahman & Ivanto, Vol. 4, No. 2, 2023: 01-06

III. Hasil dan Pembahasan.

1. Analisia Hasil Pengambilan Data


Dari hasil pengujian Trainer Refrigerasi
dengan kompresor ¼ PK dengan refrigeran R-
134a dan R-404A, didapat data Tekanan dan
Suhu pada rentang waktu 2 jam dan
pengambilan data per 10 menit sekali.

No p1 p2 T1 T2 T3 T4
in out in cond out evap
comp
comp comp cond

1 14,9 81,5 31,8 5,8 1,84 16,01


Gambar 2. Proses pemvakuman dan pengisian
Refrigeran 2 12 82,2 31,7 0,9 1,77 15,42

3 8,7 81,1 31,0 -4,8 1,76 14,11


5. Prosedur Pengambilan Data Pengujian
Refrigeran pada Trainer 4 3 80,5 30,6 -8,2 1,70 13,35

Pengambilan data penelitian dari mesin 5 2,1 79,4 30,4 -10,5 1,43 11,91
pendingin. Bagian-bagian yang diperlukan
dalam pengambilan data penelitian adalah 6 -0,8 79,3 30,3 -11,9 1,43 11,69
sebagai berikut : Pengambilan data berupa
tekanan (pressure) yang masuk ke kompresor, 7 -2 79,3 29,7 -12,7 1,43 11,42
yang keluar dari kompresor, dan suhu pada
8 -2,8 79,7 29,9 -12,8 1,43 11,42
jalur pipa masuk ke kompresor, pada jalur pipa
masuk ke kondensor atau suhu kondensor nya, -3 79,9 29,8 -12,9 1,43 11,42
pada jalur keluar kondensor menuju katup 9
ekspansi, dan evaporator. -3,2 79,7 29,8 -13,0 1,36 11,29
10
Skema pengambilan data penelitian
11 -3,3 79,3 29,6 -13,1 1,36 11,35
menunjukkan penempatan susunan alat bantu
yang digunakan untuk pengambilan data pada -3,3 79,8 29,7 -13,6 1,36 11,29
mesin pendingin. Peralatan tambahan yang 12
digunakan dalam pengambilan data adalah
Tabel 1. Pengambilan Data Suhu dan Tekanan
termometer digital, termometer ruangan,
R-134a
thermocouple, tang ampere dan stopwatch.

No p1 p2 T1 T2 T3 T4
in out in cond out evap
comp
comp comp cond

1 17,2 71,1 31,8 7,4 2,219 25,14

2 10,4 83 33 -0,4 2,212 25,01


Gambar 3. Proses Pengambilan Data Suhu
dan Tekanan 3 6 89 33,5 -7,2 2,253 24,94

4 2,8 92,3 33,5 -11,2 2,116 23,76

-3-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Pratama, Taufiqurrahman & Ivanto, Vol. 4, No. 2, 2023: 01-06

5 0,1 94 33,2 -14,8 2,116 23,76 9 80 157,979 46,597 3,390326

6 -0,5 94 32,4 -15,3 2,460 25,83 10 90 158,016 46,553 3,394325

7 -0,9 92,2 32,5 -16 2,116 23,63 11 100 158,056 67,626 2,337208

-2,7 93,5 32,6 -17,9 12 110 158,261 47,727 3,315964


8 2,116 23,14
13 120 158,117 47,603 3,321576
9 -5,4 94,2 32,4 -19,3 2,116 23,08
Tabel 3 Hasil COPcarnot Pada R-134a
10 -5,1 92,6 32,2 -16,4 2,116 23,56

11 -5,8 91,0 32,6 -18,0 2,116 23,08

12 -5,9 92,4 32 -19,8 2,116 22,90 Waktu Qin Win


N COPcarnot
o t (menit) (kJ/kg) (kJ/kg)
Tabel 2 Pengambilan Data Suhu dan Tekanan
R-404A
1 0 - - -

2 10 139,919 61,207 2,285997


Pada variasi refrigerant R-134a, di dapat
suhu evaporator (T4) pada trainer mampu 3 20 131,977 59,376 2,222733
mencapai -13,6 °C lebih rendah. Suhu kerja
kondensor (T2) dapat mencapai 36 °C, pada 4 30 127,286 57,565 2,21117
variasi refrigerant R-404A di dapat suhu
5 40 124,783 57,46 2,17165
evaporator (T4) pada showcase mampu
mencapai -19,8 °C lebih rendah. Suhu kerja 6 50 125,008 54,755 2,283043
kondensor (T2) dapat mencapai 40,9 ºC lebih
tinggi dari suhu lingkungan. 7 60 123,372 53,958 2,286445

hasil data yang didapat, diperoleh COPcarnot 8 70 123,375 56,359 2,189091


pada Trainer ¼ PK ini. Dengan menggunakan
9 80 121,69 55,335 2,199151
persamaan berikut:
10 90
Qin (h1−h4 ) 119,782 54,555 2,195619
COPcarnot= = (1)
Win (h 2−h1 ) 11 100 120,375 55,102 2,184585

Maka didapat COPcarnot pada sistem 12 110 119,106 54,448 2,187518


Refrigerasi ini.
13 120 120,053 54,244 2,213203
Waktu Qin Win
N COPcarnot Tabel 3 Hasil COPcarnot Pada R-404A
o t (menit) (kJ/kg) (kJ/kg)

1 0 - - - 3.25
2 10 169,595 51,874 3,269364 1.75
0.25
COPcarnot

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 20 210,019 50,956 4,121575
3.46 R3.26 4.12 3.42 3.45 3.31 3.34 3.39 3.39 3.39 2.33 3.31 3.32
6424 9364
- 1575 8341 3453 9302 5349 9778 0326 4325 7208 5964 1576
4 30 165,438 48,256 3,428341 1
3
4
a
5 40 161,221 46,684 3,453453
2.42 R2.28 2.22 2.21 2.17 2.28 2.28 2.18 2.19 2.19 2.18 2.18 2.21
0865 5997
- 2733 117 165 3043 6445 9091 9151 5619 4585 7518 3203
4
6 50 161,494 48,653 3,319302 0
4
A
7 60 159,165 47,578 3,345349 t (Menit)

8 70 159,011 46,771 3,399778


Gambar 4. Diagram Garis COPcarnot Antara
R-134a dan R-404A

-4-
Jurnal Teknologi Rekayasa Teknik Mesin (JTRAIN) e-ISSN: 2798-0421
Pratama, Taufiqurrahman & Ivanto, Vol. 4, No. 2, 2023: 01-06

IV. Kesimpulan dan R-290,” vol. 1, no. 1, pp. 33–41,


2021.
Kesimpulan sebagai jawaban dari tujuan
penelitian berupa intisari dari hasil dan H. Setiawan, “KARAKTERISTIK
pembahasan penelitian yang bahasanya berbeda SHOWCASE DENGAN R-12 DAN
dengan di abstrak. R134a R-12 DAN R134a FACULTY
OF SCIENCE AND TECHNOLOGY,”
Berdasarkan hasil yang didapat, 2015.
disimpukan bahwa kerja kompresor R-404a
lebih tinggi dibandingkan dengan R-134a. R. Irawan, Andrizal, and I. Y. Basri,
Kerja kompresor rata-rata R-134a sebesar “Perbandingan Coefficient Of
49,74 kJ/kg dan kerja kompresor rata-rata R- Performance (COP) Refrigerant R-
404a sebesar 56,2 kJ/kg. Kerja kompresor R- 134A dengan Refrigerant MC-134 Pada
134a terlihat stabil pada menit 60 sampai menit Sistem Pengkondisian Udara Mobil,”
ke 120. Kerja kompresor R-404a terlihat stabil Automot. Eng. Educ. Journals 4.2, pp.
pada menit ke 50 sampai menit ke 120. 5. 1–8, 2015.
COPcarnot R-134a lebih besar A. Kristanto, “Media Pembelajaran,” Bintang
dibandingkan dengan R-404a. Nilai COPaktual Sutabaya, pp. 1–129, 2016.
rata-rata R-134a sebesar 3.34 dan COPaktual
rata-rata R-404a sebesar 2.22. Y. A. Cengel and M. A. Boles,
Thermodynamics: An Engineering
Approach. Boston, MA: McGraw-Hill
Daftar Pustaka College, 2006. doi: 10.1007/978-4-431-
99703-0_14.
I. C. Susatyo et al., “Pengaruh Campuran Gas
Nitrogen Dan Freon R134a Terhadap R. C. Arora, Refrigeration and Air
Kinerja Mesin Pendingin,” Oktober Conditioning Easten Economy Edition.
2020 J. JMMME, vol. 1, no. 2, p. 29, New Delhi: PHI Learning Pvt. Ltd,
2020. 2010.
J. M. Mawa, “Mesin Pendingin,” 2013, G. F Hundy, A. Runcorn Trott, and T. C.
[Online]. Available: Welch, Refrigeration and Air
http://mesin.polimdo.ac.id/wp- Conditioning Fourth edition, 4th ed.
content/uploads/2020/08/Modul- Oxford: Butterworth-Heinemann, 2008.
Praktikum-Mesin-Pendingin.pdf
A. Fakhrudin, S. Supriyadi, A. Burhanudin,
and F. Teknik, “Sistem kerja mesin
pendingin sebagai media pembelajaran
praktikum teknik refrigerasi,” J.
Pendidik. Tek. Mesin, vol. 21, no. 1, pp.
28–33, 2021.
M. A. Ackbar, I. Sujana, and M.
Taufiqurrahman, “RANCANG
BANGUN ALAT PRATIKUM MESIN
PENDINGIN DENGAN VARIASI
TEKANAN KOMPRESOR,” J. Teknol.
Rekayasa Tek. Mesin, vol. 2, no. 1, pp.
49–55, 2021.
A. R. Ayyubi, H. Wibowo, A. Wibowo, J.
Teknik, F. Teknik, and U. Pancasakti,
“Analisis Kinerja Evaporator Pada AC
Split 1 / 2 PK Dengan Refrigeran R-22

-5-

Anda mungkin juga menyukai