Anda di halaman 1dari 7

JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

UJI PRESTASI MESIN PENDINGIN MENGGUNAKAN REFRIGERAN LPG

Soegeng Witjahjo
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

RINGKASAN
Mesin pendingin mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik
untuk keperluan rumah tangga maupun dunia industri. Mesin pendingin dapat diaktifkan
sebagai mesin pengawet (almari pendingin) maupun mesin pengkondisi udara (AC). Salah
satu komponen dari mesin pendingin jenis kompresi uap adalah fluida kerja (refrigeran) yang
berfungsi sebagai penyerap dan pembuang kalor. Berkaitan dengan isu pemanasan global dan
perusakan ozon yang salah satu penyebanya adalah pemakaian zat jenis CFC (Chlorofluoride
Carbonate) dimana zat ini terkandung pada refrigeran jenis R-12, maka pada penelitian ini
akan dicoba pemakaian salah satu zat hidrokarbon yang biasanya dipakai sebagai bahan
bakar, zat tersebut adalah LPG (Liquified Petrolium Gas), dengan alasan bahwa zat tersebut
memiliki sifat termodinamika yang mendekat sifat termodinamika R-12. Pengujian prestasi
mesin pendingin ditunjukkan oleh harga COP (Coeficient of Perfomance) yang dihasilkan
dengan variasi beban pendinginan dan tekanan operasi refrigeran. Hasil pengujian yang telah
dilaksanakan memberikan indikasi bahwa LPG dapat dipakai sebagai refrigeran pengganti R-
12 terutama untuk beban pendinginan yang sedang. Komponen-komponen yang terlibat pada
pengujian tidak mengalami kerusakan. Minyak pelumas yang dipakai untuk refrigeran R-12
dapat dipakai pada mesin pendingin yang menggunakan refrigeran LPG.

Kata Kunci : Refrigerant, LPG, COP, Non CFC

I. PENDAHULUAN rekomendasi untuk mengurangi


I.1. Latar Belakang mekanisme ODS. Hasilnya adalah
CFC ditemukan sekitar tahun 1930-an dan Konvensi Wina (1985), Konvensi Geneva
merupakan bahan yang sangat ideal untuk (1986) dan Protokol Montreal (1987) yang
refrigeran karena zat ini memiliki sifat diikuti amandemen London (1990).
fisik dan termal yang sangat baik untuk Indonesia telah meratifikasi melalui
dioperasikan pada mesin pendingin. Selain KEPRES RI No.23/1992 yang intinya
itu juga memiliki keunggulan lain seperti menghapuskan pengadaan ODS termasuk
tidak beracun, tidak mudah terbakar, CFC pada akhir tahun 1997.
sangat stabil dan murah harganya. Pada
tahun 1974 Rowland dan Mollina dalam Sesuai dengan jadwal penghapusan
paparannya pada seminar internasional refrigeran CFC yang telah disepakati,
mengemukakan bahwa CFC yang penggantian R-12 adalah yang paling
terkandung pada refrigeran jenis R-12 mendesak, karena refrigeran CFC
adalah bersifat ODS (Ozone Depleting didomonasi oleh R-12. Refrigeran yang
Substance) yaitu zat yang dapat merusak berpotensi sebagai pengganti R-12 yang
lapisan Ozon di Stratosfir. Sejak saat itu diusulkan oleh dunia industri sudah
banyak diselenggarakan pertemuan banyak, baik berupa Refrigeran sintetik(R-
internasional yang membuahkan berbagai 134a , Suva, Klea dll), maupun
63
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

refrigeran alam (amonia, Karbon dioksida, sistem keamanan, dengan tujuan agar
Nitrogen dll) dimana masing masing mesin pendingin dapat dipakai sebagai
memiliki keunggulan sendiri-sendiri. Dari alat uji refrigeran.
berbagai merek dagang yang ada di 2. Melakukan pengujian mesin baik
Indonesia yang memperoleh rekomendasi menggunakan refrigeran standar R-12
resmi hanyalah R-134 yang nota bene maupun refrigeran yang diusulkan yaitu
masih memiliki angka GWP(Global LPG.
Warming Potencial) yang tinggi serta Outcomes dari penelitian ini adalah
harganya yang mahal. prestasi mesin pendingin kompresi uap
yang dioperasikan menggunakan LPG.
Hidrokarbon, yaitu suatu zat yang Penelitian adalah bersifat aplikatif yang
memiliki unsur utama Hidrogen dan dapat dikembangkan lebih lanjut pada
Karbon adalah zat-zat yang tidak asing obyek penelitian lain yang terkait.
bagi kehidupan kita sehari hari dan LPG
(Liqufied Petrolium Gas) adalah salah II. PERUMUSAN MASALAH
satunya. LPG, berupa gas alam cair, adalah Permasalahan utama serta merupakan
salah satu produk dari pengolahan minyak obyek yang akan diteliti adalah mencari
bumi yang dipakai oleh masyarakat data prestasi mesin yang ditunjukkan oleh
sebagai bahan bakar untuk memasak. Dari harga COP (Coeficient of Perfomance) dari
pengujian di laboratorium, atas dasar mol, mesin pendingin pada berbagai rasio
LPG memiliki komposisi 8% s/d 12 % tekanan refrigeran dan beban pendinginan
Propana (C3H8). 42 % s/d 47% Normal yang ditanggung oleh koil evaporator.
Butana(C4H10) serta 45% s/d 54% Iso Pembuangan kalor melalui kondensor tidak
Butana. dibahas karena dilakikan menggunakan
udara bebas.
Jika berdiri sendiri maka diantara ketiga
zat yang terkandung dalam LPG memiliki Ratio tekanan antara kondensor dan
sifat termodinamika yang tidak jauh evaporator (Pc/PE) diperoleh dengan cara
berbeda dengan apa yang dimiliki oleh mengalirkan refrigeran ke salah satu
refrigeran R-12. Sifat termidinamika dintara lima pipa kapiler yang berbeda
tersebut adalah temperatur dan tekanan panjangnya serta merupakan katup
jenuh pada daerah operasi mesin ekspansi. Pipa kapiler dari bahan tembaga
pendingin. dengan diameter 0,2 mm yang berjumlah 5
buah memiliki panjang masing-masing :
Dari kedua alasan di atas yaitu bahwa R-12 kapiler 1 dengan panjang 30 cm
harus segera dihapuskan serta LPG kapiler 2 dengan panjang 45 cm
mempunyai sifat termodinamika yang kapiler 3 dengan panjang 62,5 cm (pipa
mendekati R-12, maka penulis mencoba kapiler standar untuk refrigeran R-12)
untuk melakukan kegiatan penelitian yang kapiler 4 dengan panjang 75 cm
berkaitan dengan prospek pemakaian LPG kapiler 5 dengan panjang 90 cm
sebagai refrigeran pada mesin pendingin
jenis Kompresi Uap. Sedangkan beban pendinginan
disimulasikan menggunakan udara yang
I.2. Tujuan Penelitian dialirkan melalui koil evaporator. Kedua
Didasarkan pada kareteristik jenis variasi akan diperlakukan baik pada
termodinamika LPG yang dapat dikatakan mesin pendingin yang menggunakan
mendekati sifat termodinamika refrigeran refrgeran R-12 maupun dengan LPG.
R-12 Penelitian ini memiliki dua tujuan, Untuk setiap pelakuan, data COP yang
yaitu: diperoleh akan dibandingkan. Dari sini
1. Rancang bangun mesin pendingin (secara statistik) akan dipat disimpulkan
kompresi uap dilengkapi dengan sistem berkitan bisa atau tidaknya LPG mengganti
pengendali, instrumen pengukuran serta peran R-12 (Retrofiting) sebagai refrigeran

64
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

mesin pendingin Jika bisa dimana daerah Didalam operasinya, refrigeran refrigeran
kerja terbaik dari mesin pendingin tersebut. selalu bercampur dengan minyak pelumas,
halini bertujuan untuk mengurangi efek
III. TINJAUAN PUSTAKA erosi pada inatalasi yang akan dilalui
Mesin pendingin kompresi uap bekerja refrigeran. Refrigeran yang baik memiliki
atas dasar Siklus Carnot terbalik, dengan sifat sifat antara lain:
fluida kerja yang bersirkulasi membentuk 1. Tidak berbau maupun beracun
siklus tertutup. Tingkat keadaan refrigeran 2. Tidak korosif
baik pada kondensor maupun evaporator 3. Memiliki angka Joulle-Thomson yang
senatiasa berada pada tingkat keadaan besar.
campuran cair-uap, hal ini berkaitan Siklus temodinamika pada mesin
dengan sifat laten zat sehingga refrigeran pendingin dapat dilihat pada diagram
dapat menyerap dan membuang kalor berikut.
sebanyak mungkin.
Qout

Kondensor

Katup Kompresor
Ekspansi

Win
Qin
Evaporator

Gambar 1. Instalasi Mesin Pendingin Kompresi Uap Standar

P
(bar)

3 2

4 1

h(kJ/kg)
Gambar 2. Diagram Tekanan vs Entalpi Mesin Pendingin Kompresi Uap
Keterangan
Proses 12 : Kompresi isentropik oleh kompresor, tujuannya untuk menaikkan tekanan
refrigeran yang diikuti oleh kenaikan temperatur refrigeran.
Proses 23 : Pendinginan kondensor dengan tujuan untuk menurunkan kandungan kalor
refrigeran
Proses 34 : Penurunan tekanan refrigeran oleh katup ekspansi dengan tujuan untuk
menurunkan temperatur refrigeran
Proses 41 : Penyerapanan kalor bagi benda yang akan didinginkan oleh evaporator.
65
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

Energi mekanik dibutuhkan oleh diturunkan tekanannya oleh sebuah katup


kompresor untuk mensirkulasikan ekspansi. Disini terjadi tawar menawar
refrigeran, pembuangan kalor dilakukan antara rendahnya tekanan refrigeran yang
pada kondensor dan pengambilan kalor diikuti dengan rendahnya temperatur
(tempat benda akan didinginkan) terjadi dengan laju aliran massa refrigeran
di evaporator. bersirkulasi. COP mesin pendingin
dihitung dengan formulasi (Lit 1 hal 78)
Untuk mendapatkan kinerja evaporator
yang baik refrigeran pada kondensor

Daya ideal kompre sor m( h h ) ( h h ) (1)
COP 2 1 2 1
Energi kalor pada evaporator m ( h1 h4 ) ( h2 h1 )

Dimana m = laju aliran massa refrigeran. A = Luas penampang aliran udara (m2,
Didalam pengujian data-data mengenai dapat diukur)
laju aliran massa dan entalpi sangat sulit V = Kecepatan aliran udara (m/det,
untuk diukur sehingga perhitungan COP dapat diukur)
dilakukan dengan: P = Tekanan mutlak udara(N/m2, dapat
diukur)
1. Untuk daya ideal kompresor dihitung R = Konstanta gas ideal udara
dari pemakaian daya listrik pada = 2,4061 kJ/kg.K
kompresor. Jika V (Volt) adalah
tegangan listrik dan I(Ampere) adalah Data yang dihasilkan dari pengujian
inensitas arus, maka daya listrk yang diperkirakan akan diperoleh harga COP
dipakai oleh kompresor adalah: untuk refrigeran LPG yang mendekati
P = V.I (Watt) (2) COP untuk R-12, bahkan bisa jadi lebih
baik. Akan tetapi yang lebih penting
2. Untuk Energi kalor yang mampu diserap adalah temperatur refrigeran pada
oleh evaporator dihitung atas dasar evaporator harus dapat serendah mungkin
penurunan kandungan kalor pada udara karena di sini beban pendinginan akan
(Lit 2 hal 41). Pada pengujian ini beban ditempatkan.
pendinginan adalah udara yang
dialirkan pada koil evaporator. Dan Harga rata-rata dari data pengujian
energi kalor yang diserap oleh udara dihitung menggunakan formulasi
adalah sebesar: n

Qu mu . Cp . Tu
X i

dan
X 1
(4)
(3) n

mu . A.V Penyimpangan data dari kedua jenis
dan refrigeran dihitung menggunakan
P formulasi:

RT M M R 12
X p LPG x 100% (5)
M R 12
dimana:
mu = Laju aliran massa udara (kg/det)
Cp = Panas jenis uadar pada tekanan IV. METODOLOGI
konstan = 0,2403 (kJ/kg.K) IV.1. Persiapan Pengujian
T = Perubahan temperatur udara yang Perangkat utama pada pengujian ini adalah
mengalir pada eveporator (K) sebuah mesin refigerasi kompresi uap yang
= massa jenis udara (kg/m3) dirancang khusus untuk melakukan
pengujian refigeran. yang dilengkapi
66
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

dengan instrumen pengujian serta sitem refrigeran hidrokarbon , LPG. Adapun


keamanan yang memadai. prosedur pengujian yang akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Untuk mendapatkan hasil yang optimal,
didukung oleh pengalaman penulis pada 1. Instalasi mesin pendingin diisi dengan
kegiatan penelitian sebelumnya, maka refrigeran R-12 serta minyak pelumas
beberapa hal yang penting sebelum secukupnya dengan indikator tingkat
melakukan pengujian mesin antara lain: keadaan refrigeran yang terlihat dari
Eyehole.
a. Semua komponen mesin yang akan 2. Mesin dihidupkan dengan cara
dipakai diuji kehandalannya dengan menyambung kabel listrik ke kompresor
cara memberikan beban kerja (sekitar diikuti oleh fan pada kondensor maupun
10%) diatas beban rata-rata komponen pada evaporator. Pada kegiatan ini
tersebut dioperasikan menggunakan R- katup yang berhubungan dengan pipa
12. kapiler dalam keadaan terbuka.
b. Semua alat ukur yang akan dipakai pada 3. Setelah mesin bekerja dengan baik
pengujian (Manometer, Ampermeter, proses ekspansi refrigeran dilakukan
Anemometer, dan termokopel) oleh salah satu diantara ke 5 katup,
dikalibrasi untuk menjamin ketepatan dimulai dari katup tependek.
pembacaan data. 4. Setelah mencapai keadaan Steady state
c. Sebelum mesin dioperasikan maka dilakukan bembacaan secara sere\ntak
semua instalasi harus bebas dari kotoran terhadap: Tekanan kondensor, tekanan
serta udara agar tidak menghambat laju evaporator, temperatur udara masuk dan
aliran refrigeran. Kegiatan ini dilakukan keluar serta kecepatan udara yang
dengan pembilasan menggunakan gas mengalir pada evaporator.
Nitrogen (N2) serta melakukan beberapa 5. Kegiatan pengujian dilakukan seperti
kali pemvakuman. proses ke-5 untuk ke empat katup pipa
d. Pengisian refrigeran (baik R-12 maupun kapiler lainnya.
LPG) serta minyak pelumas dilakukan 6. Langkah-langkah pengujian 1 hingga 5
sesuai dengan prosedur standar yang dilakukan untuk dua jenis refrigeran
direkomendasikan oleh pabrik pembuat selanjutnya data yang dihasilkan
kompresor . dibandingkan menggunakan formulasi
e. Jangan menghidupkan mesin yang statistik yang sidah ditetapkan.
masih panas (perbedaan tekanan 7. Bagi pembaca yang akan
kondensor dan evaporator masih besar), mengoperasikan mesin refrigerasi harus
karena hal ini dapat merusak memperhatikan prosedur Startup yang
kompresor. sudah dicantumbakn pada mainboard
f. Mesin uji dilengkapi dengan sistem yang tersedia.
keamanan tekanan lebih, pendeteksi
kebocoran dan temperatur lebih, IV.3. Analisis Data Hasil Pengujian
mengingat pada pengujian LPG Setiap perlakuan diambil datanya sebayak
temperatur adalah hal yang relatif 5 kali, selanjutnya data-data yang sejenis
sensitif. diperikasa secara statistik menggunakan
g. Instrumen Pengukuran dikalibrasi untuk Uji C-Student dengan Confidence Limit 5
menjamin ketepatan pembacaan daya %. Jika ada salah satu data yang
ketika dilakukan pengujian. menyimpang, maka akan dilakukan
pengujian ulang dengan terlebih dahulu
IV.2. Prosedur Pengujian memeriksa keakuratan pembacaan alat
Setelah mesin dianggap aman dengan ukur. Jika data sejenis telah memenuhi
mengoperasikan pada daerah kerja standar syarat secara statistik, maka diambil nilai
R-12 selanjutnya akan dilakukan pengujian rata-ratanya.
baik untuk refrigeran R-12 maupun

67
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

Perbedaan data antara refrigeran R-12 dan Politeknik Negeri Sriwijaya pada tanggal
LPG diperiksa menggunakan persamaan 15 September 2002. Kegiatan ini
(4). melibatkan semua anggota tim penelitian.
Kegiatan mengacu pada prosedur yang
V. HASIL DAN PEMBAHASAN sudah ditetapkan dan bejalan sebagaimana
V.1. Hasil Pengujian yang diharapkan. Setelah diuji secara
Pengujian kedua jenis refirgeran telah statistik serta diambil nilai rata-ratanya
dilaksanakan di Laboratorium Mekanik maka diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Pada beban pendinginan rendah

Refrigeran Rasio tekanan (Pc/Pe) COP(maks)

R-12 8,42 4,78

LPG 9,03 4,51

Perbedaan (%) 7,24 5,65

2. Pada beban pendinginan sedang

Refrigeran Rasio tekanan (Pc/Pe) COP(maks)

R-12 9,23 4,81

LPG 9,47 4,59

Perbedaan (%) 2,60 4,57

3. Pada beban pendinginan tinggi

Refrigeran Rasio tekanan (Pc/Pe) COP(maks)

R-12 9,33 4,27

LPG 10,10 4,16

Perbedaan (%) 8,25 2,57

V.2. Pembahasan VI. KESIMPULAN


Data numerik yang diperoleh dari Dari kurva kecenderungan (trendline)
pengujian yang dilanjutkan dengan analisis serta nilai COP maksimum yang diperoleh
statistik memgindikasikan adanya untuk masing-masing beban di kedua jenis
kemampuan termodinamika bagi LPG refigeran dapat disimpulkan:
untuk menggatikan peranan R-12 sebagai 1. Refrigeran LPG, secara ermodinamik
refrigeran mesin Pendingin. Di sisi yang dapat menggantikan R-12 terutama
lain Mesin pendingin Kompresi uap yang untuk beban pendinginan yang rendah
dirancang sebagai alat uji refrigeran dapat serta ratio tekanan medium. Hal ini
dimanfaatkan bagi mahasiswa sebagai ditunjukkan dari perbedaan yang lebih
sarana prakek pada mata kuliah Mesin kecil dari 10%.
Konversi Energi.
68
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009

2. Penggunaan minyak pelumas yang Holman,J.P.,alih bahasa Suprapto


biasanya dipakai untuk refrigeran R-12 PERPINDAHAN PANAS., Pradnya
sesuai untuk dioperasikan pada mesin Paramita, edisi 4, Jakarta 1990
pendingin yang menggunakan LPG
3. Komponen-komponen mesin pendingin Reynolds and Perkins, alih bahasa Philino
tidak mengalami kerusakan jika harahap dan Pantur S,
dioperasikan menggunakan refrigeran TERMIDINAMIKA TEKNIK,
LPG untuk jangka waktu yang lama. Pradnya Paramita, Edisi 4, Jakarta,
1992
VII. DAFTAR PUSTAKA
Stocker,W. Bapeda Sum-SelSUMSTERA
Charles,N in ASHRAE Journal of SELATAN DALAM ANGKA, edisi-
Refrigeration 243 Series., 2, 1995
TRANCIENT IN Walker & Marry HYDROCARBON,
REFRIGERATION., Paris, 1998 MIXING & HANDLING., Pradt &
Whitney book Co, 3rd , Singapore,
1988

69

Anda mungkin juga menyukai