Soegeng Witjahjo
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139
Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211
RINGKASAN
Mesin pendingin mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, baik
untuk keperluan rumah tangga maupun dunia industri. Mesin pendingin dapat diaktifkan
sebagai mesin pengawet (almari pendingin) maupun mesin pengkondisi udara (AC). Salah
satu komponen dari mesin pendingin jenis kompresi uap adalah fluida kerja (refrigeran) yang
berfungsi sebagai penyerap dan pembuang kalor. Berkaitan dengan isu pemanasan global dan
perusakan ozon yang salah satu penyebanya adalah pemakaian zat jenis CFC (Chlorofluoride
Carbonate) dimana zat ini terkandung pada refrigeran jenis R-12, maka pada penelitian ini
akan dicoba pemakaian salah satu zat hidrokarbon yang biasanya dipakai sebagai bahan
bakar, zat tersebut adalah LPG (Liquified Petrolium Gas), dengan alasan bahwa zat tersebut
memiliki sifat termodinamika yang mendekat sifat termodinamika R-12. Pengujian prestasi
mesin pendingin ditunjukkan oleh harga COP (Coeficient of Perfomance) yang dihasilkan
dengan variasi beban pendinginan dan tekanan operasi refrigeran. Hasil pengujian yang telah
dilaksanakan memberikan indikasi bahwa LPG dapat dipakai sebagai refrigeran pengganti R-
12 terutama untuk beban pendinginan yang sedang. Komponen-komponen yang terlibat pada
pengujian tidak mengalami kerusakan. Minyak pelumas yang dipakai untuk refrigeran R-12
dapat dipakai pada mesin pendingin yang menggunakan refrigeran LPG.
refrigeran alam (amonia, Karbon dioksida, sistem keamanan, dengan tujuan agar
Nitrogen dll) dimana masing masing mesin pendingin dapat dipakai sebagai
memiliki keunggulan sendiri-sendiri. Dari alat uji refrigeran.
berbagai merek dagang yang ada di 2. Melakukan pengujian mesin baik
Indonesia yang memperoleh rekomendasi menggunakan refrigeran standar R-12
resmi hanyalah R-134 yang nota bene maupun refrigeran yang diusulkan yaitu
masih memiliki angka GWP(Global LPG.
Warming Potencial) yang tinggi serta Outcomes dari penelitian ini adalah
harganya yang mahal. prestasi mesin pendingin kompresi uap
yang dioperasikan menggunakan LPG.
Hidrokarbon, yaitu suatu zat yang Penelitian adalah bersifat aplikatif yang
memiliki unsur utama Hidrogen dan dapat dikembangkan lebih lanjut pada
Karbon adalah zat-zat yang tidak asing obyek penelitian lain yang terkait.
bagi kehidupan kita sehari hari dan LPG
(Liqufied Petrolium Gas) adalah salah II. PERUMUSAN MASALAH
satunya. LPG, berupa gas alam cair, adalah Permasalahan utama serta merupakan
salah satu produk dari pengolahan minyak obyek yang akan diteliti adalah mencari
bumi yang dipakai oleh masyarakat data prestasi mesin yang ditunjukkan oleh
sebagai bahan bakar untuk memasak. Dari harga COP (Coeficient of Perfomance) dari
pengujian di laboratorium, atas dasar mol, mesin pendingin pada berbagai rasio
LPG memiliki komposisi 8% s/d 12 % tekanan refrigeran dan beban pendinginan
Propana (C3H8). 42 % s/d 47% Normal yang ditanggung oleh koil evaporator.
Butana(C4H10) serta 45% s/d 54% Iso Pembuangan kalor melalui kondensor tidak
Butana. dibahas karena dilakikan menggunakan
udara bebas.
Jika berdiri sendiri maka diantara ketiga
zat yang terkandung dalam LPG memiliki Ratio tekanan antara kondensor dan
sifat termodinamika yang tidak jauh evaporator (Pc/PE) diperoleh dengan cara
berbeda dengan apa yang dimiliki oleh mengalirkan refrigeran ke salah satu
refrigeran R-12. Sifat termidinamika dintara lima pipa kapiler yang berbeda
tersebut adalah temperatur dan tekanan panjangnya serta merupakan katup
jenuh pada daerah operasi mesin ekspansi. Pipa kapiler dari bahan tembaga
pendingin. dengan diameter 0,2 mm yang berjumlah 5
buah memiliki panjang masing-masing :
Dari kedua alasan di atas yaitu bahwa R-12 kapiler 1 dengan panjang 30 cm
harus segera dihapuskan serta LPG kapiler 2 dengan panjang 45 cm
mempunyai sifat termodinamika yang kapiler 3 dengan panjang 62,5 cm (pipa
mendekati R-12, maka penulis mencoba kapiler standar untuk refrigeran R-12)
untuk melakukan kegiatan penelitian yang kapiler 4 dengan panjang 75 cm
berkaitan dengan prospek pemakaian LPG kapiler 5 dengan panjang 90 cm
sebagai refrigeran pada mesin pendingin
jenis Kompresi Uap. Sedangkan beban pendinginan
disimulasikan menggunakan udara yang
I.2. Tujuan Penelitian dialirkan melalui koil evaporator. Kedua
Didasarkan pada kareteristik jenis variasi akan diperlakukan baik pada
termodinamika LPG yang dapat dikatakan mesin pendingin yang menggunakan
mendekati sifat termodinamika refrigeran refrgeran R-12 maupun dengan LPG.
R-12 Penelitian ini memiliki dua tujuan, Untuk setiap pelakuan, data COP yang
yaitu: diperoleh akan dibandingkan. Dari sini
1. Rancang bangun mesin pendingin (secara statistik) akan dipat disimpulkan
kompresi uap dilengkapi dengan sistem berkitan bisa atau tidaknya LPG mengganti
pengendali, instrumen pengukuran serta peran R-12 (Retrofiting) sebagai refrigeran
64
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009
mesin pendingin Jika bisa dimana daerah Didalam operasinya, refrigeran refrigeran
kerja terbaik dari mesin pendingin tersebut. selalu bercampur dengan minyak pelumas,
halini bertujuan untuk mengurangi efek
III. TINJAUAN PUSTAKA erosi pada inatalasi yang akan dilalui
Mesin pendingin kompresi uap bekerja refrigeran. Refrigeran yang baik memiliki
atas dasar Siklus Carnot terbalik, dengan sifat sifat antara lain:
fluida kerja yang bersirkulasi membentuk 1. Tidak berbau maupun beracun
siklus tertutup. Tingkat keadaan refrigeran 2. Tidak korosif
baik pada kondensor maupun evaporator 3. Memiliki angka Joulle-Thomson yang
senatiasa berada pada tingkat keadaan besar.
campuran cair-uap, hal ini berkaitan Siklus temodinamika pada mesin
dengan sifat laten zat sehingga refrigeran pendingin dapat dilihat pada diagram
dapat menyerap dan membuang kalor berikut.
sebanyak mungkin.
Qout
Kondensor
Katup Kompresor
Ekspansi
Win
Qin
Evaporator
P
(bar)
3 2
4 1
h(kJ/kg)
Gambar 2. Diagram Tekanan vs Entalpi Mesin Pendingin Kompresi Uap
Keterangan
Proses 12 : Kompresi isentropik oleh kompresor, tujuannya untuk menaikkan tekanan
refrigeran yang diikuti oleh kenaikan temperatur refrigeran.
Proses 23 : Pendinginan kondensor dengan tujuan untuk menurunkan kandungan kalor
refrigeran
Proses 34 : Penurunan tekanan refrigeran oleh katup ekspansi dengan tujuan untuk
menurunkan temperatur refrigeran
Proses 41 : Penyerapanan kalor bagi benda yang akan didinginkan oleh evaporator.
65
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009
Dimana m = laju aliran massa refrigeran. A = Luas penampang aliran udara (m2,
Didalam pengujian data-data mengenai dapat diukur)
laju aliran massa dan entalpi sangat sulit V = Kecepatan aliran udara (m/det,
untuk diukur sehingga perhitungan COP dapat diukur)
dilakukan dengan: P = Tekanan mutlak udara(N/m2, dapat
diukur)
1. Untuk daya ideal kompresor dihitung R = Konstanta gas ideal udara
dari pemakaian daya listrik pada = 2,4061 kJ/kg.K
kompresor. Jika V (Volt) adalah
tegangan listrik dan I(Ampere) adalah Data yang dihasilkan dari pengujian
inensitas arus, maka daya listrk yang diperkirakan akan diperoleh harga COP
dipakai oleh kompresor adalah: untuk refrigeran LPG yang mendekati
P = V.I (Watt) (2) COP untuk R-12, bahkan bisa jadi lebih
baik. Akan tetapi yang lebih penting
2. Untuk Energi kalor yang mampu diserap adalah temperatur refrigeran pada
oleh evaporator dihitung atas dasar evaporator harus dapat serendah mungkin
penurunan kandungan kalor pada udara karena di sini beban pendinginan akan
(Lit 2 hal 41). Pada pengujian ini beban ditempatkan.
pendinginan adalah udara yang
dialirkan pada koil evaporator. Dan Harga rata-rata dari data pengujian
energi kalor yang diserap oleh udara dihitung menggunakan formulasi
adalah sebesar: n
Qu mu . Cp . Tu
X i
dan
X 1
(4)
(3) n
mu . A.V Penyimpangan data dari kedua jenis
dan refrigeran dihitung menggunakan
P formulasi:
RT M M R 12
X p LPG x 100% (5)
M R 12
dimana:
mu = Laju aliran massa udara (kg/det)
Cp = Panas jenis uadar pada tekanan IV. METODOLOGI
konstan = 0,2403 (kJ/kg.K) IV.1. Persiapan Pengujian
T = Perubahan temperatur udara yang Perangkat utama pada pengujian ini adalah
mengalir pada eveporator (K) sebuah mesin refigerasi kompresi uap yang
= massa jenis udara (kg/m3) dirancang khusus untuk melakukan
pengujian refigeran. yang dilengkapi
66
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009
67
JURNAL AUSTENIT VOLUME 1, NOMOR 2, OKTOBER 2009
Perbedaan data antara refrigeran R-12 dan Politeknik Negeri Sriwijaya pada tanggal
LPG diperiksa menggunakan persamaan 15 September 2002. Kegiatan ini
(4). melibatkan semua anggota tim penelitian.
Kegiatan mengacu pada prosedur yang
V. HASIL DAN PEMBAHASAN sudah ditetapkan dan bejalan sebagaimana
V.1. Hasil Pengujian yang diharapkan. Setelah diuji secara
Pengujian kedua jenis refirgeran telah statistik serta diambil nilai rata-ratanya
dilaksanakan di Laboratorium Mekanik maka diperoleh hasil sebagai berikut.
69