Refrigerant a
Refrigeran sebagai bahan pendingin pada mesin pendingin dapat menyerap panas
dari sana, biasanya menggunakan refrigeran halokarbon. Jenis refrigeran ini
dapat merusak lapisan ozon dan mengakibatkan pemanasan global, karena
refrigeran ini harus dibatasi dan dilarang. Hidrokarbon yang digunakan sebagai
pengganti zat pendingin dapat digunakan secara langsung tanpa penggantian
komponen (pengganti dropin). Mesin pendingin yang berefek pendinginan dan efek
pemanasannya tidak semuanya disebut [sebagai mesin pendingin hibrida.
Mengeksploitasi secara bersamaan ini tentu saja akan mempengaruhi kinerja
mesin. Penelitian ini menunjukkan peningkatan COP, TP dan peningkatan efek
pendinginan aliran air massa inevaporator dan tidak mempengaruhi suhu air
dalam evaporator dan kondensor (cenderung konstan). PF dan aliran pemanasan
cenderung konstan karena aliran air menjaga kondensor dalam keadaan konstan
Abstrak
Abstrak: Penelitian emperik yang dilakukan melalui kajian ini tujuannya untuk membandingkan
penggunaan refrigerant hidrokarbon Breezon R-290 pada unit mesin AC split Inverter yang sebelumnya
menggunakan refrigerant Freon R-410A (retrofitting). Adapun parameter yang diukur untuk dijadikan
perbandingan diantara keduanya mencakup: pengukuran tekanan kerja refrigerant, pengukuran
besarnya amper pada kompresor, pengukuran temperatur udara dingin yang dihasilkan pada bagian
evaporator. Hasil kajian emperik untuk refrigerant hidrokarbon Breezon R-290 memberikan hasil yang
cukup baik, diantaranya tekanan kerja refrigerant pada bagian suction besarnya 5 bar dan tekanan pada
bagian discharge besarnya 6 bar. Sedangkan pengukuran besarnya arus pada kompresor terjadi
penurunan hingga 33,8% (terjadi efisiensi). Adapun temperatur udara dingin yang dicapai terjadi pada
harga yang sama ketika Air Conditioning unit menggunakan refrigerant Freon R-410A.
Oleh Nur Abdillah Siddiq – Rusaknya lapisan ozon dan efek pemanasan global salah satunya
disebabkan oleh penggunaan bahan yang mengandung unsur klorin (Cl). Sumber unsur klorin
dapat berupa refrigeran/pendingin dari golongan CFC (Chloro Fluoro Carbon). Padahal dalam
kehidupan sehari-hari, aplikasi dari refrigeran sangatlah banyak, yakni dipakai pada kulkas, Air
Conditioner, dan hampir semua mesin pendingin lainnya. Dimana letak bahayanya unsur klorin?
Unsur klorin akan mengikat ozon (O 3), dengan klorin sebagai otokatalisator (otokatalisator
adalah dirinya sendiri bersifat sebagai agen yang bereaksi sekaligus bertindak sebagai
katalis/pemercepat reaksi, analoginya otokatalisator adalah seseorang yang tidak memerlukan
makcomblang untuk mendekati pasangan idamannya), nah ozon akan terurai dan menjadi
semakin tipis yang akhirnya membentuk lubang ozon (Waluyo Eko Cahyono, 2007).
Menipisnya lapisan ozon benar-benar sangat membahayakan, dari terjadinya kerusakan lingkungan
karena radiasi ultraviolet yang besar, keterbatasan sumber air bersih, kerusakan rantai makanan di laut,
musnahnya ekosistem terumbu karang dan sumber daya laut lainnya, hingga menurunnya hasil produksi
pertanian yang dapat menganggu ketahanan pangan, serta bencana alam lainnya (Itha Masithah. 2013).
Efek membahayakan lainnya dari penggunaan CFC adalah terjadinya pemanasan global (global warning).
Chloro flouro carbon (CFC) berkontribusi 25 persen terhadap pemanasan global! Jika suhu bumi
sekarang yang menjadi semakin panas, besar kemungkinan disebabkan oleh CFC yang dilepaskan dan
menetap di atmosfer. Pemanasan global juga menyebabkan mencairnya lapisan es di Benua Antartika
yang ditandai dengan naiknya 25 cm muka air laut global di akhir abad ke-20, sehingga terjadi
ketidakseimbangan iklim, dimana di suatu tempat terjadi bencana kekeringan dan di tempat lainnya
terjadi bencana banjir (Daniel Mudiyarso,2003). Setelah keberadaan lubang ozon di lapisan atmosfer
diverifikasi/dicek secara saintifik/perhitungan melalui alat ukur, perjanjian internasional untuk
mengatur dan melarang penggunaan zat-zat perusak ozon disepakati pada 1987 yang terkenal
dengan sebutan Protokol Montreal. CFC (Chloro Fluoro Carbon) dan HCFC (Hydro Chloro
Fluoro Carbon) merupakan dua refrigeran utama yang dijadwalkan untuk dihapuskan masing-
masing pada tahun 1996 dan 2030 untuk negara-negara maju (United Nation Environment
Programme, 2000). Bagaimaana dengan di Indonesia? Menanggapi protokol tersebut,
pemerintah Indonesia menetapkan beberapa kebijakan untuk berpartisipasi aktif dalam upaya
perlindungan lapisan ozon seperti Keputusan Presiden RI No 23 tahun 1992 tentang Pengesahan
Protokol Montreal untuk mengatur penipisan lapisan ozon. Dengan dikeluarkannya peraturan
tersebut, maka Indonesia secara resmi menyatakan turut berpartisipasi dalam kerjasama
internasional di bidang perlindungan lapisan ozon dan sepakat untuk mentaati peraturan yang
ditetapkan (Waluyo Eko Cahyono, 2007).
Salah satu refrigeran alternatif adalah refrigeran hidrokarbon. Refrigeran hidrokarbon adalah refrigeran
yang saat ini banyak diteliti karena ramah lingkungan, tidak beracun, lebih murah, tidak menyebabkan
penipisan ozon dengan nilai ODP (Ozone Depletion Potential) sebesar 0, dan tidak menyebabkan
pemanasan global dengan nilai GWP (Global Warming Potential) kurang dari 3 (Ching Song Jwo, 2006).
Keren banget kan? Tapi mengapa masih belum dipakai secara luas? Karena refrigeran hidrokarbon
mudah meledak dan terbakar. Bahan bakar minyak kita seperti bensin, solar, dan lain sebagainya juga
termasuk dalam keluarga hidrocarbon. Refrigeran hidrokarbon yang saat ini menunjukkan performa
terbaik adalah R436A (campuran propana dan isobutana dengan rasio massa 56/44). R436A sebanyak 55
g setara dengan R134a (Tetra Fluoro Ethane) sebanyak 105 g sehingga terjadi efisiensi penyimpanan
muatan refrigerant sebesar 48% (Rasti, 2012).
Untuk meningkatkan performa refrigeran hidrokarbon dapat dilakukan dengan penambahan TiO -
2. Penambahan TiO2 dapat meningkatkan performa refrigeran R600a (Isobutana), dengan
penambahan konsentrasi TiO2 sebesar 0,1g/L dan 0.5g/L maka konsumsi energi berkurang 5,94%
dan 9,60% (Shengshan Bi, 2012). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanorefrigeran TiO 2-
R600a bekerja dengan aman dan normal dalam kulkas tanpa modifikasi dengan performa yang
lebih baik dibandingkan dengan refrigeran murni R600a. Hal ini menandakan selain untuk
menambah performa refrigeran, TiO2 juga dapat berperan sebagai flame retardant (mengurangi
daya ledak dari hidrokarbon).
Penelitian mengenai penggunaan refrigeran hidrokarbon yang dilakukan oleh penulis
Sebenarnya bentuk dari refrigeran atau pendingin itu bagaimana sih? Refrigeran merupakan
fluida kerja / cairan di dalam mesin refrigerasi (mesin pendingin), pengkondisian udara, dan
sistem pompa kalor. Refrigeran merupakan komponen terpenting siklus refrigerasi karena
refrigeran yang menimbulkan efek pendinginan dan pemanasan pada mesin refrigerasi.
Refrigeran menyerap panas dari satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain melalui
mekanisme evaporasi dan kondensasi (ASHRAE, 2005)
PENDAHULUAN
R-134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak beracun, tidak
mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga memiliki kelemahan di antaranya, tidak bisa
dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa melakukan modifikasi sistem refrigerasi (drop
in subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki potensi sebagai zat yang dapat menyebabkan
efek pemanasan global karena memiliki Global Warming Potential (GWP) yang signifikan.
Selain itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik yang sering menyebabkan masalah
dengan sifatnya yang higroskopis.
Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya hidrokarbon sebagai
refrigeran sudah dikenal masyarakat sejak 1920 di awal teknologi refrigerasi bersama fluida
kerja natural lainnya seperti ammonia, dan karbon dioksida. Hidrokarbon yang sering dipakai
sebagai refrigeran adalah propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana (R-600). Campuran
yang sering digunakan di antaranya R-290/600a, R-290/600 dan R-290/R-600/R-600a.
Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang ditunjukkan dengan
nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat diabaikan, properti termofisika
dan karakteristik perpindahan kalor yang baik, kerapatan fasa uap yang rendah, dan kelarutan
yang baik dengan pelumas mineral.
Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah lingkungan masih belum bisa
diterima secara luas seperti pemakaian freon sebagai refrigeran. Hal ini disebabkan oleh
kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang bisa terbakar. Sifat ini sebenarnya tidak
membahayakan jika digunakan sesuai prosedur yang benar. Untuk memahami bekerja dengan
prosedur yang benar, mau tidak mau diperlukan pengetahuan tentang karakteristik hidrokarbon.
Seperti pepatah mengatakan, “tak kenal maka tak sayang”, kita tidak akan mau menggunakan
hidrokarbon jika tida mengenalnya.
Refrigeran kelompok halokarbon merupakan refrigeran sintetik karena tidak terdapat di alam
secara langsung. Refrigeran ini mempunyai satu atau lebih atom dari golongan halogen; khlorin,
fluorin dan bromin.Meskipun dari segi teknik refrigeran ini mempunyai sifat yang baik, seperti
kestabilan yang tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak beracun, refrigeran ini termasuk ODS.
Jika gas CFC yang memiliki dua atom khlorin terlepas ke udara dan terkena sinar ultraviolet
akan terurai. Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan bereaksi dengan ozon (O3) mengambil satu
atom oksigen dari ozon untuk membentuk khlorin monoksida dan oksigen. Khlorin monoksida
akan bereaksi dengan atom oksigen lainnya membentuk molekul oksigen dan atom khlorin
membentuk oksigen. Atom khlorin hanya beraksi sebagai katalis dalam reaksi. Oleh karena itu
satu atom khlorin mampu terus menerus mengubah ozon menjadi oksigen melalui ribuan reaksi
sejenis. Proses perusakan ozon ini ditunjukkan pada Gambar 1 dan 2.
APA ITU FREON?
Freon adalah salah satu produk dari Chemours. Chemours sendiri adalah perusahaan spin-off dari
perusahaan kimia DuPont untuk memproduksi Teflon, Titanium dioxide, Viton, Opteon, dan
Freon.
Sebenarnya ini salah kaprah, karena kata ‘freon’ kita gunakan untuk menyebut semua refrigeran
yang digunakan di dalam mesin AC. Sama seperti kita menyebut ‘aqua’ sebagai eponym dari
semua air minum dalam kemasan, apapun merknya. Kita juga menyebut ‘ayam goreng kentucky’
untuk semua jenis ayam goreng tepung yang crispy.
Refrigeran adalah cairan yang digunakan dalam proses pertukaran panas di dalam AC yang
menyebabkan AC dapat bekerja mendinginkan suatu ruangan. Proses ini merupakan siklus
tertutup. Refrigeran tidak terbuang melainkan diubahkan dari fasa cair ke gas dan kembali lagi
menjadi cair. Demikian seterusnya. Pada proses perubahan fasa ini terjadi penyerapan dan
pelepasan panas sesuai prinsip termodinamika.
Sekitar 1990-an, kita mendapat berita bahwa refrigeran yang digunakan secara luas dalam AC
ternyata merusak lapisan ozon. Lapisan ozon adalah lapisan atmosfir bumi yang menyaring sinar
Ultra Violet dari matahari. Jika lapisan ini menipis, maka bumi akan terpapar sinar matahari yang
mematikan ini. Refrigeran CFC (chlorofluorocarbon) mulai dilarang untuk digunakan.
R22 adalah refrigeran yang umum digunakan dalam mesin pendingin seperti AC dan kulkas.
Refrigeran HCFC (hydrochlorofluorocarbon) ini menggantikan refrigeran CFC. Tetapi
refrigerant ini masih berbahaya bagi lingkungan karena mengandung klorin. Pada 2015,
pemerintah Indonesia melakukan HPMP (HCFC Phase-out Management Plan). Refrigeran R22
dilarang untuk digunakan dalam industri dan melarang impor produk yang menggunakan R22.
Saat ini pihak dealer dan toko masih menjual produk mereka hingga stok habis serta melayani
purna-jual hingga 2030. Direncanakan pada tahun itu Indonesia sudah bebas R22.
Saat ini ada beberapa jenis refrigeran yang digunakan selain R22 (yang sedang dihapuskan
secara bertahap), yaitu refrigeran R410A dan R32.
Mari kita bandingkan ketiga refrigeran ini: R22, R410A dan R32.
Dari tabel di atas kita lihat bahwa refrigeran R32 memiliki angka ODP 0, GWP 675, Cooling
Index 160 dan tingkat flammability rendah, yang artinya:
R32 cukup ramah lingkungan dibandingkan kedua refrigerant lainnya, R22 dan R410A.
R32 lebih mudah terbakar, tetapi menurut para ahli, masih di dalam batas toleransi aman untuk
digunakan.
Freon adalah salah satu produk dari Chemours. Chemours sendiri adalah perusahaan spin-off dari
perusahaan kimia DuPont untuk memproduksi Teflon, Titanium dioxide, Viton, Opteon, dan
Freon.
Sebenarnya ini salah kaprah, karena kata ‘freon’ kita gunakan untuk menyebut semua refrigeran
yang digunakan di dalam mesin AC. Sama seperti kita menyebut ‘aqua’ sebagai eponym dari
semua air minum dalam kemasan, apapun merknya. Kita juga menyebut ‘ayam goreng kentucky’
untuk semua jenis ayam goreng tepung yang crispy.
Refrigeran adalah cairan yang digunakan dalam proses pertukaran panas di dalam AC yang
menyebabkan AC dapat bekerja mendinginkan suatu ruangan. Proses ini merupakan siklus
tertutup. Refrigeran tidak terbuang melainkan diubahkan dari fasa cair ke gas dan kembali lagi
menjadi cair. Demikian seterusnya. Pada proses perubahan fasa ini terjadi penyerapan dan
pelepasan panas sesuai prinsip termodinamika.
Sekitar 1990-an, kita mendapat berita bahwa refrigeran yang digunakan secara luas dalam AC
ternyata merusak lapisan ozon. Lapisan ozon adalah lapisan atmosfir bumi yang menyaring sinar
Ultra Violet dari matahari. Jika lapisan ini menipis, maka bumi akan terpapar sinar matahari yang
mematikan ini. Refrigeran CFC (chlorofluorocarbon) mulai dilarang untuk digunakan.
R22 adalah refrigeran yang umum digunakan dalam mesin pendingin seperti AC dan kulkas.
Refrigeran HCFC (hydrochlorofluorocarbon) ini menggantikan refrigeran CFC. Tetapi
refrigerant ini masih berbahaya bagi lingkungan karena mengandung klorin. Pada 2015,
pemerintah Indonesia melakukan HPMP (HCFC Phase-out Management Plan). Refrigeran R22
dilarang untuk digunakan dalam industri dan melarang impor produk yang menggunakan R22.
Saat ini pihak dealer dan toko masih menjual produk mereka hingga stok habis serta melayani
purna-jual hingga 2030. Direncanakan pada tahun itu Indonesia sudah bebas R22.
Saat ini ada beberapa jenis refrigeran yang digunakan selain R22 (yang sedang dihapuskan
secara bertahap), yaitu refrigeran R410A dan R32.
Mari kita bandingkan ketiga refrigeran ini: R22, R410A dan R32.
R32 cukup ramah lingkungan dibandingkan kedua refrigerant lainnya, R22 dan R410A.
R32 lebih mudah terbakar, tetapi menurut para ahli, masih di dalam batas toleransi aman untuk
digunakan.