Anda di halaman 1dari 6

SMART HOME DAN INTERNET OF THINGS

Nama : Marcelinus Adhi Wibisono


NIM : 310117012491

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER


BANJARBARU
I. Pendahuluan
Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari
konektivitas internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti berbagi data,
remote control, dan sebagainya, termasuk juga pada benda di dunia nyata. Contohnya bahan pangan,
elektronik, koleksi, peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya tersambung ke jaringan lokal
dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif. (Cory Janssen, 2013)

Smart connectivity dengan jaringan yang ada dengan menggunakan sumber daya jaringan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari IOT. Agar tujuan IoT sendiri berhasil di perlihatkan, paradigma
komputasi perlu berkembang tidak hanya menggunakan skenario mobile dengan ponsel pintar dan perangkat
portabel saja, tetapi dapat berkembang menjadi penghubung benda yang digunakan sehari-hari dan
menanamkan kecerdasan buatan pada perangkat tersebut.

Dalam paradigma IoT akan banyak objek disekeliling kita yang akan terhubung satu sama lain.
Radio Frequency Identification (RFID) dan teknologi sensor jaringan akan memegang peran penting dalam
konsep ini, dimana informasi dan komunikasi sistem akan tertanam (embedded) pada perangkat di
lingkungan sekitar kita. Cloud computing juga umum digunakan dalam penerapan konsep ini.

Cara kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah argumentasi pemrograman yang
dimana tiap-tiap perintah argumennya itu menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang
terhubung secara otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun.Internetlah yang
menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut, sementara manusia hanya bertugas sebagai
pengatur dan pengawas bekerjanya alat tersebut secara langsung.

Tantangan terbesar dalam mengkonfigurasi Internet of Things ialah menyusun jaringan


komunikasinya sendiri dimana jaringan tersebut sangatlah kompleks dan memerlukan sistem keamanan
yang ketat. Selain itu biaya yang mahal sering menjadi penyebab kegagalan yang berujung pada gagalnya
produksi. Contoh model komputasi yang digunakan dalam penerapan IoT adalah cloud computing pada
aplikasi smart city, smart home, dan lain-lain.

Smart Home merupakan salah satu bentuk IoT. Smart home sendiri merupakan salah satu cabang
dari ubiquitos and pervasive computing. Smart Home menawarkan kualitas hidup yang lebih mudah dengan
mengenalkan otomatisasi peralatan rumah tangga dan asisten rumah tangga. Otomatisasi ini berdasarkan
context aware yang didapatkan dari memonitoring lingkungan rumah itu sendiri. Seorang pengguna dapat
mengontrol peralatan rumahnya dari jarak jauh, misalkan ketika user tersebut masih dalam perjalanan
pulang, dia mampu menghidupkan AC untuk mendinginkan ruangan, mengontrol pemanas air untuk mandi
dan lain-lain. (Arif Setiawan, 2016)

Secara umum smart home memerlukan 3 syarat agar bisa disebut smart, yaitu
1) Internal Network : berupa kabel, wireless.
2) Intelligent Control : berupa gateway untuk mengelola sistem.
3) Home Automation : mengatur dan mengelola alat-alat untuk menunjang fungsi rumah pintar.
Menurut Anbasari (2013), kategori dari smart home dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Comfort
Salah satu fungsi utama smart home ialah mampu memberikan kenyaman yang lebih kepada
penghuninya. Terdapat 2 metode yang digunakan, metode pertama, smart home akan berfungsi
dengan mengenali kegiatan penghuni kemudian melakukan fungsi otomatisasi terhadap alat-alat
di rumah. Metode kedua, dengan melakukan remote alat-alat rumah tangga dari jarak yang jauh.
2. Healthcare
Smart home mampu menggantikan fungsi perawat dan asisten rumah tangga kepada pasien,
orang tua, ataupun kepada orang sehat sekalipun. Fungsi healthcare dapat berupa report
monitoring kesehatan penghuni yang dapat diakses oleh dokter ataupun monitoring keaadaan
penghuni yang secara langsung terhubung ke UGD rumah sakit terdekat
3. Security
Rumah yang terdapat teknologi didalamnya tentu akan rentan terhadap serangan security.
Permasalahan security yang paling sering terjadi dikarenakan kelemahan dari penghuni itu
sendiri dan metode autentikasi yang mudah diterobos.

II. Algoritma Prediction


Algortima prediksi dipilih dalam pembuatan Smart Home sebab algoritma prediksi membantu dalam
memprediksi perilaku selanjutnya yang mungkin dilakukan penghuni dan merupakan komponen kunci
dalam mengembangkan sebuah Smart Home. Algoritma prediksi akan mempelajari data yang masuk berupa
perilaku sehari-hari dari penghuni rumah yang selanjutnya membagi setiap smart environment yang ada di
rumah untuk menunjang perilaku penghuni nya.

Algoritma prediksi bertujuan untuk membangun prediktor universal atau estimator untuk menentukan
tindakan pengguna berikutnya. Skema ini menciptakan kamus zone id yang diperlakukan sebagai simbol
karakter dan menggunakan kamus tersebut untuk mengumpulkan statistik berdasarkan konteks gerakan yang
terekam, atau frase.

Seperti skenario berikut, pada pukul 7:00 pagi, alarm akan menyala dan mati 2 menit kemudian,
selanjutnya kejadian ini mengirim sinyal ke lampu tidur di kamar untuk mati dan sekaligus untuk mesin
pembuat kopi di dapur untuk aktif. Penghuni menuju ke kamar mandi, lalu berita dan prediksi cuaca akan
otomatis muncul di cermin kamar mandi. Ketika penghuni selesai bersiap dan menuju ke dapur untuk
minum kopi, lampu kamar mandi akan mati, lalu program berita pada cermin kamar mandi tadi akan
berpindah ke dapur. Selanjutnya ketika sang penghuni berangkat kerja, Smart Home akan menjaga rumah
dan akan memesan susu dan roti dari toko grosir, sehingga ketika penghuni rumah tiba pesanan tersebut
telah sampai. Smart Home bekerja cepat dalam merekam seluruh detail dari interaksi sang penghuni dengan
rumahnya pada setiap saat.

Beberapa bentuk algoritma dari algoritma prediksi adalah IPAM,ONISI [2], Jacobs Blockeel Algorithm,
LZ78 , LeZiUpdate, Active LeZi, FXl and Adaptive FXl. Pemilihan algoritma prediksi yang digunakan
mempengaruhi efisiensi kerja dari Smart Home.

Permasalahan dalam memprediksi simbol (user action) selanjutnya dalam urutan masukan dapat di
definisikan sebagai berikut:
Digunakan ∑ sebagai input simbol dan A = a1 ... an dengan aj ∈ ∑ menjadi sequence dari input
simbol. Algoritma prediksi akan memutuskan apakah dapat membuat keputusan atau tidak, jika bisa maka
mengembalikan kemungkinan pada setiap simbol menjadi x ∈ ∑, dimana x adalah elemen selanjutnya dalam
input sequence. Nilai ini mendefinisikan probabilitas dari distribusi bersyarat P diatas ∑ dimana P(x|a1…ai)
adalah kemungkinan dari singleton subset ∑ yang memuat x.
Ada dua cara untuk menghitung probabilitas: on demand atau live. Algoritma menggunakan metode
sebelumnya dalam mempertahankan struktur data untuk menghitung probabilitas. Mereka memperbarui
struktur data setelah setiap simbol dalam urutan masukan, sedangkan algoritma live memperbarui distribusi
probabilitas itu sendiri. Untuk contoh dari penggunaan algoritma ini adalah sebagai berikut :
- Alarm On, alarm Off, lampu kamar tidur On, mesin pembuat kopi On, lampu kamar mandi On
(Harian).
- Lampu kamar tidur Off, lampu kamar mandi Off, lampu dapur On, layar dapur On, Coffee maker
Off, lampu dapur Off, layar dapur Off (Harian).
- Memesan di toko grosir (Mingguan).

III. Protokol Z-wave


Z-Wave adalah jenis RF baru, biaya rendah, konsumsi daya yang rendah, dapat diandalkan, dan cocok
untuk jaringan jarak pendek teknologi komunikasi nirkabel. Frekuensi nirkabel kerja adalah 908.42MHz
(USA) ~ 868.42MHz (EU), mengadopsi FSK (BFSK / GFSK) modulasi, data mengirimkan kecepatan 9.6
kbps, jangkauan sinyal bisa sekitar 30 meter untuk indoor, outdoor bisa melebihi 100 meter. Dengan
meningkatnya jarak komunikasi, kompleksitas peralatan, konsumsi daya dan biaya sistem akan meningkat,
dibandingkan dengan teknologi komunikasi nirkabel tradisional, teknologi Z-gelombang mengkonsumsi
daya ultra rendah dan teknologi biaya rendah, sangat mempercepat pembentukan jaringan nirkabel pribadi.

Z-Wave terutama digunakan dalam otomatisasi rumah, lampu remote control dan aplikasi remote
akuisisi data seperti lampu kontrol dan kontrol alat, HVAC, Keamanan & Perlindungan. Z-Wave dapat
mengubah perangkat individu ke dalam perangkat jaringan cerdas.

Memanfaatkan transmisi format data yang rendah, 40 kbps memenuhi transmisi data, sebelumnya
mengadopsi 9.6 kbps kecepatan untuk transmisi data. Dibandingkan dengan teknologi wireless lainnya, Z-
Wave memiliki transmisi bitrate yang rendah, jarak transmisi moderat, dan keunggulan biaya kompetitif.

A. Struktur jaringan / arsitektur


Setiap jaringan Z-Wave memiliki alamat jaringan yang unik (home ID) memiliki panjang 4
bytes(32 bit); setiap ID Node ditugaskan oleh Z-Wave controller (hub). Setiap jaringan dapat
mendukung ID maksimum 232 perangkat.Semua ID Node ditugaskan dan dikelola oleh pengendali
utama, peralatan kontrol lainnya hanya meneruskan perintah dari pengendali utama.

B. Z-Wave Aplikasi
Z-Wave sistem otomatisasi cerdas untuk rumah: terdiri dari 3 pengendali cahaya, 3 colokan
dinding, 1 IR remote control, 1 pusat sentuhan controller, adegan handset kontroler. Di antara
mereka, IR remote control dan pusat sentuh pengendali, pengendali cahaya dan adegan pengendali,
handset kontroler adalah budak.

Karena setiap perangkat mengadopsi teknologi routing, ketika menginstal sistem, pengguna
hanya perlu menginstal perangkat di tempat dalam jangkauan nirkabel. Setelah instalasi, melalui
kontrol HRPZ IR untuk mendaftar semua perangkat dalam jaringan, setelah pusat controller sentuh
terhubung ke jaringan Z-Wave, sync semua perangkat lain ke pusat controller sentuh.

Selama semua perangkat yang terhubung ke jaringan Z-wave, pengguna dapat memeriksa IR
remote control dan pusat sentuhan controller untuk mengetahui ON / OFF status semua perangkat Z-
Wave, sementara dapat dengan mudah mengontrol perangkat ini. Jika kontroler pusat sentuhan
terhubung ke Internet, pengguna dapat menggunakan smartphone, tablet, PC untuk mengontrol
peralatan rumah dari jarak jauh.

Gambar 1. Z-wave

IV. Wifi Module ESP8266


IoT (Internet Of Things) semakin berkembang seiring dengan perkembangan mikrokontroler, module
yang berbasiskan Ethernet maupun wifi semakin banyak dan beragam dimulai dari Wiznet, Ethernet shield
hingga yang terbaru adalah Wifi module yang dikenal dengan ESP8266. ESP8266 adalah wifi module
dengan output serial TTL yang dilengkapi dengan GPIO, dengan harga sekitar 80 ribu rupiah wifi module
ini dapat dipergunakan secara standalone maupun dengan mikrokontroler tambahan untuk kendalinya. Ada
beberapa jenis ESP8266 yang dapat ditemui dipasaran, namun yang paling mudah didapatkan di Indonesia
adalah type ESP-01,07,dan 12 dengan fungsi yang sama perbedaannya terletak pada GPIO pin yang
disediakan. Berikut beberapa tipe ESP8266

Tegangan kerja ESP-8266 adalah sebesar 3.3V, sehingga untuk penggunaan mikrokontroler
tambahannya dapat menggunakan board arduino yang memiliki fasilitas tengangan sumber 3.3V, akan tetapi
akan lebih baik jika membuat secara terpisah level shifter untuk komunikasi dan sumber tegangan untuk wifi
module ini.
Karena wifi module ini dilengkapi dengan Mikrokontroler dan GPIO sehingga banyak orang yang
mengembangkan firmware untuk dapat mengunakan module ini tanpa perangkat mikrokontroler
tambahan.Firmware yang digunakan agar wifi module ini dapat bekerja standalone adalah Node MCU.
Selain dengan Node MCU kita dapat menggunakan module ini dengan Arduino maupun mikrokontroler
lainnya untuk menjaga kestabilan komunikasinya. Dengan menggunakan ATcommand untuk
komunikasinya kita dapat menggunakan module ini sebagai webserver maupun client.

V. Aplikasi Smart Home Insteon


Software atau aplikasi yang digunakan untuk Smarthome sudah sangat banyak, salah satunya adalah
Insteon. Insteon adalah home automation teknologi yang memungkinkan lamputermostat, sensor, remote
kontrol, sensor gerak, dan perangkat bertenaga listrik lainnya untuk beroperasi melalui jaringan listrik,
frekuensi radio (RF) komunikasi, atau keduanya.

A. Protokol
Setiap pesan yang diterima oleh perangkat yang kompatibel dengan Insteon mengalami deteksi dan
koreksi kesalahan dan kemudian di transmisikan untuk meningkatkan keandalan. Semua perangkat
memancarkan kembali pesan yang sama pada waktu yang sama sehingga transmisi pesan sinkron,
sehingga menjaga keutuhan pesan sekaligus memperkuat sinyal pada powerline dan menghapus RF
dead zone. Insteon powerline messaging menggunakan fase-shift keying. Pesan Insteon RF
menggunakan frekuensi-shift keying.

B. Network Topology
Insteon adalah "dual-band" jaringan yang menggabungkan frekuensi nirkabel radio (RF) dan kabel
listrik yang ada di sebuah bangunan. Kabel listrik menjadi media transmisi cadangan dalam hal RF /
gangguan nirkabel. Sebaliknya, RF / nirkabel menjadi media transmisi cadangan jika terjadi gangguan
powerline. Sebagai jaringan peer-to-peer, perangkat tidak memerlukan pengawasan jaringan, sehingga
memungkinkan operasi opsional tanpa pengendali pusat dan tabel routing.

C. Keamanan
Keamanan jaringan Insteon dipertahankan melalui menghubungkan kontrol untuk memastikan
bahwa pengguna tidak dapat membuat link yang akan memungkinkan mereka untuk mengontrol
perangkat Insteon, dan melalui enkripsi dalam pesan Insteon diperpanjang untuk aplikasi seperti kunci
pintu dan aplikasi keamanan, harus aplikasi tersebut memilih untuk menerapkan enkripsi.

Anda mungkin juga menyukai