Disusun oleh :
Tomi Berajan
11170167
Bellano Ifendo
Sugiarto 11170172
Afnei Ngan Billy Tumba 11170179
Tasya Natalia Pangestika 11170189
Lu Claudia Isabella 11170198
Randy Saluman 11170254
Fransiskus Lois F. E 11170329
PENDAHULUAN
0
PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan dari
Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang mana sahamnya secara
keseluruhan di miliki oleh PT. Telkom. Perusahaan Telkom Akses ini
didirikan sebagai perusahaan penyedia jasa layanan konstruksi dan
mengelola serta membangun jaringan serat optik dan membawa koneksi
internet ke konsumen dengan menyebarkan 30 rute terra dan sekitar 8,500+
km kabel serat optik ke seluruh Indonesia. Telkom Akses mendukung serat
optik ke koneksi rumah konsumen serta jaringan backbone untuk koneksi
nirkabel broadband konsumen.
PT. Telkom Akses (PTTA) sudah dikenal dikalangan masyarakat
melalui produknya yaitu indihome, namun saat ini ada satu tantangan yang
perlu dihadapi yaitu sistem informasi yang matang dan terintegrasi dalam
mengurus perluasan dan pemerataan jaringan fiber optik di seluruh
Indonesia. Sebab jaringan Telkom sebelumnya menggunakan kabel telepon
tembaga kemudian saat ini beralih kepada kabel serat optik, kabel serat optik
ini digunakan dengan pertimbangan tahan terhadap frekuensi liar dan
mampu mentrasnfer data hingga 2500mbps lebih tanpa memerlukan alat
repeater lagi karena kabel fiber optic ini sangat aman dari serangan petir.
Sehingga yang dibutuhkan Telkom Akses dalam perluasan dan pemerataan
jaringan fiber optik adalah sistem informasi manajemen yang saling
terintegrasi dengan sangat baik.
Telkom berupaya menghadirkan koneksi internet berkualitas dan
terjangkau untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
mampu bersaing di level dunia. Saat ini Telkom tengah membangun jaringan
backbone berbasis Serat Optik maupun Internet Protocol (IP) dengan
menggelar 30 node terra router dan sekitar 75.000 Km kabel Serat Optik.
Pembangunan kabel serat optik merupakan bagian dari program Indonesia
Digital Network (IDN) 2015.
Dalam portal online kompas.com (2015), Tahun 2015 ini layanan
Indihome yang menggunakan jaringan fiber optik telah tersedia di 160 kota
di seluruh Indonesia, terdiri dari 60 kota besar dan 100 kota lainnya.
Sehingga, Indihome Fiber dapat dikatakan sebagai layanan tripleplay dengan
1
wilayah layanan paling luas di Indonesia dan menjadi pelopor hadirnya era
baru internet fiber di Indonesia.
Dalam portal online kontan.co.id (2018). Vice President Corporate
Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, hingga saat ini
sepanjang lebih dari 160.000 kilometer serat optik backbone network telah
dibangun Telkom untuk pasokan akses internet dari Sabang sampai
Merauke. Tidak hanya menjangkau 456 kabupaten/kota dari ujung barat dan
timur Nusantara, Telkom juga memasok jaringan ke luar negeri melalui
kabel laut fiber optik.
Lebih dari 160.000 kilometer serat optik backbone network telah
dibangun Telkom ini merupakan catatan positif dari sebelumnya memiliki
target 75.000 kilometer. Dari dua data yang telah dikutip di atas, maka
setidaknya terdapat data yang menunjukkan kemajuan penggunaan jaringan
fiber optik di Indonesia. PT. Telkom Akses berhasil menerapkan sistem
informasi manajemen yang terintegrasi.
Keterkaitan akan kebutuhan banyaknya informasi sebagai masyarakat
umum menginginkan jaringan internet yang cepat serta menjangkau semua
tempat, hal ini tentunya menjadi perhatian bagi PT. Telkom Akses,
mengingat jumlah masyarakat yang butuh akan internet tidak menutup
kemungkinan bisa bertambah di tiap tahunnya, ini menjadi alasan kuat bagi
penulis untuk menganalisis peran dan sistem informasi PT. Telkom Akses
dalam penyediaan dan pembangunan jaringan internet bagi pelanggan di
Indonesia.
Dalam makalah ini, penulis akan memfokuskan analisis pada jumlah
divisi yang terintegrasi di dalam PT. Telkom Akses Yogyakarta dan peran
PT. Telkom Akses dalam membangun perluasan jaringan fiber optik di
Indonesia.
2
1.2.3. Bagaimana business process reegineering membuat fungsi serta
proses bisnis PT. Telkom Akses menjadi lebih efisien dan efektif ?
3
1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Makalah ini disusun dalam tiga bab. Bab yang pertama merupakan
Pendahuluan yang berisi Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan
penulisan, Tinjauan pustaka, Daftar istilah dan Sistematika penyajian. Bab
kedua akan membahas lebih lanjut mengenai rumusan masalah yang telah
disusun. Selanjutnya bab ketiga adalah kesimpulan dari keseluruhan
makalah dan yang telakhir adalah Daftar pustaka.
BAB II
Fungsi Bisnis Serta Proses Bisnis PT. Telkom Akses Dapat Saling Terintegrasi
Lalu bagaimana fungsi fungsi bisnis yang terintegrasi di Telkom Akses ini
dimisalkan dengan contoh misalkan daerah Wonosari yang belum ada jaringan,
Project deployer merancang dahulu, mereka sebagai arsitek jaringan yang survei
dahulu ke lapangan, mencari letak dimana dinamonya, dimana akinya,
membutuhkan tiang yang tingginya berapa, dll lalu setelah itu masuk ke
profesioning disebut juga PT3 itu untuk yang setelah dari rancangan tadi untuk di
eksekusi pasang tiangnya (tim eksekutor).
Lalu masuk ke SDI untuk penanaman tiangnya dan pembangunannya, lalu
ke kepada tim pasang baru, setelah tiang sudah ada lalu kabel akan ditarik sesuai
dengan rancangan dari project deployer, setelah itu jaringan akan terpasang di
daerah Wonosari. Setelah itu akan ada tim lagi dari Telkom akan menjadi
marketingnya bahwa daerah Wonosari sudah ada jaringan, lalu akan masuk ke
profesioning lagi untuk pemasangan ke rumah-rumah pelanggan.
Jika terjadi gangguan baik dari rumah – rumah pelanggan atau dari kabel
yang putus di jalan nantinya akan di masukan ke unit Migrasi untuk di eksekusi
sesuai dengan tingkat kerusakan atau gangguan yang terjadi.
5
Alur Informasi Proses Bisnis dari Fungsi-fungsi Bisnis Telkom Akses
Alur
informasi proses
bisnis yang sudah
digambarkan di atas ini merupakan alur dalam sistem informasi yang dipakai
Telkom Akses, dimulai dari Telkom yang memberikan orderan-orderan kepada
Telkom Akses melalui aplikasi starklik. Orderan - orderan ini masuk dalam 3 hal
yaitu Konstruksi, Pasang Baru, dan Penanganan Gangguan menggunakan aplikasi
proactive. Khusus untuk Penanganan Gangguan ditambah dengan aplikasi tactical
yang terhubung dengan pasang baru. Lalu di gabung juga dengan aplikasi NOSSA
yang berfungsi ketika create atau input data dan juga untuk mengecek aktivasi
sistemnya sudah berjalan lancar atau belum.
Lalu setelah itu ada aplikasi HR MISTA yang digunakan oleh unit HRD
untuk menghubungan selutuh jaringan disetiap unit dan divisi untuk kebutuhan
data-data karyawanan seperti nama karyawan, NIK, dll
2.2. Manfaat dan hambatan fungsi bisnis PT. Telkom Akses yang saling terintegrasi
6
2. Membuat pendataan setiap divisi lebih akurat dan cepat
3. penyaluran komunikasi yang baik dan cepat karena seluruh bagian
terhubung satu dengan lainnya.
4. Memudahkan pemantauan langsung dari pusat ke setiap devisi
5. database persediaan gudang dan karyawan selalu terupdate setiap
terjadinya perubahan.
6. Mengurangi resiko pemborosan alat di gudang.
7. penanganan masalah internal maupun eksternal lebih cepat dan efektif.
8. Penerimaan keluhan dan masalah dari client yang langsung masuk ke
database
9. Memudahkan komunikasi antara client dengan divisi yang terkait
2.3. Business Process Reegineering membuat fungsi serta proses bisnis PT.
Telkom Akses menjadi lebih efisien dan efektif
7
Fungsi – fungsi bisnis yang tidak efisien:
Kekurangan SDM yaitu tidak ada bagian IT Development
Procurement yang tidak terintegrasi ke dalam sistem : tidak
terintegrasi karena tidak adanya aplikasi.
Untuk data arsip dan berkas pergudangan hanya menggunakan cara
menual di checking, tidak ada backup data yang bisa diakses secara
secara online.
8
BAB III
KESIMPULAN
3.1. KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10