Anda di halaman 1dari 11

Sistem Informasi Manajemen di Perusahaan

Telkom Akses Pugeran Yogyakarta

Disusun oleh :
Tomi Berajan
11170167
Bellano Ifendo
Sugiarto 11170172
Afnei Ngan Billy Tumba 11170179
Tasya Natalia Pangestika 11170189
Lu Claudia Isabella 11170198
Randy Saluman 11170254
Fransiskus Lois F. E 11170329

Fakultas Bisnis Program Studi Manajemen


Universitas Kristen Duta Wacana
2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

0
PT. Telkom Akses (PTTA) merupakan anak perusahaan dari
Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) yang mana sahamnya secara
keseluruhan di miliki oleh PT. Telkom. Perusahaan Telkom Akses ini
didirikan sebagai perusahaan penyedia jasa layanan konstruksi dan
mengelola serta membangun jaringan serat optik dan membawa koneksi
internet ke konsumen dengan menyebarkan 30 rute terra dan sekitar 8,500+
km kabel serat optik ke seluruh Indonesia. Telkom Akses mendukung serat
optik ke koneksi rumah konsumen serta jaringan backbone untuk koneksi
nirkabel broadband konsumen.
PT. Telkom Akses (PTTA) sudah dikenal dikalangan masyarakat
melalui produknya yaitu indihome, namun saat ini ada satu tantangan yang
perlu dihadapi yaitu sistem informasi yang matang dan terintegrasi dalam
mengurus perluasan dan pemerataan jaringan fiber optik di seluruh
Indonesia. Sebab jaringan Telkom sebelumnya menggunakan kabel telepon
tembaga kemudian saat ini beralih kepada kabel serat optik, kabel serat optik
ini digunakan dengan pertimbangan tahan terhadap frekuensi liar dan
mampu mentrasnfer data hingga 2500mbps lebih tanpa memerlukan alat
repeater lagi karena kabel fiber optic ini sangat aman dari serangan petir.
Sehingga yang dibutuhkan Telkom Akses dalam perluasan dan pemerataan
jaringan fiber optik adalah sistem informasi manajemen yang saling
terintegrasi dengan sangat baik.
Telkom berupaya menghadirkan koneksi internet berkualitas dan
terjangkau untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga
mampu bersaing di level dunia. Saat ini Telkom tengah membangun jaringan
backbone berbasis Serat Optik maupun Internet Protocol (IP) dengan
menggelar 30 node terra router dan sekitar 75.000 Km kabel Serat Optik.
Pembangunan kabel serat optik merupakan bagian dari program Indonesia
Digital Network (IDN) 2015.
Dalam portal online kompas.com (2015), Tahun 2015 ini layanan
Indihome yang menggunakan jaringan fiber optik telah tersedia di 160 kota
di seluruh Indonesia, terdiri dari 60 kota besar dan 100 kota lainnya.
Sehingga, Indihome Fiber dapat dikatakan sebagai layanan tripleplay dengan

1
wilayah layanan paling luas di Indonesia dan menjadi pelopor hadirnya era
baru internet fiber di Indonesia.
Dalam portal online kontan.co.id (2018). Vice President Corporate
Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan, hingga saat ini
sepanjang lebih dari 160.000 kilometer serat optik backbone network telah
dibangun Telkom untuk pasokan akses internet dari Sabang sampai
Merauke. Tidak hanya menjangkau 456 kabupaten/kota dari ujung barat dan
timur Nusantara, Telkom juga memasok jaringan ke luar negeri melalui
kabel laut fiber optik.
Lebih dari 160.000 kilometer serat optik backbone network telah
dibangun Telkom ini merupakan catatan positif dari sebelumnya memiliki
target 75.000 kilometer. Dari dua data yang telah dikutip di atas, maka
setidaknya terdapat data yang menunjukkan kemajuan penggunaan jaringan
fiber optik di Indonesia. PT. Telkom Akses berhasil menerapkan sistem
informasi manajemen yang terintegrasi.
Keterkaitan akan kebutuhan banyaknya informasi sebagai masyarakat
umum menginginkan jaringan internet yang cepat serta menjangkau semua
tempat, hal ini tentunya menjadi perhatian bagi PT. Telkom Akses,
mengingat jumlah masyarakat yang butuh akan internet tidak menutup
kemungkinan bisa bertambah di tiap tahunnya, ini menjadi alasan kuat bagi
penulis untuk menganalisis peran dan sistem informasi PT. Telkom Akses
dalam penyediaan dan pembangunan jaringan internet bagi pelanggan di
Indonesia.
Dalam makalah ini, penulis akan memfokuskan analisis pada jumlah
divisi yang terintegrasi di dalam PT. Telkom Akses Yogyakarta dan peran
PT. Telkom Akses dalam membangun perluasan jaringan fiber optik di
Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Bagaimana fungsi bisnis serta proses bisnis PT. Telkom Akses dapat
saling terintegrasi?
1.2.2. Apa manfaat dan hambatan fungsi bisnis PT. Telkom Akses yang
saling terintegrasi?

2
1.2.3. Bagaimana business process reegineering membuat fungsi serta
proses bisnis PT. Telkom Akses menjadi lebih efisien dan efektif ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1.3.1. Mendeskripsikan fungsi bisnis serta proses bisnis PT. Telkom Akses
dapat saling terintegrasi?
1.3.2. Mendeskripsikan manfaat dan hambatan fungsi bisnis PT. Telkom
Akses yang saling terintegrasi?
1.3.3. Mendeskripsikan business process reegineering membuat fungsi
serta proses bisnis PT. Telkom Akses menjadi lebih efisien dan
efektif?

1.4. DAFTAR ISTILAH


1.4.1. Sistem Informasi
Menurut (Erwan Arbie, 2000, 35) Sistem informasi adalah sistem di
dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, membantu dan mendukung kegiatan operasi,
bersifat manajerial dari suatu organisasi dan membantu
mempermudah penyediaan laporan yang diperlukan.
Menurut Gordon B. Davis (1991: 91), “Sistem informasi adalah
suatu sistem yang menerima masukan data dan instruksi, mengolah
data tersebut sesuai dengan instruksi dan mengeluarkan hasilnya.”

1.4.2. Backbone Backbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi


yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan
Backbone internasional merupakan jaringan backbone yang
menghubungkan lalu lintas (traffic) jaringan domestik menuju
jaringan internasional. Infrastruktur jaringan ini dirancang dengan
menggunakan Fiber Optic dari bawah laut dan satelit regional dan
internasional.
Backbone domestik adalah infrastruktur jaringan yang
menghubungkan seluruh kota di Indonesia. Untuk menghubungkan
kota-kota bagian barat Indonesia menggunakan Fiber Optic,
sedangkan untuk akses ke seluruh wilayah Indonesia menggunakan
satelit dan radio.

3
1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Makalah ini disusun dalam tiga bab. Bab yang pertama merupakan
Pendahuluan yang berisi Latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan
penulisan, Tinjauan pustaka, Daftar istilah dan Sistematika penyajian. Bab
kedua akan membahas lebih lanjut mengenai rumusan masalah yang telah
disusun. Selanjutnya bab ketiga adalah kesimpulan dari keseluruhan
makalah dan yang telakhir adalah Daftar pustaka.

BAB II
Fungsi Bisnis Serta Proses Bisnis PT. Telkom Akses Dapat Saling Terintegrasi

2.1. Fungsi bisnis PT. Telkom Akses dapat saling terintegrasi


Fungsi-fungsi bisnis yang sudah di integrasikan di Telkom Akses terdiri dari
6 divisi yaitu :
1. HR (Human Resource)
Divisi yang menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan,
pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan
di PT. Telkom Akses seperti Nomor Induk Karyawan, Recruitmen karyawan,
sampai dengan penggajian karyawan.
2. Divisi Keuangan
Divisi ini dibagi menjadi 3 unit, yaitu :
 Finance
Unit yang bertugas mengurus keuangan dan juga seluruh transaksi dan
tagihan-tagihan di PT. Telkom Akses.
 Procurement
Unit yang mengurus tagihan-tagihan untuk kebutuhan setiap kegiatan dan
juga project di PT. Telkom Akses pada mitra
 Commerce
4
Unit yang mengurus tagihan-tagihan untuk kebutuhan setiap kegiatan dan
juga project di PT. Telkom Akses pada Telkom
3. Provisioning
Divisi ini bertugas sebagai telekomunikasi, penyediaan melibatkan proses
mempersiapkan dan melengkapi jaringan untuk memungkinkan menyediakan
layanan baru bagi penggunanya.
4. Project Deployment
Divisi ini bertugas sebagai perancang jaringan atau arsitek jaringan dan
akan mengeksekusi setiap rancangan yang sudah dibuat sesuai dengan keadaan
di lapangan. Divisi ini terbagi menjadi 3 :
 PSB (Pasang Baru)
 Migrasi (Upgrade dari yang lama ke baru)
- CCHN (Pelanggan bisnis, hotel, beberapa pelanggan biasa)
- SQUAD (untuk gangguan ke rumah rumah pelanggan)
 Maintenance (service)
5. SDI (Sustainable Development Institute)
Divisi ini bertugas sebagai divisi pembangunan berkelanjutan yang
menangani untuk pembangunan dan perluasan jaringan di wilyah Yogyakarta.
6. Help Desk
Divisi yang bertugas sebagai center point dimana masalah atau issue
dilaporkan dan diatur secara terurut dan diorganisasikan. Dari perspektif umum,
helpdesk merupakan bagian pelengkap dari sebuah fungsi pelayanan, dan
bertanggung jawab sebagai sumber dari pemecahan masalah atau issue lainnya.
Biasanya divisi help desk melaporkan masalah atau keluhan pelangagn kepada
divisi Project Deployment untuk di eksekusi.

Lalu bagaimana fungsi fungsi bisnis yang terintegrasi di Telkom Akses ini
dimisalkan dengan contoh misalkan daerah Wonosari yang belum ada jaringan,
Project deployer merancang dahulu, mereka sebagai arsitek jaringan yang survei
dahulu ke lapangan, mencari letak dimana dinamonya, dimana akinya,
membutuhkan tiang yang tingginya berapa, dll lalu setelah itu masuk ke
profesioning disebut juga PT3 itu untuk yang setelah dari rancangan tadi untuk di
eksekusi pasang tiangnya (tim eksekutor).
Lalu masuk ke SDI untuk penanaman tiangnya dan pembangunannya, lalu
ke kepada tim pasang baru, setelah tiang sudah ada lalu kabel akan ditarik sesuai
dengan rancangan dari project deployer, setelah itu jaringan akan terpasang di
daerah Wonosari. Setelah itu akan ada tim lagi dari Telkom akan menjadi
marketingnya bahwa daerah Wonosari sudah ada jaringan, lalu akan masuk ke
profesioning lagi untuk pemasangan ke rumah-rumah pelanggan.
Jika terjadi gangguan baik dari rumah – rumah pelanggan atau dari kabel
yang putus di jalan nantinya akan di masukan ke unit Migrasi untuk di eksekusi
sesuai dengan tingkat kerusakan atau gangguan yang terjadi.

5
Alur Informasi Proses Bisnis dari Fungsi-fungsi Bisnis Telkom Akses

Alur
informasi proses
bisnis yang sudah
digambarkan di atas ini merupakan alur dalam sistem informasi yang dipakai
Telkom Akses, dimulai dari Telkom yang memberikan orderan-orderan kepada
Telkom Akses melalui aplikasi starklik. Orderan - orderan ini masuk dalam 3 hal
yaitu Konstruksi, Pasang Baru, dan Penanganan Gangguan menggunakan aplikasi
proactive. Khusus untuk Penanganan Gangguan ditambah dengan aplikasi tactical
yang terhubung dengan pasang baru. Lalu di gabung juga dengan aplikasi NOSSA
yang berfungsi ketika create atau input data dan juga untuk mengecek aktivasi
sistemnya sudah berjalan lancar atau belum.

Lalu untuk PO bahan baku ke gudang, konstruksi, pasang baru, dan


penanganan gangguan menggunakan aplikasi alista untuk menginput seberapa
banyak yang dibutuhkan, setelah itu gudang akan membuat tagihan atau
procument yang mana akan digunakan sebagai arsip perusahaan, dalam
penyimpanan arsip ini tiak ada apikasi yang terhubung

Lalu setelah itu ada aplikasi HR MISTA yang digunakan oleh unit HRD
untuk menghubungan selutuh jaringan disetiap unit dan divisi untuk kebutuhan
data-data karyawanan seperti nama karyawan, NIK, dll

2.2. Manfaat dan hambatan fungsi bisnis PT. Telkom Akses yang saling terintegrasi

Manfaat Dan Keunggulan Kompetitif Dari Penerapan Integrasi fungsi-fungsi pada


PT. Telkom Akses adalah :

1. koordinasi pada setiap divisi dan pengerjaan lebih terorganisir.

6
2. Membuat pendataan setiap divisi lebih akurat dan cepat
3. penyaluran komunikasi yang baik dan cepat karena seluruh bagian
terhubung satu dengan lainnya.
4. Memudahkan pemantauan langsung dari pusat ke setiap devisi
5. database persediaan gudang dan karyawan selalu terupdate setiap
terjadinya perubahan.
6. Mengurangi resiko pemborosan alat di gudang.
7. penanganan masalah internal maupun eksternal lebih cepat dan efektif.
8. Penerimaan keluhan dan masalah dari client yang langsung masuk ke
database
9. Memudahkan komunikasi antara client dengan divisi yang terkait

Hambatan yang di temui dalam integrasi fungsi-fungsi di PT. Telkom Akses

1. Terjadinya human error


Human error adalah yang paling sering terjadi dalam kegiatan operasional
di Telkom Aksess, karena dalam menggunakan aplikasi yang di sediakan
langsung dari Telkom Pusat hanya di berikan latihan sekali dan setelahnya
para karyawan akan belajar sendiri dalam menerapkan bagaimana fungsi
dari aplikasi yang di berikan secara autodidak atau belajar sendiri, karena
kurangnya pelatihan yang di berikan untuk penerapan aplikasi yang di
berikan membuat para karyawan sering kesusahan dalam mempelajari
aplikasi yang di berikan dan mengoperasikannya, hal inilah yang membuat
human error dalam kegiatan operasional di Telkom Aksess.

2. Tidak adanya tim IT.


Dalam setiap kegiatan operasional di Telkom Aksess karyawannya di
terapkan untuk belajar sendiri dalam melakukan atau
mengimplementasikan aplikasi yang telah di sediakan oleh Telkom Pusat,
sehingga dalam setiap kegiatan operasional di Telkom Aksess sering
terjadi Human Error, tidak adanya tim IT dalam kegiatan operasionalnya
membuat setiap karyawan Telkom Aksess kesusahan jika dalam
aplikasinya terjadi error, sehingga para karyawan atau Telkom Aksess
harus menghubungi Telkom Pusat untuk memanggil tim IT di Telkom
Pusat untuk memperbaiki aplikasi yang di berikan dari Telkom Aksess.

2.3. Business Process Reegineering membuat fungsi serta proses bisnis PT.
Telkom Akses menjadi lebih efisien dan efektif

7
Fungsi – fungsi bisnis yang tidak efisien:
 Kekurangan SDM yaitu tidak ada bagian IT Development
 Procurement yang tidak terintegrasi ke dalam sistem : tidak
terintegrasi karena tidak adanya aplikasi.
 Untuk data arsip dan berkas pergudangan hanya menggunakan cara
menual di checking, tidak ada backup data yang bisa diakses secara
secara online.

Tidak Efisien karena didalam sistem perusahaan apabila terjadi sistem


error di bagian pergudangan (Proaktive) tidak dapat secara langsung
menyelesaikan error tersebut. karena di bagian (Procurement) belum memiliki
Apk yang bisa memantau langsung hanya sebatas dokumen dan Tagihan
kemunkinan yang akan terjadi berdampak pada kesalahan data tagihan bermitra.

Proses bisnis dapat lebih efisien dengan cara menambahkan


Sumber Daya Manusia Di bagian IT Development, dan menambahkan
Apk yang dibutuhkan dan ditempatkan di Procurement, yang dimana
bagian ini dapat meminimalisir Human eror, lebih mudah memonitoring
kerja lebih karyawan, evaluasi menjadi lebih efektif dan yang terakhir
mempermudah atau mempercepat koordinasi .

Fungsi-fungsi bisnis yang tidak efektif :

 Dalam integrasi fungsi bisnisnya terlalu banyak aplikasi yang


digunakan, sehingga pengerjaanya tidak max dan lama.
 Training/pelatihan SDM hanya dilaksanakan sekali.
 Tidak adanya IT develovment.

Tidak efektif karena dalam setiap fungsi perusahaan yang terintegrasi


banyak aplikasi yang digunakan, karena banyaknya aplikasi yang
digunakan input data sering terjai kesalahan, sehingga membuat beberapa
fungsi bisnis tidak efektif.
Training/pelatihan SDM hanya dilaksanakan sekali. membuat pegawai
cenderung belajar secara otodidak dan cukup sering melakukan kesalahan
(Human Error). Sehingga berdampak pada pekerjaan yang tidak efektif.
Tidak adanya IT develovment pekerjaan yang dilakukan tidak efektif.

Proses bisnis dapat lebih efektif dilaksanakan dengan mengurangi


aplikasi yang digunakan dan menjadikannya lebih sederhana. Selain itu
memberikan pelatihan yang cukup kepada para karyawan. Serta
membentuk devisi IT develoment untuk menghimpun data yang akan
digunakan untuk menunjang fungsi bisnis yang lain.

8
BAB III

KESIMPULAN

3.1. KESIMPULAN

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai