Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


PEMASANGAN DIGICONNECT BERBASIS WEBSITE
PADA PELANGGAN PT. TELEKOMUNIKASI
INDONESIA (TELKOM) PALEMBANG

Oleh :

Mardiana 09031181722083

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan informasi di era globalisasi ini

menimbulkan banyak sekali persaingan yang kompleks di dalam segala bidang

kehidupan, baik yang dihadapi oleh masyarakat secara individu maupun

organisasi atau perusahaan khususnya, yang bergerak di bidang pelayanan jasa

yang mengakibatkan informasi menjadi pemegang peranan penting dalam

pengambilan keputusan.

Keterlibatan sejumlah orang-orang yang ahli di dalam suatu organisasi

merupakan komponen penting dalam menjalankan laju roda perusahaan, namun

ini berjumlah cukup tanpa didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai,

dalam hal ini komputer. Jadi untuk dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan

visi dan misi serta unggul di bidangnya, selain memiliki tenaga kerja yang ahli,

juga harus memiliki peralatan yang canggih dan suatu sistem kerja yang baik.

Kerja praktik di dalam dunia pendidikan sangat dibutuhkan untuk

menambah pengetahuan kepada mahasiswa dan juga sebagai cara untuk

mempraktikkan ilmu yang di dapat di bangku perkuliahan. Pada masa ini

mahasiswa bisa mendapatkan pengalaman secara nyata dalam dunia kerja,

dimana mereka akan berinteraksi dengan klien yang membutuhkan jasa

mereka.

Di dunia kerja baik pekerjaan yang berhubungan dengan instansi

pemerintahan atau perusahaan negara/swasta, hampir dipastikan sudah

menggunakan dan memanfaatkan kemampuan komputer, terutama dalam hal


pengelolahan data, pencarian data, penyimpanan data serta membuat laporan.

Dengan tujuan, data yang diolah oleh komputer dapat melakukan proses

pengolahan data menjadi lebih cepat, efektif dan efisien. Mengingat informasi

merupakan sumber data yang sangat penting bagi instansi pemerintahan atau

perusahaan, maka dari itu digunakanlah teknologi berbasis komputer. Salah satu

contoh instansi pemerintahan yang menggunakan komputer sebagai perangkat

paling dasar untuk kerja adalah PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel, khususnya

dalam divisi Business Service.

Terdapat berbagai produk layanan yang ditawarkan oleh Divisi Business

Service PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel salah satunya yaitu digiconnect.

Digiconnect adalah layanan internet yang akan menunjang pertumbuhan bisnis di

era digital khususnya untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Semua

layanan sudah terkomputerisasi sehingga perusahaan telah memiliki kemudahan

dalam mengelola hasil penjualan layanan. Adapun beberapa pekerjaan yang

dilakukan pada divisi ini seperti merekap data customer yang telah berlangganan

maupun yang telah berhenti berlangganan, serta yang tidak kalah penting yaitu

mengumpulkan data calon pelanggan yang akan memasang layanan digiconnect.

Semua data yang penting ini mayoritas masih memanfaatkan Microsoft Excel

dalam penerapannya. Selanjutnya laporan-laporan tersebut dikumpulkan menjadi

satu dan diserahkan ke manajer Divisi Business Service dalam bentuk softfile.

Kemudian di dalam data tersebut tidak ada notifikasi status aktivasi pada laporan

terkait calon pelanggan yang akan memasang layanan digiconnect apakah sudah

terpasang atau belum yang membuat manajer harus bertanya terlebih dahulu

kepada pegawai yang bertugas.


Proses kerja seperti ini menurut penulis ditemukan beberapa kendala

seperti kurangnya efisiensi dalam proses pengumpulan data dan terdapat risiko

kehilangan data serta tidak adanya notifikasi status aktivasi pemasangan layanan

digiconnect. Oleh karena itu, pada kerja praktik ini penulis tertarik untuk

mengembangkan sistem yang sudah ada menjadi sebuah sistem berbasis web

yang berisi form-form yang diisi oleh karyawan divisi Business Service,

kemudian data tersebut disimpan di dalam sebuah database, dan ditampilkan

dalam bentuk tabel laporan yang bisa langsung ditarik datanya dan diserahkan

kepada seorang Manajer Divisi Business Service agar lebih efektif, dan juga

terdapat fitur notifikasi status aktivasi yang membuat manajer tidak perlu lagi

bertanya kepada karyawan yang bertugas.

Berdasarkan uraian diatas, judul yang dipilih penulis dalam pembuatan

laporan Kerja Praktik ini adalah ”ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM INFORMASI PEMASANGAN DIGICONNECT BERBASIS

WEB PADA PELANGGAN PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

WITEL SUMSEL”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, maka masalah yang

dapat dirumuskan adalah: Bagaimana membuat sistem pemasangan digiconnect

pada Divisi Business Service PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui, memahami dan mempelajari permasalahan di bidang

Sistem Informasi yang diterapkan serta ikut terlibat langsung dalam


menangani permasalahan dalam bidang Sistem Informasi di sebuah

perusahaan.

2. Penulis dapat mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

yang telah diperoleh semasa perkuliahan.

3. Membantu Divisi Business Service PT. Telkom Indonesia Witel

Sumsel dalam menganalisis dan merancang sistem yang telah ada

serta membuat data terintegrasi dengan baik khususnya di divisi

Business Service menjadi lebih baik dengan memanfaatkan teknologi

informasi.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perguruan Tinggi

Terjalinnya kerjasama bilateral antara Universitas dengan

perusahaan. Universitas dapat meningkatkan kualitas lulusannya

melalui pengalaman ini dengan menghasilkan sarjana-sarjana yang

handal dan memiliki pengalaman di bidangnya dan dapat membina

kerjasama yang baik antara lingkungan akademis dengan lingkungan

kerja.

2. Bagi Perusahaan

Perusahaan mendapat bantuan tenaga dari mahasiswa- mahasiswa

yang melakukan kerja praktik. Selain itu, hasil penelitian yang telah

dilakukan dapat mempermudah pembuatan laporan kerja dan dapat

menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan untuk menentukan

kebijakan perusahaan di masa yang akan datang khususnya terkait


dengan pengelolaan konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan.

3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengembangkan dan mengaplikasikan

pengalaman pada saat kerja praktik serta memperoleh pengalaman dan

ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam dunia kerja yang

sesungguhnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi pedoman untuk Mahasiswa dalam mengembangkan dan

mengaplikasikan pengalaman kerja di lapangan sebagai bahan

pertimbangan Tugas Akhir.

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Kegiatan program Kerja Praktik dilaksanakan mulai dari tanggal 16

Desember 2019 sampai dengan tanggal 16 Januari 2020 dari pukul 07.30

WIB s.d pukul 17.00 WIB dan khusus hari Jumat s.d pukul 16.00 WIB

dengan spesifikasi tempat kerja sebagai berikut :

Nama Instansi : PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel

Unit : Business Service

Alamat : Jalan Jendral Sudirman No. 459, Ilir Timur I, 20

Ilir Kota Palembang, Sumatera Selatan 30129

Telepon : (0711) – 392050


BAB II

GAMBARAN PERUSAHAAN

2.1. Profil PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)

2.1.1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)

Telkom merupakan perusahan milik Badan Usaha Negara

(BUMN) yang bergerak dalam bidang informasi dan komunikasi.

Sejarah PT. Telkom Indonesia ini bermula pada pendirian badan

usaha swasta penyedia layanan poss dan telegraf pada tahun 1882.

Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara

Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965,

PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN

Pos & Giro) dan perushaan Negara Telekomunikasi (PN

Telekomunikasi).

Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi

perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL). Beberapa kali

diubah namanya, hingga kemudian pada tahun 1980 Indonesia

mendirikan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional dan

seluruh saham PT. Indonesian Satellite Coorporation Tbk. (Indosat)

di ambil alih oleh pemerintah RI menjadi BUMN. Pada tahun 1989,

ditetapkan UU Nomor 3 Tahun 1989 tentang telekomunikasi, yang

juga mengatur peran swasta. Dalam penyelenggaraan

telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia


berdasarkan PP No 25 Tahun 1991. 1995 Penawaran Umum perdana

saham TELKOM (Initial Public Offering) dilakukan pada tanggal 14

November 1995. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan

diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya

(BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock

Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa

pencatatan (Public Offering Without Listing) di Tokyo Stock

Exchange.

Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan pada 1

Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT

Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), Divisi Regional III Jawa Barat

dan Banten- dengan mitra PT Aria West International (AriaWest),

Divisi Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta - dengan mitra

PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI), Divisi

Regional VI Kalimantan dengan mitra PT Dayamitra

Telekomunikasi (Dayamitra), dan Divisi Regional VII Kawasan

Timur Indonesia-dengan mitra PT Bukaka Singtel.

Tahun 2001 Telkom membeli saham Telkomsel sebanyak 35%

dari PT Indosat sebagai restrukturisasi industri jasa telekomunikasi

di Indonesia. Telkom” (“Telkom Baru”) yang ditandai dengan

penggantian identitas perusahaan. Sejak 1 Juli 1995 PT. Telkom

telah menghapus struktur wilayah usaha telekomunikasi (WTTEL)

dan secara de facto meresmikan dimulainya era Divisi Network.

Badan Usaha utama dikelola oleh 7 divisi regional dan 1 divisi


network. Divisi regional menyelenggarakan jasa telekomunikasi di

wilayah masing masing dan divisi network menyelenggarakan jasa

telekomunikasi jarak jauh luar negeri melalui pengoperasian

jaringan transmisi jalur utama nasional.

Adapun beberapa divisi yang tersedia di PT. Telkom antara


lain:

1) Divisi Regional I, Sumatera.

2) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya

3) Divisi Regional II, Jakarta dan sekitarnya.

4) Divisi Regional III, Jawa Barat.

5) Divisi Regional IV, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

6) Divisi Regional V, Jawa Timur.

7) Divisi Regional VI, Kalimantan.

8) Divisi Regional VII, Kawasan timur Indonesia

(Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua).

Dalam upaya bertransformasi menjadi digital

telecommunication company, TelkomGroup mengimplementasikan

strategi bisnis dan operasional perusahaan yang berorientasi kepada

pelanggan (customer-oriented). Transformasi tersebut akan

membuat organisasi TelkomGroup menjadi lebih lean (ramping) dan

agile (lincah) dalam beradaptasi dengan perubahan industri

telekomunikasi yang berlangsung sangat cepat. Organisasi yang baru


juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam

menciptakan customer experience yang berkualitas.

Kegiatan usaha TelkomGroup bertumbuh dan berubah

seiring dengan perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi,

namun masih dalam koridor industri telekomunikasi dan informasi.

Hal ini terlihat dari lini bisnis yang terus berkembang melengkapi

legacy yang sudah ada sebelumnya.

Saat ini TelkomGroup mengelola 6 produk portofolio yang

melayani empat segmen konsumen, yaitu korporat, perumahan,

perorangan dan segmen konsumen lainnya. Berikut penjelasan

portofolio bisnis TelkomGroup:

1. Mobile

Portofolio ini menawarkan produk mobile voice, SMS dan

value added service, serta mobile broadband.

2. Fixed

Portofolio ini memberikan layanan fixed service, meliputi

fixed voice, fixed broadband, termasuk Wi-Fi dan emerging

wireless technology lainnya, dengan brand IndiHome.

3. Wholesale & International

Produk yang ditawarkan antara lain layanan interkoneksi,

network service, Wi-Fi, VAS, hubbing data center dan content

platform, data dan internet, dan solution.


4. Network Infrastructure

Produk yang ditawarkan meliputi network service, satelit,

infrastruktur dan tower.

5. Enterprise Digital

Terdiri dari layanan information and communication

technology platform service dan smart enabler platform service.

6. Consumer Digital

Terdiri dari media dan edutainment service, seperti e-

commerce, video/TV dan mobile based digital service. Selain

itu, kami juga menawarkan digital life service seperti digital life

style, digital payment, digital advertising and analytics seperti

bisnis digital advertising dan solusi mobile banking serta

enterprise digital service yang menawarkan layanan Internet of

Things (IoT).

2.1.2. Visi dan Misi


Seiring dengan perkembangan teknologi digital dan

transformasi perusahaan, Telkom memiliki visi dan misi

baru yang diberlakukan sejak 2016, yaitu :

1. Visi

Be the King of Digital in the Region

2. Misi

Lead Indonesian Digital Innovation and Globalization


2.1.3 Strategic Objectives

Sebagai Indonesia powerhouse company yang telah

memiliki footprint bisnis internasional, TelkomGroup memiliki

strategic objectives sebagai berikut :

Top 10 Market Capitalization Telco in Asia-Pacific by 2020

2.1.4 Corporate Strategy

Telkom Group juga telah menyusun strategi korporasi guna

menciptakan sustainable competitive growth dan mendorong cita-

cita Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di

Asia Tenggara.

Directional Strategy : Disruptive competitive growth

Di tengah perubahan lingkungan industri yang sangat

menantang, TelkomGroup yakin bahwa kapitalisasi pasar

akan tumbuh secara signifikan. Ini dilakukan dengan cara

memberikan nilai lebih kepada pelanggan melalui inovasi

produk dan layanan, mendorong sinergi serta membangun

ekosistem digital yang kuat baik di pasar domestik maupun

internasional.

Portfolio Strategy : Customer value through digital TIMES


portfolio

TelkomGroup berfokus pada portofolio digital

TIMES (Telecommunication, Information, Media,

Edutainment & Services) melalui penyediaan layanan yang


nyaman dan konvergen sehingga memberikan nilai yang

tinggi kepada pelanggan.

Parenting Strategy: Strategic Control

Untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara efektif,

TelkomGroup menerapkan pendekatan strategic control

untuk menyelaraskan unit bisnis, unit fungsional dan anak

perusahaan agar proses dapat berjalan lebih terarah,

bersinergi, dan efektif dalam mencapai tujuan perusahaan.

2.1.5 Logo PT. Telkom Indonesia Tbk.

Gambar 2.1 Logo PT. Telkom Indonesia Tbk.

Arti Logo PT. Telkom Indonesia Tbk.

Penampilan logo yang secara menyeluruh dan terintegrasi

dengan empat aspek dasar perusahaan, yaitu transformasi bisnis,

infrastruktur, sistem dan model operasi serta sumber daya manusia.


a. Expertise

Makna dari lingkaran sebagai simbol dari

kelengkapan produk dan layanan dalam

portofolio bisnis baru TELKOM yaitu TIME

(Telecommunication, Information, Media &

Edutainment).

b. Empowering

Makna dari tangan yang meraih keluar,

mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi keluar.

c. Assured

Makna dari jemari tangan, memaknai sebuah

kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan

hubungan yang erat.

d. Progressive

Kombinasi tangan dan lingkaran. Simbol dari

matahri terbit yang maknanya adalah perubahan

dan awal yang baru.

e. Heart

Simbol dari telapak tangan yang mencerminkan

kehidupan untuk menggapai masa depan.

Adapun arti dari filosofi warna PT. Telekomunikasi

Indonesia Tbk. adalah sebagai berikut :

1. Merah – Berani, Cinta, Energi, Ulet

Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis


dan berani dalam menghadapi tantangan dan

perusahaan.

2. Putih – Suci, Damai, Cahaya, Bersatu

Mencerminkan spirit Telkom untuk memberikan

yang terbaik bagi bangsa.

3. Hitam – Warna Dasar

Melambangkan kemauan keras.

4. Abu – Warna Transisi

Melambangkan teknologi.

2.1.6 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia Tbk.

Setiap dinas instansi atau perusahaan manapun baik

perusahaan besar ataupun perusahaan kecil mempunyai struktur

organisasi formal yang menjamin orang – orang yang bekerja di

dalamnya melaksanakan tugas sesuai tujuan perusahaan. Adapun

struktur organisasi PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia Witel Sumsel


2.2. Tinjauan Pustaka

2.2.1. Analisis

Menurut Jogiyanto (1999:129) Analisis dapat

didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagianbagian komponennya

dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan, kesempatan, hambatan yang terjadi dan

kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan

perbaikannya.

2.2.2. Perancangan

Menurut Jogiyanto (1999:179) perancangan

mempunyai 2 maksud, yaitu untuk memenuhi kebutuhan

kepada pemakai sistem dan untuk memberikan gambaran

yang jelas kepada pemogram komputer dan ahli-ahli

teknik lainnya yang terlibat.

2.2.3. Sistem

Menurut Jogiyanto (2005), “Sistem adalah suatu

jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan , berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran

yang tertentu”. Suatu sistem dapat berjalan dengan baik

diperlukan kerjasama diantara unsur-unsur yang terkait

dalam sistem tersebut.


2.2.4. Informasi

Menurut Sutana (2013), “Informasi merupakan hasil

pengolahan data sehingga menjadi bentuk yang penting

bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar

dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan

akibatnya secara langsung saaat itu juga atau secara tidak

langsung pada saat mendatang”. Sedangkan menurut

Jogiyanto (2005), “Informasi dapat diartikan sebagai data

yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi yang menerimanya”.

2.2.5. Sistem Informasi

Menurut Robert A. Leitch (1983:6) Sistem Informasi

adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian,

mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

srategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem

Informasi merupakan suatu system di dalam suatu

organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang,

fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan

pengendalian. (Jogiyanto:1985:14)

2.2.6. Web-bases

Menurut Yuhefizar (2013), “Web adalah suatu


metode untuk menampilan informasi di internet, baik

berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif

dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link)

satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang

dapat diakses melalui sebuah browser”. Sedangkan

menurut Hakim Lukmanul (2013), “Web adalah fasilitas

internet penghubung dokumen dalam lingkup lokal

maupun jarak jauh. Dokumen pada website disebut

dengan web page sementara link dalam website

memungkinkan pengguna bisa berpindah dari satu

halaman ke halaman lain (hyper text), baik diantara

halaman yang disimpan dalam server yang sama maupun

server diseluruh dunia”.

2.2.7. Data Flow Diagram

Menurut Al Fatta (2007), “Data flow diagram (DFD)

adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui

sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh

sistem tersebut”. Terdapat 2 Jenis DFD, yaitu DFD logis

dan DFD fisik. DFD logis menggambarkan proses tanpa

menyarankan bagaimana mereka akan lakukan, sedangkan

DFD fisik menggambarkan proses model berikut

implementasi dan pemrosesan informasinya.

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam Data

Flow Diagram menurut Gane dan Sarson maupun De


marco dan Jourdan, adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Data Flow Diagram

(sumber: http://adiewalker.blogspot.co.id/2011/04/belajar-
dfd.html)

2.2.8. Entity Relationship Diagram

Menurut Yakub (2008), “Entity Relationship

Diagram merupakan suatu model jaringan yang

menggunakan susunan data yang disimpan pada sistem

secara abstrak”. ERD (Entity Relationship Diagram)

merupakan suaru gambaran atau model data yang

digunakan untuk membantu membuat rancangan basis

data, yang memiliki entitas, atribut dan relasi.


Gambar 2.4 Entity Relationship Diagram

(sumber: Al Fatta, 2007)

Derajat kardinalitas, kardinalitas relasi menunjukkan

jumlah maksimum entitas yang dapat berrelasi dengan

entitas pada himpunan entitas yang lain.

1. Satu ke satu (one to one)

Setiap entitas pada himpunan A berhubungan

dengan paling banyak satu entitas pada himpunan

B dan begitu juga sebaliknya

2. Satu ke banyak (one to many)

Setiap entitas pada himpunan A dapat

berhubungan dengan banyak entitas pada

himpunan B, tapi tidak sebaliknya dimana entitas

pada himpunan B berhubungan dengan paling


banyak satu entitas pada himpunan A.

3. Banyak ke satu (many to one)

Setiap entitas pada himpunan A berhubungan dengan

paling banyak satu entitas pada himpunan B, tapi tidak

sebaliknya dimana entitas pada himpunan B dapat

berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan A.

4. Banyak ke banyak (many to many)

Setiap entitas pada himpunan A dapat

berhubungan dengan banyak entitas pada

himpunan B dan sebaliknya.

2.2.9. Model Proses Perangkat Lunak

Metode Air terjun (WaterFall) Menurut Rosa dan M.

Shalahuddin (2013:28) Model SDLC air terjun (waterfall) sering

juga disebut model sekuensial linier (sequential linier) atau alur

hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan

pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuential atau

terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan

tahap pendukung (support).

1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif

untuk menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar

dapat dipahami perangkat lunak seperti apa yang dibutuhkan

oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap


ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang

fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk

struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka,

dan prosedur pengkodean. Tahap ini mentrannslasi kebutuhan

perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke representasi

desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada

tahap selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada

tahap ini juga perlu didokumentasikan.

3. Pembuatan Kode Program

Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat

lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai

dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik

dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan

memastika keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang

diinginkan.

5. Pendukung atau Pemeliharaan (maintenance)

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak

mengalami perubahan ketika sudah dikirimkan ke user.


Perubahan bisa terjadi karena adanya kesalahan yang muncul dan

tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat lunak harus

beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau

pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari

analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah

ada, tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

Gambar 2.5 Metode Waterfall


(Sumber: http://albachri.blogspot.com/2013/05/metode-

pengembangan-waterfall.html)
BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

3.1 Laporan Kegiatan Selama Kerja Praktik

Pelaksanaan Kerja Praktik (KP) pada PT. Telkom Indonesia Witel

Sumsel dilaksanakan mulai dari tanggal 16 Desember 2019 sampai dengan

16 Januari 2020, hari kerja dimulai dari hari senin sampai dengan jum’at

dengan jam kerja dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 17.00 WIB kecuali

hari jum’at hanya sampai pukul 16.00 WIB.

Penulis ditempatkan pada Divisi Business Service. Divisi ini

dipimpin oleh seorang manajer divisi dengan beberapa staf. Selama

melaksanakan kerja praktik, Penulis memberikan kontribusi kepada PT.

Telkom Indonesia Witel Sumsel. Penulis juga melakukan observasi

terhadap sistem informasi yang ada dan juga melakukan konsultasi dengan

pembimbing lapangan dalam mencari informasi mengenai bahan-bahan

laporan yang relevan untuk penulisan laporan kerja praktik.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan beberapa

tahapan metode, sebagai berikut :

a. Metode Pengamatan (Observasi)

Metode penulisan ini didapat dengan cara terjun langsung dalam

pekerjaan atau kegiatan perusahaan sehari – hari untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya dan bagaimana cara kerja suatu sistem

informasi data pemasangan digiconnect.


b. Metode Wawancara (Interview)

Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara bertanya

langsung kepada pembimbing lapangan, kepada pegawai dan staf

yang bertugas langsung di bagian pencatatan data pemasangan

digiconnect.

c. Metode Studi Pustaka

Metode ini didapatkan dengan cara membaca buku secara

langsung dan mencari informasi tambahan sebagai pedoman atau

acuan dengan tujuan untuk mempelajari dan membuat laporan

penulis.

3.3 Analisis Proses Bisnis (Business Process Analysis)

Analisis proses bisnis bertujuan untuk mengidentifikasi peluang

perubahan dalam proses bisnis yang ada. Perubahan ini ditujukan untuk

menghilangkan redudansi, menormalisasi data, serta untuk meningkatkan

efisiensi dan servis dari sistem sehingga memberikan kemudahan dan

keuntungan bagi setiap orang yang terlibat dalam proses bisnis yang

sedang berjalan.

Gambar 3.1
Proses Bisnis Sistem Lama

Gambar 3.1 menjelaskan proses yang ada pada sistem lama pengelolaan

data pemasangan digiconnect. Pertama – tama admin akan menginput data

pelanggan digiconnect yang di simpan ke dalam Microsoft Excel di komputer, lalu

setelah itu admin akan memberitahu kepada teknisi bahwa ada pelanggan yang

akan memasang layanan digiconnect. Selanjutnya admin memproses laporan

tersebut dan rekapitulasi laporan di berikan kepada manajer dalam bentuk

Microsoft Excel.

3.4 Domain Permasalahan

Untuk melakukan peningkatan (improvement) terlebih dahulu perlu

adanya pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan-permasalahan

yang dihadapi pada proses yang selama ini digunakan.. Berikut ini adalah

analisa data, processes, dan interface yang dilakukan terhadap sistem yang

lama :

1. Data

Data tersebar dan belum terintegrasi. Pengolahan data layanan memang

sudah terkomputerisasi dengan menggunakan Microsoft Excel. Tapi

dengan hanya mengandalkan penyimpanan berupa file excel tersebut

dapat menimbulkan resiko yang besar seperti file tidak sengaja terhapus

atau file rusak (corrupt). Untuk menghindari resiko tersebut ada baiknya

dibuat sistem pengarsipan terpadu yang mempunyai database agar dapat

menyimpan data dengan lebih baik dan aman.

2. Proses

Oleh karena data-data layanan disimpan secara tersebar pada folder


yang dimiliki oleh staf pegawai, dalam proses pengumpulan data

terkadang terjadi hambatan dalam pencarian file yang diinginkan

dikarenakan data yang disimpan belum terintegrasi dengan baik

sehingga memungkinkan terjadinya penyimpanan berulang dalam data

(redudansi data) dan keamanan data tidak terjamin.

3. Interfaces

Interface (antarmuka) merupakan mekanisme atau jembatan anatara

pemakai (user) dan sistem. Karena pengolahan data ini menggunakan

Microsoft Excel, interface berupa tampilan di Microsoft Excel yang

terdiri dari banyak kolom dan terkadang membingungkan staf pegawai

untuk mengumpulkan atau mencari data-data untuk keperluan tertentu.

3.5 Analisis Permasalahan

Tahapan selanjutnya dalam mempelajari dan menganalisa proses

yang sedang berjalan dengan melakukan analyze problem and

opportunities. Untuk menganalisa permasalahan, digunakan cause and

effect analysis sehingga diperoleh inti dari permasalahan sesungguhnya

serta solusi yang diharapkan pada masing-masing permasalahan yang ada.

Berikut kekurangan dari sistem lama :

1. Proses pencatatan data pemasangan digiconnect yang kurang

efisien dikarenakan laporan tersebut diinput satu persatu oleh admin ke

dalam Microsoft Excel menyebabkan data tidak tersimpan dan sering

terjadi human error. Terlihat pada Gambar 3.2 Ishikawa Diagram

untuk permasalahan : Proses pencatatan data pemasangan digiconnect

yang kurang efisien.


Gambar 3.2 Ishikawa Diagram proses pencatatan data yang kurang

efisien.

2. Tidak ada notifikasi status aktivasi pada laporan terkait

calon pelanggan yang akan memasang layanan digiconnect apakah

sudah terpasang atau belum yang membuat manajer harus bertanya

terlebih dahulu pada admin maupun teknisi yang bertugas untuk

memasang layanan.

Gambar 3.3 Ishikawa Diagram tidak ada notifikasi status aktivasi.

3. Lambatnya proses eksekusi pemasangan layanan


digiconnect pada pelanggan karena apabila terdapat permasalahan

dalam pemasangan, teknisi harus melaporkan dahulu masalah

tersebut secara manual kepada admin, dan kemudian admin

mencari solusi atas masalah yang ada dengan cara memberitahu

teknisi lain atau manajer.

Gambar 3.4 Ishikawa Diagram lamanya proses eksekusi

pemasangan layanan digiconnect.

3.6 Cause - Effect Analysis & System Improvement Objective

Setelah memahami ruang lingkup (scope), permasalahan

(problem), dan peluang (opportunity) dari sistem yang sedang berjalan,

maka dapat dilakukan suatu perbaikan untuk sistem yang sedang berjalan

tersebut.

Table 3.1 Cause - Effect Analysis & System Improvement Objective

CAUSE AND EFFECT ANALYSIS SYSTEM IMPROVEMENT OBJECTIVES

Problem or Causes and Effects System Objectives System Constraint

Opportunity

1. Proses 1. Pencatatan data 1. Meningkatkan 1. Sistem baru yang

pencatatan pemasangan efisiensi sistem dikembangkan

data digiconnect pencatatan data harus tetap sesuai

pemasangan dilakukan secara pemasangan dengan kebijakan

digiconnect manual. digiconnect yang berlaku di

yang kurang 2. Data disimpan 2. Meminimalisir PT. Telkom

efisien. dalam bentuk faktor human error Indoesia Witel

berkas. yang dapat terjadi. Sumsel


3. Sistem belum 3. Mengurangi jumlah 2. Pengembangan
sistem yang baru
terintegrasi. penggunaan data
harus tetap
4. Kemungkinan berbentuk hardcopy
memudahkan
terjadinya atau paperless. pengguna
sehingga
human error.
pengguna sistem
5. Belum adanya
tidak
data yang membutuhkan
waktu yang lama
terhubung ke
untuk beradaptasi
database.
dengan sistem
yang baru.

2. Tidak ada 1. Pencatatan data 1. Memudahkan dalam 1. Sistem yang baru bisa
mempermudah
notifikasi status aktivasi melihat layanan
karyawan untuk
status aktivasi. dilakukan secara yang sudah mengecek daftar data
manual. terpasang maupun pemasangan
digiconnect yang
2. Data disimpan yang belum
sudah maupun belum
dalam bentuk terpasang. dipasang.
berkas. 2. Mempercepat

3. Sistem belum proses pembuatan

terintegrasi. laporan tanpa harus

4. Kemungkinan merekapitulasi

terjadinya secara manual.

human error.

5. Belum adanya
data yang

terhubung ke

database.

3. Lambatnya 1. Pelaporan status 1. Meningkatkan 1. Sistem yang baru

proses permasalahan efisiensi waktu akan membantu

eksekusi dilakukan secara dalam mempercepat kerja

pemasangan manual. mengeksekusi karyawan dalam

layanan 2. Data disimpan pemasangan melayani pelanggan.

digiconnect dalam bentuk layanan.

pada berkas.

pelanggan. 3. Sistem belum

terintegrasi.

4. Kemungkinan

terjadinya

human error.

5. Belum adanya

data yang

terhubung ke

database.

Anda mungkin juga menyukai